“Kak Tirta, Owen benar-benar kuat dan punya cara melindungi diri yang luar biasa. Kalau bertemu dengannya kelak, sebaiknya kamu lebih hati-hati,” ujar Rusli untuk diam-diam memberi peringatan kepada Tirta, tetapi tidak mengungkapkan kekuatan Owen yang sebenarnya.“Cih! Dia cuma menang di kecepatan saja. Itu pun nggak ada apa-apanya!” cibir Max. Saat melawan Owen tadi, dia sudah menyaksikan kecepatan Owen yang tiba-tiba meningkat secara signifikan dan hampir mencapai kecepatan Semi Alam Tigana. Jadi, dia pun merasa ini adalah cara melindungi diri Owen yang dimaksud Rusli.Namun, basis kultivasi Owen baru mencapai tahap akhir Alam Augana. Meskipun dapat meningkatkan kecepatannya hingga Semi Alam Tigana untuk waktu singkat, itu juga tidak berguna. Keluarga Pangadi memiliki banyak ahli Semi Alam Tigana dan Alam Tigana. Bahkan hanya salah satu dari mereka juga mampu menghabisi Owen dengan mudah. Baginya, Owen bukanlah apa-apa di hadapan Keluarga Pangadi. Oleh karena itu, dia sama sekali tid
“Ide bagus!” seru Tirta sambil memukul meja dengan gembira. Dengan pengalamannya, dia tentu saja tahu betapa besar nilai Grup Ora. Jika bisa mendapatkan Grup Ora, Keluarga Pangadi pasti bisa menguasai seluruh Tonham Barat. Ini adalah impian terbesar Tirta selama ini. Mengenai hal melanggar peraturan, dia tidak peduli reputasinya tercoreng selama bisa menguasai seluruh Tonham Barat.Melihat Tirta dan Max yang tiba-tiba mengincar Grup Ora, Rusli pun hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya mengurungkan niatnya. Sebelumnya, dia juga pernah memiliki pemikiran yang sama dengan mereka. Alhasil, selain gagal merebut Grup Ora, Keluarga Yukari malah hancur dan dia juga berhasil dikalahkan Owen. Sekarang, Tirta dan Max ternyata juga menapaki jejak yang sama dengannya dulu. Itu setara saja dengan menggali lubang kubur sendiri. Namun, setelah ragu sejenak, Rusli akhirnya tidak mencegah Tirta dan Max. Bagaimanapun juga, dia memang ingin memanfaatkan kekuatan Tirta untuk menghadapi Owen dan Kelua
Begitu mendengar pengaturan Tirta, Rusli pun mencibir dalam hati, ‘Seorang petarung Alam Tigana dan dua petarung Semi Alam Tigana? Apa gunanya!’Rusli tahu jelas kemampuan Owen. Bahkan Tirta juga belum tentu mampu melukai Owen meskipun turun tangan sendiri, apalagi hanya pasukan selemah itu. Jadi, Tirta tidak mungkin mampu menangkap Owen.Namun, Rusli tidak memperingati atau menghalangi Tirta, juga tidak memberi tahu Tirta mengenai kemampuan Owen yang sebenarnya. Jika mengetahui kemampuan mengerikan Owen, mungkin saja Tirta akan mengurungkan niatnya untuk menghadapi Owen. Itu tidak akan menguntungkannya.Daripada begitu, lebih baik Rusli membiarkan Tirta dirugikan oleh Owen. Setelah dendam kedua belah pihak makin mendalam, sudah terlambat meskipun Tirta berubah pikiran. Pada saat itu, dia bisa beraliansi dengan Tirta dan Keluarga Pangadi untuk menghadapi Owen bersama. Dengan begitu, mungkin saja Owen bisa dikalahkan.“Max, waktunya sudah larut dan kamu juga terluka. Cepat istirahat san
“Ayah, awalnya aku mau beli bunga lima warna itu untukmu. Tapi, Owen juga ingin membelinya dan bahkan menawar setinggi 10 triliun. Kita harus dapatkan bunga lima warna itu sebelum dia ...,” tambah Max. Kemudian, dia juga menceritakan secara singkat mengenai insiden dia dan Owen yang berebut untuk membeli bunga lima warna.“Emm, aku mengerti. Besok, aku akan pergi ke kediaman Keluarga Wulianto dan berdiskusi dengan Wahab! Aku yakin dia pasti akan membuat keputusan yang bijak,” ujar Tirta dengan yakin. Bunga lima warna bukan hanya bisa memperdalam kekuatannya, juga bisa meningkatkan peluangnya untuk menerobos mencapai tahap puncak Alam Tigana. Jadi, dia harus mendapatkan bunga lima warna.Meskipun Owen kaya dan bersedia membeli bunga lima warna dengan harga 10 triliun, Owen tetap hanyalah seorang pendatang dari luar kota yang tidak memiliki fondasi atau pengaruh apa pun. Asalkan Tirta menggertak Keluarga Wulianto, Wahab pasti akan menjual bunga lima warna itu kepadanya. Jadi, dia tidak m
Keesokan harinya, di sebuah hotel bintang 5.Owen sengaja bangun pagi-pagi karena masih memikirkan tentang bunga lima warna. Semalam, Spencer sudah berjanji akan membawanya pergi menemui Wahab. Jadi, dia pun melaju ke vila Spencer sesuai janji.Setelah memarkirkan mobilnya di luar vila, Owen pun berjalan masuk ke vila.“Bau apa ini?” Baru saja Owen tiba di gerbang, tercium bau darah yang samar. Firasat buruk mulai melanda hatinya dan dia buru-buru berlari masuk ke vila.Keadaan di dalam vila sangat berantakan dengan tanda pertarungan di mana-mana. Di tengah halaman, ada 5-6 pengawal Keluarga Wulianto yang tergeletak di atas genangan darah. Darah di sekitar mereka sudah kering dan keadaan mereka terlihat sangat mengenaskan.“A ... ada apa ini?” seru Owen dengan terkejut. Kemudian, dia buru-buru menghampiri mereka dan memeriksa napas serta nadi mereka. Alhasil, mereka semua sudah tewas.“Sial! Kenapa jadi begini .... Apa ada orang yang mengincar bunga lima warna, lalu menyelinap kemari
“Pelakunya benar-benar kejam dan nggak bisa diampuni!” seru Owen dengan marah.Owen tahu bahwa orang yang lemah akan selalu menjadi mangsa. Namun, merampas barang orang dan tindak pembunuhan adalah hal yang berbeda. Jika pelakunya hanya merampas bunga lima warna, Owen masih tidak akan begitu marah. Masalahnya, pelaku itu juga tega membunuh orang tak berdosa. Hal ini benar-benar tidak bisa diampuni.Tindakan ini tidak ada bedanya dengan tindak kejahatan yang dilakukan para penjahat dalam Daftar Hitam. Sebagai salah satu anggota Organisasi Dragmar, Owen tentu saja harus menegakkan keadilan. Apalagi, hal ini juga berkaitan dengan bunga lima warna. Intinya, Owen tidak mungkin membiarkan pelakunya tetap bebas berkeliaran di luar setelah melakukan tindak kejahatan sekejam ini.Begitu memikirkan hal ini, Owen menahan amarahnya, lalu berjongkok di samping Spencer untuk memeriksa lukanya. Dia ingin melihat apakah ada petunjuk yang ditinggalkan pelaku atau tidak.“Eh? Ini sepertinya adalah sebua
“A ... ada apa ini?”Begitu melihat mayat pengawal Keluarga Wulianto yang tergeletak di depan halaman, Wahab dan yang lain pun tercengang.Semalam, Spencer sudah melaporkan tentang Owen yang ingin menggunakan 3 butir pil kusuma untuk menukarnya dengan bunga lima warna kepada Wahab dan Yakob, ayahnya. Selain itu, Spencer juga mengatakan bahwa dia akan membawa Owen pergi menemui mereka hari ini.Berhubung pil kusuma dapat membantu petarung Semi Alam Tigana menerobos mencapai Alam Tigana, hal itu sangat bermanfaat bagi keluarga besar kelas menengah seperti Keluarga Wulianto. Wahab pun tidak sabar untuk bertemu Owen dan menyaksikan sendiri apakah pil kusuma benar-benar sehebat itu. Oleh karena itu, Wahab dan Yakob sudah sengaja menunggu kedatangan Spencer dan Owen di rumah dari pagi. Namun, setelah menunggu begitu lama, orang-orang yang mereka tunggu masih belum tiba. Selain itu, ponsel Spencer juga tidak bisa dihubungi. Jadi, mereka pun merasa agak panik dan langsung datang ke vila Spenc
“Nak, siapa kamu? Berhubung kamu bilang bukan kamu pelakunya, kenapa cucuku bisa meninggal dan kenapa kamu ada di sini?” tanya Wahab sambil menekan amarah dan kesedihannya. Dia menatap Owen dengan tatapan tajam, juga mengamati ekspresi Owen untuk menilai apakah Owen berbohong atau tidak.“Kamu Pak Wahab, kakeknya Pak Spencer, ‘kan? Aku ini Gustari. Semalam, Pak Spencer sudah berjanji akan membawaku menemui kalian. Aku datang untuk memenuhi janji itu,” jelas Owen dengan singkat.“Ternyata kamu itu Pak Gustari dari Grup Ora! Kalau bukan kamu pelakunya, siapa pelakunya?” tanya Wahab dengan tatapan membara.Wahab tahu mengenai perjanjian itu. Setelah mengetahui orang di hadapannya adalah Gustari, dia pun mulai memercayai ucapan Owen. Namun, berhubung hanya ada Owen sendiri di lokasi kejadian, dia juga tidak bisa hanya percaya pada kata-kata sepihak Owen. Sebelum menyelidiki dengan jelas siapa sebenarnya pembunuhnya, Owen tetap adalah tersangka utama.“Nggak tahu. Begitu aku tiba tadi, Pak