"Angelina, kamu sepertinya salah," kata Owen dengan raut wajah yang bimbang.Setelah bergaul dan bekerja sama dengan Leo selama beberapa hari ini, Owen masih lebih memercayai Leo. Namun, setelah mengingat masalah tanda tangan dan pernah memberikannya kepada Leo untuk diperiksa, Owen tiba-tiba menjadi tidak yakin lagi. Bagaimanapun, memang agak mencurigakan bahwa Leo yang memiliki kecakapan tidak dapat menemukan masalah dalam dokumen tersebut."Bu Angelina, masalah ini nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak bersalah," bantah Leo.Leo tidak pernah menyangka bahwa Angelina akan menudingnya. Jadi, dia tampak agak panik dan telapak tangannya berkeringat dingin saking gugupnya."Bersalah atau nggak, hanya kamu sendiri yang tahu dengan jelas!" sindir Angelina.Setelah itu, dia berkata sambil tersenyum dingin, "Sebagai penanggung jawab atas lini produksi, nggak mungkin kamu nggak sadar kalau terjadi masalah besar dalam proses produksi. Sama halnya dengan kalau ada orang yang ingin menjebak
"Tapi, bagaimana denganmu? Ke mana hati nuranimu?" tanya Angelina. Makin dia banyak bicara, makin kesal pula dia. Dia merasa bahwa Owen telah mendapat perlakuan yang tidak adil."Apa? Dia memujiku dan juga mau berbagi kontribusi denganku? Ini … Ini nggak mungkin!" seru Leo. Dia yang sangat terkejut hanya bisa terpaku di tempat."Nggak ada yang nggak mungkin! Kalau kamu nggak percaya, tanya saja pada Bu Theresa!" ujar Angelina dengan ketus. Theresa pun mengangguk dan berkata, "Apa yang dikatakan Bu Angelina benar!""Waktu itu, Angelina dan Owen memang memujimu dan mengatakan kalau kemampuanmu cukup baik. Aku juga mempertimbangkan untuk menempatkanmu di posisi kepala pabrik cabang karena Pak Rio akan pensiun bulan depan. Mengenai masalah Owen yang ingin memberimu setengah dari dividen, itu juga benar. Tapi, dividen perusahaan bukanlah hal yang sepele dan waktu itu aku nggak menyetujuinya," jelas Theresa."Ini …." Leo seketika termangu. Dulu, dia mengira bahwa Owen telah mengambil semua
Wajah Galih terlihat takut bukan main dan pikirannya sudah tidak karuan.Di sisi lain, ekspresi Darius dan Reynold berubah drastis begitu mendengar pengakuan Galih. Hati keduanya pun menjadi sangat gelisah. Mereka tidak habis pikir, situasi barusan jelas-jelas sangat baik bagi mereka. Namun, Leo berkhianat sehingga situasinya mendadak berubah. Lebih buruknya lagi, riwayat mereka berdua akan tamat jika Galih menyebut nama mereka berdua."Katakan! Siapa yang memerintahkanmu?" tanya Theresa. Dia tidak menyangka bahwa masih ada pelaku lain di belakang Galih. Hal ini membuat hatinya makin marah."Itu …." Galih mengalihkan pandangannya ke arah Darius dan Reynold. Namun, saat melihat tatapan mematikan dari keduanya, dia pun enggan mengungkapkan kebenarannya dan tidak melanjutkan perkataannya."Cepat katakan! Siapa dalang di balik ini semua! Kalau kamu nggak mau mengaku, aku akan menyerahkanmu ke polisi untuk diselidiki dan menuntutmu atas dugaan kejahatan ekonomi!" hardik Theresa dengan sanga
Reynold memelototi Owen dengan penuh dendam dan kebencian. “Dasar orang gila! Dari dulu sudah kubilang, Owen itu bukan pacarku. Aku dan dia nggak ada hubungan spesial apa pun. Kamu sendiri yang asal tebak!” sahut Angel dengan ketus.“Nggak mungkin! Waktu itu, kamu yang merekrut dia masuk ke perusahaan. Demi dia, kamu bahkan menggulingkan Pak Thomas. Kalau dia bukan pacarmu, lalu dia itu siapa? Kamu kira aku ini anak kecil yang mudah dibohongi?” balas Reynold sambil tertawa meledek.“Sembarangan! Siapa bilang aku yang merekrut dia? Siapa bilang aku menggulingkan Pak Thomas? Aku beri tahu ya, Theresa yang melakukan semua ini dan aku nggak ada hubungannya sama sekali. Aku hanya menjadi kambing hitam demi dia,” ungkap Angel dengan marah sambil tertawa sinis. Beban yang dipendamnya selama ini akhirnya meledak. Menjadi kambing hitam demi orang lain bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terlebih lagi, tersebar gosip bahwa Owen adalah pacarnya. Gosip yang ditambah dengan bumbu-bumbu itu dapat m
"Reynold, Galih, Leo, kalian bertiga bekerja sama untuk mencelakai Owen kali ini. Hal ini membuat perusahaan menderita kerugian yang besar. Ini benar-benar perbuatan yang sangat keji! Mulai sekarang, kalian bertiga sudah dipecat. Aku harap kalian bisa mengintrospeksi diri!" ujar Theresa dengan dingin.Mengingat Reynold dan yang lainnya telah bekerja untuk perusahaan selama bertahun-tahun, mereka juga telah bekerja keras meski tidak memiliki jasa apa pun. Theresa hanya memecat mereka sebagai hukuman dan tidak berniat untuk meminta tanggung jawab secara hukum kepada mereka bertiga.Bisa dibilang, ini sudah kebaikan terbesar yang bisa diberikan oleh Theresa!"Terima kasih, Bu Theresa." Reynold dan dua orang lainnya berterima kasih, lalu berdiri dengan ekspresi yang sedih dan hendak pergi."Bu Theresa, tunggu sebentar," ujar Owen dengan suara berat, lalu dia melangkah maju."Ada apa?" Theresa menatap Owen dengan ekspresi kebingungan."Bu Theresa, berbuat kesalahan adalah kekurangan manusia
Owen dan Angelina juga ikut keluar dan mengikutinya di belakang.Saat menatap sosok Owen dan dua orang lainnya yang perlahan menjauh, Darius mengepalkan kedua tangannya dengan erat dan raut wajahnya menjadi sangat suram.Kali ini, dia sudah berupaya sebaik mungkin untuk menjebak Owen. Akan tetapi, pada akhirnya semua yang dia lakukan malah sia-sia saja!Meskipun akhirnya dia berhasil lolos, Darius tahu bahwa Theresa sudah mulai mencurigainya.Theresa tidak mempermalukannya dan tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut lagi karena Darius telah melakukan banyak kontribusi untuk perusahaan selama dua tahun ini. Ditambah lagi, kakeknya juga merupakan pemegang saham Grup Lestari.Darius mengumpat dan merasa sangat tidak terima, tetapi dia juga tidak berdaya.Dia tahu bahwa lirikan mata Theresa barusan itu merupakan peringatan untuknya. Jika kelak Darius masih berani mencari masalah dengan Owen, dia mungkin tidak akan seberuntung kali ini lagi....Setelah rapat selesai, Owen segera pergi
"Owen, kebetulan kita bertemu di sini. Ayo, kita masuk sama-sama," ujar Xander sambil tertawa."Nggak lagi, aku masih ada urusan. Aku nggak ikut lagi," jawab Owen sambil menggelengkan kepala. Owen adalah anak yatim piatu sejak kecil. Saat itu, dia mendapat kesempatan untuk berkuliah sambil bekerja. Karena kondisi keluarganya sangat buruk, dia selalu diremehkan dan dihina oleh banyak teman sekelasnya. Bahkan, sangat sedikit orang yang bersedia untuk berteman dengannya.Ditambah lagi, sifat Owen yang juga relatif rendah hati dan sederhana. Saat di sekolah, dia hampir tidak memiliki rasa kehadiran.Sebaliknya, kondisi Xander berbanding terbalik dengannya. Xander merupakan anak orang kaya, memiliki latar belakang keluarga yang relatif bagus, dan asetnya mencapai sekitar 20 miliar.Kala itu, Xander merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh di dalam kelas dan sangat disukai oleh banyak wanita.Owen dan Xander memang bukan orang dari level yang sama sehingga mereka seharusnya tidak
Dulu, Xander adalah tokoh terkemuka dan sangat populer di kelas mereka. Ada banyak murid wanita yang menganggapnya sebagai pria idaman mereka. Setelah memasuki masyarakat, semua orang baru memahami pentingnya uang.Xander tidak termasuk sangat kaya, tetapi masih berasal dari keluarga yang lumayan berada dan jauh lebih kaya dari mereka. Jadi, mereka tentu saja lebih memperhatikan Xander.“Oh, aku dan Stevan kebetulan ketemu Owen di jalan. Kami ngobrol bentar, jadinya sedikit telat,” jawab Xander sambil tersenyum tipis. Ditambah dengan wajahnya yang tampan, dia terlihat sangat memesona.“Owen?” Semua orang pun tercengang. Mereka baru menyadari bahwa orang di belakang Xander dan Stevan adalah Owen. Setelah itu, mata mereka pun dipenuhi penghinaan dan ejekan. Hanya Marisa yang menyapa Owen sambil tersenyum cerah, “Owen, lama nggak jumpa, ya!”“Benar, sudah tiga tahunan juga ...,” sahut Owen sambil diam-diam berdesah dalam hati. Dia bisa merasakan tatapan menghina semua orang. Awalnya, dia