“Pak Cakra, yang kubilang itu benar ....” Morgan tidak menyangka Cakra menolak untuk percaya bahwa Ricky telah diselamatkan. Dia pun hendak menjelaskannya.Namun, sebelum sempat berbicara, Cakra sudah membentak dengan marah, “Morgan, sebaiknya kamu cepat menyingkir! Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!”Kemudian, Cakra langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang luar biasa besar. Sangat jelas bahwa dia hendak langsung membunuh Owen dengan satu serangannya ini agar bisa membalaskan dendam Ricky. Apabila Morgan berani menghalanginya lagi, dia juga akan menghukum Morgan.“Pak Cakra, jangan marah dulu ....” Dirga merasa terkejut dan khawatir Cakra akan melukai Morgan serta Owen. Dia pun buru-buru mengisyaratkan Harkim dan dua petarung Alam Tigana lainnya untuk menghentikan Cakra.“Pak Cakra, maaf!” Kelompok Harkim segera mengerti maksud Dirga, lalu menyerang ke arah Cakra dengan cepat agar bisa menghentikan serangan Cakra.“Huh! Ini pilihan Keluarga Lisano ya!” seru C
“Mu ... mustahil!” Di sisi lain, Frendy langsung mematung saking terkejutnya. Awalnya, dia mengira Ricky pasti sudah mati. Tak disangka, Ricky malah berhasil dibangkitkan dari kematian. Bukankah ini sangat tidak bisa dipercaya?Orang yang terkejut bukan hanya Frendy, tetapi juga Samuel, Anton, dan yang lain. Tadi, Keluarga Husin akan segera bertarung dengan Keluarga Lisano sehingga Keluarga Stewart serta Keluarga Midani bisa mendapatkan keuntungan. Namun, Ricky yang sudah “mati keracunan” malah tiba-tiba hidup kembali di saat-saat penting dan merusak rencana bagus mereka. Secercah harapan yang baru timbul dalam hati mereka pun sirna dengan begitu saja.“Kak, ternyata yang dibilang Morgan sebelumnya benar! Kamu benar-benar berhasil diselamatkan!” seru Yulita dengan gembira setelah melihat Ricky baik-baik saja. Kemudian, dia buru-buru memimpin sekelompok ahli Keluarga Husin untuk berjalan mendekati Ricky dan Cakra.Hanya Frendy seorang yang masih diam di tempat. Namun, begitu melihat Yu
Syut! Morgan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejar Frendy, lalu mengangkatnya dari lantai. Selanjutnya, dia membawa Frendy ke hadapan Cakra dan Ricky sebelum melemparnya ke lantai.“Ricky, aku sudah bantu kamu menangkap bajingan licik ini. Kamu hukum saja dia semaumu!” kata Morgan.“Oke ...,” jawab Ricky dengan lega.“Ricky, a ... ada apa ini sebenarnya?” tanya Cakra dengan bingung.“Kakek, sebenarnya, Frendy yang sudah mencelakaiku dengan jarum beracun .... Untungnya, keterampilan medis Pak Owen sangat tinggi dan dia bisa membantuku menawarkan racunnya ...,” jawab Ricky dengan marah. Sebelum meninggalkan kamar, Morgan sengaja menyuruh dua pengawal Keluarga Lisano untuk menjaga Ricky yang masih tidak sadarkan diri. Begitu sadar, kedua pengawal itu langsung memberi tahu Ricky mengenai seluruh kejadiannya, termasuk Owen yang dituduh mencelakainya dan bersusah payah menawarkan racun di dalam tubuhnya.Oleh karena itu, Ricky segera menyuruh kedua pengawal Keluarga Lisano untuk memapa
“Aku ....” Yulita pun tidak bisa membantah. Apa yang dikatakan Ricky memang benar. Apabila Frendy memang pelakunya, kali ini Yulita bukan hanya telah menuduh Owen, tetapi juga hampir mencelakai Ricky secara tidak langsung. Dengan begitu, dosanya juga akan sangat besar.“Gawat ....” Begitu kebenaran masalah ini terungkap, Frendy langsung memucat karena tahu dirinya sudah tidak mungkin diampuni. Kemudian, dia buru-buru bangkit dari lantai dan berlutut di hadapan Cakra.“Kakek, aku sudah menyadari kesalahanku. Tapi, aku bukan sengaja mau mencelakai Kak Ricky .... Berhubung Kak Ricky baik-baik saja, aku mohon, ampunilah aku sekali ini ...,” ujar Frendy sambil bersujud. Sikapnya terlihat sangat tulus. Berhubung dirinya adalah menantu Keluarga Husin dan Ricky juga berhasil diselamatkan, Frendy merasa Cakra mungkin akan memaafkannya asalkan dia meminta maaf dengan tulus.“Mengampunimu? Apa kamu rasa itu mungkin? Frendy, Ricky itu kakak iparmu. Tapi, kamu malah tega melakukan hal sekejam ini
“Aku tahu .... Tapi, Frendy itu suamiku. Kalau kamu membunuhnya, bagaimana aku bisa melanjutkan hidupku kelak ...,” ujar Yulita sambil meneteskan air mata.“Yulita, dengarlah nasihat Kakak. Orang selicik dan sejahat Frendy sama sekali nggak pantas mendampingimu. Kali ini, dia sudah berani meracuniku. Kelak, mungkin saja dia juga akan meracunimu dan bahkan seluruh anggota Keluarga Husin demi keuntungannya sendiri! Dengan kekuasaan Keluarga Husin dan kelebihanmu, kamu masih bisa mencari suami baru. Jadi, kamu nggak usah menangis atau merasa sedih gara-gara dia. Dia nggak layak menerimanya!” hibur Ricky dengan suara lemah.“Apa yang dibilang kakakmu benar. Mengampuni orang sejahat dia hanya akan membawakan bencana bagi kita sendiri. Baik demi masa depanmu atau Keluarga Husin, aku harus membunuh sampah masyarakat ini!” kata Cakra dengan tegas. Ekspresinya dipenuhi dengan aura membunuh yang kental.“Tapi ....” Yulita masih tidak bersedia menyerah.Namun, sebelum Yulita sempat berbicara, Cak
“Sialan! Ternyata ini semua ulah kamu dan Keluarga Stewart!” seru Cakra dengan marah sambil mengalihkan pandangannya ke arah kelompok Austin.“Ini ....” Austin pun tercengang. Dia tidak menyangka Frendy akan membeberkan semua ini padahal Frendy sudah berada di ambang kematian. Untuk sesaat, dia pun merasa sangat kewalahan.Kali ini, Austin hanya memerintahkan Frendy untuk mengincar Theresa dan Rosa, bukan menyuruhnya untuk mencelakai Ricky. Namun, Frendy malah melemparkan semua tanggung jawab masalah ini padanya. Dari hal ini, dia tentu saja tahu bahwa Frendy ingin mencelakainya. Jadi, dia pun tidak berhenti memaki Frendy dalam hati.“Pak Cakra, ini semua tindakan Frendy sendiri dan nggak ada kaitannya denganku ataupun Keluarga Stewart. Dia jelas sudah kehabisan jalan keluar sehingga sembarangan memfitnah orang!” bantah Austin dengan terburu-buru.Berhubung Frendy tidak memiliki bukti, Austin tentu saja tidak akan mengakui hal ini. Jika tidak, Keluarga Husin pasti akan menyalahkannya a
“Pak Cakra, Dirga, apa maksud kalian?” tanya Samuel dengan ekspresi tidak senang.“Menurutmu? Kali ini, Austin sudah menghasut Frendy berbuat jahat hingga Ricky hampir celaka. Hari ini, Keluarga Stewart harus memberiku pertanggungjawaban yang memuaskan! Kalau nggak, jangan harap kalian bisa meninggalkan tempat ini dengan selamat!” jawab Cakra dengan dingin dan tegas.“Apa yang dikatakan Pak Cakra benar. Samuel, kalian sudah berulang kali menindas Owen yang merupakan seorang junior dengan mengandalkan kekuasaan kalian. Tindakan kalian itu sangat nggak bermoral! Hari ini, sudah saatnya kita menyelesaikan masalah ini dengan baik,” ujar Dirga sambil tersenyum sinis.Dirga tahu bahwa Grup Stewart dan Grup Ratu Kosmetik adalah saingan bisnis. Selain itu, Keluarga Stewart sudah berulang kali menyerang Owen dengan tujuan untuk menjatuhkan Grup Ratu Kosmetik. Sebagai salah satu pemegang saham Grup Ratu Kosmetik dan ditambah dengan jasa Owen terhadap Keluarga Lisano, dia tentu saja tidak akan me
“Samuel, ada apa ini sebenarnya?” tanya Robert setelah melihat Cakra, Dirga, dan yang lainnya menunjukkan sikap tidak bersahabat.Sebelum membawa para ahli Keluarga Stewart untuk datang ke kediaman Keluarga Senjaya, Samuel telah memberi tahu Robert mengenai masalah Owen. Begitu mengetahui Owen adalah direktur utama Grup Ratu Kosmetik dan Grup Ora, Robert pun segera tersadar. Apabila bisa menghabisi Owen, Keluarga Stewart bukan hanya akan menjatuhkan saingan bisnis terbesar mereka, tetapi juga mungkin merebut Grup Ora dari tangan Owen.Robert tentu saja tahu mengenai nilai dan pengaruh Grup Ora. Jadi, dia juga sangat tertarik untuk mendapatkan Grup Ora sama seperti Samuel dan Austin. Hanya saja, Owen yang memiliki dukungan Keluarga Lisano memang membuat masalahnya menjadi agak rumit. Sebab, Keluarga Stewart tidak bisa menghabisi Owen dengan semudah itu.Oleh karena itu, Robert terlebih dahulu menyuruh Samuel memimpin beberapa ahli Keluarga Stewart untuk datang menghadapi Owen. Sementara