“Kalau ada hal bagus, tentu saja aku harus berbagi dengan Keluarga Senjaya,” jawab Owen sambil tersenyum bangga.Owen tahu jelas bahwa Adrian sangat tidak menyukai dirinya dan bahkan hendak memisahkannya dengan Theresa gara-gara masalah Yura. Namun, Adrian tetap adalah kerabat Theresa. Dia tidak mungkin bermusuhan dengan Adrian karena masalah ini. Jika bisa, dia ingin mendapatkan restu dari Adrian dengan mengandalkan usahanya sendiri.“Owen, kamu benar-benar baik banget!” kata Theresa dengan penuh haru.Meskipun tidak peduli pada pemikiran Adrian terhadap Owen, Theresa merasa sangat serbasalah karena Adrian berulang kali ingin memisahkannya dengan Owen. Jadi, akan sangat bagus apabila hubungan mereka bisa mendapatkan restu dari Adrian.“Theresa, kamu istirahat saja di rumah. Aku pergi ke kediaman Keluarga Lisano dulu,” kata Owen. Kemudian, dia pun bangkit dan hendak meninggalkan rumah.“Owen, aku dan Kak Rosa nggak punya kerjaan kok. Sebaiknya kami temani kamu pergi ke sana deh,” ujar
“Kak Owen, buat apa kamu datang kemari?” Saat melihat Owen dan Morgan yang berjalan masuk, Maggie pun buru-buru meletakkan pot penyiram bunga di tangannya dan menyambut mereka dengan bersemangat.“Oh, aku datang untuk memeriksa keadaanmu,” jawab Owen sambil tersenyum.Selain memeriksa Maggie, Owen juga berencana mengundang Keluarga Lisano untuk berinvestasi pada Grup Ratu Kosmetik. Namun, berhubung masalah itu tidak mendesak, dia akan mendiskusikannya dengan Dirga setelah memeriksa Maggie.“Emm, terima kasih,” ucap Maggie sambil tersenyum manis dan penuh haru.Beberapa hari terakhir adalah hari-hari yang paling bahagia dalam hidup Maggie. Selain merasa berterima kasih pada Owen, dia juga merasakan semacam keakraban yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata terhadap Owen.Setelah berbasa-basi sejenak, Maggie, Owen, dan Morgan berjalan masuk ke ruang tamu.Pada saat ini, Dirga telah mendapatkan kabar mengenai Owen yang datang untuk memeriksa Maggie. Dia pun segera pergi ke ruang ta
Syut! Tepat pada saat ini, sebuah sosok berwarna hitam tiba-tiba memelesat masuk dan menyerang ke arah Dirga dengan tinjunya yang berkekuatan besar.“Siapa kamu? Cari mati ya?” seru Dirga dengan tatapan yang dingin. Dia sudah mempersiapkan diri dan langsung menyambut serangan itu dengan kekuatannya yang mengerikan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, tubuh Dirga goyah sejenak dan dia tanpa sadar melangkah mundur selangkah. Sementara itu, sosok hitam tadi berguling di udara sekali sebelum mendarat di lantai dengan ringan. Jika dilihat dari hasil serangan tadi, sangat jelas bahwa kedua belah pihak memiliki kekuatan yang setara.“Semi Alam Tigana!” seru Dirga dengan terkejut.Alam Tigana adalah tingkatan setelah Alam Augana. Praktisi seni bela bela diri terhebat di Tonham Selatan adalah petarung Alam Tigana yang tak terkalahkan.Saat ini, basis kultivasi Dirga sudah melampaui tahap puncak Alam Augana dan mencapai Semi Alam Tigana. Berhubung lawannya itu mampu menahan seranga
“Sial!” Saat merasakan serangan berkekuatan besar Cale, Morgan langsung terkejut.Meskipun Morgan merupakan orang terhebat dari kalangan generasi muda Tonham Selatan, basis kultivasinya baru menerobos mencapai tahap menengah Alam Augana dan masih kalah jauh dari Cale yang sudah mencapai Semi Alam Tigana.Morgan tidak berani bertindak gegabah dan buru-buru melangkah mundur untuk menghindari serangan Cale. Apa daya, kekuatan dan kecepatannya masih kalah jauh dari Cale. Meskipun sudah mengerahkan seluruh tenaganya, dia masih tidak berhasil melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Cale.“Bernyali sekali kamu!” Dirga langsung murka dan muncul di hadapan Morgan dalam sekejap. Kemudian, dia melayangkan tapaknya yang mengandung kekuatan besar untuk menyambut serangan Cale itu.Cale tahu dirinya tidak akan bisa melukai Dirga. Dia segera mengubah arah serangannya dan memelesat ke arah Maggie yang berada tidak jauh dari sana agar bisa menangkapnya.“Ah!” seru Maggie dengan ketakutan. Berhubung
Pada saat yang sama.Setelah serangannya mengenai Owen, Cale tidak peduli lagi pada keadaan Owen dan lanjut mencengkeram ke arah Maggie.“Cale, mati sana!” Dirga merasa sangat murka dan segera menyerang ke arah punggung Cale dengan kekuatan yang besar. Dia berniat untuk mengalihkan perhatian Cale dari Maggie.Namun, Cale pada dasarnya adalah tokoh kejam. Dia sama sekali tidak melirik Dirga dan langsung menahan pundak Maggie, lalu berbalik dan hendak menggunakan Maggie sebagai tameng.“Kamu .... Dasar nggak tahu malu!” Dirga sangat terkejut dan buru-buru menyimpan kembali energi sejatinya. Namun, tindakannya yang mendadak ini tentu saja akan melukai dirinya sendiri. Selanjutnya, dia merasakan gejolak energi di dadanya, lalu sudut mulutnya mengeluarkan sedikit darah.“Ayah, Ibu, a ... aku takut banget ...,” isak Maggie dengan ketakutan.“Maggie ....” Begitu melihat putrinya jatuh ke tangan penjahat seperti Cale, Shandy pun hendak langsung menolong Maggie. Namun, Dirga malah menarik lenga
“Dirga, berhubung kamu takut mati, aku akan membunuh putrimu untuk membalaskan dendam adikku!” ucap Cale dengan nada membunuh yang kental.Kali ini, Cale menangkap Maggie karena hendak mencoba untuk mengancam Dirga. Berhubung Dirga tidak terjebak, dia juga malas berbicara omong kosong lagi dan hendak langsung membunuh Maggie untuk membalaskan dendam Cole.“Kalau kamu berani melukai putriku, aku pasti akan membuatmu mati mengenaskan!” seru Dirga dengan marah. Dia sangat ingin langsung menerjang ke arah Cale dan membunuhnya. Namun, dia tidak berani bertindak gegabah karena Maggie masih berada di tangan Cale.“Kamu akan segera tahu apa aku berani atau nggak! Setahun yang lalu, kamu dan anggota Keluarga Lisano sudah mencelakai adikku. Hari ini, aku akan membunuh putrimu agar kamu bisa merasakan penderitaan kehilangan keluarga!” ujar Cale dengan ekspresi dingin. Kemudian, dia mengangkat tangannya dan hendak memukul kepala Maggie.Namun, setelah melihat paras Maggie yang cantik dan terlihat
“Dirga, hari ini, aku nggak sempat menemanimu main lagi! Persiapkanlah diri untuk menguburkan jasad putrimu!” ujar Cale sambil tertawa bejat. Kemudian, dia langsung melompat dan menerjang keluar dari ruang tamu bersama Maggie.Setelah menyiksa Maggie hingga mati, Cale masih bisa mencari kesempatan untuk membunuh Dirga dan Morgan. Jadi, dia tidak perlu tergesa-gesa.“Mau kabur? Mana segampang itu!” Dirga tahu bahwa ahli Keluarga Lisano akan segera tiba. Jadi, dia tidak mungkin membiarkan Cale kabur dengan begitu saja. Selanjutnya, dia pun menyerang ke arah punggung Cale dengan kekuatan besar.“Cih!” Cale tersenyum meremehkan, lalu berbalik untuk menyambut serangan Dirga itu. Setelah itu, dia meminjam sisa kekuatan dari serangan Dirga itu untuk memelesat keluar.“Gawat!” Saat melihat Cale hendak kabur dengan membawa Maggie, Owen langsung panik. Pada saat-saat genting, dia tiba-tiba teringat tentang pil pelacak jiwa yang baru dimurnikannya beberapa hari yang lalu.Tujuan Owen memurnikan p
“Cale, kamu mau kabur setelah melakukan kejahatan di kediaman Keluarga Lisano? Kamu kira Keluarga Lisano begitu mudah ditindas? Berhubung sudah datang, serahkanlah nyawamu!” Tepat pada saat ini, terdengar suara seorang pria yang berat. Kemudian, seorang pria tua berusia sekitar 70-an tahun yang mengenakan pakaian berwarna hijau segera memelesat ke arah Cale dan menyerangnya dengan kekuatan yang sangat mengerikan.“Alam Tigana!” Saat merasakan serangan kuat dari pria tua itu, Cale langsung ketakutan dan buru-buru mengeluarkan sebuah gelang berwarna merah.“Gelang Darah Kematian, senjata magis tingkat Tigana!”Tepat pada saat ini, Dirga dan beberapa ahli Keluarga Lisano juga sudah berhasil menyusul keluar. Saat melihat gelang merah di tangan Cale, ekspresi mereka langsung berubah drastis.Gelang Darah Kematian adalah harta karun yang membuat Duo Yamurdi terkenal. Gelang itu juga merupakan senjata magis tipe penyerang yang bisa mengeluarkan serangan berkekuatan Alam Tigana. Oleh karena i
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero