Owen menyadari tatapan penuh arti Morgan. Dia pun melirik Morgan, lalu melirik Rosa dan menyadari sesuatu. Namun, dia tidak banyak berkomentar.“Pak Dirga, Tuan Morgan, kalau sudah nggak ada urusan lain, aku pamit dulu ya!” Owen menangkupkan tangannya, lalu berpamitan kepada mereka. Setelah itu, dia dan Rosa hendak meninggalkan tempat ini.“Tuan Owen, tunggu dulu!” Tepat pada saat ini, Angga yang berada di samping tiba-tiba memanggil Owen dan menghampirinya.“Pak Angga, kenapa kamu masih belum pergi?” Setelah melihat Angga, ekspresi Dirga langsung menjadi suram. Kali ini, pengobatan Angga yang asal-asalan sudah hampir mencelakai putrinya. Jika bukan karena Owen berhasil menyelamatkan putrinya tepat waktu, dia pasti tidak akan mengampuni Angga dengan segampang itu.“Pak Dirga, maaf. Kali ini, aku memang bersalah karena nggak punya kemampuan medis yang cukup tinggi untuk mengobati Nona Maggie hingga hampir mencelakainya.” Angga buru-buru memberi hormat dan meminta maaf pada Dirga dengan
“Pak Angga, berhubung kamu begitu tulus ingin mempelajari Teknik Akupunktur Tanpa Batas, aku akan mengajarkannya kepadamu,” jawab Owen dengan serius.Keterampilan medis berbeda dengan teknik bela diri. Jika teknik bela diri yang mendalam tersebar, pemiliknya akan tertimpa bencana besar. Namun, keterampilan medis bisa menyelamatkan orang dan memberi manfaat bagi masyarakat. Ditambah dengan sikap Angga yang tulus, Owen pun bersedia untuk mengajarkan Teknik Akupunktur Tanpa Batas kepadanya.“Tuan Owen, kamu benar-benar bersedia mengajarkan Teknik Akupunktur Tanpa Batas kepadaku? A ... aku nggak salah dengar?” tanya Angga dengan terkejut. Dia tidak menyangka Owen bersedia mengajarkan Teknik Akupunktur Tanpa Batas kepadanya, padahal Owen tidak bersedia menerimanya menjadi murid. Hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Jika bukan karena mendengarnya sendiri, dia mungkin tidak percaya bahwa ini adalah kenyataan.“Kamu nggak salah dengar kok. Ayo berdiri! Aku akan mengajarkannya padamu sekaran
Setelah Theresa tiba, semua anggota Keluarga Senjaya mulai membujuk dan menasihatinya. Namun, Theresa sudah memantapkan hatinya. Tidak peduli apa pun yang dikatakan mereka, Theresa tetap tidak setuju untuk meninggalkan Owen. Alhasil, setelah membujuk selama 1-2 jam, mereka masih tidak berhasil membuat Theresa berubah pikiran.“Theresa, kenapa kamu begitu keras kepala! Di Tonham Selatan, ada banyak pemuda berbakat lainnya. Dengan kelebihanmu, aku jamin kamu pasti bisa mendapatkan pacar yang lebih baik dan cocok denganmu asalkan kamu meninggalkan Owen!” Berhubung Theresa tidak mendengar nasihat mereka, Adrian merasa sangat marah.“Kakek, kamu nggak usah menasihatiku lagi. Intinya, Owen nggak seperti bayangan kalian itu. Aku dan Owen sudah mengalami sangat banyak kesulitan dan akhirnya bersama. Jadi, aku nggak akan setuju untuk berpisah dengannya,” ujar Theresa dengan ekspresi tegas.“Kamu ....” Adrian merasa sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar, tetapi juga sangat tidak berdaya.
“Om, ada apa?” tanya Theresa dengan bingung sambil menoleh.Elliot memberikan isyarat kepada Theresa untuk bersabar, lalu menatap Adrian sambil berkata, “Ayah, jangan marah dulu. Sebelumnya, Owen sudah menyelamatkan nyawaku dan secara nggak langsung menggagalkan rencana keluarganya Om Ezra untuk merebut kekuasaan keluarga. Nggak peduli apa Theresa bersedia meninggalkannya atau nggak, aku rasa kita seharusnya tetap mengingat kebaikannya itu.”“Sekarang, dia membutuhkan bantuan Keluarga Senjaya untuk membantunya mempromosikan pil obat. Baik dari segi apa pun, aku rasa kita harus membantunya!” kata Elliot.“Ini ....” Adrian pun tidak bisa berkata-kata.“Adrian, apa yang dikatakan Elliot benar. Owen sudah banyak berjasa bagi Keluarga Senjaya. Nggak peduli bagaimana karakternya, Keluarga Senjaya nggak boleh membalas air susu dengan air tuba!” tambah Eliana sambil mengangguk. Eliana termasuk lumayan bijaksana. Meskipun tidak berharap Theresa terus bersama dengan Owen, hal itu tidak ada kait
“Baguslah!” Theresa langsung kegirangan begitu mendengarnya. Dia tahu bahwa buah wulitar sangat bermanfaat bagi Owen. Salah satu alasan Owen ingin mendapatkannya juga agar bisa membantu Jerremy memulihkan basis kultivasinya.Hari ini, kedatangan Theresa ke kediaman Keluarga Senjaya ternyata tidak sia-sia. Dia bukan hanya berhasil meyakinkan Adrian untuk mempromosikan pil obat Grup Ora, tetapi juga mendapatkan informasi tentang buah wulitar.“Theresa, cepat kasih tahu kabar baik ini pada Owen!” kata Elliot sambil tersenyum.“Emm, aku akan meneleponnya sekarang juga.” Theresa mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon Owen. Namun, saat ini Owen sedang memusatkan perhatiannya untuk mengobati Maggie di kediaman Keluarga Lisano. Meskipun sudah menelepon beberapa kali, Owen masih tidak menjawab teleponnya.“Aneh banget, kenapa Owen nggak angkat telepon?” gumam Theresa dengan heran. Kemudian, setelah berpikir sejenak, dia segera tersadar. Sebelumnya, Owen sempat menelepon Theresa
Di ruang tamu, Elliot dan Theresa bertemu dengan Logan Morton, putra sulung Keluarga Morton. Logan adalah seorang pemuda berusia sekitar 27-28 tahun. Dia berpakaian mewah, juga memancarkan aura yang mengesankan dan sombong. Hanya dengan satu lirikan, dapat diketahui bahwa dia adalah seorang pemuda berbakat yang unggul.“Tuan Logan, maafkan kedatangan kami yang tiba-tiba ini,” sapa Elliot dengan sangat sopan. Meskipun Logan adalah orang dari kalangan generasi muda Keluarga Morton yang merupakan junior Elliot, kekuatan Keluarga Morton jauh lebih kuat daripada kekuatan Keluarga Senjaya. Jadi, Elliot juga tidak berani bersikap sombong di hadapan Logan.“Pak Elliot, nggak usah begitu sungkan. Silakan duduk,” jawab Logan sambil tersenyum tipis. Setelah itu, dia baru menyadari Theresa yang ada di samping Elliot. Begitu melihat paras Theresa yang begitu cantik, dia langsung terpesona.Dengan status dan kedudukannya sebagai putra sulung Keluarga Morton, Logan sudah pernah bertemu dengan berbaga
“Nona Theresa, maaf. Buah wulitar ini sangat berguna bagi Keluarga Morton. Sepertinya, kami nggak bisa menjualnya kepada kalian,” jawab Logan dengan penuh penyesalan.“Oh, begitu ....” Theresa pun merasa sangat kecewa. Namun, ucapan Logan selanjutnya langsung memberikan secercah harapan lagi kepadanya.“Tapi, berhubung Nona Theresa sudah bersuara, aku juga nggak boleh mengecewakanmu,” kata Logan dengan santai.“Benarkah? Tuan Logan, apa kamu bersedia menjual buah wulitar itu kepadaku?” tanya Theresa dengan gembira.“Tentu saja! Nona Theresa, sejujurnya, aku sudah langsung mengagumimu begitu melihatmu tadi. Aku sangat ingin berteman denganmu. Kalau kamu bersedia, aku akan menjual dan bahkan memberikan buah wulitar itu secara cuma-cuma kepadamu!” jawab Logan dengan mata berbinar.“Apa?” Setelah mendengar ucapan Logan, ekspresi Theresa langsung berubah. Dia tentu saja mengerti apa makna tersirat dari ucapan Logan. Berhubung Logan bersedia memberikan buah wulitar itu kepadanya secara cuma-
‘Arogan sekali! Tapi, aku suka. Kalau sudah mendapatkanmu kelak, aku mau tahu apa kamu masih bisa bersikap arogan atau nggak!’ pikir Logan dalam hati sambil tersenyum sinis saat melihat sosok Theresa dan Elliot yang menjauh.Setelah insiden tadi, Logan tahu bahwa Theresa sangat ingin mendapatkan buah wulitar. Selanjutnya, dia segera menyusun sebuah rencana. Dengan statusnya sebagai putra sulung Keluarga Morton dan ditambah dengan adanya buah wulitar sebagai umpan, dia yakin dirinya pasti bisa menundukkan seorang wanita seperti Theresa....Setelah meninggalkan kediaman Keluarga Morton, Elliot dan Theresa pun mengendarai mobil untuk kembali ke kediaman Keluarga Senjaya. Dalam perjalanan pulang, Theresa terlihat agak murung karena tidak berhasil mendapatkan buah wulitar.“Theresa, jangan sedih. Ini hanyalah kesulitan kecil. Nanti, aku akan menyuruh Kakek untuk turun tangan. Mungkin saja dia bisa berhasil mendapatkan buah wulitar itu,” hibur Elliot.“Kakek? Logan jelas nggak ingin menjual
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero