Emily masih agak khawatir. Bagaimanapun, petugas keamanan di perusahaan adalah orang biasa dan tidak sebanding dengan preman ganas yang ada di depannya. Dulu, saat Owen dikepung oleh beberapa petugas keamanan biasa ini, dia sudah berada dalam situasi yang berbahaya bahkan mengalami beberapa luka. Tampaknya tidak realistis jika ingin melawan Satya dan beberapa anak buahnya yang garang."Nggak ada tapi-tapian! Tenang saja, mereka hanya beberapa manusia busuk dan aku nggak menganggap mereka serius!" kata Owen sambil tersenyum arogan."Nak, kamu sebut kami apa? Manusia busuk? Kamu cari mati, ya?" Satya dan yang lainnya menjadi sangat marah. Satu demi satu dari mereka memandang Owen dengan sorot mata yang dingin."Memangnya kenapa kalau aku menyebut kalian manusia busuk? Kalian adalah sampah. Di mataku, manusia busuk pun nggak sebanding!" balas Owen sambil memandang orang-orang ini dengan jijik."Sialan! Benar-benar cari mati!" Amarah Satya meledak. Dia pun mengangkat tangannya dan menampar
Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa Owen bisa mengalahkan delapan atau sembilan preman ganas seorang diri. Selain itu, Owen juga tidak terluka sedikit pun, bukankah ini terlalu luar biasa?Terutama Billy, raut wajahnya penuh dengan keterkejutan. Dia bahkan mengusap matanya karena tidak bisa memercayai apa yang telah dilihatnya. Billy tahu bahwa Owen dan Emily adalah rekan satu perusahaan, hanya saja dia tidak menyangka bahwa Owen yang hanya pekerja biasa ternyata memiliki kemampuan bela diri yang sangat hebat. Hal ini tentu sangat mengejutkannya!Seluruh orang yang berada di sana sontak terdiam dan suasana menjadi sunyi. Bahkan, suara jarum yang jatuh pun bisa terdengar saking sunyinya."Hebat ... hebat sekali!" seru Emily.Dia adalah orang pertama yang bereaksi dan matanya yang indah bersinar terang. Pertunjukan Owen barusan sangat keren dan memesona. Itu yang membuat Emily memandang Owen dengan penuh kekaguman."Benar. Owen hebat sekali!" Elisa dan Edo tampak sangat terkejut,
Satya sangat marah dan ekspresinya sangat galak."Oh ya? Kalau begitu, aku akan memberimu waktu setengah jam. Panggil saja orang-orangmu. Aku mau lihat seberapa hebatnya kamu!" kata Owen sambil tersenyum dingin.Sekarang ini adalah zaman masyarakat yang dilindungi oleh hukum. Meskipun Owen sudah mengalahkan Satya beserta anak buahnya, dia tetap tidak bisa berbuat apa-apa kepada mereka. Palingan hanya bisa memberi pelajaran dan memberikan sedikit hukuman.Namun, Satya adalah jenis orang yang memberontak. Jika merasa kesal karena ini, dia pasti akan membalas dendam atau menyulitkan Emily beserta keluarganya. Pada saat itu, konsekuensinya tidak dapat dibayangkan!Owen memang memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa dan dia tidak perlu takut akan rencana balas dendamnya Satya. Namun, Emily dan keluarganya hanyalah orang biasa. Mana bisa mereka menanggung dendam Satya dan lainnya?Jadi, solusi terbaik saat ini adalah membiarkan Satya mengerahkan kekuatan terbesarnya dan Owen akan berusa
"Apa kamu pikir kamu nggak akan terkalahkan hanya karena bisa sedikit seni bela diri? Benar-benar konyol!" hardik Catherine dengan tampang marah.Dia memang sudah melihat kemampuan Owen yang luar biasa itu, tetapi ini tidak membuktikan apa pun. Jika Satya meminta bantuan kepada orang yang jauh lebih kuat, Owen yang hanya seorang diri mungkin tidak dapat menangani serangan musuh yang banyak. Selain itu, memangnya apa yang akan terjadi jika Owen sungguh bisa mengatasinya? Seni bela diri tidak lagi berguna di zaman modern, yang berguna hanyalah kekayaan dan kekuasaan!Andai orang rendahan yang tidak berdaya seperti Owen secara tidak sengaja memukul lawan hingga berakhir mengenaskan, Owen mungkin akan dipenjara selama sisa hidupnya! Intinya, Catherine menganggap bahwa ide Owen hanya angan-angan belaka."Ini ...." Air dingin seakan-akan dituangkan ke kepala Emily dan keluarganya. Sekarang, hati mereka tiba-tiba menjadi dingin dan takut.Mereka tahu bahwa apa yang dikatakan Catherine ada ben
Melihat kedatangan ayahnya, ekspresi Ben menjadi sangat gembira dan dia segera menyambut dengan berseru, "Ayah! Akhirnya Ayah datang!"Melihat wajah Ben yang bengkak dan tampak seperti sudah ditampar, Cahyo langsung menjadi sangat marah. Dia bertanya, "Ben, siapa yang sudah menamparmu? Besar sekali nyalinya!""Dia, dia yang sudah menamparku!" sahut Ben sambil menunjuk Satya dengan ekspresi penuh kebencian.Kondisi Satya dan lainnya sudah cukup membaik setelah beristirahat sejenak. Satu per satu dari mereka pun bangkit berdiri dengan susah payah. Namun, mereka tidak pernah menyangka akan langsung berhadapan dengan Cahyo beserta anak buahnya."Sialan! Hajar mereka!" perintah Cahyo dengan marah. Begitu melambaikan tangannya, sekelompok anak buah yang dibawa Cahyo segera menyerang Satya dan lainnya dengan ganas."Cahyo, aku adalah Satya! Aku peringatkan kamu, bosku adalah ...." Satya terkejut. Sebelum menyebutkan nama bosnya, seorang pemuda kekar telah mengayunkan tongkat pemukul ke arahny
"Bibi, ayo kita juga ikut melihatnya," ujar Catherine sambil tersenyum.Elisa sedikit ragu sebelum akhirnya mengangguk. Kemudian, dia bersama Owen dan Emily ikut berjalan keluar.Setibanya di luar.Cahyo menginstruksikan sekelompok anak buahnya untuk melempar Satyo ke tanah.Pada saat ini, suara menderu mobil mendadak terdengar. Ada belasan Volkswagen serba hitam mendekat dari kejauhan, lalu melaju ke barisan terakhir di kompleks dan berhenti untuk memblokir jalan di persimpangan.Begitu pintu mobil dibuka, ada sekelompok pemuda berjumlah 34 orang yang mengenakan pakaian jas dengan tubuh yang kekar dan perkasa turun dari dalam mobil.Begitu melihat pemandangan itu, Cahyo, Elisa, dan yang lainnya sontak terperanjat."Bagus sekali! Bala bantuan kita sudah datang!" Satyo merasa sangat bahagia. Dia tahu bahwa bala bantuannya akhirnya sudah tiba!"Siapa semua orang ini?" Raut wajah Cahyo menjadi suram dan tampak terkejut."Ayah, mereka mungkin bala bantuan yang dipanggil Satyo," ujar Ben de
Cahyo tahu betul koneksi dan kekuatan yang dimiliki oleh Diego. Di hadapan Diego, Cahyo sama sekali bukan apa-apa.Jika Diego ingin membunuh Cahyo, mungkin itu akan semudah dengan membalikkan tangan!"Sialan! Memangnya kamu siapa? Berani-beraninya kamu bicara seperti ini dengan ayahku? Apa kamu sedang cari mati?" Ben sangat murka. Dia langsung berjalan keluar dan memaki sambil menunjuk wajah Diego. Dia hendak menunjukkan keagungan dan kehebatannya sendiri di hadapan Emily dan keluarganya."Kurang ajar! Dasar anak sialan, tutup mulutmu!" Cahyo sangat terkejut dan langsung menampar wajah Ben dengan keras.Plak!Suara tamparan yang nyaring terdengar.Ben yang ditampar seketika tertegun. Dia menutup wajahnya dan menatap ayahnya dengan tidak percaya, "Ayah, ke … kenapa kamu memukulku?""Karena kamu memang perlu dipukul! Apa kamu tahu siapa orang di hadapanmu ini? Dia adalah Bos Diego dari Gunung Milburga!" bentak Cahyo."Bos … Diego?" Ben sangat terkejut. Dia memang belum pernah melihat Die
Bagaimanapun juga, Diego adalah kekuatan sesungguhnya di dunia mafia dan juga merupakan karakter yang sangat kejam. Entah berapa banyak orang yang sudah mati di tangannya. Jika mereka berani membuat Diego murka, mungkin saja Diego akan membuat Cahyo dan putranya mati dengan penasaran!"Kalian, kemari! Bawa mereka dan lakukan sesuai aturan dunia persilatan. Patahkan salah satu kaki masing-masing dari mereka untuk memperingatkan orang lain!" Diego mendengkus dingin.Setelah Diego menurunkan perintahnya, beberapa anak buah di belakangnya langsung bergerak maju dengan wajah yang bengis dan segera menekan Cahyo serta Ben."Bos Diego, jangan. Mohon belas kasihannya, ampuni kami." Raut wajah Cahyo dan Ben seketika menjadi pucat. Mereka terus-menerus mengetukkan kepala dan memohon, tetapi sama sekali tidak berguna."Bawa pergi!" Raut wajah Diego tampak acuh tak acuh dan tidak tergerak.Setiap orang harus menaati aturan. Dengan begitu, kehidupan dan pekerjaan dapat berjalan normal!Diego memang