"Apa kamu pikir kamu nggak akan terkalahkan hanya karena bisa sedikit seni bela diri? Benar-benar konyol!" hardik Catherine dengan tampang marah.Dia memang sudah melihat kemampuan Owen yang luar biasa itu, tetapi ini tidak membuktikan apa pun. Jika Satya meminta bantuan kepada orang yang jauh lebih kuat, Owen yang hanya seorang diri mungkin tidak dapat menangani serangan musuh yang banyak. Selain itu, memangnya apa yang akan terjadi jika Owen sungguh bisa mengatasinya? Seni bela diri tidak lagi berguna di zaman modern, yang berguna hanyalah kekayaan dan kekuasaan!Andai orang rendahan yang tidak berdaya seperti Owen secara tidak sengaja memukul lawan hingga berakhir mengenaskan, Owen mungkin akan dipenjara selama sisa hidupnya! Intinya, Catherine menganggap bahwa ide Owen hanya angan-angan belaka."Ini ...." Air dingin seakan-akan dituangkan ke kepala Emily dan keluarganya. Sekarang, hati mereka tiba-tiba menjadi dingin dan takut.Mereka tahu bahwa apa yang dikatakan Catherine ada ben
Melihat kedatangan ayahnya, ekspresi Ben menjadi sangat gembira dan dia segera menyambut dengan berseru, "Ayah! Akhirnya Ayah datang!"Melihat wajah Ben yang bengkak dan tampak seperti sudah ditampar, Cahyo langsung menjadi sangat marah. Dia bertanya, "Ben, siapa yang sudah menamparmu? Besar sekali nyalinya!""Dia, dia yang sudah menamparku!" sahut Ben sambil menunjuk Satya dengan ekspresi penuh kebencian.Kondisi Satya dan lainnya sudah cukup membaik setelah beristirahat sejenak. Satu per satu dari mereka pun bangkit berdiri dengan susah payah. Namun, mereka tidak pernah menyangka akan langsung berhadapan dengan Cahyo beserta anak buahnya."Sialan! Hajar mereka!" perintah Cahyo dengan marah. Begitu melambaikan tangannya, sekelompok anak buah yang dibawa Cahyo segera menyerang Satya dan lainnya dengan ganas."Cahyo, aku adalah Satya! Aku peringatkan kamu, bosku adalah ...." Satya terkejut. Sebelum menyebutkan nama bosnya, seorang pemuda kekar telah mengayunkan tongkat pemukul ke arahny
"Bibi, ayo kita juga ikut melihatnya," ujar Catherine sambil tersenyum.Elisa sedikit ragu sebelum akhirnya mengangguk. Kemudian, dia bersama Owen dan Emily ikut berjalan keluar.Setibanya di luar.Cahyo menginstruksikan sekelompok anak buahnya untuk melempar Satyo ke tanah.Pada saat ini, suara menderu mobil mendadak terdengar. Ada belasan Volkswagen serba hitam mendekat dari kejauhan, lalu melaju ke barisan terakhir di kompleks dan berhenti untuk memblokir jalan di persimpangan.Begitu pintu mobil dibuka, ada sekelompok pemuda berjumlah 34 orang yang mengenakan pakaian jas dengan tubuh yang kekar dan perkasa turun dari dalam mobil.Begitu melihat pemandangan itu, Cahyo, Elisa, dan yang lainnya sontak terperanjat."Bagus sekali! Bala bantuan kita sudah datang!" Satyo merasa sangat bahagia. Dia tahu bahwa bala bantuannya akhirnya sudah tiba!"Siapa semua orang ini?" Raut wajah Cahyo menjadi suram dan tampak terkejut."Ayah, mereka mungkin bala bantuan yang dipanggil Satyo," ujar Ben de
Cahyo tahu betul koneksi dan kekuatan yang dimiliki oleh Diego. Di hadapan Diego, Cahyo sama sekali bukan apa-apa.Jika Diego ingin membunuh Cahyo, mungkin itu akan semudah dengan membalikkan tangan!"Sialan! Memangnya kamu siapa? Berani-beraninya kamu bicara seperti ini dengan ayahku? Apa kamu sedang cari mati?" Ben sangat murka. Dia langsung berjalan keluar dan memaki sambil menunjuk wajah Diego. Dia hendak menunjukkan keagungan dan kehebatannya sendiri di hadapan Emily dan keluarganya."Kurang ajar! Dasar anak sialan, tutup mulutmu!" Cahyo sangat terkejut dan langsung menampar wajah Ben dengan keras.Plak!Suara tamparan yang nyaring terdengar.Ben yang ditampar seketika tertegun. Dia menutup wajahnya dan menatap ayahnya dengan tidak percaya, "Ayah, ke … kenapa kamu memukulku?""Karena kamu memang perlu dipukul! Apa kamu tahu siapa orang di hadapanmu ini? Dia adalah Bos Diego dari Gunung Milburga!" bentak Cahyo."Bos … Diego?" Ben sangat terkejut. Dia memang belum pernah melihat Die
Bagaimanapun juga, Diego adalah kekuatan sesungguhnya di dunia mafia dan juga merupakan karakter yang sangat kejam. Entah berapa banyak orang yang sudah mati di tangannya. Jika mereka berani membuat Diego murka, mungkin saja Diego akan membuat Cahyo dan putranya mati dengan penasaran!"Kalian, kemari! Bawa mereka dan lakukan sesuai aturan dunia persilatan. Patahkan salah satu kaki masing-masing dari mereka untuk memperingatkan orang lain!" Diego mendengkus dingin.Setelah Diego menurunkan perintahnya, beberapa anak buah di belakangnya langsung bergerak maju dengan wajah yang bengis dan segera menekan Cahyo serta Ben."Bos Diego, jangan. Mohon belas kasihannya, ampuni kami." Raut wajah Cahyo dan Ben seketika menjadi pucat. Mereka terus-menerus mengetukkan kepala dan memohon, tetapi sama sekali tidak berguna."Bawa pergi!" Raut wajah Diego tampak acuh tak acuh dan tidak tergerak.Setiap orang harus menaati aturan. Dengan begitu, kehidupan dan pekerjaan dapat berjalan normal!Diego memang
Berhubung Satya sudah bersikap kurang ajar terhadap Owen, dia tidak akan menoleransi hal itu apa pun alasannya.“Diego, kamu berwibawa banget tadi! Aku benar-benar sudah nambah wawasan,” ujar Owen sambil tersenyum sinis. Tatapannya juga dipenuhi dengan niat membunuh.Diego pun langsung ketakutan dan berlutut di depan Owen. “Tuan Owen, aku nggak tahu kalau Tuan yang datang. Kalau aku sudah menyinggungmu, tolong maafkan aku ....”Begitu melihat situasi ini, baik Satya, Billy, Cahyo maupun Ben langsung tercengang. Bahkan Emily, Catherine, dan yang lainnya juga terkejut.Mereka tidak menyangka Diego yang tadinya masih begitu sombong dan mendominasi seluruh tempat malah berlutut di hadapan Owen.Si ... situasi macam apa ini? Apa mungkin Owen adalah tokoh besar yang jauh lebih hebat dari Diego?Semua orang sangat terkejut dan saling memandang. Terutama Catherine, dia adalah orang yang paling terkejut.Sebulan yang lalu, Owen masih hanyalah seorang pecundang yang diakui semua orang di perusah
“Bawa mereka pergi!” perintah Diego.Beberapa bawahannya langsung menyeret Satya dan Billy pergi. Kemudian, Diego berlutut di hadapan Owen lagi. Dia memohon dengan tulus, “Tuan Owen, anak buahku sangat banyak, ada yang baik dan ada juga yang jahat. Karena kelalaianku kali ini, dia sudah menyinggungmu. Aku minta maaf. Tapi aku berani bersumpah dengan nyawaku, aku nggak pernah melakukan hal-hal yang melanggar aturan. Aku mohon kamu bermurah hati dan memberiku kesempatan untuk berubah ....”“Apa kamu berkata jujur?” tanya Owen sambil menatap Diego dengan dingin. Diego merasa sangat tertekan. Namun, dia memaksakan diri untuk menatap Owen tanpa menghindar.Saat melihat tatapan Diego yang tulus, Owen merasa dia tidak seperti sedang berbohong. Jadi, amarah dalam hati Owen pun berkurang sedikit. “Berhubung kamu memang tulus, aku kasih kamu satu kesempatan lagi. Tapi, lain kali benar-benar nggak bakal ada pengecualian lagi!”“Tuan Owen, makasih. Makasih banyak. Aku jamin, aku pasti bakal mend
“Makasih. Makasih, Tuan Owen ....”Ben dan Cahyo langsung merasa senang karena terhindar dari bencana. Mereka tidak lupa berterima kasih pada Owen. Jika bukan karena wibawa Owen kali ini, kaki mereka berdua pasti sudah dipatahkan oleh Diego. Owen yang sudah menyelamatkan mereka.Kemudian, Ben, Cahyo, Diego beserta kelompoknya pun berpamitan dan buru-buru pergi.Setelah sosok mereka tidak terlihat lagi, Emily dan yang lainnya baru tersadar dari keterkejutan mereka.“Owen, si ... siapa ... kamu sebenarnya?” tanya Catherine sambil menatap Owen dengan terkejut. Dia merasa Owen bagaikan orang asing.“Aku ya aku. Kalau nggak, siapa lagi?” jawab Owen dengan acuh tak acuh.“Tapi ... kita baru nggak bertemu sebulan lebih. Kenapa kamu bisa jadi begitu hebat!” ujar Catherine dengan ekspresi tidak percaya.“Segala sesuatu bisa berubah dalam sekejap, apalagi kita sudah sebulan lebih nggak ketemu,” jawab Owen sambil tersenyum.Catherine langsung menjadi malu. Dia tiba-tiba teringat sikapnya yang beg
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero
“Semua ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral, segera bertindak! Tangkap Danu dan Jordan! Kalau ada anggota Keluarga Chandika yang berani menghalangi, mereka juga akan dihukum sesuai kesalahan mereka!” perintah Graham dengan tegas.Para anggota Keluarga Chandika seharusnya memang tidak terlibat dalam kejahatan Danu. Namun, apabila mereka bersikeras melindungi Danu, itu setara dengan berkomplot dengan penjahat di Daftar Hitam. Dengan begitu, Organisasi Dragmar Tonham Sentral tentu saja tidak akan mengampuni mereka.“Baik!”Seiring dengan perintah Graham, para ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral segera membentuk formasi untuk mengepung Danu dan Jordan.“Semua anggota Keluarga Chandika, bersiap untuk sambut serangan!” perintah Setiawan tanpa ragu sambil melambaikan tangannya kepada para anggota Keluarga Chandika.Kali ini, Organisasi Dragmar Tonham Sentral yang tidak memiliki bukti malah ingin menangkap Danu hanya berdasarkan kata-kata sepihak mereka. Hal ini benar-benar keterlaluan. K