โYa Tuhan, kenapa bisa begini?โโSudah kubilang ada yang aneh di hari ulang tahun Syakia tahun ini. Ternyata itu memang bukan hari ulang tahunnya!โโJadi, itu hari ulang tahun siapa?โโAdipati Damar cuma punya 2 putri. Memangnya siapa lagi kalau bukan putri yang satunya lagi?โโHk! Aku merasa seperti sudah menyadari sebuah rahasia mengejutkan!โโHehe, ternyata yang kakak bukan kakak, yang adik bukan adik. Pertunjukan dari Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan ini benar-benar menarik!โโHah? Tunggu! Apa maksudnya? Kok aku nggak ngerti?โAda orang yang masih belum mengerti dan buru-buru mencari tahu. Sementara itu, orang yang sudah memahami apa yang terjadi malah berpura-pura misterius dan tidak mengungkapkannya, tetapi tidak berhenti melirik Damar.Oleh karena itu, ekspresi Damar bertambah suram. Dia tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arah Kahar, lalu mencengkeram lengannya. Kahar pun terhuyung-huyung sejenak. Ketika Kahar menoleh, Damar tentu saja menyadari tatapannya yang kosong.โHebat,
Meskipun begitu, Damar tetap terlihat tenang.โBuat apa kamu begitu panik? Duduk dulu.โDi bawah tekanan dari tatapan Damar, Ayu hanya bisa menekan rasa paniknya dan buru-buru duduk kembali.Setelahnya, Damar terlebih dahulu menyerahkan Kahar kepada Abista dan berkata, โKahar kurang enak badan. Abista, kamu bawa saja dulu dia pulang. Jangan biarkan dia keluyuran di luar.โMeskipun merasa agak bingung, Abista tetap menuruti ucapan ayahnya. โBaik, Ayah.โSetelah Abista membawa Kahar pergi, Damar baru berkata pada Ayu dengan tenang, โSebelum ada bukti nyata, semua itu hanya tebakan yang nggak berbobot. Tenangkan dirimu. Dengan begitu, kamu baru nggak akan terpengaruh orang lain.โAyu seketika mengerti. Benar juga, memangnya kenapa meskipun Syakia mengungkapkan hari ulang tahunnya? Selama tidak ada bukti nyata, dia tetap adalah putri asuh Adipati Pelindung Kerajaan. Namun, mana mungkin Ayu rela hanya dengan menjadi putri asuh?Ayu menggertakkan gigi, lalu diam-diam memelototi Syakia. Ini s
โApanya yang berhubungan dekat! Panji, kamu jangan suka merusak reputasi orang! Kamu sendiri yang nggak bermoral, tapi malah nggak malu untuk mengatai orang lain!โSebelum Syakia sempat merespons, Abdi sudah terlebih dahulu memaki Panji. Air ludahnya bahkan hampir menciprati wajah Panji.โApa katamu? Kalau berani, coba katakan sekali lagi! Siapa yang kamu bilang nggak bermoral!โโSiapa lagi kalau bukan kamu!โ Sekarang, Abdi sudah sepenuhnya tidak menyukai Panji. Dia menambahkan, โKenapa? Kamu mau aku bongkar kedokmu dan kasih tahu semua orang gimana kamu melakukan hal tercela, lalu mengambinghitamkan orang lain?โย โDiam kamu!โ Begitu mendengar ucapan Abdi, Panji langsung tahu hal apa yang dimaksudnya. Dia sontak merasa marah dan diam-diam mengumpat orang yang berani menyebarkan rumor ini dalam hati. Jika dia menemukan siapa orang itu, dia pasti akan menghabisinya!Melihat Panji dan Abdi yang sepertinya akan berkelahi, Joko pun bangkit dan ingin melerai mereka. Alhasil, Purwa malah mena
Begitu mendengar nama Panji, Abdi segera membantah dengan marah, โAyah, jangan pernah sebut nama bajingan itu lagi di hadapanku! Meski aku ini juga anak berandal, aku nggak sejahat dan begitu nggak bermoral sepertinya.โSelain mencuri, Panji juga mencelakai mantan tunangannya. Dia benar-benar tidak tahu malu! Abdi tidak memiliki teman yang begitu memalukan sepertinya.Perlu diketahui bahwa mencuri hanyalah masalah moral, tetapi mencelakai orang adalah masalah karakter. Hari ini, Abdi hanya memaki Panji di depan umum. Itu masih bukan apa-apa!โIya, iya, aku nggak akan ungkit namanya lagi.โ Purwa mengelus janggutnya, lalu berkata sambil tertawa, โTapi, kamu juga jangan keterlaluan. Dia itu juga putra tunggal Joko, sedangkan pamannya adalah Adipati Pelindung Kerajaan. Berhubung Pangeran Adika sudah kasih hukuman ke mereka, sebaiknya kamu jangan ikut campur lagi.โโDuh, Ayah tenang saja. Aku juga malas meladeninya. Masih ada hal lain yang harus kutangani selanjutnya.โ Abdi berkata dengan g
Ucapan Kahar langsung membuat Abista terdiam. Benar, dia sebenarnya sempat curiga. Sebelum ulang tahun Syakia hari itu, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ada yang aneh dengan urutan ulang tahun kedua adik perempuan mereka.Sampai Adika mengungkapkannya hari itu, mereka baru menyadari bahwa Ayu memang seumuran dengan Syakia, tetapi ulang tahun lebih cepat 2 bulan. Yang seharusnya menjadi kakak malah menjadi adik, sedangkan yang seharusnya menjadi adik malah menjadi kakak. Mereka sama sekali tidak pernah menyadari detail ini.Abista yang merasa bersalah segera mengetahui alasannya. Mereka bahkan melupakan ulang tahun Syakia, mana mungkin mereka memperhatikan hal itu?ย Meskipun Damar sudah memberi penjelasan kepada mereka bahwa hari ulang tahun Ayu sudah diubah menjadi hari yang sama dengan hari peringatan ibunya, kenapa Damar tidak memberi tahu mereka dari awal? Apa karena Damar merasa itu tidak penting atau ... ada rahasia yang tersembunyi di baliknya?Setelah pulang ke rumah har
Kahar mengerutkan keningnya dan bertanya, โKenapa kamu ngomongnya begitu terbata-bata? Apa yang kamu sembunyikan?โAyu mengeluarkan benda itu dengan hati-hati. Begitu melihatnya, mata Kahar langsung berbinar.โBukannya itu bebek goreng dari Rumah Makan Fesili? Ayu sengaja membelikannya untuk Kakak?โAyu memaksakan seulas senyum dan menjawab, โIya. Tadi, Kakak pulang lebih cepat. Ayu menebak Kakak pasti nggak kenyang. Jadi, Ayu sengaja pergi ke Rumah Makan Fesili dalam perjalanan pulang tadi, lalu membelikan bebek goreng kesukaan Kakak.โKahar yang awalnya ingin pergi mencari Abista pun tidak terburu-buru keluar.โMemang Ayu yang paling perhatian. Kamu bahkan ingat apa makanan kesukaan Kakak.โ Kahar tersenyum makin gembira dan melanjutkan, โAyo masuk. Kebetulan, Kakak memang agak lapar. Kita makan bareng saja.โSetelah duduk, Kahar membuka kertas minyak yang membungkus bebek goreng itu dengan tidak sabar.Ayu buru-buru melambaikan tangan dan menjawab, โNggak usah. Aku sudah makan kenyan
Sayangnya, orang yang keluar untuk menemui Damar bukanlah Syakia. Damar menatap orang itu dan bertanya dengan dingin, โDi mana Syakia? Suruh dia keluar untuk temui aku.โShanti berdiri di atas tangga sambil memutar tasbih. Dia menunduk dan menatap Damar sambil berkata, โSetelah bertahun-tahun, ternyata kamu masih searogan ini.โUcapan Shanti dipenuhi dengan ejekan. Orang yang berdiri di hadapannya jelas-jelas adalah Adipati Pelindung Kerajaan yang memiliki kekuasaan tinggi di istana, tetapi dia sepertinya sama sekali tidak takut. Tatapannya bahkan dipenuhi dengan peremehan.โHari ini, aku bukan datang untuk bernostalgia denganmu. Serahkan Syakia! Kalau nggak, kamu seharusnya tahu apa yang akan kulakukan.โโApa yang akan kamu lakukan?โ Shanti bertanya dengan nada menghina, โMaksudmu, cara-cara nggak tahu malu dan tercela seperti yang kamu lakukan dulu?โEkspresi Damar langsung menjadi muram. Dia menggenggam erat cambuk kuda di tangannya dan berseru, โShanti, jangan lupa bahwa Kahar dan
โKebetulan Pangeran Adika sudah datang. Kalau Adipati Damar butuh bantuan, cari saja Pangeran Adika. Kalau kamu bertanya padaku, jawabanku masih tetap sama.โUntuk masuk ke Kuil Bulani, Damar harus melakukannya sesuai aturan. Tanpa izin dari Kaisar, Shanti tidak akan membiarkan anggota Keluarga Angkola menginjak masuk ke Kuil Bulani.Damar sontak mengeratkan pegangannya pada cambuk kuda dengan marah. Dia sangat ingin langsung mencambuk Adika yang sangat mengganggu itu.โNggak perlu. Berhubung kamu bersikeras mau menjalankan semuanya sesuai peraturan, aku akan pergi temui Yang Mulia Kaisar sekarang juga. Aku mau tahu apa seseorang yang berani meracuni kedua kakak kandungnya itu layak diangkat menjadi putri suci atau nggak!โ ujar Damar dengan dingin. Kemudian, dia langsung berbalik dan hendak pergi.Pada saat ini, beberapa prajurit Pasukan Bendera Hitam tiba-tiba mengadang di depan kereta kuda Damar.โAdika, apa maksudmu ini?โ seru Damar sambil menoleh dengan marah.โNggak ada maksud apa
Awalnya, situasi di Lukati tidak begitu parah. Bagaimanapun juga, Nugraha adalah seorang komandan yang baik, juga memiliki kendali atas pasukan yang jumlahnya mencapai puluhan ribu prajurit. Dia tidak mungkin tidak dapat mengendalikan situasinya.Hanya saja, dalam beberapa hari ketika kelompok Adika melakukan perjalanan, seorang pejabat kabupaten yang terkenal di Lukati dibunuh. Setelahnya, wabah itu pun merebak di seluruh Kabupaten Nirila. Dalam waktu semalam, ada ribuan penduduk yang terjangkit wabah.Setelah Nugraha mengutus orang untuk memeriksa kebenarannya, baru diketahui bahwa pejabat Kabupaten Nirila itu pernah menculik seorang gadis. Berhubung takut perbuatannya terungkap, dia pun membunuh orang tua gadis itu.Namun, pejabat itu tidak tahu bahwa gadis itu masih memiliki seorang kakak yang sudah meninggalkan rumah bernama Ardi Carya. Ketika masih muda, Ardi pernah melukai orang. Berhubung khawatir melibatkan keluarganya, dia pun meninggalkan rumah dan pergi ke Kalika.Setelahny
Pejabat yang ketakutan itu pun menjadi makin takut. Siapa yang tidak tahu bahwa Adika adalah dewa kematian yang sudah merenggut nyawa yang tidak terhitung jumlahnya? Begitu Adika menghunuskan pedangnya, semua orang sontak ketakutan dan buru-buru menutup mulut mereka.Seorang tabib bergegas datang. Setelah memeriksa Syakia, dia baru merasa lega. โPangeran Adika, tenang saja. Putri Suci cuma masuk angin. Ditambah dengan terlalu lelah karena melakukan perjalanan, dia baru jatuh sakit.โโCoba lihat resep ini. Apa obatnya perlu diganti atau lanjut diminum saja?โAdika menyerahkan resep yang dibuka Syakia kepada tabib. Tabib itu membacanya dengan saksama, lalu menggeleng. โNggak usah ganti. Obat ini sudah cukup. Aku akan tambahkan sebuah bahan obat. Setelah meminumnya, Putri Suci akan segera sadar.โPada saat ini, Syakia perlahan-lahan membuka matanya. Ketika mendengar percakapan mereka, dia berkata dengan suara serak, โNggak usah ....โMendengar suara Syakia, Adika segera berjalan mendekat
Ketika menyodorkan saputangan itu, entah karena Laras sengaja atau tidak, ujung jarinya yang terluka akibat tertusuk jarum juga terlihat.Syakia melirik luka-luka itu tanpa ekspresi, lalu mengalihkan pandangannya. โSudah kubilang, aku nggak benci lagi sama kamu dari dulu. Buat apa kamu lakukan hal-hal nggak berarti seperti ini.โLaras tersenyum pahit dan menjawab, โNggak. Setidaknya bagiku, bisa memberikan saputangan ini kepadamu sekarang sangat berarti. Setelah ini, hidupku mungkin nggak berarti lagi.โ Keheningan di antara Syakia dengan Laras berlangsung cukup lama. Sayangnya, pada akhirnya, Syakia tetap tidak menerima saputangan itu.โKenapa masih berdiri di sini?โAdika yang baru selesai memberi perintah kepada Pasukan Bendera Hitam berjalan kembali dan menyaksikan hal ini. Dia pun melangkah maju dan memisahkan Syakia dari Laras tanpa bersuara. Kemudian, Adika berkata pada Syakia dengan penuh perhatian, โIni sudah sangat malam. Sebaiknya kamu cepat masuk. Kalau nggak, nanti kamu m
Laras akan terlebih dahulu masuk ke Kediaman Pangeran Pemangku Kaisar dan membuka jalan bagi Syakia. Setelah Syakia kembali ke kehidupan duniawi dan menikah dengan Adika, Laras akan membiarkan Syakia menjadi istri sah, sedangkan dirinya menjadi selir. Dengan begitu, hubungan mereka akan tetap seperti saudari. Dia merasa dirinya lebih bisa membantu Syakia menyingkirkan segala halangan. Laras sudah mengetahui perasaan Adika terhadap Syakia dari awal. Dia bahkan memiliki firasat bahwa suatu hari nanti, Adika pasti akan menikahi Syakia. Namun, dia tidak percaya pada laki-laki.Dari dulu, laki-laki selalu memiliki banyak istri. Bahkan rakyat jelata saja begitu, apalagi seseorang yang begitu berkuasa seperti Pangeran Pemangku Kaisar?Tidak peduli seberapa besar rasa suka pria seperti Adika terhadap Syakia sekarang, perasaannya pasti akan berubah suatu hari nanti. Daripada menunggu sampai dia mengkhianati Syakia kelak, lebih baik Laras membuat Syakia melihat jelas seperti apa sebenarnya sif
โSemua pemanah, bersiap!โ perintah Gading begitu mendengar suara teriakan itu.Ratusan prajurit Pasukan Bendera Hitam segera mengangkat busur mereka dan membidik ke arah hutan.โTunggu! Kami menyerah! Kami menyerah!โOrang yang bersiap untuk menyergap di dalam hutan tidak menyangka keberadaan mereka sudah ditemukan bahkan sebelum rombongan itu masuk ke hutan. Bahkan ada salah satu dari mereka yang sudah terkena panah.Tepat pada saat hujan panah akan diluncurkan ke arah mereka, orang-orang di dalam hutan buru-buru berseru untuk menghentikannya.โDasar bandit sialan! Berani sekali kalian bersembunyi di dalam hutan dan hendak menyergap kami! Cepat keluar!โSeruan Gading sontak membuat para bandit yang bersembunyi dalam hutan ketakutan dan berlari keluar dengan terburu-buru.Begitu melihat orang-orang itu, Adika bisa menebak bahwa mereka seharusnya adalah bandit gunung. Dia pun memicingkan mata dan bertanya, โKalian itu bandit gunung mana?โPemimpin sekelompok bandit itu buru-buru berlutu
Syakia membuka tirai dan melihat Adika.โTurunlah untuk hirup udara segar. Malam ini, kita makan lebih awal.โโOke.โSyakia mengangguk pelan, lalu bangkit dan turun dari kereta kuda. Setelah turun, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan melirik ke arah ujung rombongan ini.Adika menyadari gerakan Syakia dan mengikuti arah pandangnya. Kemudian, dia langsung mengalihkan pandangannya dan berkata dengan acuh tak acuh, โJangan khawatir, mereka bawa makanan sendiri. Mereka nggak akan mati kelaparan.โSyakia tidak mengatakan apa-apa, hanya mengikuti Adika berjalan ke pinggir sungai dan duduk di sana. Para prajurit Pasukan Bendera Hitam bergerak sangat cepat. Tidak lama kemudian, mereka sudah selesai memasak.Makanan Adika sangat harum dan terlihat lezat, sedangkan makanan Syakia tetap hanyalah sayuran dan sup kosong. Meskipun Syakia makan dengan sangat lahap, Adika malah merasa agak bersimpati padanya.Hanya saja, entah kenapa Syakia sangat keras kepala dalam beberapa hal. Bahkan Adika juga tidak
โMenikah?โ Syakia pun tertegun sejenak.Laras pun tertawa, lalu menjawab, โIya, itu pengaturan ayahku. Calon suamiku itu keponakan Kepala Prefektur Wisnu, kerabat jauh keluarga kami.โSyakia secara refleks bertanya, โKalau mau menikah, kenapa bukan mereka yang datang menjemputmu?โLaras tersenyum. โKia, kamu imut banget. Aku ke sana bukan jadi istri sah, cuma jadi seorang selir. Mana mungkin mereka datang jemput aku dengan meriah.โSetelah mendengar ucapan Laras, Syakia pun terdiam.โKia, jangan sedih untukku. Aku ini juga putri Menteri Sekretariat. Meski jadi selir, orang di sana nggak akan berani mempersulitku.โSyakia memalingkan wajah, lalu berkata dengan nada dingin, โSiapa yang sedih untukmu? Hubunganku denganmu nggak sebaik itu.โLaras langsung menunjukkan tampang sedih. โBaiklah, anggap saja itu pemikiranku sepihak. Tapi, perjalanan ke Kalika terlalu jauh. Ayahku juga nggak utus orang untuk mengawalku. Jadi, Kia, boleh nggak kamu biarkan aku ikuti kalian demi persahabatan kita
Meskipun waktunya sangat mendesak, Adika tetap langsung setuju.โKamu baru keluar dari istana dan pasti belum kemas barang-barangmu. Aku akan antar kamu pulang dulu. Setelah mengumpulkan orang dan mengatur semuanya dengan baik, aku akan pergi jemput kamu besok pagi.โBerhubung hal ini sudah diputuskan, Adika segera mengaturkan segala sesuatu yang diperlukan meskipun merasa marah.Setelah kembali ke Kuil Bulani, Syakia juga mulai menangani urusannya sendiri. Dia meminta Yanto untuk membantunya merawat ladang obatnya, juga menyerahkan surat tanah Paviliun Awana kepada Yanto.Yanto pada dasarnya adalah mantan kepala pelayan Keluarga Kuncoro. Dia tentu saja dapat mengelola Paviliun Awana tanpa masalah. Selain itu, Syakia juga hanya memiliki sebuah permintaan, yaitu menanam semua ladang di Paviliun Awana dengan berbagai macam benih dan bibit yang ditinggalkannya.Mengenai ladang obat di Gunung Selatan, sebagian besar obat herbal itu sudah bertumbuh. Syakia pun memanen semua obat herbal yang
Di ruang baca Kaisar dalam istana.โBupati Nugraha dari Lukati?โSetelah mendengar nama orang itu, Syakia agak terkejut. Benar juga, dia sudah mengingat orang itu. Orang itu adalah majikan dari pengelola toko obat yang membantunya.โKarena kekeringan di Kalika sebelumnya, ada banyak penduduk Kalika yang mengungsi ke Lukati dalam 3 bulan itu. Waktu itu, Bupati Nugraha nggak menolak untuk menerima para pengungsi itu. Tak disangka, ada beberapa pengungsi yang terjangkit wabah selama melakukan perjalanan. Wabah itu sudah menyebar cukup luas di Lukati."Kaisar tersenyum sambil melanjutkan, โSebenarnya, hal ini aneh juga. Yang tertimpa bencana alam jelas-jelas Kalika. Tapi, baik itu sebelum ataupun sesudah bencana, penduduk yang tetap tinggal di Kalika sama sekali nggak terpengaruh oleh wabah itu. Malah para pengungsi yang terjangkit wabah.โBerhubung terjadi fenomena aneh seperti ini, penduduk Kalika makin memuja Syakia. Semua orang berkata bahwa Putri Suci pernah mendoakan Kalika. Oleh kar