Dengan kening penuh kerutan, Morgan mengklik tautan yang dikirim Allina.Panggilan masih tersambung. Dia mengaktifkan mode loudspeaker agar suara Allina terdengar jelas sementara dia membaca berita itu.[Kau sudah membacanya?]"Ini sedang kubaca."Mata Morgan mengikuti kata demi kata, menyimak apa yang disampaikan di berita itu.Selesai membacanya, kerutan-kerutan di keningnya bertambah. Kedua alisnya hampir bertemu di tengah.Berita itu menerangkan kalau si pria yang muncul di foto-foto yang tersebar luas itu, yang sebelumnya diduga terlibat dalam insiden-insiden berdarah semalam, kini ditetapkan sebagai buronan pemerintah kota HK.Foto Morgan kembali dimunculkan, kali ini disertai namanya juga, meski hanya nama depannya saja: Morgan.[Bagaimana? Sudah selesai?]"Kau dapat berita ini dari siapa?"[Di sebuah forum di internet. Kebetulan aku member di situ. Kau baru tahu sekarang?]"Ya. Dan ini... mengecewakan!"[Di berita itu kau diperlakukan sebagai penjahat.]"Siapa pun yang membuat
Joseph sungguh tak mengerti apa yang baru saja terjadi.Kenapa Komandan yang tadi pagi memujinya tiba-tiba menamparnya?Dan dibilangnya Joseph telah menempatkan dia dalam masalah besar? Apa maksudnya itu?"Kau tahu apa kesalahanmu, Joseph?! Kalau kau tahu, cepat katakan sekarang!" hardik Komandan.Joseph terdiam, menatap Sang Komandan seperti orang dungu."S-sa-saya... tak mengerti, Komandan..."Plak! Plak! Plak!"Apa dengan itu kau jadi mengerti, hah? Cepat ucapkan kesalahanmu apa!" hardik Sang Komandan lagi, setelah menampar-nampar Joseph sampai Joseph sempat terhuyung.Di tempatnya berdiri, sementara itu, Morgan menikmati adegan ini sambil tersenyum dan melipat tangan di dada.Joseph, yang masih bingung dengan situasinya ini, sempat melirik Morgan.Mendapati senyum menjengkelkan yang ditunjukan adik iparnya itu, Joseph menduga insiden ini ada kaitannya dengannya.Lalu sesuatu melintas di benaknya..."Apakah ini tentang... si buronan ini, Komandan?" celetuk Joseph.Plak!Kembali, s
Berkat digelarnya konferensi klarifikasi dan permintaan maaf dari kepolisian kota itu, citra Morgan di mata orang-orang di Kota HK mulai pulih.Penggalan konferensi pers itu tersebar di internet, dengan cepatnya menjangkau banyak sekali forum dan ruang-ruang komunikasi lainnya.Berita terbaru tentang Morgan ini kemudian disandingkan dengan pengumuman lama dari pemerintah Kota HK, dan betapa terlihat kontrasnya.Hingga detik ini, pemerintah Kota HK memang masih menganggap Morgan seorang buronan. Dua informasi yang bertolak belakang ini membuat sejumla orang bingung.Morgan sendiri kini sudah bisa memunculkan dirinya kembali di kota kelahirannya itu.Namun, sesuai kesepakatannya dengan Jenderal Yudha, dia belum bisa mampir ke markas militer Kota HK.Ini karena, seperti pernah diinfokan sebelumnya, Yudha tak ingin Menteri Pertahanan mengendus keterhubungan Morgan dengan militer Kota HK. Dan meski konferensi pers tadi telah digelar, nama Morgan masih ada di DPO.Kini, Morgan sudah tahu ba
“Kau!”Bimo begitu terkejut dengan kedatangan Morgan.Bagaimana bisa dia ada di sini? Bukankah dia sedang menyembunyikan diri?Begitu yang dia pikirkan.Bimo memang belum menonton tayangan berita tentang konferensi pers terbaru dari pihak kepolisian kota.“Kalian masih berani menantangku?!”Suara Morgan menggelegar seperti auman singa jantan yang marah.Seketika itu juga, aura Dewa Perang-nya dikeluarkannya, begitu besar, sampai-sampai ruangan itu seakan-akan jadi lebih gelap.Tekanan udara yang dirasakan orang-orang di sana juga meningkat.Mereka, termasuk Bimo, jadi kesulitan bahkan untuk sekadar menarik napas.“Bukankah waktu itu sudah jelas, sekarang akulah pemimpin tertinggi Serigala Hitam. Sekarang bisa-bisanya kalian menculik seorang temanku, dan melakukan hal memalukan ini padanya!”Morgan mengatakannya sementara dia berjalan ke tengah ruangan. Matanya tertuju pada sosok Allina yang sedang terikat di kasur.Sekilas, dia menatap Bimo dengan tajam, membuat pria paruh baya itu ge
“Agnes, kenapa kau di sini? Kau mencariku?”Allina melontarkan pertanyaan itu sambil menghampiri Agnes.Biasanya, kalau Allina sudah menghampirinya seperti itu, Agnes akan menyambutnya.Tapi kali itu, Agnes malah mundur saat Allina sudah semakin mendekat.Tatapannya kepada Allina pun tak bersahabat.“Agnes? Ada apa?” tanya Allina.“Kau dan dia habis dari mana?” Agnes balik bertanya. Tatapannya masih menghakimi.“Soal itu…”Allina ingin sekali menjelaskan situasinya tadi, tapi entahlah. Dia bingung harus memulainya dari mana.Lagi pula, apakah aman memberitahu Agnes apa-apa yang dilakukan Morgan tadi?Seandainya Agnes tahu Morgan adalah pemimpin tertinggi Serigala Hitam, akankah Agnes masih mencintainya?“Tak bisa jawab? Ya sudah,” ucap Agnes ketus, lalu beranjak pergi.“Bukan begitu, Agnes. Dengarkan dulu,” pinta Allina, mengejar Agnes yang mencoba menjauhinya.“Sudahlah. Kalian berdua habis melakukan apa juga aku tak harus peduli.”“Agnes, jangan begitu. Tolong dengarkan aku dulu.”T
Rencana yang ditawarkan Henry cukup sederhana, tapi harus diakui, dampaknya lumayan oke.Joseph, anaknya itu, akan memberikan kesaksian palsu bahwa mantan komandannya memperlakukannya dengan sangat buruk.Dia juga akan mengatakan bahwa mantan komandannya itulah yang memintanya menggelar beberapa hari yang lalu, bukan inisiatif darinya.Tujuannya adalah merusak citra kepolisian kota dan membuat masyarakat Kota HK tak lagi mempercayai pernyataan-pernyataan yang keluar dari mereka.Tentu saja, agar kesaksian palsu Joseph ini punya cukup kekuatan untuk membuat hal itu terwujud, Henry membutuhkan dukungan penuh dari Tommy.Tommy diharapkan juga memberikan kesaksian palsu, membuat warga kota percaya kalau mantan komandannya Joseph itu pernah beberapa kali menekannya dan mengancamnya."Bagaimana? Cemerlang, bukan, ideku ini? Setelah nama baik kepolisian kota hancur, kau menjadi satu-satunya kekuatan di kota ini. Dan terkait kasus Morgan ini, orang-orang pun akan berada di pihakmu," kata Henr
Dipandu oleh Kris, Menteri Pertahanan dan Jenderal Yudha memasuki sebuah ruangan di markas militer Kota HK.Selain mereka bertiga ada juga satu orang lain. Dia adalah Josh, anak semata wayangnya Menteri Pertahanan.“Tak apa-apa, kan, dia ikut masuk? Anakku ini nantinya akan menjadi penerusku. Sudah sewajarnya dia tahu hal-hal seperti ini,” kata Menteri Pertahanan, tersenyum membanggakan anaknya.Sebenarnya, Kris dan Yudha tak suka ada orang luar masuk begitu saja ke fasilitas milik negara ini, apalagi mereka sedang akan membicarakan sesuatu yang tergolong rahasia.Tapi, yang mereka hadapi saat ini adalah Menteri Pertahanan yang korup dan menyusahkan. Mereka tak mau ambil risiko, sehingga respons mereka hanya mengangguk membolehkan.“Oke. Kalau begitu ayo kita mulai. Josh, coba kau putar video itu.”Setelah Menteri Pertahanan mengatakannya, Josh anaknya itu menaruh tablet yang dibawanya di meja dan memutar sebuah video.Itu adalah video klarifikasi dari Joseph yang telah tersebar luas
Semua orang di ruangan itu terkejut dengan kemuculan Morgan, tak terkecuali Yudha dan Kris.Morgan adalah si sosok buronan yang sedari tadi dibahas oleh Menteri Pertahanan. Sekarang dia tiba-tiba malah muncul begitu saja di hadapan sang menteri?“Ayah, dia si buronan yang kita cari-cari!” seru Josh, menunjuk Morgan. Sorot matanya memancarkan kekhawatiran.“Kau! Apa yang kau lakukan di sini, Keparat! Bagaimana bisa kau ada di situ? Sejak kapan kau di situ? Kau mendengar semua yang kami bahas tadi?” cecar Menteri Pertahanan.Morgan tak menjawab, hanya terus menatap Menteri Pertahanan dengan tajam dan dingin. Di saat yang sama dia biarkan sedikit aura Dewa Perang-nya keluar, membuat suhu ruangan turun beberapa derajat.“Kalian berdua… kalian berdua bersekongkol untuk menipuku, hah? Kalian yang membiarkan si buronan ini bersembunyi di lemari itu sedari tadi?” sang menteri kini menyerang Yudha dan Kris.Yudha dan Kris tak menjawab, masih dengan raut muka mereka yang kusut.Jujur saja, saat