Share

Agnes Sulit Sekali Diprediksi

“Minumlah. Mumpung masih hangat,” kata Gaby. Dia duduk di sofa kecil di samping kiri Morgan, di arah pukul sepuluh.

Morgan mengambil gelas itu dan menyeruput teh hangat itu sedikit. Tak bisa tidak, ujung matanya kembali terarah ke gunung kembarnya Gaby. Gaby kini duduk bersandar di sofa itu sambil menyilangkan kaki.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi tadi? Kenapa kau tak bisa dihubungi?” tanya Gaby.

“Kau tadi meneleponku?” Morgan balik bertanya.

“Bukan aku, tapi istrimu. Dia berkali-kali meneleponmu tapi tak juga tersambung. Dia lalu mengeluhkannya padaku, memintaku meneleponmu. Mungkin dia pikir hasilnya akan berbeda, tapi sama saja. Nomormu tak bisa dijangkau,” papar Gaby.

Morgan mengerutkan kening. Begitu rupanya. Kini dia punya dugaan soal kenapa tadi Agnes seperti begitu marah padanya.

Mungkin karena Morgan tak bisa dihubungi. Bisa dia bayangkan betapa kesalnya Agnes, telah mencoba meneleponnya berkali-kali tapi tak juga panggilannya itu tersambung.

Morgan mengangguk-angguk. Dia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abisal
hati wanita susah di tebak pas ketemu laki² yang krg peka..pas lah...wkwkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status