Ken dan Saintess menyerahkan pelatihan kepada Murka dan Yuka, dan mereka bisa sampai kerajaan Suci dalam waktu singkat dengan menggunakan skill teleport milik Ken. Mereka berdua dan seluruh Kesatria yang mereka bawa langsung disambut oleh Yuna, Reka dan Garga yang sudah bersiap untuk berperang. Dari istana kerajaan mereka bisa melihat sebuah pilar cahaya di hutan sebelah selatan kerajaan Suci yang memunculkan pasukan bersayap.“Apa mereka belum menyerang sama sekali?” tanya Ken.“Belum Tuan, kami juga tidak bisa menyerang mereka dengan gegabah karena diperkirakan bila pasukan bersayap itu sudah mencapai dua ratus ribu lebih hingga saat ini,” jawab Yuna.“Bagus, kalau begitu mari kita lihat berapa yang Dewi Aria kirimkan.”Saintess jadi terkejut dengan jumlah pasukan yang Dewi Aria kirimkan, karena Kesatria yang mereka bawa bila ditambah dengan seluruh pasukan kerajaan Suci masih kalah jumlah dengan pasukan lawan. Apa lagi musuh mereka adalah pasukan dari Dewi Aria yang juga memiliki k
Pasukan yang ikut menuju kerajaan Suci akhirnya kembali ke tempat pelatihan, mereka semua menceritakan tentang bagaimana Ken mengalahkan ratusan tibu pasukan Dewi sendirian. Semua Raja dan Kesatria yang mendengarnya jadi terkejut, mereka tidak menyangka bila Ken bisa sekuat itu. Mereka jadi berpikir bila Ken selama ini sudah menahan kekuatannya saat bertarung dengan mereka, dan membuat mereka merasa bersyukur.Mereka akhirnya tahu, meski pelatihan yang mereka jalani sangat keras hingga mereka sering sekarat, tetapi ternyata Ken masih belum menggunakan semua kekuatannya. Kini mereka menjadi kagum dengan Ken dan berpikir untuk tetap berjuang keras agar Ken terus berada dipihak mereka. Murka yang mendengar obrolan mereke menjadi panas, Murka merasa bila dia juga harus berlatih agar tidak tertinggal oleh yang lainnya.Murka kemudian ikut beratih dengan para Kesatria dan Raja agar dia juga ikut berkembang lebih kuat lagi, namun dia merasa bahwa latihannya tidak maksimal. Kurang dua hari la
Mereka semua hanya terpaku pada pasukan bersayap yang muncul di langit, hingga mereka tidak menyadari bila banyak monster dari segala arah yang datang. Hanya beberapa orang saja yang menyadari pergerakan para monster tersebut, meski begitu sosok mereka benar-benar tidak terlihat di pandang yang luas. Ken akhirnya mengambil kesimpulan bila para monster itu adalah serangan kejutan yang Dewi Aria siapkan untuk mereka.Beruntung mereka memiliki Arga yang punya skill untuk mengetahui siapa lawan dan siapa yang menjadi kawan, bahkan skillnya juga menghitung jumlah dan posisi lawannya. Jika saja tidak ada Arga, maka pasukan mereka pasti akan semakin berantakan dan hancur. Karena Ken bisa melihat bila semangat mereka yang sebelumnya cukup membara kini mulai padam hanya dengan melihat musuh yang di langit. Ken juga harus segera menagmbil tindakan, karena dia merasa bila semua monster itu dalam kondisi berkamuflase.“Yuna! cepat beri perintah kepada semua pasukan agar mereka bersiap untuk berta
Ken akhirnya menemukan moment yang pas untuk menyerang pasukan utama musuh berkat apa yang Murka lakukan. Kini semangat para pasukannya semakin meningkat dan dia bisa menggunakan apa yang sudah dia rencanakan. Ken memberi isyarat pada Garga, dan dia yang sudah satu party langsung mengerti maksud Ken. Garga langsung mempersiapkan sebuah serangan yang cukup kuat, dan Ken bermkasud untuk sembunyi dalam serangannya.“Garga, serang mereka dengan dengan Dragonroar!”Ken menyelimuti dirinya dengan aura agar bisa masuk dalam serangan milik Garga, dan Garga yang sudah paham menyiapkan sebuah tempat kosong di tengahnya. “Wooossssttt! Booommmmm!” serangan Garga berhasil menghasilkan ledakan hebat yang menyapu musuh.Ken yang kini bebas langsung memberikan serangan kejutan dengan memancarkan auranya dengan sangat instens pada musuh dengan menggunakan skill aurakilling. Berkat skill tersebut banyak musuh yang lebih lemah dari Ken tidak bisa bergerak, dan Ken langsung memanfaatkan sejata yang berta
Berkah yang Reka berikan seakan hilang bersama semangat mereka karena tekanan kekuatan yang berasal dari para Malaikat raksasa. Reka berusaha menggunakan kekuatannya untuk melindungi semua pasukan dengan kekuatannya, namun hal itu sia-sia saat kekuatan musuh jauh lebih kuat. Reka yang tidak bisa memberikan pelindungan tingkat tinggi, tidak bisa berbuat banyak karena dia juga terkena dampak dari tekanan yang musuh berikan.Sedangkan Ken yang melihat para Malaikat raksasa itu memegang senjata yang berbeda-beda, bisa langsung membuatnya berpikir bila mereka master dibidangnya masing-masing. Pemikiran iku juga berdasar dari pancaran aura yang Ken lihat dari mereka yang tampak berbeda-beda dan tergantung dari senjata yang mereka pegang. Serangan yang dari Malaikat yang menyerang Ken juga sangat cepat meski tubuhnya besar. Bahkan serangannya cukup cepat untuk menghantam dia yang sedang melesat secepat kilat menuju pilar.Semua pemikiran yang muncul dalam benak mereka adalah segala hal tenta
Semua Malaikat raksasa yang berlutut di hadapan Reka hanya diam dan menunduk saja, dan Reka tetap merasakan rakut pada mereka karena ingatannya sendiri tentang mereka di medan perang. Selain rasa takut yang Reka alami, dia juga merasakan penasaran dengan situasi dan tempat keberadaannya pada saat itu. Dia merasakan perasaan yang tidak asing, tetapi dia tidak pernah ingat bila tahu tempat atau situasi yang dia alami.“Ka-kal, kal--,”“Kami adalah pelayan setia anda,” jawab salah satu Malaikat raksasa.Jawaban yang Malaikat raksasa berikan sesuai dari apa yang ingin Reka ketahui, namun dia tidak mengerti maksud dari ucapannya. Mereka yang merupakan sosok dari pasukan utama Dewi yang cukup kuat, dan saat itu sedang menjadi musuh yang mereka lawan. Setelah Reka berpikir lebih dalam untuk memahami ucapannya, Reka mencoba menebaknya.“Apa kalian adalah pelayan dari Dewi Rerka?”“Benar sekali, kami adalah pelayan setia dari Dewi Rerka.”Apa yang Reka pikirkan ternyata benar,dan emosinya lang
“Semua Malaikat berkumpul kemari,” teriak Reka.Meski teriakkannya tidak mencapai tempat Ken dan Murka, para Malaikat yang bertarung dengan mereka berdua juga mengikuti perintah Reka. Prilaku aneh para Malaikat membuat mereka berdua bingung, dan itu jadi kesempatan untuk keduanya menuju tempat rekannya untuk membantu mereka. Ken yang merasa aneh bergegas menuju tempat Reka dan Yuna, dan dari kejauhan dia melihat semua Malaikat berkumpul menuju tempat Reka.Ken yang tidak tahu apa yang terjadi, tidak mau berpikir panjang lebar lagi dan langsung mengambil sebuah tindakan yang menurutnya terbaik. Dia langsung mengambil sebuah cambuk yang tergeletak, dan dia bermaksud menghentikan pergerakan para malaikat yang berjalan menuju Reka. Skill yang Ken miliki berhasil membuat cambuk yang dia ambil bisa memanjang hingga puluhan kilomater dan menghadang para Malaikat, namun anehnya para Malaikat raksasa itu hanya terus berjalan seperti robot mainan.Ken yang berhasil menahan mereka mempercepat la
Tiga hari sebelum perang dimulai.Dewi Aria yang merasa bila Dion memiliki dendam yang mendalam kepada Ken, memanggil Dion dan bertanya tentang hubungan mereka berdua. Dion langsung mengungkapkan semuanya kepadanya, dan dia juga menceritakan tentang sahabat Ken yang memiliki nama sama dengannya. Mendengar cerita Dion, Dewi Aria juga bercerita bila sahabat yang Dion maksud adalah Murka yang dulu pernah menjadi Pahlawan, namun dia berbalik melawan Dewi Aria yang kemudian dikutuk olehnya menjadi Raja Iblis.Dion tidak menyangka mendengar apa yang Dewi Aria ucapkan, namun hal itu menjawab perasaan iri dan dengki yang dia rasakan saat melihat sikap mereka bedua. Kini Dion akhirnya mengerti asal perasaan bencinya kepada Murka, hal itu bukan karena Murka merupakan Raja Iblis, melainkan karena identitas asli dari Murka. Dion juga memiliki sebuah ide untuk membuat Ken kembali menderita dan membalas dendam kepadanya, kemudian Murka juga mencoba mengutarakan ide tersebut kepada Dewi Aria yang te