Tiga hari sebelum perang dimulai.Dewi Aria yang merasa bila Dion memiliki dendam yang mendalam kepada Ken, memanggil Dion dan bertanya tentang hubungan mereka berdua. Dion langsung mengungkapkan semuanya kepadanya, dan dia juga menceritakan tentang sahabat Ken yang memiliki nama sama dengannya. Mendengar cerita Dion, Dewi Aria juga bercerita bila sahabat yang Dion maksud adalah Murka yang dulu pernah menjadi Pahlawan, namun dia berbalik melawan Dewi Aria yang kemudian dikutuk olehnya menjadi Raja Iblis.Dion tidak menyangka mendengar apa yang Dewi Aria ucapkan, namun hal itu menjawab perasaan iri dan dengki yang dia rasakan saat melihat sikap mereka bedua. Kini Dion akhirnya mengerti asal perasaan bencinya kepada Murka, hal itu bukan karena Murka merupakan Raja Iblis, melainkan karena identitas asli dari Murka. Dion juga memiliki sebuah ide untuk membuat Ken kembali menderita dan membalas dendam kepadanya, kemudian Murka juga mencoba mengutarakan ide tersebut kepada Dewi Aria yang te
Ken semakin emosi saat melihat wajah Dewi Aria yang menyeringai saat dia menggunakan seluruh kekuatannya. Sedangkan Dewi Aria dengan percaya diri berdiri dari posisinya, dia yang merupakan penguasa tidak melihat Ken sebagai lawannya. Apa lagi posisi mereka saat itu berada di wailayah kekuasaan dari Dewi Aria, yang mana membuatnya diuntungkan. “Sepertinya kau sangat percaya diri bisa menang,” ucap Ken. “Tentu saja, tipuan seperti apapun yang Manusia rendahan sepertimu gunakan, tidak akan mempan kepadaku yang merupakan Dewa di dunia ini.” Apa yang Dewi Aria ucapkan memang tidak salah, karena skill tingkat tinggi yang Manusia miliki tidak akan mampu mengalahkannya. Hanya saja Dewi Aria sudah melupakan sejarah bagaimana dia bisa sampai menjadi Dewi, dan dia juga sangat percaya diri karena kekuatannya semakin bertambah. Apa lagi senjata yang dibutuhkan untuk bisa mengalahkannya sudah dia hancurkan tanpa sisa. Sedangkan Ken memikirkan cara untuk bisa kabur dan kembali ke medan perang agar
Ken melihat sebuah pedang terbang menyerangnya, dan yang dia lihat hanya sebuah pedang saja tanpa adanya mana atau aura yang menyelimuti pedang tersebut sebagai sarana untuk menggerakannya. Jika saja Ken lebih cepat menyadarinya maka Ken tidak akan terluka, apa lagi lukanya membuat lengan Ken sulit untuk di gerakkan. Ken berbalik melihat pada Dewi Aria yang sudah tersenyum dengan banyak senjata yang melayang di belakang tubuhnya.***Beberapa menit sebelumnya, saat Ken terus mendorong mundur Dewi dengan serangan beruntun, tetapi Ken masih tetap tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyaman dalm dirinya. Bahkan dia juga beberapa kali teralihkan pandangannya dari lawan karena merasa ada yang mengawasinya yang membuatnya susah fokus. Hanya saja Ken sama sekali tidak merasakan keberadaan siapapun di tempat itu selain dirinya dan Dewi Aria saja.Meski begitu, Ken tetap merasakan jika banyak mata yang mengawasi pertarungannya dengan Dewi Aria. Emosi Ken tiba-tiba meledak dan mempercepat te
Dewi Aria yang saat itu berhasil betahan dari serangan Ken mencoba untuk tetap terlihat kuat, namun kenyataanya dia juga terkena dampak yang cukup besar akibat ketidak siapannya. Bahkan dia harus rela dihajar oleh Ken demi membangunkan seluruh senjata yang memiliki ego di tempat tersebut, hanya saja dia juga terganggu dengan senjata yang Ken pegang. Karena senjata tersebut merupakan salah satu senjata ego miliknya, namun tidak menerima panggilanya dan tetap berada ditangan Ken sebagai senjatanya.Hal yang lebih buruknya lagi, senjata yang Ken pegang meruapakan senjata yang paling mengerikan dari senjata lainnya. Jika Dewi Aria tidak segera merebutnya hingga Ken sadar akan efek yang senjatanya miliki, maka akan berdampak buruk baginya. Dewi Aria juga terus mencoba menghubungi Dion untuk memintanya kembali dan membantunya, tetapi kondisinya saat itu membuat sihirnya sulit untuk bisa mencapai Dion.Disisi lain, Dion yang bergembira dengan menyiksa Murka, harus terhenti saat Dewi Aria ber
Murka terus berputar dengan semakin cepat saat Dion sudah masuk dalam pusaran tornadonya. “Ayah Dion sudah berada dalam jangkauan kita.”Mendengar apa yang Reka ucapkan, Murka langsung berhenti dan membuat tornadonya lenyap seketika. Kemudian Murka mengumpulkan kekuatannya, disertai oleh dukungan sihir dari Reka untuk melakukan sebuah serangan yang kuat. Murka yang sudah siap mengunci targetnya dan melompat tepat di samping Dion yang masih melayang di udara.“Brruaagkkk! Keeeuggkk!” Murka berhasil mendaratkan serangannya pada Dion.“Boooommmmm!” Dion terhempas dan menghantam tanah dengan keras.Murka kembali melesat menyerang Dion. “Terima ini, anjing sialan, duuuuuarrrrr!”Meski Murka sudah menggunakan seluruh kekuatannya dan didukung oleh sihir Reka, serangannya tidak seperti serangan pertama yang dia lakukan. Akibat semua Dion tiruan yang menghilang juga membuat kekuatannya menurun cukup banyak, namun seranganya cukup untuk memberikan dampak yang cukup besar. Hanya saja Dion masih
Dewi Aria menjadi kesal karena senjata yang sangat dia inginkan untuk kembali, malah tidak bisa dikendalikan lagi olehnya. Belum lagi kedatangan Garga disaat kekutannya sudah terkuras cukup banyak oleh Ken, bahkan Dion yang dia minta kembali masih belum muncul. Meski begitu wajahnya tetap memperlihatkan kesombongan, karena dia sudah berhasil menyingkirkan Ken yang mana merupakan penghalang utama baginya.Pada saat itu, Garga juga tidak langsung menyerang Dewi Aria dan dia melihat Ken yang sudah tidak berdaya dengan banyak senjata tertancap pada tubuhnya. “Sebentar lagi saatnya giliranmu untuk merasakan dan menjadi sasaran semua senjataku.Dewi Aria tidak pernah tahu bila Garga miliki wujud Manusia, namun dia bisa langsung mengenali Garga dari aura dan mana miliknya. Hanya saja, Dewi Aria merasa bila kekuatan Murka juga tidak sekuat dulu saat dia menyerang tempatnya untuk mengambil kembali kekuatan yang Dewi Aria pinjam. Belum lagi wujud Manusianya tampak lemah, dan dengan semua pemiki
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t