Murka yang cukup terkejut saat melihat sosok Iblis besar yang ada dihadapannya, wajahnya terasa tidak asing baginya. Kemudian tiba-tiba dia ingat dengan wujud Raja Iblis sebelumnya saat memasuki mode Iblisnya, dan dia jadi menyadari sesuatu. Dia jadi terpikirkan dengan pasukan Dewi yang menyerang mereka yang mungkin saja adalah para Iblis, bila benar seperti itu maka Dewi Aria sudah menangkap semua jiwa Iblis yang mati.Bila yang Murka pikirkan benar maka semua jiwa Iblis itu dia jadikan sebagai pasukannya dengan menutupi tubuh mereka dengan armor cahaya. Murka semakin geram dengan apa yang Dewi Aria lakukan, dan dia merasa bila Dewi Arialah Raja Iblis yang sesungguhnya dengan siakp yang seenaknya sendiri dan hanya membuat semua makhluk di dunia sebagai mainannya. Saat Murka terlalu fokus kepada Dewi Aria hingga membuatnya tidak waspada, akhirnya dia menjadi sasaran hingga bisa tertusuk dari belakang.Ken terkejut saat Murka tiba-tiba tertusuk, dan langsung menyerang o
Beberapa saat sebelumnya.Ken yang tidak lagi merasakan kekuatan Dewi Aria yang menyelimuti area tempat mereka bertarung membuatnya berpikir bila Dewi Aria tidak lagi ikut campur. Kemudian Dia menggunakan sihir untuk menahan Murka yang nekat ingin masuk dalam cahaya penghakiman untuk menyelamatkan duplikatnya. Murka yang menyangka bila Ken asli yang terkena cahaya penghakiman terus berusaha menolongnya, hingga Ken memukulnya.Murka menjadi sangat kesal karena serangan dadakan, dan dia langsung bangkit untuk melakukan serangan balasan. “Siapa kamu bajingan? buuuggkkk! aaaaa!”Murka sama sekali tidak bisa mengetahui datangnya serangan dan dia langsung terlempar kembali, lalu kemudian Murka dihajar habis-habisan. Murka bahkan tidak bisa melakukan serangan balasan dan hanya bisa bertahan karena serangannya yang sangat cepat. Setelah dia mulai babak belur, akhirnya Murka tahu siapa yang dari tadi menghajarnya.“Anji--! Buggkk! anc--! Buggk! set--! Buggk!” Murka mengeluarkan semua hinaan ke
Ken berpikir semakin keras tentang keputusan yang harus dia pilih, sedangkan Murka bingung saat melihat Ken yang terlihat sangat serius. Murka yang sudah menjadi satu kelompok dengan Ken tiba-tiba memahami apa yang Ken pikirkan saat memperhatikanya. Dan dia mendapat sebuah jalan keluar tentang masalah yang Ken pikirkan, namun waktunya tidak tepat karena mereka tiba-tiba merasakan kekuatan besar yang mendekat.“Sial, sepertinya Dewi sialan itu menghidupkan sibajingan itu lagi,” grutu Murka.“Kekuatannya kali ini terlalu besar bila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.”Ken yang tetap fokus pada hal yang dia pikirkan, menjadi kesal saat dia melihat skill duplikatnya masih belum bisa dipakai. “J*an*ok!” teriak Ken.Murka terkejut karena Ken berteriak saat dia sedang fokus pada kekuatan yang mendekat. “Cuk! bikin kaget kau ini, hampir saja jantungku copot, njir!”Ken yang kesal mengungkapankan apa yang dia pikirkan dari tadi dengan suara keras seperti orang sedang marah-marah. Murka dan
Saintess benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Dion ucapkan, apa lagi kenyataan bila Dewi Aria diam saja dengan prilakunya. Saintess merasa bila dia sudah tidak bisa lagi percaya kepada Dewi Aria, apa lagi dia sudah tidak bisa mendengar suara Dewi Aria lagi. Kini Saintess sudah memutuskan untuk tidak lagi percaya pada Dewi Aria dan semua ajarannya yang ternyata bukan demi kebaikan, namun malah hanya untuk kesenangannya.Dia juga mulai percaya dengan cerita Yuna tentang Ken yang sudah di buang oleh Dewi Aria, bahkan insiden cahaya penghakiman di kerajaan Aisward juga hanya karena Ken. Yuna juga bercrita banyak hal buruk tentang Dewi Aria dan tentang Ken dibiarkan hidup oleh Dewi Aria hanya karena dia berguna untuk melawan Iblis. Saintess dulu memang meragunakan cerita tersebut, tetapi kini dia melihat sendiri sesuatu hal gila yang membuatnya percaya bila semua cerita yang Yuna ucpakan merupakan hal yang benar saat dia melihat Dion.“Kalian semua tidak perlu khawatir, orang yang
Ken berpikir keras untuk mengatasi hal yang terjadi dan Garga serta Reka mengambil tindakan untuk melindungi semua orang yang ada di sana. Reka dan Garga menggunakan kekuatannya dan berhasil memblokir kekuatan Dewi Aria hingga membuat semua orang kembali tenang. Dewi aria bahkan menggunakan cahaya penghakiman pada kerajaan Suci untuk membunuh mereka semua secara langsung. Ken yang melihat pelindung yang mereka ciptakan merasa paham dengan alasan Dewi Aria yang sangat nekat, dia belum bisa memastikan kebenarannya, namun dia tidak punya banyak waktu dan langsung bertindak.“Semua! berdo’alah bersama-sama untuk Dewi Rerka yang saat ini berjuang untuk keselamatan kita semua, dan buang jauh-jauh keyakinan kalian kepada Dewi Aria yang berusaha membunuh kalian semua,” teriak Ken dengan sangat keras.Saintess juga menyuarakan hal yang sama dengan Ken dan dia langsung berdo’a, kemudian para penduduk dan para Pendeta ikut berdo’a bersama untuk keselamatan mereka. Kekuatan Reka menjadi semakin k
Ken dan Saintess menyerahkan pelatihan kepada Murka dan Yuka, dan mereka bisa sampai kerajaan Suci dalam waktu singkat dengan menggunakan skill teleport milik Ken. Mereka berdua dan seluruh Kesatria yang mereka bawa langsung disambut oleh Yuna, Reka dan Garga yang sudah bersiap untuk berperang. Dari istana kerajaan mereka bisa melihat sebuah pilar cahaya di hutan sebelah selatan kerajaan Suci yang memunculkan pasukan bersayap.“Apa mereka belum menyerang sama sekali?” tanya Ken.“Belum Tuan, kami juga tidak bisa menyerang mereka dengan gegabah karena diperkirakan bila pasukan bersayap itu sudah mencapai dua ratus ribu lebih hingga saat ini,” jawab Yuna.“Bagus, kalau begitu mari kita lihat berapa yang Dewi Aria kirimkan.”Saintess jadi terkejut dengan jumlah pasukan yang Dewi Aria kirimkan, karena Kesatria yang mereka bawa bila ditambah dengan seluruh pasukan kerajaan Suci masih kalah jumlah dengan pasukan lawan. Apa lagi musuh mereka adalah pasukan dari Dewi Aria yang juga memiliki k
Pasukan yang ikut menuju kerajaan Suci akhirnya kembali ke tempat pelatihan, mereka semua menceritakan tentang bagaimana Ken mengalahkan ratusan tibu pasukan Dewi sendirian. Semua Raja dan Kesatria yang mendengarnya jadi terkejut, mereka tidak menyangka bila Ken bisa sekuat itu. Mereka jadi berpikir bila Ken selama ini sudah menahan kekuatannya saat bertarung dengan mereka, dan membuat mereka merasa bersyukur.Mereka akhirnya tahu, meski pelatihan yang mereka jalani sangat keras hingga mereka sering sekarat, tetapi ternyata Ken masih belum menggunakan semua kekuatannya. Kini mereka menjadi kagum dengan Ken dan berpikir untuk tetap berjuang keras agar Ken terus berada dipihak mereka. Murka yang mendengar obrolan mereke menjadi panas, Murka merasa bila dia juga harus berlatih agar tidak tertinggal oleh yang lainnya.Murka kemudian ikut beratih dengan para Kesatria dan Raja agar dia juga ikut berkembang lebih kuat lagi, namun dia merasa bahwa latihannya tidak maksimal. Kurang dua hari la
Mereka semua hanya terpaku pada pasukan bersayap yang muncul di langit, hingga mereka tidak menyadari bila banyak monster dari segala arah yang datang. Hanya beberapa orang saja yang menyadari pergerakan para monster tersebut, meski begitu sosok mereka benar-benar tidak terlihat di pandang yang luas. Ken akhirnya mengambil kesimpulan bila para monster itu adalah serangan kejutan yang Dewi Aria siapkan untuk mereka.Beruntung mereka memiliki Arga yang punya skill untuk mengetahui siapa lawan dan siapa yang menjadi kawan, bahkan skillnya juga menghitung jumlah dan posisi lawannya. Jika saja tidak ada Arga, maka pasukan mereka pasti akan semakin berantakan dan hancur. Karena Ken bisa melihat bila semangat mereka yang sebelumnya cukup membara kini mulai padam hanya dengan melihat musuh yang di langit. Ken juga harus segera menagmbil tindakan, karena dia merasa bila semua monster itu dalam kondisi berkamuflase.“Yuna! cepat beri perintah kepada semua pasukan agar mereka bersiap untuk berta
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t