[Master, sepertinya ada tumbal yang masih hidup,] jelas Garga lewat telepati.[Apa? aku yakin bila sudah membunuh tum--,” Ken kembali berpikir, dan dia ingat bila Murka mengurus salah satu tumbal yang jauh dari tempatnya berada.“Sialan, apa dia benar-benar mengasihani tumbal yang bahkan tidak punya hak atas hidupnya sendiri,” gumam Ken yang kesal saat dia berpikir tentang Murka.Rasa kesalnya kepada Dion masih belum tersalurkan dan kini Murka juga membuat Ken jadi kesal. Ken tidak bisa menahan rasa kesalnya yang sudah hampir meladak dan dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang bagus. Ken berpikir bila keberuntungannya bekerja disaat yang sangat tepat, kemudian dia langsung menggunakan kekuatannya sambil berteleportasi.“Boooommm!” Murka dan Dion terkejut dengan sebuah ledakan yang tiba-tiba terjadi.Mereka juga melihat sosok dari balik kepulan debu yang langsung melesat kepada Dion. “Mati kau sekarang, An*ok!” teriak Ken saat menyerang Dion.“Baagggkkk!” tiba-tiba Murka menahan puku
Murka yang cukup terkejut saat melihat sosok Iblis besar yang ada dihadapannya, wajahnya terasa tidak asing baginya. Kemudian tiba-tiba dia ingat dengan wujud Raja Iblis sebelumnya saat memasuki mode Iblisnya, dan dia jadi menyadari sesuatu. Dia jadi terpikirkan dengan pasukan Dewi yang menyerang mereka yang mungkin saja adalah para Iblis, bila benar seperti itu maka Dewi Aria sudah menangkap semua jiwa Iblis yang mati.Bila yang Murka pikirkan benar maka semua jiwa Iblis itu dia jadikan sebagai pasukannya dengan menutupi tubuh mereka dengan armor cahaya. Murka semakin geram dengan apa yang Dewi Aria lakukan, dan dia merasa bila Dewi Arialah Raja Iblis yang sesungguhnya dengan siakp yang seenaknya sendiri dan hanya membuat semua makhluk di dunia sebagai mainannya. Saat Murka terlalu fokus kepada Dewi Aria hingga membuatnya tidak waspada, akhirnya dia menjadi sasaran hingga bisa tertusuk dari belakang.Ken terkejut saat Murka tiba-tiba tertusuk, dan langsung menyerang o
Beberapa saat sebelumnya.Ken yang tidak lagi merasakan kekuatan Dewi Aria yang menyelimuti area tempat mereka bertarung membuatnya berpikir bila Dewi Aria tidak lagi ikut campur. Kemudian Dia menggunakan sihir untuk menahan Murka yang nekat ingin masuk dalam cahaya penghakiman untuk menyelamatkan duplikatnya. Murka yang menyangka bila Ken asli yang terkena cahaya penghakiman terus berusaha menolongnya, hingga Ken memukulnya.Murka menjadi sangat kesal karena serangan dadakan, dan dia langsung bangkit untuk melakukan serangan balasan. “Siapa kamu bajingan? buuuggkkk! aaaaa!”Murka sama sekali tidak bisa mengetahui datangnya serangan dan dia langsung terlempar kembali, lalu kemudian Murka dihajar habis-habisan. Murka bahkan tidak bisa melakukan serangan balasan dan hanya bisa bertahan karena serangannya yang sangat cepat. Setelah dia mulai babak belur, akhirnya Murka tahu siapa yang dari tadi menghajarnya.“Anji--! Buggkk! anc--! Buggk! set--! Buggk!” Murka mengeluarkan semua hinaan ke
Ken berpikir semakin keras tentang keputusan yang harus dia pilih, sedangkan Murka bingung saat melihat Ken yang terlihat sangat serius. Murka yang sudah menjadi satu kelompok dengan Ken tiba-tiba memahami apa yang Ken pikirkan saat memperhatikanya. Dan dia mendapat sebuah jalan keluar tentang masalah yang Ken pikirkan, namun waktunya tidak tepat karena mereka tiba-tiba merasakan kekuatan besar yang mendekat.“Sial, sepertinya Dewi sialan itu menghidupkan sibajingan itu lagi,” grutu Murka.“Kekuatannya kali ini terlalu besar bila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.”Ken yang tetap fokus pada hal yang dia pikirkan, menjadi kesal saat dia melihat skill duplikatnya masih belum bisa dipakai. “J*an*ok!” teriak Ken.Murka terkejut karena Ken berteriak saat dia sedang fokus pada kekuatan yang mendekat. “Cuk! bikin kaget kau ini, hampir saja jantungku copot, njir!”Ken yang kesal mengungkapankan apa yang dia pikirkan dari tadi dengan suara keras seperti orang sedang marah-marah. Murka dan
Saintess benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Dion ucapkan, apa lagi kenyataan bila Dewi Aria diam saja dengan prilakunya. Saintess merasa bila dia sudah tidak bisa lagi percaya kepada Dewi Aria, apa lagi dia sudah tidak bisa mendengar suara Dewi Aria lagi. Kini Saintess sudah memutuskan untuk tidak lagi percaya pada Dewi Aria dan semua ajarannya yang ternyata bukan demi kebaikan, namun malah hanya untuk kesenangannya.Dia juga mulai percaya dengan cerita Yuna tentang Ken yang sudah di buang oleh Dewi Aria, bahkan insiden cahaya penghakiman di kerajaan Aisward juga hanya karena Ken. Yuna juga bercrita banyak hal buruk tentang Dewi Aria dan tentang Ken dibiarkan hidup oleh Dewi Aria hanya karena dia berguna untuk melawan Iblis. Saintess dulu memang meragunakan cerita tersebut, tetapi kini dia melihat sendiri sesuatu hal gila yang membuatnya percaya bila semua cerita yang Yuna ucpakan merupakan hal yang benar saat dia melihat Dion.“Kalian semua tidak perlu khawatir, orang yang
Ken berpikir keras untuk mengatasi hal yang terjadi dan Garga serta Reka mengambil tindakan untuk melindungi semua orang yang ada di sana. Reka dan Garga menggunakan kekuatannya dan berhasil memblokir kekuatan Dewi Aria hingga membuat semua orang kembali tenang. Dewi aria bahkan menggunakan cahaya penghakiman pada kerajaan Suci untuk membunuh mereka semua secara langsung. Ken yang melihat pelindung yang mereka ciptakan merasa paham dengan alasan Dewi Aria yang sangat nekat, dia belum bisa memastikan kebenarannya, namun dia tidak punya banyak waktu dan langsung bertindak.“Semua! berdo’alah bersama-sama untuk Dewi Rerka yang saat ini berjuang untuk keselamatan kita semua, dan buang jauh-jauh keyakinan kalian kepada Dewi Aria yang berusaha membunuh kalian semua,” teriak Ken dengan sangat keras.Saintess juga menyuarakan hal yang sama dengan Ken dan dia langsung berdo’a, kemudian para penduduk dan para Pendeta ikut berdo’a bersama untuk keselamatan mereka. Kekuatan Reka menjadi semakin k
Ken dan Saintess menyerahkan pelatihan kepada Murka dan Yuka, dan mereka bisa sampai kerajaan Suci dalam waktu singkat dengan menggunakan skill teleport milik Ken. Mereka berdua dan seluruh Kesatria yang mereka bawa langsung disambut oleh Yuna, Reka dan Garga yang sudah bersiap untuk berperang. Dari istana kerajaan mereka bisa melihat sebuah pilar cahaya di hutan sebelah selatan kerajaan Suci yang memunculkan pasukan bersayap.“Apa mereka belum menyerang sama sekali?” tanya Ken.“Belum Tuan, kami juga tidak bisa menyerang mereka dengan gegabah karena diperkirakan bila pasukan bersayap itu sudah mencapai dua ratus ribu lebih hingga saat ini,” jawab Yuna.“Bagus, kalau begitu mari kita lihat berapa yang Dewi Aria kirimkan.”Saintess jadi terkejut dengan jumlah pasukan yang Dewi Aria kirimkan, karena Kesatria yang mereka bawa bila ditambah dengan seluruh pasukan kerajaan Suci masih kalah jumlah dengan pasukan lawan. Apa lagi musuh mereka adalah pasukan dari Dewi Aria yang juga memiliki k
Pasukan yang ikut menuju kerajaan Suci akhirnya kembali ke tempat pelatihan, mereka semua menceritakan tentang bagaimana Ken mengalahkan ratusan tibu pasukan Dewi sendirian. Semua Raja dan Kesatria yang mendengarnya jadi terkejut, mereka tidak menyangka bila Ken bisa sekuat itu. Mereka jadi berpikir bila Ken selama ini sudah menahan kekuatannya saat bertarung dengan mereka, dan membuat mereka merasa bersyukur.Mereka akhirnya tahu, meski pelatihan yang mereka jalani sangat keras hingga mereka sering sekarat, tetapi ternyata Ken masih belum menggunakan semua kekuatannya. Kini mereka menjadi kagum dengan Ken dan berpikir untuk tetap berjuang keras agar Ken terus berada dipihak mereka. Murka yang mendengar obrolan mereke menjadi panas, Murka merasa bila dia juga harus berlatih agar tidak tertinggal oleh yang lainnya.Murka kemudian ikut beratih dengan para Kesatria dan Raja agar dia juga ikut berkembang lebih kuat lagi, namun dia merasa bahwa latihannya tidak maksimal. Kurang dua hari la