Ken yang sudah pernah melihat perubahan wujud Garga sebelumnya, berpikir bila perubahan wujudnya yang sekarang ini tidak masuk akal. Bukan hanya Ken, Yuna yang melihat kejadian tersebut juga sangat terkejut dengan perubahwan wujud Garga. Sedangkan Reka lebih terkejud dengan peningkatan kekuatan yang yang terjadi pada Garga, tubuhnya memang menjadi lebih kecil tapi kekuatannya menjadi lebih padat dan sangat kuat.“Jadi, apakah saya lulus ujian ini, Master?” tanya Garga dengan wajah gembira.“Apakah kamu tidak bisa menggunakan sesuatu untuk melindungi tubuhmu itu?” ucap Ken.“Kulitku ini lebih kuat dari pada baju jirah manapun, bukankah Master sudah megerti betapa kuatnya kulitku ini, jadi master tidak perlu khawatir,” jawab Garga dengan bangga.“Bukan itu yang aku maksud, tepi--,” ucapan Ken terhenti karena bingung.Ken tidak mempermasalahkan serangan fisik yang Garga berikan, namun serangan mental yan
Reka yang tidak bisa menerima sikap Ken itu langsung mengejarnya, dia ingin kembali menantang Ken agar bisa cepat lolos ujian dan belajar tentang kekuatan dari Ken. Garga dan Yuna yang melihat Reka berjalan menuju ke tempat Ken, akhirnya juga ikut memastikan apa yang sebenarnya Ken inginkan. Sedangkan Ken mencoba untuk meditasi kembali karena pikirannya tentang semua hal tentang Reka dan Garga kembali berputar di benaknya.Situasi diantara mereka berempat sangat unik, karena mereka seperti melupakan apa yang terjadi pada mereka sebelumnya dan seakan menjalani hidup baru di Lembah Neraka. Mereka juga hidupa damai tanpa bertarung satu sama lain dan juga bebas dari serangan monster karena berada di dekat Garga, bahkan Reka harus menuju Hutan kematian untuk berburu monster. Karena itu saat Reka melihat Ken yang tidak memberikannya kepastian dengan sikapnya yang plinplan membuatnya kesal dan ingin segera menantangnya agar dia kembali pada tujuan utamanya untuk menjadi kuat dan kem
Apa yang Ken sangka benar-benar terjadi, Reka langsung menanyakan kepadanya tentang rahasia untuk menjadi kuat dan memang itulah yang terpikirkan olehnya saat Reka ingin bertanya. Ken tidak bisa mengungkapkan semua rahasia dari skill dan cara untuk dia bisa menjadi kuat dengan cepat, karena itu adalah kartu yang harus dia sembunyikan. Ken juga sudah menyiapkan jawaban yang pas dengan taktik dan trik yang dia miliki untuk bisa memberikan jawaban pada Reka tanpa harus membeberkan semua rahasianya. “Baik, aku akan menjawab pertanyaan satu itu, tetapi sebelum aku menjawabnya, kamu jelaskan dulu kepadaku tentang apa yang kamu ketahui,” pinta Ken pada Reka. Ken sedikit khawair, karena hal yang dia lakukan seperti sebuah taruhan yang bisa memudahkannya atau mempersulit Ken untuk mendapatkan penjelasan dari Reka. karena itu dia tidak bisa berhenti khawatir hingga Reka menjelaskan kepadanya. Kemudian Reka mulai menjelaskan kembali pada Ken bila yang Ken lalukan bukan menerima kenyataan bila d
Yuna senang bila serangannya bisa menembus pertahanan Ken yang selama ini selalu menyusahkannya, Ken juga terkejut bila pertahanan element angin yang dia buat bisa lenyap saat berbenturan dengan pedang Yuna. Setelah itu Yuna langsung menyerang Ken lagi, Ken yang sedikit penasaran melakukan hal yang sama dan dia melihat bila pedang Yuna memang bisa melenyapkan pertahanan angin milik Ken. Jawaban dari apa yang terjadi sudah Ken ketahui setelah melihat kembali apa yang terjadi. Saat Yuna menyerangnya kembali untuk ketiga kalinya, pedang Yuna tidak bisa menebas Ken meski dia menekan sekuat tenanga dan semakin kuat Yuna menekan pedangnya malah membuat pedangnya terpental jauh.“Trikmu kali ini lumayan bagus dan itu berhasil menembus satu pertahananku,” jawab Ken yang membuat Yuna terkejut dengan apa yang sebenarnya terjadi.Melihat Yuna yang masih mematung karena terkejut, Ken mendekat dan berbisik padanya. “Bila kamu bisa lulus dari ujian yang aku berikan, maka akan aku jelaskan apa yang
Ken memang tidak bisa merasakan aura mereka bertiga, namun masih ada metode lainnya yang bisa dia gunakan untuk mendeteksi keberadaan mereka. Selain kemampuan mendeteksi aura, Ken juga bisa mendeteksi mana dan dia mencoba hal itu untuk menemukan mereka, tetapi hal itu juga sia-sia. Kini Ken bisa berpikir dengan sangat tenang tentang debu yang mengelilinginya, dia merasa bila debu itu bukan sekedar debu biasa karena mempengaruhi fungsi indra dan kemampuannya mendeteksi lawan. Dalam keadaan terdesak seperti itu, Ken masih bisa tersenyum senang dan malah membuat semangat dalam dirinya yang selama ini hanya bermalas-malasan tiba-tiba mulai muncul karena terpicu oleh trik yang Garga lakukan.“Wuuussst! Buuggkkk! Aaaaagggkk!” Ken berhasil menyerang balik saat sebuah serangan dilancarkan kepadanya, namun dia tidak bisa mengetahui siapa yang menyerangnya.Melihat bagaimana serangan barusan datang, Ken mulai bisa mengantisipasi serangan-seranan berikutnya dan dia juga sudah mulai mengerti baga
Suasana tempat itu yang sebelumnya berisik menjadi sunyi, mereka semua mematung dan melihat ke arah Ken seperti ingin mengetahui kepastian tentang apa yang terjadi. Sedangkan Ken yang melihat wajah tegang mereka langsung melemaskan dan menjatuhkan tubuhnya ke tanah, dia tersenyum lebar dengan apa yang terjadi pada pertarungan itu. Semangat bertarung yang Ken rasakan mulai meredup saat dia merasa bila sudah waktunya untuk berhenti.“Kalian semua lulus!” teriak Ken yang membuat mereka semua melompat gembira.‘Aku tidak pernah membayangkan bila Reka akan bersembunyi di balik serangan sihir yang dia lepaskan untuk memberikan serangan kejutan kepadaku yang sedang terdesak.’ Pikir Ken saat melihat Reka yang sedang gembira di tempat dia berada tadi.Ken senang dengan trik baru yang mereka lakukan, hal itu menjadi hal baru yang bisa Ken pelajari dari mereka. Selain trik yang mereka gunakan, Ken juga mendapat pelajaran dari debu yang Garga gunakan, dan Ken berpikir bila itu bisa dia kombinasik
Ken berpikir bila penawaran yang Reka berikan itu merupakan hal yang dia harapkan, hanya saja dia ingin lebih menekankan tentang haknya. Reka menawarkan bantuan dan hak yang sama seperti dirinya di seluruh wilayah Iblis dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan dengan ijin miliknya, tetapi Ken tidak tahu sampai batas mana hal yang bisa dia lakukan dengan hal itu. Ken bisa menjalani hidupnya dengan nyaman dan pergi kemanapun tempat yang dia inginkan saat dia berada di wilayah Iblis, hal itu merupakan apa yang Ken inginkan.Yuna yang terlalu berpikir tentang banyak hal dan kemungkinan malah tidak bisa menebak apa yang Ken inginkan, sedangkan Reka yang berpikiran simpel menawarkan apa yang terbaik untuk bisa dia berikan kepada Ken. Melihat Ken yang tampak berpikir tentang penawaran Reka, Yuna langsung memikirkan hal-hal yang bisa dia tawarkan kepada Ken untuk bisa membuatnya di terima oleh Ken. Mereka bertiga meunggu bagaimana jawaban yang akan Ken berikan atas penawaran Reka, dan Garg
Yuna tidak bisa melihat perbedaan mereka bila melihat warna aura yang miliki, bila melihat lebih segsama pada aura setiap monyet dan tubuh yang mereka miliki membuat Reka menyadari sesuatu. Pancaran aura tiap monyet itu sedikit berbeda dan ada juga yang sama, yang Yuna lawan tadi memiliki pancaran aura yang cukup kuat. Selain itu luka tubuh mereka semakin banyak pada monyet yang memiliki pancaran aura tidak begitu kuat.Reka langsung memilih monyet dengan tubuh yang paling banyak luka dan aura yang yang halus dengan pacarannya yang tidak begitu kuat. Ken tersenyum saat Reka menyadari sesuatu setelah kekalahan Yuna dan memilih monster monyet itu dengan segesama. Ken juga sadar bila Reka memperhatikan tiap monster monyet yang ada dan akhirnya dia membuat keputusan setelah dia sadar akan sesuatu pada tiap monyet yang ada.“Kalau begitu langsung mulai saja,” perintah Ken pada Reka dan dia langsung meju.Saat Reka maju, Ken berbisik pulan padanya. “Sebaiknya kamu memperhatikan lebih detail
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t