Di sisi lain kota, Lucas melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan Liquid dengan ekspresi dingin. Langkahnya mantap, setiap jejak yang dia tinggalkan membawa aura ketegasan yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun yang melihatnya.Para karyawan yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka di lantai utama segera melirik ke arahnya, sebagian besar memilih untuk menundukkan kepala dan menghindari tatapan pria itu. Lucas bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, dan setiap kehadirannya di kantor ini selalu membawa dampak yang tidak bisa diremehkan.Dia telah menyelesaikan beberapa urusan sebelumnya, tetapi ada satu hal yang terus mengganjal pikirannya sejak pagi.Saat dia menaiki anak tangga menuju lantai tempat ruangan Angeline berada, firasatnya semakin kuat. Ada sesuatu yang mengganggunya, sesuatu yang membuatnya merasa harus segera berada di sini.Langkahnya melambat ketika mendekati ruangan Angeline. Pintu tidak tertutup rapat, dan dari celah kecil itu, dia bisa mendengar suara percakapan
“Tolong aku!” ucap seorang wanita di dalam mobil.“Bu, Angeline?” Lucas terkejut saat membuka pintu mobil dan melihat Direktur Pemasaran di perusahaan tempatnya bekerja sedang terluka.Pada saat Lucas dalam perjalanan pulang ke rumah setelah lembur, dia melihat sebuah mobil mewah menabrak trotoar dan masuk ke dalam semak-semak pinggir danau.Tak disangka, ternyata orang di dalam mobil adalah Angeline Jordan, wanita cantik yang diidam-idamkan oleh banyak pria. Wajahnya berbentuk seperti berlian, berkulit putih, badan proporsional dan yang paling menonjol adalah bentuk dadanya yang 36 D.Lucas melihat ada benda yang menusuk ke dada Angeline. Dia tahu apa itu karena sering menemukan hal-hal semacam ini ketika masih menjadi Raja Mafia ibukota.“Tenang, Bu Angeline. Aku akan mengeluarkannya!” ucap Lucas.Dengan cekatan Lucas membuka kemeja Angeline. Kini wanita itu hanya mengenakan tanktop putih yang membuatnya terlihat begitu menggoda.Saat Lucas akan menurunkan tanktop dan bra, Angeline
Suara Angeline cukup keras. Lucas begitu khawatir ibunya akan bangun.Oleh karena itu, Lucas lebih memilih untuk mengenakan pakaiannya secara lengkap dibandingkan harus menjelaskan apa yang baru saja dia lakukan dan kemudian Lucas keluar kamar.Benar saja, kekhawatirannya menjadi nyata. Ibunya telah berdiri di depan pintu kamar.Apakah Ibu mendengarnya? Bagaimana jika dia tahu?“Ibu?” wajah Lucas tampak begitu cemas.Yang ditakutkan oleh Lucas adalah kesehatan ibunya jika mengetahui yang baru saja dia lakukan terhadap Angeline.Satu tahun yang lalu, Lucas mendapat kabar jika ibunya mengalami sakit keras.Oleh karena itu, dia memutuskan untuk melepaskan statusnya sebagai Raja Mafia Ibukota dengan seluruh kemewahan dan harta yang dimiliki demi merawat sang ibu.“Apa yang terjadi? Kenapa Angeline teriak-teriak? Kenapa kamu keringetan seperti ini? Apa yang baru saja kamu lakukan di dalam kamar Angeline?” tanya Rose, penuh curiga.Tanpa menunggu jawaban Lucas, Rose berjalan masuk ke dalam
Wanita berwajah oval dengan alis mata tebal,, keluar dari mobil. Dia kemudian terkejut melihat pria yang ditabraknya masih berdiri dengan kokoh seperti tidak terjadi apa-apa.‘Apa yang aku tabrak? Apakah dia punya tulang besi?’Melihat kondisi yang terjadi, Lucas yang baik-baik saja dan mobil bagian depannya yang rusak, Magdalena tidak mau menjadi tersangka.“Hati-hati kalau menyebrang jalan. Apakah kamu buta? Tidak bisa melihat ada mobil yang sedang melaju?” omel balik Magdalena.“Kamu yang buta! Sudah jelas-jelas kamu berkendara dengan ugal-ugalan!” kata Lucas sambil menaikkan sebelah bibirnya.Magdalena menunjuk ke arah mobilnya yang hancur sambil berkata, “Lihat mobilku! Karena ulahmu, mobilku hancur. Untuk memperbaikinya setidaknya memerlukan 50 Juta. Cepat berikan uangnya kepadaku!”“Apa? 50 Juta?” Lucas terkejut mendengarnya.Jelas ini hanyalah akal-akalannya saja.“Ya, benar. Bahkan aku pikir itu akan lebih banyak lagi. Tapi, karena aku lihat kamu orang yang berasal dari kasta
Lucas menghela napas panjang. “Masih untung aku beritahu agar kalian tidak rugi. Jika tidak punya pengetahuan akan barang antik, jangan berlagak seperti ahli. Itu sangat memalukan.”Merasa terhina dengan apa yang dikatakan oleh Lucas, membuat John menggertakan giginya. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah direndahkan oleh seorang anak muda.“Kurang ajar! Berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada kami!” geram John. “apa kamu tidak tahu siapa kami?”Lucas tidak terpengaruh dan ekspresi wajah yang datar dan tanpa takut itu, membuat John semakin meradang.Sambil menunjuk wajah Lucas, John berkata, “Kamu ini benar-benar kurang ajar, ya. Kamu bahkan tidak memiliki niat untuk meminta maaf.”“Asal kamu tahu, aku adalah Ketua Dewan Rakyat Kota Verdansk. Sangat mudah bagiku mengusirmu dan seluruh keluargamu dari kota ini. Aku juga dapat dengan mudah menggusur rumahmu tanpa uang ganti rugi!”Lucas tertawa mendapat ancaman seperti itu dari John.“Jadi kerjaan Ketua Dewan Rakyat itu hanya me
Sontak saja, semua yang ada di sana terkejut mendengar Lucas adalah tamunya Angeline.Dengan raut wajah terkejut, Bella bertanya, “Apa? Dia temanmu? Kenapa kamu bisa berteman dengan orang rendahan?”“Kenapa? Dia adalah karyawan perusahaan kita. Secara langsung, dia membantu kita mendapatkan uang selama ini. Jadi, kenapa aku tidak boleh berteman dengannya?” kata Angeline.“Dia itu hanyalah karyawan kontrak. Tidak pantas anggota Keluarga Jordan berteman dengannya,” kata Bella sambil melirik tajam ke arah Lucas.Dengan dingin, Angeline berkata, “Dia bukan hanya sekedar teman.”Bella mengerutkan keningnya. “Jangan bilang kalau kalian berpacaran?”Angeline tidak menjawab pertanyaan itu. Dia menarik tangan Lucas dan membawanya masuk ke dalam rumah.Di dalam rumah, terlihat sudah ramai. Beberapa anggota Keluarga Jordan terlihat sedang berbincang-bincang satu dengan yang lainnya.Ketika Angeline dan Lucas masuk, semua menjadi sunyi. Fokus mereka tertuju kepada dua orang yang baru datang itu.
Seketika seisi ruangan menjadi hening. Namun beberapa saat kemudian, ruangan itu kembali meledak dengan gelak tawa. “Hahaha … konyol sekali. Apa kamu pikir mendapatkan investasi semudah bermain permainan monopoli?” Bella terkekeh. “orang miskin memang tidak tahu apa-apa tentang bisnis.” “Cih! Kamu pikir, kamu adalah orang hebat dengan relasi luas dan kuat? Kamu itu hanya seorang karyawan kontrak. Kesempatan kamu untuk mendapatkannya tertutup rapat,” kata Jeremy. “Aku dengar, lebih dari setengah perusahaan di Provinsi Everdale telah mengajukan investasi dan kebanyakan adalah perusahaan dengan valuasi di atas Perusahaan Liquid. Memangnya, apa caramu supaya bisa dapat investasi? Mengemis seperti keahlianmu? Atau menjadi alas kaki? Percuma saja, itu tidak akan bisa,” kata Sabrina sambil mengangkat sebelah bibirnya. Cemoohan datang juga dari yang lainnya. Seolah semua orang ingin mengomentari “kekonyolan” Lucas. “Aku kenal dengan orang-orang yang ada di sana. Presiden Direkturnya dulu
Angeline memejamkan matanya tanpa melakukan perlawanan sedikitpun. Aroma tubuh Lucas, membuatnya nyaman dan tenang.Angeline merasakan ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya secara perlahan, mulai dari pundak, turun ke dada hingga sampai ke pinggangnya, membuat bulu kuduknya berdiri.“Nah, sudah. Bu Angeline tidak boleh menyetir tanpa menggunakan sabuk pengaman,” ucap Lucas.Sontak saja, Angeline langsung membuka matanya, terkejut karena yang terjadi ternyata bukan seperti yang dia pikirkan.‘Jadi, dia hanya ingin memakaikan aku sabuk pengaman? Bukan ingin menyentuhku?’ batin Angeline.Bercampur antara rasa kesal dan malu, Angeline mendorong tubuh Lucas dengan cukup keras.“Sana pergi!”Lucas mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti kenapa Angeline marah kepadanya, padahal dia melakukan perbuatan baik.“Kenapa Bu Angeline marah?” tanya Lucas dengan polosnya.“Ehm … ya itu … kamu. Kenapa kamu dekat-dekat dengan tubuhku? Mau mencari kesempatan dalam kesempitan lagi?” Angeline mencari alas
Di sisi lain kota, Lucas melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan Liquid dengan ekspresi dingin. Langkahnya mantap, setiap jejak yang dia tinggalkan membawa aura ketegasan yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun yang melihatnya.Para karyawan yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka di lantai utama segera melirik ke arahnya, sebagian besar memilih untuk menundukkan kepala dan menghindari tatapan pria itu. Lucas bukan tipe orang yang suka berbasa-basi, dan setiap kehadirannya di kantor ini selalu membawa dampak yang tidak bisa diremehkan.Dia telah menyelesaikan beberapa urusan sebelumnya, tetapi ada satu hal yang terus mengganjal pikirannya sejak pagi.Saat dia menaiki anak tangga menuju lantai tempat ruangan Angeline berada, firasatnya semakin kuat. Ada sesuatu yang mengganggunya, sesuatu yang membuatnya merasa harus segera berada di sini.Langkahnya melambat ketika mendekati ruangan Angeline. Pintu tidak tertutup rapat, dan dari celah kecil itu, dia bisa mendengar suara percakapan
Pertanyaan itu mengganggu Lucas. Dia tidak senang dengan apa yang terjado. Semalam Angeline pun bertanya hal yang sama.Namun meski begitu, Lucas menanggapinya dengan santai saja sambil tersenyum kecil. "Keberuntungan."Jeremy terkekeh. "Keberuntungan?"Jeremy menyipitkan matanya. "Aku tidak percaya pada keberuntungan, terutama dalam dunia kita. Gigio Moratta bukan tipe orang yang sembarangan memilih seseorang. Dia sangat selektif."Lucas tetap tersenyum. Lalu dia berkata, "Mungkin dia hanya melihat sesuatu dalam diriku. Gigio juga baik hati, jadi apa salahnya dekat dengannya?"Jeremy tidak langsung membalas. Dia menatap Lucas lebih dalam, seolah mencoba menelanjangi pikirannya."Atau mungkin dia melihat sesuatu yang lebih besar daripada yang kamu sadari sendiri,” kata Jeremy.Lucas menatapnya. "Kamu terdengar seperti seseorang yang memiliki teori sendiri. Pada intinya, aku hanya beruntung bisa dekat dengan Gigio Moratta.""Tidak, aku merasa ada hal lain yang kamu sembunyikan. Apa kam
Viviana melihat wajah ayahnya yang tampak begitu cemas. Dia pun memegang tangan ayahnya dan mengusap punggung tangan yang sudah mulai keriput itu.“Aku akan bicara dengan kak Dario dari hati ke hati. Semoga saja dia bisa mengerti dan akhirnya berubah,” ucap Viviana mencoba untuk menenangkan ayahnya. “ya, meskipun tidak bisa instan tapi aku yakin dia bisa berubah.”Gigio tersenyum lebar. Melihat anak perempuannya yang sudah tumbuh besar dan bersikap dewasa, setidaknya sudah membuatnya senang.“Terima kasih, Sayang! Untungnya Ayah punya kamu,” ucap Gigio.Viviana menganggukan kepalanya dengan senyum lebar di wajah. Dia pun kemudian memandang ikan-ikan yang sedang berenang kesana-kemari seperti sedang berdansa.“Ayah, bagaimana dengan Lucas? Maksudku kabarnya. Aku dengar dia berkelahi kemarin,” tanya Viviana dengan mata yang masih memandang ke arah kolam.Gigio tertawa kecil setelah mengingat kembali apa yang terjadi kemarin. Viviana langsung menoleh dengan keras setelah mendengar ayahn
"Kamu sungguh tidak akan ngomong jujur?"Suara Angeline terdengar dingin, tetapi jelas mengandung kemarahan yang tertahan. Dia berdiri dengan tangan terlipat di dada, tatapannya tajam menembus punggung Lucas yang bersandar di tepi jendela ruangan."Aku hanya ingin tahu, sudah itu saja."Lucas tidak menoleh. Cahaya lampu kuning yang menerpa wajahnya menyorotkan garis-garis tegas di rahangnya. Dia hanya diam, napasnya dalam, seolah mencoba meredam sesuatu dalam dirinya."Lucas, aku bertanya!" Angeline meninggikan suaranya.Lucas memejamkan mata sesaat, lalu mengembuskan napas panjang. "Aku tidak mau membahasnya lagi. Tolong lupakan saja masalah ini."Nada suaranya datar, tetapi cukup untuk membuat Angeline meradang. Dia melangkah maju, berdiri hanya beberapa langkah di belakang Lucas."Apa yang tidak bisa dibahas? Aku hanya ingin kejelasan!" ucap Angeline dengan suara yang lebih keras.Lucas akhirnya menoleh, menatapnya dengan mata yang lelah. "Kejelasan apa yang kamu maksud, Angeline?
Malam harinya, Lucas baru sampai di rumah, ketika Angeline terlihat sudah menunggunya. "Lucas," panggil Angeline. Mukanya masam, cenderung cemberut. Lucas menarik napas, tidak menjawab panggilan Angeline. "Aku mendengar ada keributan di pertemuan Serikat Dagang," ujarnya dingin. "Dan kamu adalah dalangnya, bukan?""Aku baru saja pulang. Tidak bisakah aku mendapat sambutan yang lebih hangat?" Lucas melemparkan senyum tipis, mencoba mencairkan suasana. Dia menatap Angeline yang tampak tak sabar."Jawab dulu pertanyaanku!" Desak Angeline.Lucas menatapnya sebentar sebelum beranjak ke meja minuman, menuangkan segelas whiskey, lalu menyesapnya perlahan. "Keributan? Itu hanya diskusi bisnis yang sedikit memanas.""Bohong," potong Angeline cepat. "Aku tahu apa yang terjadi. Matteo dipermalukan, beberapa orang mulai meragukannya, dan entah bagaimana, kau duduk di kursi keluarga Jordan. Katakan padaku, bagaimana bisa?"Lucas menyesap minumannya tanpa menjawab Angeline."Katakan yang sejujur
Hak veto hanya bisa digunakan satu kali dalam satu tahun. Jadi, meskipun nanti ada sesuatu yang merugikan pemilik veto, namun jika sudah pernah digunakan sebelumnya, dia tetap tidak bisa menggunakannya.“Kamu yakin, Laurence?” tanya Gigio.“Ya, kenapa tidak. Aku juga ingin ada perubahan di dalam Serikat Dagang ini,” jawab Laurence dengan tenang.Gigio merasa kecil hati saat ini ketika Laurence berniat untuk menggunakan hak veto. Gigio berpikir kalau Laurence juga akan ikut mencalonkan.“Baiklah kalau begitu. Jadi, siapa saja yang akan mencalonkan? Apakah kamu akan mencalonkan diri, Tuan Whitmore?” tanya Gigio.“Kehidupan yang penuh lampu dan perhatian, bukanlah tempatku, Tuan Moratta,” jawab Laurence.Gigio terkejut mendengarnya. Meskipun dia tahu kalau Laurence memang tidak suka kehidupan mencolok, tetapi dia mau menggunakan hak vetonya. “Lalu, kenapa kamu menggunakan hak veto kalau kamu tidak mau mencalonkan diri?” tanya Gigio.“Bukankah aku sudah bilang kalau aku mau perubahan? En
Grandmaster Luxio tak mau menyerah. Ia berlari ke samping, mencoba mencari celah, lalu melesat dengan tinju yang berlapis listrik, mengarah langsung ke kepala Lucas."Aku tidak akan jatuh semudah itu."Grandmaster Luxio kembali bergerak. Ia menjejak lantai dan melesat ke kiri, berputar cepat untuk mengelabui Lucas. Dengan kecepatan tinggi, ia berpura-pura menyerang dari samping, namun di detik terakhir, tubuhnya berbalik dan ia meluncur ke arah belakang lawannya.Kali ini, ia tak hanya mengandalkan pukulan biasa. Grandmaster Luxio menyalurkan energi petir ke kakinya, lalu menghantam tulang kering Lucas dengan tendangan rendah.Listrik meletik di sekitar kaki Grandmaster Luxio saat tendangannya mendarat. Namun, alih-alih membuat Lucas kehilangan keseimbangan, pria itu hanya sedikit bergeser, seperti batu besar yang hanya didorong angin.Grandmaster Luxio mendongak, sedikit terkejut, namun ia tak sempat berpikir lama. Lucas membalas dengan mengayunkan lututnya ke perut Grandmaster Luxio
Kehadiran seorang grandmaster yang dianggap sebagai legenda, membuat suasana di ruangan menjadi tambah mencekam. Para peserta yang hadir, merinding. Mereka bahkan bersiap untuk pergi meninggalkan ruangan.“Dia akan mati!”“Ini masalah besar untuk pria itu. Dia sudah berani melawan ketua Matteo dan tuan Ashton, tapi dia tidak akan berani melawan Grandmaster Luxio.”“Lebih baik kita pergi dari sini sebelum kehancuran terjadi. Selamatkan diri kita masing-masing!”….Suara dari para peserta, mulai terdengar, menanggapi kemunculan Grandmaster Luxio.Gigio juga mengenal sosok Grandmaster Luxio. Dia pun menjadi sangat cemas sekarang. Apalagi dia tidak memiliki seseorang yang memiliki kemampuan sehebat Grandmaster Luxio. Yang dia punya hanyalah Lucas saja.“Bagaimana ini Lucas. Kita berada dalam bahaya,” kata Gigio, gemetaran.“Memangnya dia siapa? Aku sama sekali tidak mengenalnya,” tanya Lucas.Meskipun suaranya kecil, namun terdengar dengan cukup baik oleh Ashton. Dia tersenyum mendapati G
Matteo kalang kabut. Kredibilitasnya, nama baiknya, bahkan nama keluarganya, diacak-acak oleh seorang anak muda yang entah berasal dari mana.Bukan hanya Matteo dan keluarga Bellucci saja yang “diinjak”, tetapi juga keluarga Carter. Dua keluarga besar yang masuk dalam 5 keluarga terbesar kota Verdansk, terlihat hina.Ini tidak bisa diterima!“Apanya yang tidak mungkin?” tanya Lucas. “hal baik selalu menemukan jalannya.”“Rencanamu itu sama sekali tidak masuk akal, memaksakan dan … hanya menguntungkan dirimu saja. Oleh karena itu, alam pun tidak merestuinya,” lanjutan Lucas.Matteo mengepalkan kedua telapak tangannya dengan keras. Wajahnya merah padam dan giginya pun saling beradu. “Sialan! Kau Memang licik! Lidah ular!”Lucas mengerutkan keningnya mendengar umpatan yang dilemparkan oleh Matteo.“Lucas! Kamu bertanggung jawab atas kegagalan rencana yang baik itu! Jika Serikat Dagang berjalan tidak baik, kamu harus berpikir di depan untuk mempertanggungjawabkan semuanya!” ucap Ashton de