Lucas sadar jika suara itu terdengar dari lantai dua rumah. Oleh karena itu dia berlangsung dua hari menuju ke lantai 2. Satu yang dipikirkan oleh Lucas adalah Angeline. Dia khawatir telah terjadi apa-apa dengan wanita itu.Saat dia naik ke lantai 2, Angeline juga baru keluar dari kamarnya.Dengan memasang wajah yang bingung, Angeline bertanya, “Ada apa?”Lucas baru sadar jika suara kaca pecah itu bukan karena Angeline. Kecurigaannya pun semakin menguat jika ada teror yang terjadi.“Kamu tetap di sini! Jangan ke mana-mana!” seru Lucas, serius.Angeline menganggukan kepalanya. Dia mulai merasa takut sekarang.Lucas langsung membuka kamar depan yang tadinya akan dia tempati untuk tidur. Dan ketika membuka kamar, pemandangan mengejutkan terjadi.Jendela kamar telah pecah dan di dekat tempat tidur, terdapat batu besar yang berlumuran darah. Jelas sekali ini adalah sebuah teror.Dengan cepat Lucas langsung ke balkon dena kamar untuk mengecek siapa yang telah melempar batu tersebut.Ketik
Mendengar ada seseorang yang mengancamnya di ujung telepon, membuat Si Tangan Besi terkejut sekaligus marah. Dia tidak menyangka ada orang yang berani melawan ada yang menantangnya. ‘Kurang ajar! Siapa kamu? Beraninya kamu mengancamku!’ geram Si Tangan Besi.‘Kenapa kamu harus bertanya siapa aku? Bukankah kamu mengutus orang lemah ini untuk membunuhku?’ tanya balik Lucas. ‘atau jangan-jangan kamu hanya berpura-pura tidak tahu karena takut kepadaku?’‘Jangan banyak bicara! Aku akan datang ke sana dan memberikan pelajaran kepadamu!’ ucap Si Tangan Besi.‘Aku tunggu! Jika kamu tidak datang, anak buahmu ini akan aku penggal kepalanya dan akan aku gantung kepalanya di depan rumahmu!’ kata Lucas dengan sangat serius. Setelah itu panggilan suara diakhiri oleh Lucas.Si Tangan Besi menoleh ke arah Max. Lalu dia berkata, “Ternyata Lucas memiliki keberanian yang patut diacungi jempol. Dia sudah sangat berani menantangku.”Max terkejut mendengarnya. Namun kemudian dia teringat dengan kejadian
Angeline membuang wajahnya, tidak ingin menatap wajah Lucas yang sedang marah itu.“Lebih baik kamu masuk ke dalam rumah. Jangan keluar sampai aku menyuruhmu keluar!” seru Lucas.Meskipun dia sedang marah kepada Angeline, tetapi dia tidak mau wanita itu terluka.“Lantas, kamu bagaimana?” tanya Angeline yang juga mengkhawatirkan Lucas.“Aku akan melawan mereka. Ini adalah masalahku, jadi aku yang harus menyelesaikannya,” kata Lucas bersungguh-sungguh. Angeline menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak bisa. Ini adalah daerah rumahku, jadi aku juga bertanggung jawab atas keamanannya.”“Mungkin saja jika sudah melihatku, orang yang ingin membunuhmu itu mengurungkan niatnya. Sebab, aku tidak akan segan-segan untuk melaporkannya ke polisi jika memaksa untuk menghajarmu. Aku punya kenalan pengacara hebat,” lanjutnya.Lucas menarik napas dalam-dalam. Dia merasa sedikit lelah dengan sifat Angeline yang susah diatur. “Aku tahu kamu memiliki banyak relasi. Latar belakangmu, membuat kamu
Lucas merasakan kekuatan yang dimiliki oleh Si Tangan Besi cukup kuat. Pria itu tidak seperti tiga orang sebelumnya yang bukan seorang ahli beladiri.Si Tangan Besi menang memiliki kemampuan mengesankan. Kekuatan tangannya sungguh luar biasa.Dia bisa menghancurkan beton hanya dengan tangan kosong saja.“Kau sudah membunuh dua orang anak buahku sebelumnya dan sekarang, kamu membuat Leo seperti ini. Sungguh berani sekali kamu melakukannya. Itu berarti secara tidak langsung, kamu menantangku! Si Tangan Besi!” Si Tangan Besi berbicara dengan suara bergetar penuh amarah.Lucas terkejut mendengarnya. Dia teringat dengan informasi yang diberikan oleh pemilik kedai kopi jika dia orang perusuh itu adalah anak buah Si Tangan Besi yang merupakan pemimpin organisasi mafia Dominus Noctis.“Jadi kamu adalah Si Tangan Besi? Pemimpin organisasi mafia Dominus Noctis?” tanya Lucas.Si Tangan Besi menganggukan kepalanya dengan yakin sambil berkata, “Ya, itu benar. Bagaimana? Apakah kamu ingin menyerah
Lucas hanya tertawa kecil saja melihat Si Tangan Besi, emosi kepadanya. Baginya itu adalah pemandangan yang lucu.Emosi Si Tangan Besi sudah memenuhi seluruh aliran darah di tubuhnya. Dia tidak bisa menahannya lagi selain dilampiaskan kepada Lucas.Kepalan tangannya semakin kuat hingga membuat badannya bergetar.Sedetik kemudian, Si Tangan Besi mengayunkan tangannya ke arah aspal dan memukul aspal itu dengan keras. Boom!Pukulan Si Tangan Besi sangat keras sekali,hingga membuat aspalnya rusak dan potongan-potongan kecil aspal berterbangan.Lucas cukup terkejut melihatnya. Meskipun dia sudah merasakan energi tubuh Si Tangan Besi tetapi dia tidak menyangka jika kekuatannya sebesar ini.Satu potongan aspal sebesar buah ceri terbang ke arah wajah Lucas. Dengan cepat dan tenang, Lucas menangkap potongan aspal itu.“Aku akan menghancurkan wajahmu seperti aspal ini. Aku akan membuat wajah tampanmu itu menjadi hancur tak berbentuk,” kata Si Tangan Besi dengan mata yang menatap tajam Lucas.D
Angeline melirik ke arah jendela balkon. Dia ingin berlari ke sana dan lompat ke bawah untuk menyelamatkan diri. Namun ternyata apa yang ada di pikirannya bisa dibaca oleh Nets.“Jangan coba-coba lari ke luar jika kamu tidak ingin mati!” ancam Nets.Angeline langsung mengurungkan niatnya, setidaknya sampai ada kesempatan untuk kabur.“Kamu hanya perlu memuaskan kami berdua saja. Setelah itu kami akan membiarkanmu pergi,” kata Tito.“Kurang ajar! Siapa yang langsung di memuaskan kalian? Orang-orang dengan kelainan jiwa!” geram Angeline.Wajah Tito yang semula ramah dan berseri-seri, langsung berubah suram. Dia tersinggung dengan kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Angeline.“Apa yang kamu katakan? Kelainan jiwa? Bajingan!” geram Tito.Pria itu pun langsung berjalan cepat mendekati Angeline dengan penuh amarah.Angeline menjadi panik saat ini.“Mau apa kamu? Diam di situ atau aku akan berteriak!” ancam Angeline.Namun Tito tidak menghiraukannya. Ini sebenarnya menjadi bagian dari mi
Lucas ingin mengetahui di mana markas Stefano yang sesungguhnya karena bisa saja markas besar organisasi dengan markas atau tempat tinggal Stefano berbeda.Namun ketika Si Tangan Besi akan menjawab, tetapi tiba-tiba dia kejang-kejang dan tidak lama kemudian, dia pun mengembuskan napas terakhirnya. “Sialan!” geram Lucas.Tidak ada pilihan lain sekarang selain dia harus bertanya langsung kepada para anak buah Si Tangan Besi. Informasi mengenai Stefano, harus dia dapatkan. Dengan gerakannya yang super cepat, Lucas kini telah berada di hadapan 5 orang anak buahnya Si Tangan Besi. Gerakannya yang sangat cepat itu, membuat semua orang terkejut.Kini mereka semua sadar dengan kekuatan Lucas yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, mereka memilih untuk diam di tempatnya masing-masing daripada harus kabur.“Kalian juga berasal dari organisasi Dominus Noctis, ‘kan? Jadi, ayo ceritakan kepadaku tentang Stefano dan organisasinya itu!” seru Lucas.Mereka semua malah saling pandang alih-alih menjawab p
Meskipun kedekatan antara dirinya dengan Angeline tidak didasari oleh rasa cinta namun Lucas tidak bisa menerima ada orang yang berani mengganggu Angeline. Apalagi sampai berani merasakan tubuh Angeline.‘Hanya aku yang boleh merasakannya!’Max langsung turun dari kasur. Wajahnya pucat dan dia sangat panik.“Ini tidak seperti yang kamu lihat. Aku hanya sedang menolongnya saja karena dia pingsan,” kata Max, mencoba untuk membela diri. Lucas mengangkat sebelah bibirnya. Lalu dia bertanya, “Apa kamu pikir, aku percaya dengan apa yang kamu katakan?”“Ya, tentu saja kamu harus percaya karena memang aku … hahaha …” tiba-tiba saja Max tertawa dengan keras. Lucas cukup terkejut melihat perubahan sikap dari Max. Dia pun bertanya-tanya, kenapa dia bisa seperti ini. “Memang tidak ada gunanya untuk mengelak,” kata Max sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Lucas memicingkan matanya.Kini ekspresi wajah Max kembali berubah. Dia terlihat sangat serius dan cenderung kaku.“Memangnya ada masalah j
Kesunyian yang melingkupi ruangan itu begitu mencekam. Aura kekuasaan Raja Verdansk terasa semakin menekan setiap detik yang berlalu.Dari singgasananya yang megah, sang raja menatap tajam ke arah dua pria yang berdiri di hadapannya. Tatapannya tidak menunjukkan emosi, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat John dan Matteo merasa seakan mereka sedang dihakimi.Bagi Raja Verdansk, pertemuan seperti ini adalah sesuatu yang membuang waktu. Dia tidak suka berbasa-basi, tidak tertarik mendengarkan keluhan orang lain. Tetapi, setelah mendengar laporan bahwa Matteo telah berusaha tujuh kali untuk menemuinya, rasa penasarannya sedikit terusik.Lagi pula, yang diketahui olehnya, Matteo bukan orang sembarangan. Dia adalah ketua Serikat Dagang, organisasi paling berpengaruh di Kota Verdansk dan menjadi salah satu lumbung pendapatannya.Namun, yang membuat Raja Verdansk akhirnya memutuskan untuk menerima pertemuan ini bukanlah karena kesetiaan Matteo, melainkan untuk memahami kenapa
Luki duduk dengan santai di ruang tamu, senyum tipis terukir di wajahnya. Dia baru saja mendapat kabar dari Matteo yang membuatnya senang dan penuh semangat.Di tangannya masih ada gelas berisi anggur merah. Dia menggoyangkannya perlahan, matanya menatap cairan itu dengan penuh antisipasi.Langkah kaki terdengar dari arah pintu masuk.Ashton baru saja pulang kerja, jasnya masih rapi, tetapi ekspresinya terlihat lelah. Begitu dia melihat Luki duduk dengan ekspresi mencurigakan, alisnya langsung terangkat.“Ada apa? Kenapa senyum-senyum seperti itu?” tanya Ashton sambil melepas jasnya dan menggantungnya di sandaran sofa.Luki meneguk sedikit anggurnya sebelum menjawab, “Kak, sesuatu yang hebat akan segera terjadi.”Ashton mengernyit. Dia tidak menyukai cara bicara Luki yang penuh misteri.“Apa maksudmu?” tanya Ashton.Luki tersenyum lebih lebar. “Balas dendam akan segera terlaksana.”Ashton langsung menegang. Pikirannya langsung tertuju pada satu nama.“Balas dendam kepada Lucas?” tanya
Lucas tetap berjongkok di balik semak-semak, matanya tidak pernah lepas dari istana mewah itu. Lampu-lampu temaram di sekeliling gedung menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan mengikuti tiupan angin malam.Di sebelahnya, Sam mulai gelisah. “Jadi … kita cuma akan diam di sini?” bisiknya.Lucas tidak menjawab. Pertanyaan itu telah ditanyakan oleh Sam sebelumya, jadi Lucas tidak perlu lagi untuk menjawab karena membuang-buang energi saja.Lucas masih mengamati setiap detail pergerakan di depan vila. Dia terpikir untuk mengambil beberapa foto dan video sebagai bukti.Namun saat ponselnya dikeluarkan, ada panggilan suara masuk. Tidak ada suara dan tidak ada getaran karena memang Lucas mengatur ponselnya agar sunyi. Dia tidak ingin ada gangguan saat sedang mengawasi Matteo dan John.Di layar ponselnya nama Troy terpampang di sana. Lucas mendesah pelan. Troy sudah meneleponnya sepuluh kali. Tanpa ragu, Lucas akhirnya menerima panggilan itu.‘Apa yang terjadi, The Obsidian Blade? Ke
Di balik bayangan pepohonan, Lucas tetap berjongkok dengan tenang. Matanya fokus pada vila besar di depan mereka, sementara di sampingnya, seorang pemuda bernama Samuel tampak gelisah.Samuel, atau yang biasa dipanggil Sam, masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia hanya seorang pengendara motor biasa yang tiba-tiba diseret ke dalam situasi ini.Sam menelan ludah, lalu berbisik, “Hei, kita sudah sampai di sini. Sekarang bisa jelaskan, kenapa kita mengikuti orang itu?”Lucas tetap diam, matanya tidak berkedip sedikit pun.Sam melirik Lucas dengan ragu. “Dengar, aku memang butuh uang, tapi aku tidak mau terlibat dalam sesuatu yang berbahaya. Kamu bahkan belum memberitahuku siapa pria yang kita ikuti.”Lucas akhirnya menoleh ke arah Sam, sorot matanya tajam dan dingin. Aura berbahaya keluar dari tubuhnya begitu saja, membuat Sam langsung merasa tidak nyaman.Jantung pemuda itu berdetak lebih cepat. Seolah-olah dia baru saja menantang seekor harimau di tengah hutan.“Ad
Pada awalnya Lucas ingin membiarkan Matteo pergi. Namun dia juga mengingat lagi tentang keresahan hatinya tentang Lucas bebepaa hati yang lalu.Lucas menatap jalanan yang macet dengan rahang mengeras. Matteo sudah menghilang dari pandangan mereka, dan itu membuat nalurinya berteriak.“Baiklah Troy. Kejar dia!” perintah Lucas dengan suara tegas.Troy tersenyum. Inilah yang diinginkan olehnya. Yaitu menghukum Matteo dengan keras.Tanpa membuang waktu, Troy pun langsung menginjak pedal gas, mencoba menyalip kendaraan di depannya.Awalnya dia cukup mulus untuk melewati mobil-mobil di depannya meski sedang padat. Namun pada akhirnya, kondisi jalanan tidak berpihak kepada mereka. Lalu lintas menjadi semakin pada sehingga tidak ada ruang untuk menyalip lagi.Terdengar klakson kendaraan bersahutan, menciptakan kekacauan di jalan utama kota Verdansk.Troy mengumpat pelan. “Sial. Mobilnya tidak terlihat lagi.”Lucas menyipitkan matanya, berusaha mencari tanda-tanda keberadaan Matteo. Dia tahu b
Di dalam kantornya, Matias membaca pesan dari Randy dengan ekspresi serius. Dia langsung menghubungi rekannya itu via panggilan suara.‘Apa maksudmu dengan ‘orang ini berbahaya’?’ tanya Matias tanpa basa-basi begitu Randy menjawab panggilan suaranya.Di seberang telepon, Randy mendesah. ‘Dia bukan orang yang bisa kita kendalikan. Dia dingin, profesional, dan tidak tertarik dengan tawaran apa pun. Hal ini terlihat jelas saat dia berkunjung ke divisiku.’Matias mengernyit. ‘Jadi kita tidak bisa melobinya? Atau hanya belum tahu saja celahnya?‘Sepertinya akan sulit,’ jawab Randy. ‘aku sudah mencoba mengajaknya makan malam untuk mengenalnya lebih jauh, tapi dia langsung menolak dengan tegas seperti dia tahu apa rencanaku. Dia bukan tipe yang bisa dijebak dengan cara biasa.’Matias menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir dengan keras.‘Hmmm … jalau begitu, kita harus tahu apa yang membuatnya bergerak,’ kata Matias akhirnya. ‘aku akan mencari tahu berapa gaji dan bonus yang dia dapat setia
Di dalam kantornya, Matias membaca pesan dari Randy dengan ekspresi serius. Dia langsung menghubungi rekannya itu via panggilan suara.‘Apa maksudmu dengan ‘orang ini berbahaya’?’ tanya Matias tanpa basa-basi begitu Randy menjawab panggilan suaranya.Di seberang telepon, Randy mendesah. ‘Dia bukan orang yang bisa kita kendalikan. Dia dingin, profesional, dan tidak tertarik dengan tawaran apa pun. Hal ini terlihat jelas saat dia berkunjung ke divisiku.’Matias mengernyit. ‘Jadi kita tidak bisa melobinya? Atau hanya belum tahu saja celahnya?‘Sepertinya akan sulit,’ jawab Randy. ‘aku sudah mencoba mengajaknya makan malam untuk mengenalnya lebih jauh, tapi dia langsung menolak dengan tegas seperti dia tahu apa rencanaku. Dia bukan tipe yang bisa dijebak dengan cara biasa.’Matias menyandarkan tubuhnya ke kursi, berpikir dengan keras.‘Hmmm … jalau begitu, kita harus tahu apa yang membuatnya bergerak,’ kata Matias akhirnya. ‘aku akan mencari tahu berapa gaji dan bonus yang dia dapat setia
Suasana di ruang rapat BQuality Group begitu tegang. Mata-mata penuh kecurigaan tertuju pada pria yang berdiri di depan ruangan, Nero. Dengan jas hitam rapi dan postur tegap, dia memancarkan aura otoritas yang sulit diabaikan.Jack Will melangkah maju, mengedarkan pandangan tajam ke setiap orang di ruangan. Dia tahu kehadiran Nero akan menimbulkan reaksi, terutama dari orang-orang yang selama ini merasa aman dalam permainan mereka sendiri."Posisi ini," kata Jack Will dengan suara tenang namun tegas, "dibentuk untuk menjamin transparansi dan integritas dalam perusahaan kita. Kita tidak bisa membiarkan ada celah bagi siapa pun untuk memperkaya diri dengan cara yang kotor."Ucapan itu seperti tamparan bagi beberapa orang di ruangan, terutama Randy dan Matias. Mereka tidak bereaksi secara langsung, tetapi rahang mereka mengeras.Jelas bagi mereka, keputusan ini adalah langkah untuk menjegal mereka. Sesuatu yang sangat tidak membuat mereka nyaman.Jack Will melanjutkan, "Sebagai Head of B
Angeline cemas jika Lucas melakukan sesuatu yang jauh. Semenjak Lucas memiliki sasana Brotherhood, Angeline cemas jika Lucas akan melakukan kekerasan fisik kepada orang yang tidak disukai.Lucas menatap Angeline, matanya berkilat tajam. “Aku ingin Randy dan Matias kapok dan tidak bermain-main lagi.”Angeline menghela napas panjang. Dia tahu Lucas tidak akan tinggal diam setelah mendengar ancaman itu. Tetapi dia juga tidak ingin segalanya menjadi semakin runyam.“Kumohon, Lucas.” Angeline menatapnya serius. “jangan main kekerasan. Aku tidak mau membuat masalah ini semakin besar. Aku juga tidak mau berurusan dengan polisi.”Lucas mendengus kecil, menatap Angeline dengan ekspresi tenang namun berbahaya. “Aku tahu bagaimana cara menangani mereka. Percayalah, aku tidak akan melakukan sesuatu yang bisa menyeretmu ke dalam masalah.”Angeline tetap menatapnya, berusaha mencari kebenaran dalam kata-katanya. Lucas memang licin. Dia tidak akan bertindak tanpa perhitungan. Namun tetap saja, ini t