Share

Bab 03

Penulis: Norwinda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 13:02:00

Sepanjang menyusuri jalanan aspal, Naya tampak melamun dengan sorot mata penuh kekosongan. Raut wajahnya tampak cemas bercampur takut. Setelah keluar dari mansion itu ia diliputi kecemasan. Meskipun begitu ia harus memberikan apa yang pria itu inginkan sebagai imbalan atas uang yang diberikan.

"Woy! Jalan itu pakai mata! Hampir saja tertabrak!" Teriakan seorang pengendara sepeda motor yang merem mendadak kala Naya berjalan terlalu ke tengah.

"Fokus-fokus Naya" Ia menepuk-nepuk kedua pipinya pelan. Terlalu memikirkan masalah ini membuat ia tidak fokus dan hampir tertabrak. Bahkan kepalanya terasa pusing dan ingin meledak.

Wanita muda itu mengusap wajahnya kasar lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk kembali ke rumah sakit. Yaa, beberapa malam ini ia menginap di rumah sakit. Sesekali ia pulang ke rumah untuk sekadar mencuci pakaian.

"Dokter Renal! Kapan ibu saya di operasi?" tanya Naya ketika tak sengaja berpapasan dengan dokter Renal di lorong rumah sakit.

"Secepatnya, Naya. Tapi apa kamu sudah ada uangnya?" Dokter itu balik bertanya.

"Iya. Aku sudah menyiapkan uangnya."

"Baguslah. Karna untuk operasi transplantasi paru-paru membutuhkan uang sekitar 70 juta."

"70 juta? Aku hanya memiliki uang 50 juta. Apa tidak bisa kurang, Dok?" balasnya tampak begitu terkejut dengan nominal yang disebutkan dokter Renal.

"Tidak bisa, Naya. Biaya operasi untuk transplantasi paru-paru biayanya memang sangat mahal. Jadi tidak bisa di tawar. Saya harap kamu segera mencari tambahan uang agar ibumu segera menjalani operasi."

Kedua kaki wanita muda itu terasa lemas. Tatapan matanya tampak bergulir. Ke mana lagi ia mencari uang untuk menambah kekurangan biaya operasi ibunya. Naya tampak kebingungan mencari sisa uang yang harus ia tambah. Sementara dokter Renal sudah beranjak dari hadapan Naya.

"Ke mana aku harus mencari uang untuk menambah uang operasi, Ibu," lirihnya. Namun, sekelibat terlintas dalam pikirannya untuk kembali meminjam uang pada pria itu lagi."Apa aku meminjam lagi uang pada laki-laki itu? Hanya dia harapanku."

Sementara di sepanjang perjalanan dalam mobil Argio tampak tertawa ringan membuat Hendrik mengernyitkan keningnya heran. "Apa yang kamu tertawakan?"

Mendengar pertanyaan Hendrik membuat Argio menghentikan tawanya."Ekm ... tidak apa-apa. Hanya menertawakan perempuan yang tadi pagi datang ke mansion."

Hendrik yang tengah menyetir mobil menyipitkan matanya dengan tatapan mengintimidasi dari kaca spion dalam mobil.

"Awas saja kamu berbuat macam-macam dengan perempuan itu, Argio. Aku selalu tahu apa yang kamu pikirkan. Aku bisa melihat perempuan itu terpaksa melakukan hal itu. Lebih baik kamu anggap pinjaman saja," ucap Hendrik. Argio tampak mengidikkan bahunya tak memperdulikan ancaman Hendrik.

Pria muda itu merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel miliknya yang berlogo iPhone. Suasana dalam mobil itu kembali hening hanya suara deru halus mesin mobil. Hendrik menghela napas kala melirik Argio melalui kaca spion dalam mobil. Andai bukan permintaan Arga, ia tidak akan mau menjadi asisten Argio. Apalagi sikap Argio yang bebal.

Tak butuh lama mobil yang Argio tumpangi sudah memasuki area perusahaan. Mobil sedan hitam itu berhenti di depan lobby perusahaan. Seorang satpam dengan cepat membuka pintu mobil dan tak lama Argio keluar dari mobil sambil membenarkan jas yang ia kenakan.

"Argio!"

Suara pekikan seorang wanita membuat Argio memutar bola matanya malas. Wanita yang mengenakan rok kentat itu langsung bergelayut di lengan kekar Argio.

"Lepas, Bella! Menjauh dariku!" Argio menyentak tangan wanita itu begitu kasar hingga terlepas.

"Kamu ini kenapa? Bukannya kamu selalu senang bila aku datang untuk menemuimu?" ucap Bella berusaha sabar dengan sikap Argio. Beberapa hari ini pria itu selalu menghindarinya.

Pria itu tersenyum miring."Itu dulu tapi sekarang tidak. Apa kamu lupa hubungan kita hanya sekadar untuk bersenang-senang. So, jangan menganggap serius hubungan kita berdua. Satu lagi aku sudah bosan denganmu!"

Kedua tangan Bella terkepal mendengar ucapan Argio. Namun, wajahnya berusaha tetap terlihat tenang. Bella menjadi salah satu dari sekian banyak wanita yang menjadi tempat Argio  mencari kenikmatan dan bersenang-senang. Pria itu tidak ingin menjalin hubungan serius dengan wanita mana pun.

"Tapi aku mencintaimu, Gio. Apa tidak bisa kamu menjalin hubungan serius denganku? Jangan sama'kan aku dengan perempuan yang pernah bermain denganmu!" 

Argio mengusap-usap kupingnya mendengar suara cempreng Bella yang menyakiti indra pendengarannya. Ia melirik satpam dan memberikan isyarat melalu mata untuk mengusir wanita di hadapannya sekarang.

"Heh! Lepaskan aku!" Bella memberontak kala satpam menarik lengannya untuk menjauh dari Argio.

"Argio! Lihat saja kamu akan bertekuk lutut di hadapanku, Gio!" 

"Lepaskan bodoh!" Bella berusaha mendorong satpam itu, namun tenaga satpam itu lebih kuat membuat ia tidak bisa melepaskan diri.

Sementara Argio melenggang pergi dengan santai diikuti oleh Hendrik. Ia menghiraukan teriakan cempreng Bella yang terus memanggil-manggil namanya. Tentu, suara teriakan wanita itu mengundang pusat perhatian orang-orang yang ada di sana.

Waktu begitu cepat berlalu. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 07:00 malam. Mobil yang Argio tumpangi sudah sampai di mansion. Pria itu segera melangkahkan kakinya memasuki mansion. Baru masuk ke dalam mansion ia sudah di sambut oleh sosok wanita muda yang tadi pagi datang ke mansionnya.

Naya datang lebih cepat ke mansion ini sebelum Argio pulang. Wanita itu langsung bangkit dari tempat duduknya kala menyadari kehadiran Argio. Hal pertama yang Naya lakukan adalah memberikan senyuman yang dibalas decihan oleh pria itu.

Argio melangkah mendekati Naya yang mendadak gugup. Bukan hanya tak percaya diri namun sorot tajam yang pria itu berikan begitu menusuk."Cepat sekali kamu datang ke sini!"

"Sa-saya ingin menepati janji."

"Janji apa?"

Naya tertunduk dengan kedua tangan saling bertautan. Ia kembali menatap Argio yang tampak menunggu ucapan yang keluar dari mulutnya.

"Menyerahkan keperawan saya ..." balasnya dengan nada suara sedikit bergetar. Ia berusaha menepis rasa malu yang ia rasakan.

"Jadi? Kamu mengira saya akan menikmati tubuhmu yang jelek itu? Saya tidak sembarangan bercinta dengan seorang perempuan. Apalagi kamu perempuan asing yang tiba-tiba datang menyerahkan diri seperti pel*cur! Atau bisa saja kamu sudah tidak perawan lagi."

Ucapan Argio bagai belati tajam yang menusuk ke ulu hati Naya. Ia mati-matian berusaha menahan raut wajahnya agar terlihat tenang . Tapi mau sekuat apapun di tahan, itu tetap menyakitkan. Padahal pria itu tahu alasan ia melakukan itu demi ibunya.

"Merry! Cepat kemari!" Teriakan Argio menggelar mengisi ruangan megah itu.

Merry yang merupakan pelayan di mansion itu segera menghampiri tuan muda yang terus memanggil namanya.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanyanya kala sudah berdiri di samping Argio dengan kepala tertunduk sopan.

"Cepat bawakan pakaian pelayan!" 

"Ba-baik, Tuan." Merry segera mengambil barang yang Argio minta dan tak lama ia kembali lagi.

Argio mengambil pakaian yang Merry serahkan. Dengan gerakkan tak terduga ia melempar pakaian seragam pelayan tepat di wajah Naya. Merry yang melihat itu tampak terkejut.

"Ambil itu! Uang yang saya berikan harus diganti dengan tenaga mu tanpa digaji! Selama satu tahun kamu harus menjadi pelayan di mansion ini!" jelas Argio ketus.

Setelah mengatakan itu Argio beranjak dari hadapan Naya lalu melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Air mata yang mati-matian Naya tahan akhirnya meluruh dengan rasa sesak yang meremas rongga dadanya. Dengan tangan gemetar ia mengambil pakaian pelayan yang tergeletak di lantai. Tidak apa-apa menjadi pelayan setidaknya ia tidak harus menyerahkan mahkotanya.

"Kamu tidak apa-apa?" Merry menghampiri Naya. Ia tampak iba dengan wanita muda tersebut.

Naya mengusap cairan bening di pipinya sambil mengangguk.

Bab terkait

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 04

    "Sebaiknya kamu pulang dulu, pekerjaannya di lanjut besok pagi saja," tutur Merry lembut. Wanita berusia 45 tahunan itu begitu hangat pada Naya."Ta-tapi bagaimana bila dia marah?" balas Naya menatap ke arah tangga.Merry mengusap lembut pundak Naya."Nanti Bibi yang akan mengatakan pada tuan Argio. Jangan dimasukkan ke dalam hati ucapan tuan Argio tadi, dia memang seperti itu cara bicaranya. Tapi dia sangat baik."Naya hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan wanita tersebut. Bagi Naya yang baru mengenal Argio, ucapan pria itu sangat menyakitkan dan panas di telinga. Walaupun orang mengatakan pria itu sangat baik tapi ucapannya begitu menyakitkan."Kalau begitu saya izin pulang," pamit Naya yang dibalas anggukan oleh Merry.Merry menghela Napas berat setelah sosok wanita muda itu mulai menghilang dari pandangan matanya. Rasa kasihan merambat dalam benaknya. Ia sudah mengetahui semuanya termasuk niat wanita itu yang ingin menjual ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 05

    Naya hanya bisa tertunduk dengan kedua tangan yang saling bertautan setelah Merry membawanya pergi dari ruang makan. Raut ketakutan tampak jelas di wajah wanita itu."Maafkan Bibi, seharusnya Bibi tidak memintamu untuk mengantarkan kopi_""Tidak!" Naya mendongak menatap Merry."Bibi tidak salah, aku yang kurang hati-hati. Aku benar-benar gugup saat mengantarkan kopi pada tuan muda dan itu yang membuat aku tidak sengaja menumpahkan minuman kopi panas itu," lirihnya, tersirat rasa bersalah apalagi sampai mengenai bagian celana Argio.Naya merasa, ia memang pantas mendapatkan kemarahan itu. Tapi kemarahan yang ditunjukkan tuan muda sangat menakutkan untuknya.Merry menghela napas berat."Lain kali lebih hati-hati lagi. Dan kalau butuh bantuan atau tidak paham dengan pekerjaanmu bisa tanya Bibi."Naya mengangguk cepat. Sungguh, ia sangat beruntung bertemu dengan bibi Merry. Semoga kedepannya ia bisa lebih baik lagi bekerja di tempat ini.•

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 06

    Gedoran pintu yang cukup keras membuat Bella bergegas membuka pintu apartemen miliknya. Wanita itu tampak terkejut ketika mendapati Argio sudah berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang begitu menyeramkan.Tanpa diberi tahu pun ia tahu maksud kedatangan pria itu ke sini apalagi ekpresi wajah Argio sudah menjelaskan semuanya."G-gio ... ada apa kamu ke sini?" Bella menampilkan wajah bingungnya membuat Argio yang melihat itu berdecih."Tidak perlu basa basi!" ketusnya.Argio melangkah maju mendekati Bella yang melangkah mundur menjauhi. Wanita itu tampak gugup dengan raut wajah yang begitu tegang."Apa maksudmu membuat berita bohong itu?""A-aku tidak paham maksudmu, Gio. Memangnya aku melakukan apa?""Akh!" Bella terpekik kala Argio mencengkram lengannya. Ia merintih kesakitan dengan cengkraman yang semakin kuat dan tak berperasaan menekan kuku-kukunya di kulit mulus Bella."Aku tidak suka orang yang berbohong. Dan kamu sudah berani melakukan itu!""Oke, aku akui, memang aku yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 07

    "Siapa diantara kalian yang membersihkan kamarku?" Suara lantang dan nyaring Argio seperti suara petir menyambar, membuat pelayan yang dikumpulkan di ruang tengah tampak ketakutan di tambah aura tak bersahabat yang menguar dari wajah pria itu."Kenapa diam? Cepat jawab!" Salah satu pelayan melangkah maju dengan kepala tertunduk. Tubuhnya gemetar ketakutan. Takut menghadapi kemarahan sang tuan muda. "Sa-saya yang membersihkan kamar, Tuan muda," ucapnya dengan suara yang bergetar.Argio semakin menajamkan sorot matanya seolah tatapan pria itu mampu menembus sampai ke ulu hati. Pelayan yang lain saling pandangan satu sama lain, antara bingung dan takut karna tiba-tiba mereka di kumpulkan di tempat ini tanpa tahu alasannya. Ruangan itu hening beberapa saat sampai suara tegas Argio kembali terdengar."Apa kamu yang membuang semua sampah yang ada di kamarku termasuk foto para perempuan di tempat sampah itu?" Sontak hal itu langsung dibalas gelengan oleh pelayan yang bertugas membersihk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 08

    Seorang pria tinggi tegap melangkah lebar memasuki bangunan yang begitu ramai di kunjungi para kaum pria. Aroma alkohol dan asap rokok menusuk ke indra penciuman Argio. Dengan langkah lebar ia memasuki tempat yang terdengar suara gemuruh musik yang cukup keras. Hendrik mengikuti Argio dari belakang. Pria berusia 50 tahunan itu selalu mengikuti Argio ke mana pun. Anggap saja ia malaikat pengawas untuk mencegah Argio melakukan hal-hal yang buruk.Sorot tajam Argio menatap sekitar bar yang sangat ramai malam ini. Terlalu fokus menelisik sekitar bar yang ia kunjungi, pria itu tiba-tiba saja menabrak seorang pelayan wanita yang hampir menjatuhkan sebotol wine yang wanita itu bawa."Kamu ..."Ucapan Argio terjeda kala manik hitamnya bertubrukan dengan mata coklat milik wanita yang ia kenali. Sementara wanita yang mengenakan blouse hitam ketat yang menampilkan lekuk tubuhnya dan rok di atas lutut, menegang sempurna ketika bersitatap dengan Argio."Ma-maafkan saya, Tuan," ucapnya terbata-bata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 09

    Dengan kasar Argio mendorong Naya hingga jatuh ke atas kasur. Wanita itu menggeliat dengan pandangan yang tampak sayu. Minuman yang diberikan oleh tiga pria itu membuat Naya tak berdaya seperti ini bahkan penampilannya sudah tak karuan dan berantakan. Argio melangkah mundur, ia mengusap wajahnya kasar. Ia tak ingin lebih jauh lagi membantu wanita yang terbaring tak berdaya di atas kasur hotel itu. Yaa, ia membawa Naya ke hotel dan setelah itu ia akan pergi. Terlalu lama bersama Naya akan sangat bahaya apalagi wanita itu terlihat sangat menggoda di matanya. Dan entah mengapa, hasratnya langsung naik hanya melihat Naya seperti ini berbeda saat bersama wanita lain. Argio berbalik badan dan hendak keluar dari kamar tersebut namun suara barang jatuh membuat Argio berbalik badan. Mata pria itu sedikit melebar melihat Naya jatuh ke lantai beserta lampu hias yang terletak di dekat kasur. "Tuan." Suara panggilan Naya yang begitu lembut dan sendu menciptakan desiran aneh dalam benak Argio.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 10

    Naya terus melangkahkan kakinya dengan langkah yang tertatih-tatih, wajahnya pucat dan mata yang tampak kosong. Air mata terus merembes dari pelupuk mata yang sembab, sesekali ia mengusapnya. Wanita muda itu terpaksa harus pulang ke rumah dengan berjalan kaki, ia tidak memiliki uang sepeser pun. Naya terlihat sangat menyedihkan setelah mahkotanya direnggut lalu ditinggalkan begitu saja seperti seorang wanita bayaran. Yang membuat Naya semakin hancur mahkotanya direnggut saat ia tidak sadar karna pengaruh minuman memabukkan itu. Dengan tangan gemetar Naya memutar handel pintu rumah kontrakannya setelah satu jam berjalan kaki. Beruntung sang ibu masih di rawat di rumah sakit, setidaknya bu Ani tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya. Naya memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Air matanya semakin meluruh ketika melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Bercak merah kebiruan tercetak jelas di sekujur tubuh. Bagian pangkal pahanya terasa sangat sakit. Naya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 11

    Satu bulan berlalu... Tak terasa sudah satu bulan sejak Naya meninggalkan kota kelahirannya. Bukan hanya karena ia takut dengan ancaman Argio, tetapi juga karna ia ingin melupakan semua kejadian buruk yang telah menimpanya. Meskipun sudah satu bulan berlalu, Naya tidak sepenuhnya melupakan kejadian pahit itu. Rasanya seolah-olah kejadian tersebut telah melekat di dalam ingatan hingga sulit untuk dilupakan.Namun, ia sedikit merasa tenang dan tidak merasa tertekan seperti awal-awal kejadian pedih itu. Naya juga memilih untuk mengambil cuti kuliah, tentu hal itu ditentang oleh sang ibu. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak ingin mempersulit ibunya dan menambah beban mengeluaran yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keduanya dan membayar uang sewa rumah. Ia juga tidak memperbolehkan ibunya untuk bekerja.Bahkan Naya juga tak menggunakan cek yang Argio berikan. Ia hanya menyimpan cek itu. Sekarang Naya bekerja sebagai pelayan self service. Beruntung ia mendapatkan pekerjaan setelah dua

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17

Bab terbaru

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 81

    Empat tahun kemudian …Suara tawa dan teriakan anak kecil mengisi sebuah kamar yang memiliki tiga kasur di dalamnya. Dua bocah berusia empat tahunan tampak berlari-larian dalam sana, mereka saling mengejar membuat sang kakak yang tengah fokus mengerjakan PR terlihat sangat terganggu."Jeva, Javier! Jangan teriak-teriak, kakak sedang mengerjakan tugas," tegur Levin lembut.Meskipun begitu, dua bocah kembar itu tak menggubris bahkan semakin menjadi-jadi membuat Levin frustasi dibuatnya. Levin yang kini berusia sepuluh tahun, tampak menggelengkan kepalanya. Dua adik kembarnya bukan hanya lucu tapi juga nakal.Levin membawa buku-buku pelajarannya keluar dari kamar. Ia akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan pribadi milik ayahnya. "Kamu mau ke mana, Sayang?" Suara sang mama membuat Levin berbalik badan. Tinggi badan Levin hampir menyamai Naya, dulu terlihat kecil kini dengan cepat tumbuh besar. Levin semakin menyerupai Argio."Levin mau ke perpustakaan, mau ngerjain tugas," balasnya."

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 80

    Saat semua tengah tertidur nyenyak, Naya terlihat gelisah dan tidak karuan berbaring di kasur. Beberapa kali ia berpindah-pindah posisi dari telentang, miring ke kanan dan ke kiri, namun tidak membuat rasa sakit di perutnya mereda.Argio yang berbaring di samping Naya, tampak terusik tidurnya. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati Naya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya."Kamu kenapa, Sayang?" "Perutku sakit, Mas. Perih."Argio segera bangun dari kasur lalu menyentuh perut Naya."Sebelumnya kamu makan apa? Tidak mungkin kamu akan melahirkan, usia kandunganmu belum sembilan bulan."Naya yang merintih kesakitan langsung terdiam. Ia mengingat-ingat sebelumnya makanan yang dikonsumsi dari pagi sampai malam."Sepertinya gara-gara makan mangga mentah. Soalnya sebelum tidur aku minta Merry mengupasnya mangga lagi."Argio geleng-geleng kepala mendengar jawaban Naya."Kan aku sudah bilang, jangan makan mangga kebanyakan, Sayang. Sekarang lihatlah sakit perut' kan.""Mas, marah?" M

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 79

    "Adek jangan nakal diperut Mama, kasihan Mama." Omelan lucu keluar dari bibir mungil Levin. Tangan mungilnya menepuk-nepuk perut Naya lembut. Meskipun kondisi Naya saat ini lemah, namun ia tidak bisa menahan tawanya mendengar omelan putranya. Dan tidak lama Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa teh jahe hangat. "Minum dulu, Sayang. Kata Bunda ini bagus untuk perempuan hamil yang mual-mual."Dengan penuh perhatian Argio membantu Naya meminum teh jahe tersebut. Pria itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya pada Naya. Dengan dibantu oleh Argio, Naya meminum teh jahe yang diberikan. "Terima kasih.""Sama-sama, Sayang.""Itu apa, Yah?" Levin menatap penasaran pada air yang baru saja diminum oleh sang bunda."Ini teh jahe supaya Mama tidak mual-mual lagi, Nak. Levin mau coba?" tawar Argio.Dengan cepat Levin menggeleng. Melihat warna minuman itu saja sudah membuat bocah itu tidak berminat. "Hari ini aku ada urusan mendadak, Sayang. Mungkin sore baru pulang. Tidak apa-apa' kan j

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 78

    Pada akhirnya, Argio mengalah dan memutuskan untuk menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Meskipun ia merasa kebingungan sendiri karena tidak pernah menyentuh peralatan dapur, apalagi memasak nasi goreng sebelumnya.Argio membuka aplikasi YouTube di ponselnya dan mencari konten yang menunjukkan cara memasak nasi goreng. Sementara Naya duduk dengan tenang di kursi dapur, sambil memakan biskuit kesukaannya, menunggu nasi goreng yang akan dibuat oleh Argio.Awalnya Argio tampak bingung, namun dengan pelan-pelan ia membuat nasi goreng itu dan sekitar 30 menitan nasi goreng yang Argio buat sudah jadi. Aroma wangi dari masakan Argio, membuat Naya bangkit dari tempat duduknya."Sudah jadi?" Naya menatap nasi goreng yang tak karuan tampilannya, tetapi sangat menggoda baginya.Argio mengangguk ragu. Ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam piring."Kalau nasi gorengnya tidak enak, tidak usah di makan ya?"Naya mengangguk mengiakan ucapan suaminya. Mata Naya berbinar-binar menatap nasi gore

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 77

    Setelah mengetahui bahwa Naya tengah mengandung. Tanpa berpikir panjang, Argio segera pergi dengan mobilnya entah ke mana. Beberapa jam kemudian, Argio kembali ke mansion dengan membawa begitu banyak belanjaan, termasuk rujak yang ia beli di pinggir jalan.Argio tahu betul bahwa wanita hamil seringkali memiliki selera makan yang berbeda, dan banyak yang menyukai makanan yang asam-asam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanjakan Naya dengan makanan yang ia sukai, seperti rujak. Argio berharap dengan memberikan perhatian seperti ini, bisa membuat kehamilan kedua Naya menjadi lebih istimewa dan berbeda dari yang pertama.Anggap saja hal yang ia lakukan sekarang sebagai penebus atas kesalahan yang ia lakukan saat Naya hamil pertama dulu."Sayang, aku bawakan sesuatu untukmu!" seru Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa piring berisi rujak.Naya duduk bersandar di bahu ranjang dengan wajah yang tampak pucat. Wanita itu merasa tubuhnya masih terasa lemah."Masih pusing?" Argio melet

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 76

    Argio keluar dari mobil dengan terburu-buru, saat mendapatkan kabar Naya pingsan. Ia segera pulang ke mansion tanpa memperdulikan pekerjaannya yang belum selesai. Wajah pria itu terlihat sangat panik bercampur khawatir."Bagaimana bisa dia pingsan?" bentak Argio yang tampak marah pada para pelayan."Saya tidak tahu Tuan, tiba-tiba Nona Naya sudah tergeletak di lantai. Awalnya Nona Naya mengeluh tidak enak badan," jawab Merry, sedangkan pelayan lain tertunduk ketakutan.Argio mendengus dengan perasaan campur aduk antara khawatir dan panik, ia melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa menuju kamar, dan dengan kasar membuka pintu kamar. Langsung ia menghampiri Naya yang belum sadarkan diri di atas kasur.Saat melihat Naya yang lemah dan tidak sadarkan diri, Argio merasa hatinya teriris melihat wajah pucat Naya. Argio duduk di samping Naya dan memegang tangannya dengan lembut."Sayang, bangun," ucap Argio lembut. Ia mencium tangan Naya berkali-kali.Takut, itulah yang Argio rasakan saat

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 75

    "Silahkan di makan, Nona," ucap pelayan yang mengantarkan makanan untuk Naya.Pelayan berusia 30 tahunan itu tampak tersenyum-senyum melihat banyak bercak merah dibagian leher sang nona muda, membuat pelayan itu tidak bisa untuk tidak berpikiran kotor dengan apa yang ia lihat.Naya terlihat malu saat melihat arah tatapan pelayan. Ia menutupi seluruh tubuhnya sampai leher dengan selimut. "Terima kasih."Pelayan itu mengangguk lalu pamit undur diri dari kamar tersebut. Seharian Naya mengurung dirinya dalam kamar, ia benar-benar malu untuk sekadar menunjukkan wajahnya. Berbeda dengan Argio, pria itu seperti bunga mekar yang baru disiram air di pagi hari, dan saat ini Argio tengah pergi ke perusahaan karna ada sedikit masalah di sana.Dengan gerakkan lemas Naya mengambil makanan yang tersaji di meja. Dan saat ini ia tengah duduk bersandar di bahu ranjang. Dengan lahap ia menyantap makanan itu, bukan hanya kelaparan, namun tenaganya juga terkuras. Argio seperti singa yang sudah beberapa h

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 74

    Naya melangkah keluar dari kamar mandi setelah melihat keadaan sekitar kamar yang tampak sepi, sepertinya Argio kembali keluar dari kamar. Ia melangkah sambil memeluk dirinya, kini ia mengenakan lingerie yang mertuanya berikan. Naya melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan mengulum bibirnya. Lingerie yang ia kenakan sangat transparan, sehingga membuat celana dalam dan bra yang ia kenakan terlihat jelas. Rasa malu menyelimuti wajahnya."Lebih baik aku tidak mengenakan ini, aku malu," gumam Naya dengan wajah yang memerah.Ia berencana untuk kembali ke kamar mandi, tetapi suara pintu yang terbuka membuat bola matanya membulat sempurna. Tanpa pikir panjang, Naya langsung melompat ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, sehingga hanya kepala yang terlihat. Naya merasa sangat malu dan berharap Argio tidak melihatnya dalam keadaan seperti ini.Argio masuk ke dalam kamar sambil membawa laptop miliknya. Pria itu tersenyum pada Naya yang bersandar di bahu ranjang, wajah Naya

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 73

    Mobil yang Argio kendarai berhenti disebuah pantai yang tampak sepi, membuat kening Naya mengernyit. Levin langsung menatap keluar jendela mobil melihat hamparan pantai yang begitu indah di tambah pemandangan matahari yang mulai tenggelam. "Kenapa kita ke sini?" tanya Naya menoleh ke arah suaminya."Kita istirahat dulu, kamu pernah ke pantai?" Argio balik bertanya. Naya menganggukkan kepalanya."Dulu pernah, tapi sekarang tidak pernah ke pantai lagi.""Ayah, kita ke pantai mau apa? Menangkap ikan?" Celotehan lucu Levin membuat Argio tertawa. Ia mencubit gemas pipi bulat putranya."Tidak, hanya beristirahat saja. Memangnya Levin mau menangkap ikan?"Dengan cepat Levin mengangguk. Bocah itu langsung membuka tas ransel miliknya lalu mengeluarkan pancingan mainan yang ia bawa. Argio yang melihat itu kembali tertawa, bisa-bisanya Levin membawa itu."Ayo sekarang kita turun." Argio lebih dulu turun lalu membukakan pintu mobil untuk istri dan anaknya.Hembusan angin pantai yang segar menerp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status