Share

Bab 08

Author: Norwinda
last update Last Updated: 2024-02-13 12:21:54

Seorang pria tinggi tegap melangkah lebar memasuki bangunan yang begitu ramai di kunjungi para kaum pria. Aroma alkohol dan asap rokok menusuk ke indra penciuman Argio. Dengan langkah lebar ia memasuki tempat yang terdengar suara gemuruh musik yang cukup keras. Hendrik mengikuti Argio dari belakang. Pria berusia 50 tahunan itu selalu mengikuti Argio ke mana pun. Anggap saja ia malaikat pengawas untuk mencegah Argio melakukan hal-hal yang buruk.

Sorot tajam Argio menatap sekitar bar yang sangat ramai malam ini. Terlalu fokus menelisik sekitar bar yang ia kunjungi, pria itu tiba-tiba saja menabrak seorang pelayan wanita yang hampir menjatuhkan sebotol wine yang wanita itu bawa.

"Kamu ..."

Ucapan Argio terjeda kala manik hitamnya bertubrukan dengan mata coklat milik wanita yang ia kenali. Sementara wanita yang mengenakan blouse hitam ketat yang menampilkan lekuk tubuhnya dan rok di atas lutut, menegang sempurna ketika bersitatap dengan Argio.

"Ma-maafkan saya, Tuan," ucapnya terbata-bata tanpa berani kembali menatap pria di hadapannya."Saya permisi."

Namun, baru  beberapa langkah berjalan pergelangan tangannya di cekal. Naya, wanita itu menatap pergelangan tangannya yang kini digenggam erat. Argio menarik pergelangan tangan Naya cukup kasar membuat wanita itu hampir menabrak dada kokoh Argio.

"Ternyata di sini kamu berada, hmm? Menghilang dan melanggar perjanjian?" bisik Argio begitu tenang di telinga Naya.

Tubuh Naya semakin menegang, meski terdengar tenang, ucapan Argio tersirat ancaman di dalamnya. Naya hanya terdiam seperti orang bisu, mulutnya seolah tak mampu untuk bersuara.

"Menghilang, dan menjadi pelayan di sini?" ucap Argio sinis.

Argio menelisik penampilan Naya dari atas sampai bawah. Sedikit menarik di matanya namun ada rasa tak suka melihat wanita itu mengenakan pakaian terbuka seperti ini.

"Hei! Mana pesananku!" Teriakan seorang pria membuat Naya menghempaskan genggaman tangan Argio di pergelangannya.

Naya segera melangkah menghampiri tiga pria yang memesan minuman yang ia bawa sekarang. Argio mendengus. Ia memilih untuk mencari tempat duduk di bar.

"Ingin pesan apa, Tuan?" tanya seorang bartender ketika Argio duduk di dekat meja pantry.

"Wine."

"Hei, jangan minum itu apa kamu lupa, kemarin mabuk__"

"Sstt ... diamlah paman. Aku hanya minum sedikit."

Hendrik menghela napas kasar sambil memutar bola matanya malas. Ia mendudukkan dirinya di samping Argio. Mata tajam Argio terus mengawasi gerak-gerik Naya yang tengah sibuk melayani tiga pria yang ia perkirakan usia mereka sekitar 40 tahunan.

"Menghilang dan melanggar perjanjian hanya menjadi pelayan di sini," decihnya seraya meneguk wine yang ia pesan.

"Kamu lihat 'kan, Paman?" ucap Argio seraya melirik Naya."Dia memang ingin kabur setelah aku memberikan uang padanya."

Hendrik diam tak minat membalas ucapan Argio yang kembali mengawasi Naya.

"Hei, mau ke mana!" Salah seorang pria mencekal pergelangan tangan Naya yang hendak pergi."Temani kami di sini," ucapnya dengan tatapan mesum.

Bagaimana tidak pakaian yang Naya kenakan benar-benar menggoda naluri mereka sebagai pria. 

"Maaf saya tidak bisa, Tuan, saya harus kembali bekerja." 

"Di sini kamu pelayan dan kami raja. Cukup temani kami saja, aku akan berikan bonus." 

Belum sempat Naya menjawab tangannya sudah di tarik hingga terduduk di sofa. Wanita itu segera membenarkan roknya yang tersingkap. Rok yang ia kenakan terlalu pendek hingga memperlihatkan pahanya.

"Minumlah." Pria itu memberikan segelas wine yang langsung di tolak mentah-mentah oleh Naya.

"Saya tidak bisa minum itu, Tuan."

"Oh ya. Cobalah sedikit saja." Pria itu tampak memaksa namun lagi-lagi Naya menolak. 

Pria itu mendengus."Begini saja, bila kamu sanggup menghabiskan minuman ini aku akan memberikan uang dua juta rupiah, bagaimana?" 

Naya yang awalnya menolak tiba-tiba terdiam dengan tawaran pria tersebut. Dalam pikirannya saat ini, uang sebanyak itu cukup memenuhi kebutuhan ia dan ibunya. Bohong bila Naya tidak tergiur dengan tawaran itu. 

Sementara di dekat meja pantry Argio terus memperhatikan Naya. Lihatlah kelinci kecilnya terjebak dalam kandang buaya. 

"Ha-hanya satu cangkir 'kan?" ucap Naya memastikan. Tiga pria itu saling melempar pandang. 

"Iya, hanya satu cangkir saja. Setelah itu kamu akan mendapatkan uang dua juta rupiah." Pria itu menyodorkan secangkir alkohol pada Naya.

Dengan perasaan ragu Naya mengambil cangkir yang di sodorkan. Ia menatap lamat-lamat cangkir yang ia pegang sekarang. Sepertinya ia tidak akan mabuk hanya minum satu cangkir kecil ini.

Baru satu tegukkan sudah membuat Naya meringis dengan rasanya yang sangat asing di indra perasanya.

"Su-sudah."

"Ayo tambah lagi, aku akan memberikan mu uang empat juta." Pria itu kembali menuangkan alkohol ke cangkir yang Naya pegang.

Sedangkan tanpa sadar Argio meremas cangkir yang ia pegang. Mendadak dadanya terasa panas melihat tiga pria itu menyentuh dan memandangi Naya penuh minat. 

"Argio." Hendrik menepuk pundak Argio, membuat pria itu menoleh menatapnya. 

"Aku ke toilet sebenar."

"Hmm." Hanya dibalas deheman singkat oleh Argio. 

Hendrik beranjak dari tempat duduknya dan segera menuju toilet yang tersedia di bar itu. 

Naya memegang kepalanya yang mendadak pusing. Pandangannya tampak buram serta ada gejolak aneh dalam tubuhnya. Tiga pria itu tampak tersenyum melihat reaksi yang terjadi dengan pelayan wanita itu setelah meneguk dua cangkir alkohol yang diberikan.

Naya bangkit dari sofa dengan tubuh yang hampir limbung. Apa yang terjadi dengannya? Kenapa kepalanya sangat pusing. Wanita itu hampir kehilangan keseimbangannya namun sepasang tangan kekar mendekap tubuh mungil itu.

Tiga pria yang awalnya tersenyum puas melihat reaksi yang terjadi pada Naya mendadak melunturkan senyumannya.

" Euh ... Tuan." gumam Naya tanpa sadar menyandarkan kepalanya di dada kokoh Argio yang memeluk Naya posesif.

Tatapan Argio menghunus tajam pada tiga pria yang kini bangkit dari tempat duduknya.

"Apa yang kalian lakukan padanya?" tanya Argio penuh penekanan. Ia semakin erat mendekap tubuh Naya yang mulai bergumam tak jelas. Wanita itu bergerak gelisah dalam dekapan Argio.

"Kami tidak melakukan apapun, hanya memintanya meminum wine." 

"Apa ada masalah denganmu? Kalau pun kami berbuat macam-macam dengannya tidak merugikan mu."

Rahang Argio mengeras dengan jawaban kedua pria di hadapannya sementara salah satu dari tiga pria itu tampak terdiam dengan raut wajah yang tampak tegang.

Aura yang menguar dari Argio tampak menyeramkan. Tatapan pria itu siap membunuh ketiganya. Entahlah, amarahnya mendadak naik dengan ucapan mereka. Ia beralih menatap Naya yang seperti orang mabuk.

"Tentu saja sangat bermasalah, perempuan ini milikku." Argio mengucap penuh penekanan."Tidak ada yang boleh menyentuhnya!"

Tanpa ingin memperpanjang masalah Argio menarik pergelangan tangan Naya menjauh dari tiga pria itu. Naya berjalan terseok-seok bahkan hampir  jatuh terjerembab dengan langkah lebar Argio yang terus menarik pergelangan tangannya untuk keluar dari bar. Dengan kasar pria itu membuka pintu mobil lalu mendorong Naya masuk ke dalam.

Argio masuk ke dalam mobil. Ia menoleh menatap Naya di sampingnya. Namun, tatapan Argio tertuju pada rok Naya yang tersingkap hingga memperlihatkan paha mulus wanita tersebut. 

"Sangat menyusahkan." 

Argio melepaskan jas hitam yang ia kenakan lalu menutupi paha Naya. Bohong bila ia tidak tergoda dengan pemandangan yang membuat libidonya naik.

"Kenapa di sini panas sekali," racau Naya seraya membuka kancing blouse yang dikenakan membuat Argio melotot terkejut melihatnya.

"Hei, apa yang kamu lakukan? Jangan membuka bajumu!" 

Argio menahan kedua tangan Naya yang menampilkan tatapan sayunya. Bahkan tatapan sayu wanita itu membuat Naya semakin menarik di mata Argio. Argio tidak bisa menampik wajah cantik yang memerah itu semakin terlihat sensual di matanya. Napas Argio mulai memberat dengan perasaan tak tenang.

Mendadak suasana dalam mobil itu terasa memanas. Namun, dengan lancang Naya mengecup bibir Argio membuat pria itu membulatkan matanya. Minuman itu benar-benar membuat Naya begitu liar.

Related chapters

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 09

    Dengan kasar Argio mendorong Naya hingga jatuh ke atas kasur. Wanita itu menggeliat dengan pandangan yang tampak sayu. Minuman yang diberikan oleh tiga pria itu membuat Naya tak berdaya seperti ini bahkan penampilannya sudah tak karuan dan berantakan. Argio melangkah mundur, ia mengusap wajahnya kasar. Ia tak ingin lebih jauh lagi membantu wanita yang terbaring tak berdaya di atas kasur hotel itu. Yaa, ia membawa Naya ke hotel dan setelah itu ia akan pergi. Terlalu lama bersama Naya akan sangat bahaya apalagi wanita itu terlihat sangat menggoda di matanya. Dan entah mengapa, hasratnya langsung naik hanya melihat Naya seperti ini berbeda saat bersama wanita lain. Argio berbalik badan dan hendak keluar dari kamar tersebut namun suara barang jatuh membuat Argio berbalik badan. Mata pria itu sedikit melebar melihat Naya jatuh ke lantai beserta lampu hias yang terletak di dekat kasur. "Tuan." Suara panggilan Naya yang begitu lembut dan sendu menciptakan desiran aneh dalam benak Argio.

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 10

    Naya terus melangkahkan kakinya dengan langkah yang tertatih-tatih, wajahnya pucat dan mata yang tampak kosong. Air mata terus merembes dari pelupuk mata yang sembab, sesekali ia mengusapnya. Wanita muda itu terpaksa harus pulang ke rumah dengan berjalan kaki, ia tidak memiliki uang sepeser pun. Naya terlihat sangat menyedihkan setelah mahkotanya direnggut lalu ditinggalkan begitu saja seperti seorang wanita bayaran. Yang membuat Naya semakin hancur mahkotanya direnggut saat ia tidak sadar karna pengaruh minuman memabukkan itu. Dengan tangan gemetar Naya memutar handel pintu rumah kontrakannya setelah satu jam berjalan kaki. Beruntung sang ibu masih di rawat di rumah sakit, setidaknya bu Ani tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya. Naya memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Air matanya semakin meluruh ketika melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Bercak merah kebiruan tercetak jelas di sekujur tubuh. Bagian pangkal pahanya terasa sangat sakit. Naya

    Last Updated : 2024-02-16
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 11

    Satu bulan berlalu... Tak terasa sudah satu bulan sejak Naya meninggalkan kota kelahirannya. Bukan hanya karena ia takut dengan ancaman Argio, tetapi juga karna ia ingin melupakan semua kejadian buruk yang telah menimpanya. Meskipun sudah satu bulan berlalu, Naya tidak sepenuhnya melupakan kejadian pahit itu. Rasanya seolah-olah kejadian tersebut telah melekat di dalam ingatan hingga sulit untuk dilupakan.Namun, ia sedikit merasa tenang dan tidak merasa tertekan seperti awal-awal kejadian pedih itu. Naya juga memilih untuk mengambil cuti kuliah, tentu hal itu ditentang oleh sang ibu. Tapi mau bagaimana lagi, ia tidak ingin mempersulit ibunya dan menambah beban mengeluaran yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keduanya dan membayar uang sewa rumah. Ia juga tidak memperbolehkan ibunya untuk bekerja.Bahkan Naya juga tak menggunakan cek yang Argio berikan. Ia hanya menyimpan cek itu. Sekarang Naya bekerja sebagai pelayan self service. Beruntung ia mendapatkan pekerjaan setelah dua

    Last Updated : 2024-02-17
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 12

    Langkah Naya terhenti ketika sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di hadapannya. Tak lama pintu mobil terbuka dan seseorang keluar dari sana. Mata Naya membulat sempurna ketika melihat wajah orang tersebut. Ia melangkah mundur dengan perasaan diliputi ketakutan dan cemas.Argio menatap lurus ke arah Naya dengan tatapan yang dingin. Ia melangkah lebar ke arah wanita tersebut yang gemetar ketakutan. Naya hendak melarikan diri, namun dengan cepat pria itu mencekal pergelangan tangannya."Lepaskan aku!" Naya berusaha melepaskan cengkraman Argio di pergelangan tangannya."Apa kamu hamil?"Tanpa ingin basa basi Argio langsung melontarkan pertanyaan yang membuat tubuh Naya seketika membeku dengan wajah yang menegang. Kedua matanya bergulir. Dari mana pria itu tahu ia hamil?"A-aku tidak hamil. Lepaskan aku. Aku tidak ingin berurusan denganmu lagi!" racau Naya sedikit lantang.Naya meringis ketika Argio sengaja memperkuat cengkramannya di pergelangan tangan Naya."Benarkah? Kamu kira aku

    Last Updated : 2024-02-18
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 13

    Ibu Ani membantu Naya berbaring ke kasur. Tubuh wanita muda itu begitu lemas setelah memuntahkan isi dalam perutnya. Bahkan kepalanya sangat pusing."Sekarang kamu istirahat, Nak. Ibu akan membuatkan teh jahe untukmu," ucap ibu Ani mengusap penuh kasih sayang kepala Naya.Wanita itu mengangguk lemah dengan kedua mata terpejam merasakan rasa pusing yang semakin menjadi-jadi. Ia merasa rumah ini seperti berputar-putar. Ibu Ani keluar dari kamar menuju dapur."Bila aku terus seperti ini bagaimana bisa bekerja," gumam Naya merutuki keadaannya sekarang. Apalagi ia menjadi tulang punggung.Sekitar beberapa menit ibu Ani kembali masuk ke dalam kamar, membawa secangkir teh jahe hangat. Minuman ini sangat cocok untuk masuk angin termasuk meredakan kondisi saluran napas dan hidung tersumbat."Ayo minum dulu, Nak." Wanita paruh baya itu membantu Naya bangkit dari kasur lalu memberikan secangkir teh jahe hangat."Sebaiknya besok libur saja bekerjanya. Ibu tidak tega melihat kamu bekerja dengan ke

    Last Updated : 2024-02-18
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 14

    Naya mengkerutkan keningnya ketika merasakan hawa dingin yang membuat tubuhnya sedikit mengigil. Perlahan ia membuka matanya. Ia menatap langit-langit kamar yang tampak asing baginya. Perlahan ia bangun dari kasur tempat ia berbaring sekarang. Naya mengedarkan pandangan matanya ke setiap sudut kamar yang didominasi warna abu-abu. Kamar ini begitu luas dan mewah. "Kenapa aku ada di sini?" gumamnya kebingungan. Dengan badan yang terasa lemas Naya bangkit dari kasur. Sambil melangkah ke arah pintu keluar kamar, Naya berusaha mengingat-ingat apa yang sebenarnya terjadi, tapi semakin ia berusaha mengingatnya yang ada kepalanya semakin pusing. Naya memutar handel pintu. Keningnya mengkerut ketika melihat bagian luar kamar yang tak asing, ia seperti pernah ke sini. Ia melangkah mendekati bagian balkon dalam mansion tersebut. Matanya menatap ke lantai bawah di mana para pelayan tengah sibuk mengerjakan tugas mereka. Dan mata Naya tertuju pada Merry yang tengah bicara dengan salah satu pel

    Last Updated : 2024-02-19
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 15

    Entah tak terhitung berapa kali Naya bolak balik ke kamar mandi hanya untuk memuntahkan cairan bening dalam perutnya. Matahari belum menyingsing sepenuhnya, tetapi ia sudah tampak lemas dengan kondisi tubuhnya yang begitu lemah.Naya menjatuhkan tubuh kurusnya ke kasur. Jika wanita lain akan lebih berisi saat tengah hamil, berbeda dengan Naya, tubuhnya terlihat semakin kurus dari sebelumnya. Naya berusaha membenarkan posisi berbaringnya di kasur. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak, mungkin karna tinggal di tempat yang asing dan kondisi yang tengah hamil muda."Nona, Anda kenapa?"Pagi-pagi sekali Merry sudah masuk ke dalam kamar Naya dan yang pertama kali ia lihat wanita itu terbaring di kasur dengan kondisi yang mengkhawatirkan."Apa anda baik-baik saja?" tanya Merry menghampiri Naya lalu menyentuh kening Naya yang terasa panas dan berkeringat."Sepertinya Nona demam, saya akan mengambilkan obat. Tunggu sebentar."Merry bergegas keluar dari kamar meninggalkan Naya yang memejamkan m

    Last Updated : 2024-02-21
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 16

    Langkah Argio terhenti ketika melewati kamar Naya. Ia merasa penasaran dan mendekat ke pintu kamar tersebut. Dengan perlahan, tangannya meraih pegangan pintu dan memutar handelnya. Pintu terbuka perlahan, dan Argio melihat Naya berbaring tenang di kasur dengan selembar handuk kecil di keningnya.Melihat keadaan Naya yang baik-baik saja Argio kembali menutup pintu kamar itu, sebelum pintu kamar tertutup rapat. Suara barang jatuh membuat pergerakan Argio terhenti. Ia kembali membuka pintu kamar itu lebar dan melihat Naya tiba-tiba bangkit dari kasur lalu berlari ke arah kamar mandi. Handuk kecil yang menempel di kening Naya terjatuh ke lantai.Huek!Wanita itu kembali memuntahkan lendir bening dari dalam mulutnya. Rasanya cairan dalam tubuhnya terkuras habis karena muntah terus-menerus sedangkan yang dikeluarkan hanya lendir bening.Naya tersentak ketika merasakan sentuhan hangat ditengkuknya. Meskipun begitu ia tampak tak memperdulikannya. Sekitar beberapa menit, rasa mual itu sedikit

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 81

    Empat tahun kemudian …Suara tawa dan teriakan anak kecil mengisi sebuah kamar yang memiliki tiga kasur di dalamnya. Dua bocah berusia empat tahunan tampak berlari-larian dalam sana, mereka saling mengejar membuat sang kakak yang tengah fokus mengerjakan PR terlihat sangat terganggu."Jeva, Javier! Jangan teriak-teriak, kakak sedang mengerjakan tugas," tegur Levin lembut.Meskipun begitu, dua bocah kembar itu tak menggubris bahkan semakin menjadi-jadi membuat Levin frustasi dibuatnya. Levin yang kini berusia sepuluh tahun, tampak menggelengkan kepalanya. Dua adik kembarnya bukan hanya lucu tapi juga nakal.Levin membawa buku-buku pelajarannya keluar dari kamar. Ia akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan pribadi milik ayahnya. "Kamu mau ke mana, Sayang?" Suara sang mama membuat Levin berbalik badan. Tinggi badan Levin hampir menyamai Naya, dulu terlihat kecil kini dengan cepat tumbuh besar. Levin semakin menyerupai Argio."Levin mau ke perpustakaan, mau ngerjain tugas," balasnya."

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 80

    Saat semua tengah tertidur nyenyak, Naya terlihat gelisah dan tidak karuan berbaring di kasur. Beberapa kali ia berpindah-pindah posisi dari telentang, miring ke kanan dan ke kiri, namun tidak membuat rasa sakit di perutnya mereda.Argio yang berbaring di samping Naya, tampak terusik tidurnya. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati Naya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya."Kamu kenapa, Sayang?" "Perutku sakit, Mas. Perih."Argio segera bangun dari kasur lalu menyentuh perut Naya."Sebelumnya kamu makan apa? Tidak mungkin kamu akan melahirkan, usia kandunganmu belum sembilan bulan."Naya yang merintih kesakitan langsung terdiam. Ia mengingat-ingat sebelumnya makanan yang dikonsumsi dari pagi sampai malam."Sepertinya gara-gara makan mangga mentah. Soalnya sebelum tidur aku minta Merry mengupasnya mangga lagi."Argio geleng-geleng kepala mendengar jawaban Naya."Kan aku sudah bilang, jangan makan mangga kebanyakan, Sayang. Sekarang lihatlah sakit perut' kan.""Mas, marah?" M

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 79

    "Adek jangan nakal diperut Mama, kasihan Mama." Omelan lucu keluar dari bibir mungil Levin. Tangan mungilnya menepuk-nepuk perut Naya lembut. Meskipun kondisi Naya saat ini lemah, namun ia tidak bisa menahan tawanya mendengar omelan putranya. Dan tidak lama Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa teh jahe hangat. "Minum dulu, Sayang. Kata Bunda ini bagus untuk perempuan hamil yang mual-mual."Dengan penuh perhatian Argio membantu Naya meminum teh jahe tersebut. Pria itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya pada Naya. Dengan dibantu oleh Argio, Naya meminum teh jahe yang diberikan. "Terima kasih.""Sama-sama, Sayang.""Itu apa, Yah?" Levin menatap penasaran pada air yang baru saja diminum oleh sang bunda."Ini teh jahe supaya Mama tidak mual-mual lagi, Nak. Levin mau coba?" tawar Argio.Dengan cepat Levin menggeleng. Melihat warna minuman itu saja sudah membuat bocah itu tidak berminat. "Hari ini aku ada urusan mendadak, Sayang. Mungkin sore baru pulang. Tidak apa-apa' kan j

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 78

    Pada akhirnya, Argio mengalah dan memutuskan untuk menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Meskipun ia merasa kebingungan sendiri karena tidak pernah menyentuh peralatan dapur, apalagi memasak nasi goreng sebelumnya.Argio membuka aplikasi YouTube di ponselnya dan mencari konten yang menunjukkan cara memasak nasi goreng. Sementara Naya duduk dengan tenang di kursi dapur, sambil memakan biskuit kesukaannya, menunggu nasi goreng yang akan dibuat oleh Argio.Awalnya Argio tampak bingung, namun dengan pelan-pelan ia membuat nasi goreng itu dan sekitar 30 menitan nasi goreng yang Argio buat sudah jadi. Aroma wangi dari masakan Argio, membuat Naya bangkit dari tempat duduknya."Sudah jadi?" Naya menatap nasi goreng yang tak karuan tampilannya, tetapi sangat menggoda baginya.Argio mengangguk ragu. Ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam piring."Kalau nasi gorengnya tidak enak, tidak usah di makan ya?"Naya mengangguk mengiakan ucapan suaminya. Mata Naya berbinar-binar menatap nasi gore

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 77

    Setelah mengetahui bahwa Naya tengah mengandung. Tanpa berpikir panjang, Argio segera pergi dengan mobilnya entah ke mana. Beberapa jam kemudian, Argio kembali ke mansion dengan membawa begitu banyak belanjaan, termasuk rujak yang ia beli di pinggir jalan.Argio tahu betul bahwa wanita hamil seringkali memiliki selera makan yang berbeda, dan banyak yang menyukai makanan yang asam-asam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanjakan Naya dengan makanan yang ia sukai, seperti rujak. Argio berharap dengan memberikan perhatian seperti ini, bisa membuat kehamilan kedua Naya menjadi lebih istimewa dan berbeda dari yang pertama.Anggap saja hal yang ia lakukan sekarang sebagai penebus atas kesalahan yang ia lakukan saat Naya hamil pertama dulu."Sayang, aku bawakan sesuatu untukmu!" seru Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa piring berisi rujak.Naya duduk bersandar di bahu ranjang dengan wajah yang tampak pucat. Wanita itu merasa tubuhnya masih terasa lemah."Masih pusing?" Argio melet

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 76

    Argio keluar dari mobil dengan terburu-buru, saat mendapatkan kabar Naya pingsan. Ia segera pulang ke mansion tanpa memperdulikan pekerjaannya yang belum selesai. Wajah pria itu terlihat sangat panik bercampur khawatir."Bagaimana bisa dia pingsan?" bentak Argio yang tampak marah pada para pelayan."Saya tidak tahu Tuan, tiba-tiba Nona Naya sudah tergeletak di lantai. Awalnya Nona Naya mengeluh tidak enak badan," jawab Merry, sedangkan pelayan lain tertunduk ketakutan.Argio mendengus dengan perasaan campur aduk antara khawatir dan panik, ia melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa menuju kamar, dan dengan kasar membuka pintu kamar. Langsung ia menghampiri Naya yang belum sadarkan diri di atas kasur.Saat melihat Naya yang lemah dan tidak sadarkan diri, Argio merasa hatinya teriris melihat wajah pucat Naya. Argio duduk di samping Naya dan memegang tangannya dengan lembut."Sayang, bangun," ucap Argio lembut. Ia mencium tangan Naya berkali-kali.Takut, itulah yang Argio rasakan saat

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 75

    "Silahkan di makan, Nona," ucap pelayan yang mengantarkan makanan untuk Naya.Pelayan berusia 30 tahunan itu tampak tersenyum-senyum melihat banyak bercak merah dibagian leher sang nona muda, membuat pelayan itu tidak bisa untuk tidak berpikiran kotor dengan apa yang ia lihat.Naya terlihat malu saat melihat arah tatapan pelayan. Ia menutupi seluruh tubuhnya sampai leher dengan selimut. "Terima kasih."Pelayan itu mengangguk lalu pamit undur diri dari kamar tersebut. Seharian Naya mengurung dirinya dalam kamar, ia benar-benar malu untuk sekadar menunjukkan wajahnya. Berbeda dengan Argio, pria itu seperti bunga mekar yang baru disiram air di pagi hari, dan saat ini Argio tengah pergi ke perusahaan karna ada sedikit masalah di sana.Dengan gerakkan lemas Naya mengambil makanan yang tersaji di meja. Dan saat ini ia tengah duduk bersandar di bahu ranjang. Dengan lahap ia menyantap makanan itu, bukan hanya kelaparan, namun tenaganya juga terkuras. Argio seperti singa yang sudah beberapa h

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 74

    Naya melangkah keluar dari kamar mandi setelah melihat keadaan sekitar kamar yang tampak sepi, sepertinya Argio kembali keluar dari kamar. Ia melangkah sambil memeluk dirinya, kini ia mengenakan lingerie yang mertuanya berikan. Naya melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan mengulum bibirnya. Lingerie yang ia kenakan sangat transparan, sehingga membuat celana dalam dan bra yang ia kenakan terlihat jelas. Rasa malu menyelimuti wajahnya."Lebih baik aku tidak mengenakan ini, aku malu," gumam Naya dengan wajah yang memerah.Ia berencana untuk kembali ke kamar mandi, tetapi suara pintu yang terbuka membuat bola matanya membulat sempurna. Tanpa pikir panjang, Naya langsung melompat ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, sehingga hanya kepala yang terlihat. Naya merasa sangat malu dan berharap Argio tidak melihatnya dalam keadaan seperti ini.Argio masuk ke dalam kamar sambil membawa laptop miliknya. Pria itu tersenyum pada Naya yang bersandar di bahu ranjang, wajah Naya

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 73

    Mobil yang Argio kendarai berhenti disebuah pantai yang tampak sepi, membuat kening Naya mengernyit. Levin langsung menatap keluar jendela mobil melihat hamparan pantai yang begitu indah di tambah pemandangan matahari yang mulai tenggelam. "Kenapa kita ke sini?" tanya Naya menoleh ke arah suaminya."Kita istirahat dulu, kamu pernah ke pantai?" Argio balik bertanya. Naya menganggukkan kepalanya."Dulu pernah, tapi sekarang tidak pernah ke pantai lagi.""Ayah, kita ke pantai mau apa? Menangkap ikan?" Celotehan lucu Levin membuat Argio tertawa. Ia mencubit gemas pipi bulat putranya."Tidak, hanya beristirahat saja. Memangnya Levin mau menangkap ikan?"Dengan cepat Levin mengangguk. Bocah itu langsung membuka tas ransel miliknya lalu mengeluarkan pancingan mainan yang ia bawa. Argio yang melihat itu kembali tertawa, bisa-bisanya Levin membawa itu."Ayo sekarang kita turun." Argio lebih dulu turun lalu membukakan pintu mobil untuk istri dan anaknya.Hembusan angin pantai yang segar menerp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status