Share

Bab 16

Author: Norwinda
last update Last Updated: 2024-02-21 08:41:37

Langkah Argio terhenti ketika melewati kamar Naya. Ia merasa penasaran dan mendekat ke pintu kamar tersebut. Dengan perlahan, tangannya meraih pegangan pintu dan memutar handelnya. Pintu terbuka perlahan, dan Argio melihat Naya berbaring tenang di kasur dengan selembar handuk kecil di keningnya.

Melihat keadaan Naya yang baik-baik saja Argio kembali menutup pintu kamar itu, sebelum pintu kamar tertutup rapat. Suara barang jatuh membuat pergerakan Argio terhenti. Ia kembali membuka pintu kamar itu lebar dan melihat Naya tiba-tiba bangkit dari kasur lalu berlari ke arah kamar mandi. Handuk kecil yang menempel di kening Naya terjatuh ke lantai.

Huek!

Wanita itu kembali memuntahkan lendir bening dari dalam mulutnya. Rasanya cairan dalam tubuhnya terkuras habis karena muntah terus-menerus sedangkan yang dikeluarkan hanya lendir bening.

Naya tersentak ketika merasakan sentuhan hangat ditengkuknya. Meskipun begitu ia tampak tak memperdulikannya. Sekitar beberapa menit, rasa mual itu sedikit
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 17

    Suara dentingan sendok dan garpu mengudara dan mengisi keheningan di ruang makan tersebut. Saat semua orang begitu menikmati hidangan yang disantap, berbeda dengan Argio yang diam tanpa ingin menyentuh makanannya. Pikiran pria itu sibuk memikirkan nasib Naya. Setelah mendapatkan kabar dari Merry, ia menjadi tak tenang."Bagaimana pekerjaanmu di perusahaan sekarang?" Pertanyaan yang dilontarkan Arga membuat Argio langsung menatap sang ayah yang duduk berhadapan dengannya. "Semuanya berjalan dengan baik, Yah." Caesa diam menyimak obrolan antara ayah dan anak itu sambil menikmati makanannya."Kamu selesaikan semua urusan pekerjaan di perusahaan, karna dua minggu lagi, kalian berdua akan bertunangan. Ayah tidak ingin saat acara pertunangan berlangsung, kamu sibuk mengurus pekerjaan," ucap Arga menatap Argio dan Chelsea bergantian.Chelsea tersenyum lebar mendengar ucapan calon ayah mertuanya. Ia menoleh menatap Argio di samping."Urusan pekerjaan bisa aku limpahkan pada Aldo, Yah.""Mal

    Last Updated : 2024-02-21
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 18

    Suasana dalam ruangan itu mendadak mencekam bagi Naya. Ia tidak berani menatap sepasang mata tajam yang terus menyorot ke arahnya. Kedua tangan Naya masih meremas sprei seolah menyalurkan rasa gugup bercampur takut. "Sepertinya kamu sangat senang mencari masalah." Setelah beberapa saat dilanda keheningan Argio membuka suara. Dengan sedikit keberanian Naya melirik Argio yang berdiri di samping brankar. "Sudah tahu alergi, tapi tetap saja dimakan! Apa kamu tahu itu sangat membahayakan kandunganmu?" Naya semakin menunduk mendengar ucapan Argio yang menyalahkan dirinya atas kondisi buruk yang ia alami sekarang. Ucapan pria itu memang benar. Tapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencoba makanan yang ia inginkan. Seolah ia memiliki keinginan kuat untuk sekadar mencicipinya. "A-aku hanya ingin mencicipi_" "Sama saja! Kamu bukan hanya lemah tapi juga bodoh!" sembur Argio, membuat dada Naya terasa perih."Gara-gara kamu dilarikan ke rumah sakit, aku harus kembali lagi ke Jakarta!"

    Last Updated : 2024-02-22
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 19

    Napas Naya tersengal bersamaan dengan kedua matanya yang terbuka lebar ketika merasakan sentuhan yang menjalar dibagian tubuhnya. Sementara sang pelaku langsung menjauhkan dirinya setelah menghirup aroma manis dari tubuh Naya. Wajah Argio terlihat tenang seolah tidak terjadi apa-apa."Apa yang Tuan lakukan?" Naya bertanya dengan suara sedikit tersendat. Ia merasa curiga dengan pria itu."Aku tidak melakukan apapun. Hanya memeriksa apa di tempatmu masih ada selimut. Lagipula aku tidak semudah itu tergoda padamu. Jangan berpikir aku akan macam-macam," balas Argio tampak tersinggung ketika Naya menatap dirinya seperti pria mesum.Naya diam, tak berminat membalas ucapan Argio. Padahal ia belum bertanya apa-apa tapi pria itu langsung menyemburkan kemarahan padanya. "Aku terbiasa tidur dengan selimut," ucap Argio meluruskan. Ia tidak ingin wanita itu besar kepala setelah tahu ia menyentuhnya. Sedangkan Naya menatap ke arah pendingin ruangan. Di ruangan ini memang lumayan dingin dan ia me

    Last Updated : 2024-02-22
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 20

    Naya yang baru saja bangun tidur, keluar dari kamarnya ketika mendengar suara bising dari lantai bawah. Suara tawa dan obrolan beberapa orang membuat Naya begitu penasaran. Ia mendekat pada balkon dalam mansion itu. Kening Naya mengernyit melihat dua wanita dengan satu pria asing tengah berkumpul di meja makan di lantai bawah. "Apa mereka keluarga Argio?" gumam Naya penuh tanya. Mata Naya masih setia mengamati orang-orang asing di lantai bawah tersebut. "Nona?" Naya terperanjat kaget hingga jantungnya berpacu lebih cepat ketika seseorang menyentuh bahu lalu memanggilnya. Ia berbalik badan dan mendapati Merry. "Bi? Ada apa?" tanya Naya sambil menormalkan detak jantungnya. "Nona, diminta Tuan Argio untuk turun ke bawah, sarapan bersama." "Maksudnya makan bersama mereka?" tanyanya lagi sambil menatap kembali pada orang-orang di lantai bawah. Merry mengangguk."Iya, itu keluarga Tuan Argio, jadi Anda tidak perlu takut," jawab Merry seolah menjawab rasa penasaran Naya dengan oran

    Last Updated : 2024-02-23
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 21

    Semilir angin sore menerpa lembut permukaan wajah Naya yang saat ini tengah duduk di sebuah kursi panjang yang berada di taman belakang mansion. Rambut panjang wanita itu berayun-ayun begitu indah mengikuti hembusan angin.Manik coklatnya menatap lurus ke arah bunga-bunga yang bermekaran dengan indahnya. Semenjak tinggal di mansion Naya lebih suka menghabiskan waktunya di taman. "Nona ingin makan sesuatu? Dari tadi siang Nona belum makan apapun."Naya yang tampak melamun dengan sorot mata yang menampilkan kekosongan kini mendongak menatap Merry di hadapannya. Ia menggeleng lemah menolak tawaran pelayan yang selalu menemaninya. Semenjak mendengar Argio akan bertunangan membuat perasaan Naya memburuk. Entahlah, ia tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu, namun hatinya sakit dengan kabar yang ia dengar. Naya menghela napas panjang."Menurut Bibi apa aku terlihat sangat menyedihkan? Setelah semuanya terjadi aku merasa sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi."Semenjak kejadian naas y

    Last Updated : 2024-02-23
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 22

    "Kamu sedang hamil dan seharusnya tidak mengonsumsi buah nanas yang membahayakan kandungan!" bentak Argio menatap penuh kemarahan."Apa kamu sengaja melakukan ini semua?" tudingnya. Naya dengan cepat menggelengkan kepalanya, membantah tuduhan pria itu padanya. "Merry!" Teriakan Argio menggelegar memanggil pelayan yang ia tugaskan menjaga Naya. Suara keras Argio membuat Caesa dan Chelsea yang ada di lantai bawah tampak terkejut. Kedua wanita itu saling pandang dan setelahnya bangkit dari sofa lalu menyusul ke lantai atas. Mereka penasaran apa yang terjadi sampai Argio berteriak cukup keras. "Ada apa Tuan memanggil saya?" Merry berjalan tergopoh-gopoh ketika Argio memanggilnya. Pelayan itu melirik Naya yang tampak cemas bercampur takut di hadapan Argio. Tidak lama Caesa dan Chelsea memasuki kamar tersebut. "Ada apa Argio? Kenapa teriak-teriak?" tanya Caesa menghampiri putranya dengan raut wajah penasaran. Argio tak menghiraukan ucapan sang bunda, tatapan matanya lurus ke arah Merry

    Last Updated : 2024-02-24
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 23

    Argio bersandar pada body mobil sambil menyesap rokok yang terapit diantara jari tengah dan telunjuknya. Asap rokok yang berembus membuat Naya menutup hidungnya. Ia mendongak menatap Argio yang berdiri di samping. Pria itu menatap lurus ke arah jalanan yang dilewati para pengendara. Tiba-tiba saja Argio menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang minim oleh rumah penduduk ataupun bangunan-bangunan seperti ruko. Pria itu melirik Naya di sampingnya. "Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Argio menyadari tatapan Naya. "Kapan kita pulang? Kenapa kita ke tempat seperti ini?" Naya menatap sekitar yang tampak sepi, hanya ada beberapa pengendara yang lewat dan satu lampu jalan yang menerangi tempat mereka berdua berdiri sekarang. "Tunggu sebentar. Lebih baik makan belanjaan yang kamu beli tadi," titah Argio memerintah. Naya menatap ke dalam mobil yang terdapat satu kantong besar belanjaan berisi makanan ringan dan snack. Bukan Naya yang membeli belanjaan sebanyak itu melainkan Argio. Pr

    Last Updated : 2024-02-25
  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 24

    Naya terbangun dari tidurnya dengan wajah yang berseri-seri. Tidur wanita itu tampak sangat nyenyak semalam. Ia menapakkan kedua kakinya ke lantai marmer yang terasa dingin di telapak kaki. Namun, baru hendak bangkit Naya tertegun sejenak, ia baru ingat tadi malam ia tertidur di mobil karna rasa kantuk yang tak tertahankan. Tapi sekarang ia sudah berada di dalam kamar. Siapa yang membawanya ke kamar dan membaringkan di kasur?"Nona Naya?" Suara Merry membuat lamunan Naya buyar. Wanita yang mengenakan dress bermotif bunga itu tersenyum hangat pada pelayan tersebut."Ada apa, Bi?" tanya Naya ketika Merry menghampirinya."Hanya ingin menyampaikan perintah Tuan Argio untuk menyuruh Nona Naya segera bersiap-siap untuk ikut pergi bersama. Tapi sebelumnya Nona sarapan terlebih dahulu."Merry melangkah mendekati meja lalu meletakkan nampan berisi susu hangat dan roti panggang di sana."Memangnya Tuan Argio ingin mengajak ke mana?" Naya kembali bertanya."Kalau tidak salah untuk ikut menemani

    Last Updated : 2024-02-25

Latest chapter

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 81

    Empat tahun kemudian …Suara tawa dan teriakan anak kecil mengisi sebuah kamar yang memiliki tiga kasur di dalamnya. Dua bocah berusia empat tahunan tampak berlari-larian dalam sana, mereka saling mengejar membuat sang kakak yang tengah fokus mengerjakan PR terlihat sangat terganggu."Jeva, Javier! Jangan teriak-teriak, kakak sedang mengerjakan tugas," tegur Levin lembut.Meskipun begitu, dua bocah kembar itu tak menggubris bahkan semakin menjadi-jadi membuat Levin frustasi dibuatnya. Levin yang kini berusia sepuluh tahun, tampak menggelengkan kepalanya. Dua adik kembarnya bukan hanya lucu tapi juga nakal.Levin membawa buku-buku pelajarannya keluar dari kamar. Ia akan mengerjakan tugasnya di perpustakaan pribadi milik ayahnya. "Kamu mau ke mana, Sayang?" Suara sang mama membuat Levin berbalik badan. Tinggi badan Levin hampir menyamai Naya, dulu terlihat kecil kini dengan cepat tumbuh besar. Levin semakin menyerupai Argio."Levin mau ke perpustakaan, mau ngerjain tugas," balasnya."

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 80

    Saat semua tengah tertidur nyenyak, Naya terlihat gelisah dan tidak karuan berbaring di kasur. Beberapa kali ia berpindah-pindah posisi dari telentang, miring ke kanan dan ke kiri, namun tidak membuat rasa sakit di perutnya mereda.Argio yang berbaring di samping Naya, tampak terusik tidurnya. Perlahan ia membuka matanya dan mendapati Naya meringis kesakitan sambil memegangi perutnya."Kamu kenapa, Sayang?" "Perutku sakit, Mas. Perih."Argio segera bangun dari kasur lalu menyentuh perut Naya."Sebelumnya kamu makan apa? Tidak mungkin kamu akan melahirkan, usia kandunganmu belum sembilan bulan."Naya yang merintih kesakitan langsung terdiam. Ia mengingat-ingat sebelumnya makanan yang dikonsumsi dari pagi sampai malam."Sepertinya gara-gara makan mangga mentah. Soalnya sebelum tidur aku minta Merry mengupasnya mangga lagi."Argio geleng-geleng kepala mendengar jawaban Naya."Kan aku sudah bilang, jangan makan mangga kebanyakan, Sayang. Sekarang lihatlah sakit perut' kan.""Mas, marah?" M

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 79

    "Adek jangan nakal diperut Mama, kasihan Mama." Omelan lucu keluar dari bibir mungil Levin. Tangan mungilnya menepuk-nepuk perut Naya lembut. Meskipun kondisi Naya saat ini lemah, namun ia tidak bisa menahan tawanya mendengar omelan putranya. Dan tidak lama Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa teh jahe hangat. "Minum dulu, Sayang. Kata Bunda ini bagus untuk perempuan hamil yang mual-mual."Dengan penuh perhatian Argio membantu Naya meminum teh jahe tersebut. Pria itu benar-benar menaruh seluruh perhatiannya pada Naya. Dengan dibantu oleh Argio, Naya meminum teh jahe yang diberikan. "Terima kasih.""Sama-sama, Sayang.""Itu apa, Yah?" Levin menatap penasaran pada air yang baru saja diminum oleh sang bunda."Ini teh jahe supaya Mama tidak mual-mual lagi, Nak. Levin mau coba?" tawar Argio.Dengan cepat Levin menggeleng. Melihat warna minuman itu saja sudah membuat bocah itu tidak berminat. "Hari ini aku ada urusan mendadak, Sayang. Mungkin sore baru pulang. Tidak apa-apa' kan j

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 78

    Pada akhirnya, Argio mengalah dan memutuskan untuk menuruti apa yang diinginkan oleh istrinya. Meskipun ia merasa kebingungan sendiri karena tidak pernah menyentuh peralatan dapur, apalagi memasak nasi goreng sebelumnya.Argio membuka aplikasi YouTube di ponselnya dan mencari konten yang menunjukkan cara memasak nasi goreng. Sementara Naya duduk dengan tenang di kursi dapur, sambil memakan biskuit kesukaannya, menunggu nasi goreng yang akan dibuat oleh Argio.Awalnya Argio tampak bingung, namun dengan pelan-pelan ia membuat nasi goreng itu dan sekitar 30 menitan nasi goreng yang Argio buat sudah jadi. Aroma wangi dari masakan Argio, membuat Naya bangkit dari tempat duduknya."Sudah jadi?" Naya menatap nasi goreng yang tak karuan tampilannya, tetapi sangat menggoda baginya.Argio mengangguk ragu. Ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam piring."Kalau nasi gorengnya tidak enak, tidak usah di makan ya?"Naya mengangguk mengiakan ucapan suaminya. Mata Naya berbinar-binar menatap nasi gore

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 77

    Setelah mengetahui bahwa Naya tengah mengandung. Tanpa berpikir panjang, Argio segera pergi dengan mobilnya entah ke mana. Beberapa jam kemudian, Argio kembali ke mansion dengan membawa begitu banyak belanjaan, termasuk rujak yang ia beli di pinggir jalan.Argio tahu betul bahwa wanita hamil seringkali memiliki selera makan yang berbeda, dan banyak yang menyukai makanan yang asam-asam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memanjakan Naya dengan makanan yang ia sukai, seperti rujak. Argio berharap dengan memberikan perhatian seperti ini, bisa membuat kehamilan kedua Naya menjadi lebih istimewa dan berbeda dari yang pertama.Anggap saja hal yang ia lakukan sekarang sebagai penebus atas kesalahan yang ia lakukan saat Naya hamil pertama dulu."Sayang, aku bawakan sesuatu untukmu!" seru Argio masuk ke dalam kamar dengan membawa piring berisi rujak.Naya duduk bersandar di bahu ranjang dengan wajah yang tampak pucat. Wanita itu merasa tubuhnya masih terasa lemah."Masih pusing?" Argio melet

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 76

    Argio keluar dari mobil dengan terburu-buru, saat mendapatkan kabar Naya pingsan. Ia segera pulang ke mansion tanpa memperdulikan pekerjaannya yang belum selesai. Wajah pria itu terlihat sangat panik bercampur khawatir."Bagaimana bisa dia pingsan?" bentak Argio yang tampak marah pada para pelayan."Saya tidak tahu Tuan, tiba-tiba Nona Naya sudah tergeletak di lantai. Awalnya Nona Naya mengeluh tidak enak badan," jawab Merry, sedangkan pelayan lain tertunduk ketakutan.Argio mendengus dengan perasaan campur aduk antara khawatir dan panik, ia melanjutkan langkahnya dengan tergesa-gesa menuju kamar, dan dengan kasar membuka pintu kamar. Langsung ia menghampiri Naya yang belum sadarkan diri di atas kasur.Saat melihat Naya yang lemah dan tidak sadarkan diri, Argio merasa hatinya teriris melihat wajah pucat Naya. Argio duduk di samping Naya dan memegang tangannya dengan lembut."Sayang, bangun," ucap Argio lembut. Ia mencium tangan Naya berkali-kali.Takut, itulah yang Argio rasakan saat

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 75

    "Silahkan di makan, Nona," ucap pelayan yang mengantarkan makanan untuk Naya.Pelayan berusia 30 tahunan itu tampak tersenyum-senyum melihat banyak bercak merah dibagian leher sang nona muda, membuat pelayan itu tidak bisa untuk tidak berpikiran kotor dengan apa yang ia lihat.Naya terlihat malu saat melihat arah tatapan pelayan. Ia menutupi seluruh tubuhnya sampai leher dengan selimut. "Terima kasih."Pelayan itu mengangguk lalu pamit undur diri dari kamar tersebut. Seharian Naya mengurung dirinya dalam kamar, ia benar-benar malu untuk sekadar menunjukkan wajahnya. Berbeda dengan Argio, pria itu seperti bunga mekar yang baru disiram air di pagi hari, dan saat ini Argio tengah pergi ke perusahaan karna ada sedikit masalah di sana.Dengan gerakkan lemas Naya mengambil makanan yang tersaji di meja. Dan saat ini ia tengah duduk bersandar di bahu ranjang. Dengan lahap ia menyantap makanan itu, bukan hanya kelaparan, namun tenaganya juga terkuras. Argio seperti singa yang sudah beberapa h

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 74

    Naya melangkah keluar dari kamar mandi setelah melihat keadaan sekitar kamar yang tampak sepi, sepertinya Argio kembali keluar dari kamar. Ia melangkah sambil memeluk dirinya, kini ia mengenakan lingerie yang mertuanya berikan. Naya melihat pantulan dirinya di dalam cermin dan mengulum bibirnya. Lingerie yang ia kenakan sangat transparan, sehingga membuat celana dalam dan bra yang ia kenakan terlihat jelas. Rasa malu menyelimuti wajahnya."Lebih baik aku tidak mengenakan ini, aku malu," gumam Naya dengan wajah yang memerah.Ia berencana untuk kembali ke kamar mandi, tetapi suara pintu yang terbuka membuat bola matanya membulat sempurna. Tanpa pikir panjang, Naya langsung melompat ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, sehingga hanya kepala yang terlihat. Naya merasa sangat malu dan berharap Argio tidak melihatnya dalam keadaan seperti ini.Argio masuk ke dalam kamar sambil membawa laptop miliknya. Pria itu tersenyum pada Naya yang bersandar di bahu ranjang, wajah Naya

  • Pelayan Perawan Milik Tuan Muda    Bab 73

    Mobil yang Argio kendarai berhenti disebuah pantai yang tampak sepi, membuat kening Naya mengernyit. Levin langsung menatap keluar jendela mobil melihat hamparan pantai yang begitu indah di tambah pemandangan matahari yang mulai tenggelam. "Kenapa kita ke sini?" tanya Naya menoleh ke arah suaminya."Kita istirahat dulu, kamu pernah ke pantai?" Argio balik bertanya. Naya menganggukkan kepalanya."Dulu pernah, tapi sekarang tidak pernah ke pantai lagi.""Ayah, kita ke pantai mau apa? Menangkap ikan?" Celotehan lucu Levin membuat Argio tertawa. Ia mencubit gemas pipi bulat putranya."Tidak, hanya beristirahat saja. Memangnya Levin mau menangkap ikan?"Dengan cepat Levin mengangguk. Bocah itu langsung membuka tas ransel miliknya lalu mengeluarkan pancingan mainan yang ia bawa. Argio yang melihat itu kembali tertawa, bisa-bisanya Levin membawa itu."Ayo sekarang kita turun." Argio lebih dulu turun lalu membukakan pintu mobil untuk istri dan anaknya.Hembusan angin pantai yang segar menerp

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status