Share

Kedatangan Tamu

Penulis: Athalaz
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-24 15:11:00

Alika menampar Danu, lalu meneruskan langkahnya menuju kamar.

“Hey, tunggu gadis gila!” cegah Danu dia tak terima di tampar.

“Apa brengsek?” tanya Alika lagi. Dia menatap lelaki yang baru saja menjadi suaminya dengan tatapan malas.

“Kamu bisa sopan nggak, bicara sama aku?” tanya Danu.

“Nggak!” jawab Alika.

“Kalau begitu, belajarlah! Aku ini suamimu,” ucap Danu.

“Hahahaha, kamu waras? Tadi kamu bilang kita tak punya hubungan apa-apa, sekarang kamu mengaku sebagai suami aku?! Maaf, tak sudi aku jadi istri kamu!” Alika menghentakkan tangan sampai pegangan Danu terlepas.

Dia kembali melangkah menaiki tangga menuju kamar Danu dan Airin dulu. Sebelum masuk ke dalam kamar, Alika sempat mendengar pintu di banting. Dia tersenyum, membayangkan Danu yang marah karena kesal.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Maya vs Bu Marni

    Lelaki yang menyeret Maya kemarin, masuk dan menggertak wanita itu. Maya mengkeret pelan mundur dan berlindung di belakang Danu.“Jaga tangan dan mulutmu jika tak mau aku binasakan,” ucap bu Marni tanpa menatap Maya.Danu tertunduk, tak berani menatap ibunya. Masih terngiang-ngiang di kepala isi perjanjian yang dia tanda tangani.1. 1.Bersedia menikah dengan pilihan orang tua, jika tidak maka dia akan di masukkan kembali ke penjara.2. 2.Setelah menikah menjauhi semua wanita selain istri dan keluarganya, jika tidak makan seluruh fasilitas akan di cabut dan dia akan di pecat dari perusahaan tempat nya sekarang bekerja.3. 3.Jika masih nekad mendekati wanita lain, maka dia bersedia di pidanakan dan membayar denda berupa semua hartanya akan di alihkan ke istri.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Alika

    “Say, bisa ketemu?” Chat dari Airin. Dahiku terangkat, tumben sahabatku ini mengirim pesan terlebih dahulu.“Bisa, ketemu di mama?” balasku kepadanya.“Kalau bisa kita ketemu di tempat kita biasa bertemu,” chat Airin kembali masuk ke hapeku.“Ok... sebentar sore, jam empat aku tunggu!” balasku lagi.Menunggu beberapa saat, ternyata Airin tak lagi membalas. Ku lirik jam dinding satu jam lagi, segera ku selesaikan pekerjaan rumah sebelum bersiap-siap bertemu sahabat ku itu.Tepat jam empat sore, ku pacu motor butut punya ayah. Membelah jalan yang ku lalui, hanya lima belas menit aku telah sampai di sebuah rumah makan yang nampak sepi. Motor ku parkir di samping rumah makan, lalu melangkah masuk setelah sebelumnya merapikan pakaianku.Baru melangkah ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Masih Alika

    Aku mengeratkan pegangan di kerah baju Raka, lelaki itu meringis menahan nyeri di ulu hati.“Kamu salah memilih musuh,” ucap Raka, setelah dia bisa mengontrol napasnya.“Hahahaha, kamu yang salah cari lawan, ku pastikan kelicikan kamu hanya sampai di sini,” ucapku.“Sudahlah, jangan membohongi hatimu, aku tau kamu pasti sedang takut, bisa kupastikan kamu tak akan bisa melunasi semua kekurangan yang aku masukkan ke dalam laporanmu,” kata Raka.Bugh!“Uhuk... uhuk... .” Satu tinjuku kembali membuat lelaki berambut gondrong itu tersungkur ke lantai.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Perkelahian di Cafe

    Terlihat Danu sedang duduk di sebuah cafe, terlihat sesekali dia menatap jam yang melingkar manis di tangan kiri.“Ngapain berhenti,” tanya Alika pura-pura tak mengerti.“Tuh, suami kamu lagi mau selingkuh,” ucap Mira. Dia begitu serius memperhatikan kakaknya.“Bodo amat, yok... lanjut,” ucap Alika acuh.“Eh, Kaka ipar yang baik dan tidak sombong, yuk, minta di traktir sama suamimu,” ucap Mira.Tanpa menunggu persetujuan Alika, gadis itu telah melajukan motor ke arah Danu.Barunsaja mereka memarkirkan motor, ketika terlihat Maya keluar dari dalam cafe, membawa dua gelas minuman dan mendekati Danu.“Tuh, kan. Apa ku bilang. Suamimu lagi selingkuh,” ucap Mira.Alika yang melihat kemesraan Danu dan Maya merasa ada yang nyeri di dalam hatinya, tapi dia tak tau ap

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Terkenang

    “Maya?” ucap lelaki yang di panggil Hamid itu.Wajah Maya yang tadinya penuh amarah berubah. Entah karena apa, wajahnya bersemu merah.“Ka— mu, sedang apa di sini?!” tanya Maya, dia sama sekali tak mendengar teriakan Hamid tadi, bahwa dialah pemilik cafe tersebut.“Aku yang punya cafe ini,” ucap lelaki bermata sayu tersebut.“Ehem... ngobrolnya di lanjutin di dalam aja, jangan di sini, malu di liat orang, tadi habis ribut sama istri orang, eh... sekarang malah asyik-asyikan bicara sama lelaki lain,” teriak Mira, membuat Hamid salah tingkah.“Mau masuk?” tanya Hamid pada mereka semua.“Terima kasih, kami pulang saja.” Alika menimpali lalu, menarik tangan Mira menjauhi cafe.Maya masih ingin berbicara dengan Hamid, namun D

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Pemecatan

    “Ad... uh.” Danu meringis, dia terjatuh dari tempat tidur.Ternyata dia tadi sedang bermimpi, tak terdengar lagi suara dari dalam kamar mandi, baru saja Danu ingin beranjak untuk mengintip, pintu kamar mandi terbuka, Alika keluar dengan menggunakan baju tidur lengkap.“Ngapain kamu di sini!?” tanya Alika.Danu bangkit dari lantai, dia memegang pinggang yang terasa nyeri.“Mau-mau aku dong, mau di mana! Ini kan kamar aku juga!” ucap Danu.“Keluar sana, aku mau tidur!” usir Alika.“Kalau aku tidak mau?!” tanya Danu, dia mendekat ke arah Alika.“Jangan macam-macam kamu!” Alika memperingatkan.“Kenapa? Hem... apa aku bikin kamu hamil saja, seperti ucapanmu tadi di cafe!” ucap Danu sambil menatap tubuh Alika dari atas ke bawah. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Bertemu Lelaki Lain

    Danu yang baru saja selesai mandi, terkejut melihat chat Maya, dia tak percaya kalau Alika jalan dengan Hamid.Secepat kilat dia mengganti pakaian lalu ke Mall tempat Maya menunggu. Dari jauh Maya sudah bisa melihat Danu menghampirinya, dia tersenyum melihat lelakinya begitu tampan.Maya mencium kedua pipi Danu ketika mereka telah bertemu.“Sayang, makan yuk. Lapar!” ajak Maya. Dia menggandeng tangan Danu menuju ke restoran siap saji, mereka juga melihat Alika dan Hamid sedang makan, dengan tak punya malu, Maya mendekati mereka.“Boleh gabung?” tanya Maya. Senyuman tak lekang dari bibirnya.“Nggak!” jawab Alika ketus.Danu langsung duduk di kursi kosong samping Alika, Maya pun ikut duduk di samping Hamid.“Kalian tuli? Aku bilang enggak malah kamu duduk, dasar sekilo kurang!” rutuk Alika.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Bertemu Hamid

    Bu Marni tertegun ketika mendapati panggilan beberapa kali dari Danu, dia sedang di kamar mandi jadi tak mendengar panggilan tersebut. Dia memanggil ulang nomor anaknya itu. Terdengar nada sambung, lalu di angkat.“Halo, ada apa?” tanya bu Marni.“Maaf, Bu. Kami dari kantor polisi ingin mengabarkan jika pemilik telpon ini kecelakaan dan sekarang lagi di rawat di rumah sakit Hati Mulya.Bu Marni terduduk lemas, hapenya terlepas dari genggaman, untung saja jatuh di atas kasur. Dia berkali-kali mengusap dada, menahan nyeri yang tiba-tiba muncul. Dia membaringkan badan, menutup mata, mencoba menghilangkan perasaan kaget yang baru saja dia alami.Setelah lima belas menit, dia kembali bangkit lalu menelpon Mira, menyuruhnya segera ke rumah sakit sepulang sekolah. Bu Marni bergegas mengganti pakaian lalu ke luar kamar, mencari sopirnya untuk di antar ke rumah sakit.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02

Bab terbaru

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Bolehkah?

    "Kok, Mama ada disini?" tanya Bunga.Dia berjalan pincang ke arah tante Rani, wanita paruh baya itu hanya tertunduk lemas, dia malas menanggapi pertanyaan putrinya.Dari tadi dia merutuki diri, kenapa mau datang ke kantor polisi, selama ini dia memang menghindari tempat itu, semua urusan yang berkaitan dengan kantor polisi, dia selalu wakilkan kepada anak buahnya.Tak mendapatkan respon, Bunga kembali bertanya. "Ma, kok Mama disini?""Sudah, diam! Mama pusing, ini semua gara-gara kamu, kalau kamu tidak bikin ulah, tidak mungkin mama kesini, tidak mungkin mama bertemu Jo, dan tidak mungkin mama masuk penjara!" teriak tante Rani.Dia bahkan mulai menarik rambut Bunga dan mencekik wanita itu."To— lo— ng, to— long!" teriak Bunga, dia berusaha menahan tante Rani yang mencekiknya, kakinya yang masih sangat sakit, membuat gerakannya terbatas

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Semuanya Terbongkar

    "Silahkan!" ucap petugas.Mona mengambil hapenya di atas meja, lalu menelpon nomor pak Andreas, sayangnya nomor tersebut sudah tak aktif, Mona mencobanya berulang-ulang, tapi tetap saja tak bisa dihubungi.Wajah Mona yang tadinya tidak terlalu takut, kini menjadi pucat, merasa usahanya sia-sia, dia kembali menyimpan hapenya.Melihat hal tersebut, petugas memulai interogasi, Mona menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan oleh petugas, setelah dua jam interogasi, Mona di nyatakan tidak ada sangkut pautnya dengan pembakaran rumah Adam, hanya dia di ganjar dengan pasal tentang penyalahgunaan narkotika. Sehingga dia tetap di tahan dan berkasnya akan segera di limpahkan setelah lengkap.Hamid juga di interogasi, dia awalnya tidak mau menjawab jika tak di dampingi pengacara, setelah menelpon pengacara dan si pengacara datang, barulah dia mau di interogasi. Sama halnya dengan Mona, Hamid di interogasi sela

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Bunga Tertembak

    "Jadi begini kelakuan kamu di belakang aku?" tanya Bunga, sebuah balok kayu dia pegang. Napasnya memburu karena emosi, wajahnya yang hitam manis berubah menjadi merah.Mata Bunga nyalang, menatap kedua manusia yang sedang berbagi peluh. Setengah meringis, Hamid bangkit lalu berdiri menghadap Bunga."Kamu apa-apaan?" tanya Hamid, dia balik marah kepada Bunga."Kamu yang apa-apaan? Kamu suami aku, kenapa berdua dengan wanita seperti ini!" Bunga maju dan menarik Mona hingga terjatuh dari Sofa."Aduh," teriak wanita itu.Tangannya memegang, tangan Bunga yang sedang menarik rambut Mona. Tak merasa puas, karena di halangi oleh Hamid. Bunga melompat dan menekan Mona yang terbaring dengan menggunakan lutut.Tangan Bunga menarik rambut Mona, lalu membenturkan kepala wanita itu ke lantai, susah payah Hamid menarik Bunga. Namun, wanita itu tak mau mengalah, dia ba

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Ke rumah Mona

    Pak Andreas dan Adam menempati apartemen milik Irfan, karena besok subuh pak Andreas akan menyusul anak dan istrinya ke Luar Negeri, maka malam itu juga dia meminta Adam untuk menemaninya ke suatu tempat.Setelah membeli tiket dan mengecek dokumen yang dibutuhkan untuk perjalanan, pak Andreas mulai menunjukkan tempat yang ingin dia datangi.Dia sudah berjanji untuk mengabulkan permintaan Adam, dia harus melakukannya malam ini, karena dia tidak bisa memastikan kapan dia akan pulang ke Indonesia.Adam mengendarai mobilnya, mengantar pak Andreas ke tempat Mona, entah apa yang ingin dilakukan lelaki itu pada sugar baby nya."Sebelum ke rumah Mona, singgah sebentar di Indoapril depan kompleks nya," pinta pak Andreas.Adam hanya mengangguk, seperti di awal, dia hanya meminta pak Andreas menghancurkan Hamid, bagaimana caranya? Ya, terserah!

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   POV Hamid

    Aku memandangi tubuh polos tante Rani yang kini sedang berbaring di sofa yang berwarna merah, lampu ruang kerja yang temaram membuat tubuh tante Rani terlihat indah.Berkali-kali aku harus menelan saliva, agar Junior tak meminta keluar sebelum waktunya.Sejak kecil, tante Rani merupakan salah satu orang yang menjadi fantasi ku, hanya saja sepupuku Adam tak pernah membiarkanku berduaan dengan wanita itu, dia selalu saja mengekor jika tante Rani mengajakku berbelanja atau membeli permen.Body tante Rani yang seksi dengan dua gundukan besar di dadanya membuat aku semakin penasaran.Beranjak dewasa, fantasiku tentang wanita seksi semakin menjadi, apalagi tiap malam kami di suguhi pemandangan yang sangat menggoda. Puluhan wanita akan duduk di ruang tamu menunggu pengunjung, setelah lelaki hidung belang membooking. Maka mereka akan masuk ke sebuah kamar dan tak lama terdengar la

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Tante Rani dan Hamid

    DuarrrTerdengar bunyi tabrakan yang sangat besar, pak Andreas dan Adam terbanting, untung saja mobil tak terbalik. Hanya body belakang mobil penyok dan berasap.Tanpa aba-aba, mereka berdua kompak segera keluar dari mobil.Pak Andreas tersungkur ke tanah, tak lupa dia sujud syukur, Adam membaringkan diri di tanah, dia tak mengira bisa melakukan hal seperti tadi.Tak ingin berlama-lama di tempat itu, Adam segera menelpon seorang temannya untuk menjemput mereka. Dia melarang pak Andreas menelpon sopir ataupun orang-orang yang bekerja dengannya, takut di antara mereka adalah mata-mata."Sepertinya aku harus menyeleksi mereka lagi," gumam pak Andreas.Adam hanya melirik sesaat, dia tau bagaimana rasanya di khianati orang yang paling dipercaya."Jadi sampai kapan aku harus bersembunyi?" tanya pak Andreas."Anda tidak haru

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Menyelamatkan Pak Andreas

    "Pergi kamu!" usir pak Andreas, matanya nyalang menatap tak suka pada Adam.Tangannya hendak menjangkau telpon, Adam segera menahannya."Hentikan pikiran Anda untuk memanggil security, itu tak akan cukup kalau aku berniat membunuh Anda." Adam berkata sombong.Pak Andreas mengurungkan niatnya, dia duduk kembali di tempatnya dengan wajah kuyu."Mau kamu apa sebenarnya?" tanya pak Andreas."Aku sudah bilang dari awal, Anda saja tidak percaya. Sekarang, ku tanya sekali lagi. Maukah Anda menghancurkan lelaki di dalam foto, maka aku akan melindungi Anda." ucap Adam."Baiklah, aku akan membantumu," ucap pak Andreas, dia tak bisa berbuat apa-apa, dia baru tau kalau didepannya adalah si Penyair Perang, pembunuh bayaran yang terkenal dikalangan mafia."Asal Anda tau, awalnya saya yang diminta untuk membunuh Anda, hari ini adalah jadwal kematian And

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Membujuk Alika

    "Apa ini?" tanya AIPTU Wawan."Ini pelaku pembakaran, tadi dia ada disini, aku berhasil melumpuhkannya," jelas Adam."Kalau begitu, kita segera ke kantor, untuk membuat laporan supaya bisa di proses secepatnya," ujar AIPTU Wawan."Boleh, Pak. Tapi, apakah saya bisa minta tolong untuk pelakunya tak dirilis dulu, takutnya dalangnya kabur sebelum bukti cukup untuk menangkapnya," ujar Adam."Bisa saja, nanti kita bicarakan di kantor saja." Mereka akhirnya bersama-sama ke kantor polisi, mereka memakai mobil Adam, sedangkan AIPTU Wawan mengikuti mereka dari belakang.TKP masih dalam proses pemadaman, pihak kepolisian belum berani melakukan investigasi, takut tempatnya masih berbahaya. Polisi belum mengeluarkan statement apapun terkait sebab kebakaran tersebut.Sampai di kantor polisi, Adam di arahkan untuk membuat laporan, sementara lelaki yang berada di bagasi seg

  • Pelakor Tak Pantas Bahagia   Pelaku Pembakaran

    "Kebakaran, kebakaran, Tuan, kebakaran.""Aduh," teriak Adam, ketika doa membuka mata dan ingin segera bangun, dia malah terjatuh.Ternyata, apa yang tadi dia lakukan hanya mimpi, Adam semakin meringis."Tuan, kebakaran!" teriak mbak Nur yang sudah berada di depan Adam, dia membantu Adam bangkit.Peluh sudah membanjiri wajah mbak Nur, rasa panik tergambar jelas, Adam memaksakan diri untuk bangkit, rasa nyeri yang menjalar di seluruh tubuhnya berusaha dia tahan."Mbak jangan panik, cepat panggil Alika, aku akan periksa pintu dan jendela," perintah Adam."Baik, Tuan." Mbak Nur gegas berlari ke kamar Alika, dia menggedor pintu majikannya dengan sangat cepat, tak lama, muncul wajah jutek Alika."Mbak kenapa?" tanyanya."Kebakaran, Nyonya." ucap mbak Nur."Apaaaa, kebakaran?" Mata Ali

DMCA.com Protection Status