Dari nelayan yang bawa Lin Jiang dari lautan, ia tahu kalau ia saat ini berada di wilayah kekuasaan kekaisaran Wei, satu dari tiga kekaisaran di negeri Tiongkok.Lin Jiang juga tak bertahan lama di dewa nelayan itu, dan saat tiba dia langsung permisi untuk lanjutkan perjalanan, meskipun ia tak tahu harus melangkah kemana. Nelayan itu masih mencoba untuk menahan Lin Jiang di desa nelayan itu, namun Lin Jiang memilih menolak dan tetap lanjutkan langkah kakinya kemana akan membawa dirinya. "Dari desa nelayan ini, berjarak setengah hari kau akan menemukan sebuah kota," kata nelayan itu pada Lin Jiang.Itulah yang Lin Jiang ikuti saat ini, dan memilih berjalan sambil ikuti jalan yang menuju ke arah kota.Jauh sudah Lin Jiang berjalan, dan di tengah jalan, Lin Jiang melihat di depannya, jauh disana ada satu tubuh yang terbaring di tengah jalan. Lin Jiang segera datangi tubuh yang terbaring itu, dan memeriksa kondisinya. "Dia baik-baik saja, dia hanya kehausan," kata Lin Jiang dan member
Dunia persilatan saat ini sedang gempar karena munculnya kabar kalau pusaka baju jirah naga telah dilepas oleh pemilik sebelumnya.Pusaka itu sudah lama tidak diketahui siapa yang memilikinya, namun dalam beberapa purnama belakangan ini, kabar itu membuat gempar dunia persilatan.Banyak pendekar yang beramai-ramai mencari kebenaran cerita itu, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan dari benar atau tidaknya kabar itu. Selain kabar itu membuat gempar, hal itu juga membuat persaingan di kalangan dunia persilatan menjadi semakin terlihat nyata. Pertarungan demi pertarungan terjadi hanya untuk satu kabar yang tak pasti itu, kabar yang jelas-jelas hanya untuk memancing keributan di dunia persilatan.Salah satu Pendekar yang tergiur untuk memiliki pusaka baju jirah naga itu adalah tetua Qun, seorang ketua sekte yang memiliki nama di dunia persilatan.Dia sengaja meninggalkan kota Weilon, kota dimana sekte itu berdiri demi untuk memastikan apakah benar pusaka baju jirah naga telah terlih
Lin Jiang dan Bao Xun tiba di depan sebuah kamar, dan Lin Jiang akan masuk ke dalam kamar itu. "Lin Jiang, namamu bukan?" tanya Bao Xun."Iya, nona Bao! Ada apa?" tanya Lin Jiang."Tidak ada, aku hanya ingin katakan, kau jangan besar kepala hanya karena kau bersama dengan ketua Qun ke sekte ini!" kata Bao Xun."Hahah, nona salah sangka. Jika bukan karena tetua Qun mengajak aku ke sekte ini, aku mungkin tidak akan singgah di sekte ini!" kata Lin Jiang. "Ucapanmu sangat sombong!" ucap Bao Xun."Tidak, kau bisa tanyakan sendiri pada tetua Qun. Dia sendiri yang bawa aku ke sekte ini!" tegas Lin Jiang dan masuk ke dalam kamar itu. "Tunggu!" kata Bao Xun dan menahan daun pintu yang akan ditutup oleh Lin Jiang."Kalau begitu kau bisa tinggalkan sekte ini!" "Baik, tapi aku harap, kau yang menawan tetua Qun jika dia bertanya tentang diriku!" kata Lin Jiang."Itu mudah bagiku!" kata Bao Xun.Lin Jiang pun keluar dari kamar itu dan akan pergi."Apa kau sungguh akan pergi?""Iya, kenapa? Buka
"Tetua, ada yang menyerang kak Cui Yan!" lapor satu murid yang berada dibawah pengawasan ketua dua sekte merpati putih itu. Saat murid itu melapor, pertarungan antara Lin Jiang melawan Cui Yan belum terjadi.Namun saat ketua dua sekte merpati putih itu tiba di halaman depan sekte itu, bertepatan pula tubuh Cui Yan terbang karena tedorong adu tenaga dalam dengan Lin Jiang.Wajah tetua Yu Ta langsung marah karena melihat salah satu murid terbaik yang ia miliki kalah melawan Lin Jiang.Langsung saja ia berjalan ke arah Lin Jiang, dan berdiri tepat di depan wajah Lin Jiang."Apa maksud semua ini anak muda?" tanya tetua Yu Ta."Maafkan aku tetua, tapi semua ini bukan salahku, muridmu yang menantang diriku!" kata Lin Jiang membela diri."Apakah itu benar?" teriak tetua Yu Ta bertanya pada murid-murid yang ada di sekitar Lin Jiang."Tidak ketua, itu tidak benar, dia yang menantang kak Cui Yan untuk berduel!" jawab murid-murid sekte itu. "Hahaha, kalian sungguh lucu, hanya karena ingin jatu
Semua orang yang ada di sekte merpati putih sama-sama berjalan ke belakang sekte itu, yang mana mereka memandang sinis pada Lin Jiang yang sangat berani menantang ketua sekte itu, tetua Qun.Banyak yang anggap Lin Jiang bodoh, dan sebagian anggap itu hanya mimpi saja. Semua orang tahu bagaimana kemampuan dari tetua Qun, tiga ketua sekte yang jadi bawahan tetua Qun saja, belum tentu mampu hadapi tetua Qun, meskipun mereka sama-sama bertarung melawan tetua Qun. Dibandingkan dengan tiga ketua, Lin Jiang jelas mereka yakini jauh dibawah kemampuan tetua Qun. Mereka bahkan yakin kalau Lin Jiang tak sebanding dengan tiga ketua bagian di sekte merpati putih.Semua orang berkumpul di halaman belakang, dan Lin Jiang berjalan ke bagian tengah halaman, dan diikuti oleh tetua Qun."Tetua, ijinkan aku mewakili ketua untuk hadapi si mulut besar itu!" teriak tetua Xun."Haha, akan memalukan jika ada yang wakili diriku, ketua Xun!" kata tetua Qun dan berjalan ke arah Lin Jiang.Mata mereka bertatap
Hasil pertarungan antara tetua Qun dan Lin Jiang sudah diketahui, yang mana Lin Jiang mampu kalahkan ketua sekte merpati putih itu. "Bagaimana mungkin?" kata semua orang. Kini mereka sadar, dibalik ketenangan Lin Jiang tersimpan kekuatan dan kemampuan yang tak bisa mereka duga. "Ketua, kau tidak apa-apa?" tanya tetua Yu Ta."Aku sudah lebih baik setelah Lin Jiang obati luka dalam yang aku alami," jawab tetua Qun.Tetua Yu Ta menunduk, dia tak berani untuk bicara, bahkan untuk menatap Lin Jiang pun ia tak berani."Apakah aku sudah bebas untuk pergi dari sekte ini?" tanya Lin Jiang pada tetua Yu Ta."Iya, anak muda! Maafkan aku!" kata tetua Yu Ta."Tidak ada yang salah, muridmu yang salah, Cui Yan. Aku tak tahu apa masalahnya denganku?" kata Lin Jiang dan berjalan untuk pergi. "Tunggu Lin Jiang!" tahan tetua Qun. "Apa lagi tetua?" tanya Lin Jiang."Aku tidak ingin kau pergi dengan hati yang kesal," kata tetua Qun."Hahaha, tidak tetua. Aku tidak sepicik itu untuk kesal hanya karena
Cui Yan bukannya berdiri karena suara keras Lin Jiang, namun ia malah semakin jatuhkan tubuhnya berlutut ke bawah kaki Lin Jiang, dan itu semakin membuat Lin Jiang kesal. "Bangkit, bodoh!" bentak Lin Jiang dan menarik paksa pakaian Cui Yan dan memaksa dia duduk di kursi. "Jangan pernah berlutut pada manusia, kita sederajat, ingat itu!" ucap Lin Jiang dengan mata yang merah karena kesal. "Tapi aku sudah bersalah padamu, Lin Jiang!" kata Cui Yan."Kita ini sama-sama manusia, dan apakah layak berlutut pada bangsa manusia? Aku rasa tidak. Sekarang duduk, dan bicara!" kata Lin Jiang.Cui Yan melihat ke arah tetua Qun dan disambut tetua Qun dengan anggukan kepala. "Lin Jiang, aku minta maaf karena sudah membuat masalah untukmu. Semua itu karena aku cemburu kau dengan nona Bao Xun!" kata Cui Yan."Apa? Jadi karena itu masalahnya?" tanya Lin Jiang."Iya," jawab Cui Yan dan menunduk karena malu. "Hahahah!"Lin Jiang tiba-tiba tertawa sangat keras, dan itu sampai membuat wajah Lin Jiang me
"Tabib Sun, maafkan Lin Jiang, dia masih cukup muda untuk paham akan dunia ini!" kata tetua Qun yang memilih untuk ikut campur dalam urusan Lin Jiang dengan tabib itu. "Cih, jika bukan karena dirimu, masalah ini tidak akan selesai," kata tabib Sun dan tinggalkan Lin Jiang.Lin Jiang masih ingin menahan tabib itu, namun tetua Qun menahan Lin Jiang dan geleng kepala."Ada beberapa hal yang tidak bisa kita campuri, Lin Jiang!" kata tetua Qun.Lin Jiang melepaskan napas yang sangat dalam, dan mendekat ke arah perempuan tua itu. "Bayar hutangmu, dan jangan berurusan lagi dengan dia!" kata Lin Jiang dan berikan lima koin emas untuk perempuan tua itu. "Tuan, ini terlalu banyak!""Anggap aku bersedekah padamu!" ucap Lin Jiang.Wanita tua itu menurunkan tubuhnya, dan akan berlutut pada Lin Jiang, tapi Lin Jiang buru-buru menahan bahu perempuan itu. "Jangan berlutut pada manusia, pergilah!" kata Lin Jiang."Terima kasih, tuan!" Lin Jiang menatap perempuan tua itu, dan setelah itu alihkan p
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.