"Hahahha, memakan mu?" kata naga bermata merah pada Lin Jiang.
"Iya, dari tatapan matamu aku bisa lihat kalau kau sangat inginkan tubuhku!" jawab Lin Jiang."Dasar bodoh, aku yang bangunkan aku. Jika kau tidak datang kemari, aku pasti masih tidur!""Membangunkan dirimu, apa yang aku lakukan hingga kau bangun?""Darahmu, darahmu telah mengotori tanah ini, dan itulah yang membuat aku bangun dari tidurku!" kata naga bermata merah itu.Lin Jiang segera ingat kalau sebelumya dia sudah terluka sangat parah karena lukanya yang belum sembuh kembali terbuka karena dihajar oleh kakaknya dan rekan-rekannya.Tapi, Lin Jiang tidak menemukan lagi luka itu, dan malah ia merasakan kalau bukan hanya luka luar saja yang sembuh, namun luka dalam karena ledakan di dalam tubuhnya juga sudah tak ada lagi."Apa yang terjadi padaku?" tanya Lin Jiang."Aku yang menyembuhkan luka dalam dirimu!""Benarkah itu?""Iya, aku adalah roh naga spritual!""Tidak mungkin! Ini sungguh diluar dugaan!" kata Lin Jiang.Lin Jiang tahu, di dunia persilatan, ada banyak roh hewan spiritual. Dan yang paling tinggi yaitu, naga, rajawali, dan harimau.Dan kini, satu roh hewan spiritual ada di hadapannya, dan itu adalah roh hewan spiritual terkuat, yaitu roh naga spritual."Apa benar kau bangun karena darahku?" tanya Lin Jiang."Iya, jika bukan karena darahmu, aku masih tidur dengan nyaman!" kata roh naga spritual."Bukankah itu artinya kau dan aku ditakdirkan untuk bersatu?""Hahaha, kau tahu banyak bocah. Namun tak semudah itu aku menerima dirimu!""Apa yang harus aku lakukan agar kau menerima diriku?" tanya Lin Jiang."Kau cukup dewasa, baik akan aku katakan!"Lin Jiang menunggu permintaan roh naga spritual itu dengan wajah yang tegang."Yang pertama, kau harus menerima takdir sebagai penerus pedang penguasa kegelapan!""Pedang penguasa kegelapan, pedang apa itu?" tanya Panji."Itu sebuah pedang yang kuat, namun dipenuhi aura kegelapan!""Dimana pedang itu? Aku ingin mencoba melihat kegelapan pada pedang itu!'"Untuk saat ini, pedang penguasa kegelapan telah dipecah jadi tiga bagian, yaitu pedang setan, golok setan, dan Toya setan!" kata roh naga spritual itu."Eh kenapa dipisah?" tanya Lin Jiang."Sudah aku katakan, pedang itu dipenuhi dengan kegelapan, jika tak dipisah maka pedang itu akan jadi malapetaka jika jatuh ke tangan yang salah!" kata roh naga spritual."Baik, katakan apa yang harus aku lakukan?" tanya Lin Jiang."Sudah aku katakan tadi, yang pertama adalah kau harus menerima takdir sebagai pewaris dari pedang penguasa kegelapan!""Baik, aku terima!" kata Panji."Sebagai tanda bukti kau terima, basahi toya yang ada di dekatmu dengan darahmu!" kata roh naga spritual.Lin Jiang menoleh, dan baru sadar kalau di sampingnya ada toya perak yang berdiri tanpa oleng sedikitpun.Tanpa ada keraguan sedikitpun, Lin Jiang gigit jemarinya, dan teteskan darah ke ujung Toya yang ada di sampingnya.Hanya satu tetes darah saja, namun Lin Jiang melihat ada lautan kegelapan di depan matanya, dan itu memberikan rasa takut di mata Lin Jiang."Itu adalah kegelapan yang akan kau hadapi jika kau salah gunakan pedang penguasa kegelapan nantinya!" kata roh naga spritual."Aku akan melawan itu, jadi sekarang apa yang akan aku lakukan selanjutnya?""Dasar bodoh, kau terlalu bersemangat bocah. Sudah jelas kau harus tingkatkan kemampuan yang kau miliki. Saat ini kau masih ada di tahap alam roh tingkat lima!""Aku tahu, dan aku tak butuh waktu lama, aku pasti akan menerobos ke tingkat yang lebih tinggi!" kata Lin Jiang."Asal kau tahu, masih jauh tingkatan yang harus kau capai! Menuju tingkat kaisar dewa, itu hal yang sangat lama!""Aku tahu, aku sangat tahu akan hal itu!""Jadi apa kau siap menerima takdirmu?""Iya, aku siap!""Baik, temukan dua pecahan dari pedang penguasa kegelapan, yaitu pedang setan dan golok setan!""Dimana itu berada?" tanya Lin Jiang."Golok setan, ada di dunia kau berasal, mungkin sudah lama terbenam atau tidur, namun dengan adanya toya setan, kau pasti akan temukan golok setan!""Dari dunia aku berasal, memangnya saatnya aku ada dimana?" tanya Lin Jiang."Hahaha, kau berada di dunia bawah!""Dunia bawah?""Iya, dunia bawah, dunia yang sering disebut dunia roh!" kata roh naga spritual."Tidak mungkin!" ucap Lin Jiang."Kenapa tidak mungkin?""Bukankah itu sama saja dengan aku sudah mati!""Untuk saat ini iya, tubuhmu berada di duniamu, namun roh mu ada di dunia roh!""Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?""Itu karena kau ditarik oleh ruang dimensi, dan semua itu adalah jalan takdir yang akan kau jalani!""Kalau begitu, kembalikan aku ke tubuhku!" kata Lin Jiang."Apa kau yakin?""Kenapa tidak?" kata Lin Jiang."Jika aku jadi dirimu, aku akan berlatih lebih keras di dunia ini, dan kembali setelah yakin mampu menjaga diri!" kata Roh naga spritual.Lin Jiang terdiam, apa yang dikatakan oleh roh naga spritual itu sangat benar. Kembali pun untuk saat ini hanya akan percuma saja."Tapi bagaimana dengan tubuhku? Apa tidak akan membusuk, atau dimakan hewan buas?" tanya Lin Jiang.Dia tahu, tubuhnya saat ini pasti berada di jurang kematian, yang mana di jurang itu dipenuhi dengan hewan buas dan hewan berbisa."Saat kau mengikat janji dengan toya setan, otomatis tubuhmu sudah dijaga. Tubuhmu akan berkembang, seperti mana kau berkembang di dunia bawah ini!" kata roh naga spritual."Benarkah itu?""Iya, untuk apa aku berdusta!" kata roh naga spritual."Baik, aku bersedia berlatih di dunia bawah ini!""Bagus, yang pertama harus kau lakukan adalah, cabut toya setan itu!" kata roh naga spritual."Baik, akan aku lakukan!"Tangan Lin Jiang memegang ujung toya setan, dan menariknya dari tanah. Namun toya itu sangat kuat dan melawan untuk digunakan oleh Lin Jiang."Sangat kuat!" kata Lin Jiang."Hahahah, bocah, toya setan itu hanya bisa kau cabut jika kau sudah mencapai tingkat alam langit!" kata roh naga spritual."Jadi aku harus mencapai tingkatan itu baru bisa mencabut toya setan ini?""Iya, namun karena kau sudah menjadi bagian dari diriku, maka kau akan menerima kekuatan dariku!""Kekuatan darimu?" kata Lin Jiang tak percaya."Iya," kata roh naga spritual.Roh naga itu mendekat ke arah Lin Jiang dan kuku tajam naga itu menggores dada Lin Jiang, hingga darah mengucur dari luka di dadanya.Saat goresan di dadanya mengeluarkan darah, Lin Jiang merasakan akan adanya hawa panas yang mengalir dari jemari roh naga spritual itu."Arggggg! Ini sangat panas!" teriak Lin Jiang.Argggggg!Lin Jiang menjerit kepanasan karena hawa panas yang dialirkan oleh kuku tajam naga bermata merah ke dalam tubuhnya. "Hahahah, nikmati saja bocah! Anggap itu ujian pertama untuk menguji tingkat kemampuan yang kau miliki!" kata naga bermata merah itu. Lin Jiang, bocah kecil berusia sebelas tahun itu jatuh ke tanah, dan tubuhnya bergulingan di tanah karena rasa panas yang memenuhi seluruh tubuhnya. Rasa panas itu memenuhi seluruh aliran darah di tubuh Lin Jiang, dan karena itulah ia tak mampu menahan rasa sakit itu. Bammmmmmm!!Untuk membuang rasa panas di tubuhnya, Lin Jiang memukuli semua yang ada di dekatnya. Batu-batu besar, kayu-kayu besar, dan bahkan apa saja yang bisa dia pukul untuk melawan rasa panas di sekujur tubuhnya. Hal itu membuat naga bermata merah itu tersenyum, karena memang itu yang ia harapkan. "Tunjukkan padaku kalau tubuhmu memang kuat!" ucap naga bermata merah itu.Pukulan demi pukulan Lin Jiang ke batu-batu besar, nyatanya membuat tangan kecil boc
Lin Jiang kembali bongkar peti yang berisi kitab-kitab Pusaka, dan menemukan beberapa kitab yang berguna untuknya. Salah satunya adalah kitab toya maut. "Apakah ini kitab yang akan jadi petunjuk untuk gunakan jurus toya setan itu?" tanya Lin Jiang.Lin Jiang membuka lembaran di kitab itu, dan membaca petunjuk-petunjuk yang tertulis di kitab toya maut itu. "Tidak sulit!" ucap Lin Jiang. Toya, sebuah senjata yang paling sederhana bagi pendekar dunia persilatan, dan yang paling mudah digunakan. Tidak hanya pendekar, namun para prajurit juga banyak yang menggunakan Toya sebagai senjata untuk melindungi diri mereka. Toya hanya memiliki tiga gerakan dasar, yaitu menusuk menahan dan memukul, itulah mengapa senjata ini yang paling mudah digunakan. Namun, Toya juga bisa jadi senjata yang sangat kuat jika dibawa ke tingkat yang lebih jauh, Toya merupakan senjata yang tak bisa diremehkan jika berada di tangan yang tepat.Toya jelas berbeda jauh dengan pedang maupun golok, karena dua senjat
Beberapa hari telah berlalu, dan Lin Jiang masih tekun berlatih jurus toya maut yang ia temukan di salah satu peti yang penuh dengan kitab-kitab.Dari beberapa hari itu, telapak tangan Lin Jiang sudah terlihat ada perubahan, yang mana telapak tangan Lin Jiang jadi lebih tebal, dan itu semakin mempertegas kalau Lin Jiang telah terlihat nyata untuk jadi seorang pendekar dengan senjata Toya. Gerakan Lin Jiang juga semakin mantap, meskipun masih belum terbiasa, namun dari setiap tusukan, dan hantaman yang ia lakukan, sudah memperlihatkan hasil yang nyata.Hanya jurus bertahan yang belum Lin Jiang latih, karena menurutnya, bertahan hanya bisa dia lakukan jika mendapatkan lawan yang kuat. "Apa aku masuk saja ke dalam hutan, mungkin aku akan bertemu dengan hewan buas!" kata Lin Jiang yang matanya menatap ke arah hutan yang ada di hadapannya.Keputusan sudah Lin Jiang ambil, dan ia pun masuk ke dalam hutan. Sendirian tanpa ada yang mengawasi dirinya.Saat Lin Jiang berjalan masuk ke dalam h
Pertahanan sudah Lin Jiang perkuat, dan kali ini Lin Jiang memutuskan untuk meninggalkan gua tempat ia jatuh dari dunia tengah. "Dengan berhasilnya aku memegang toya setan ini, maka keberadaan diriku disini akan jauh lebih aman!" kata Lin Jiang yang berjalan untuk masuk ke dalam hutan. Lin Jiang sadar, hutan yang ia datangi saat ini bukan hutan sembarangan, tidak hanya hewan buas, namun Lin Jiang sudah merasakan aura siluman saat ia pertama kali memasuki hutan itu. Kewaspadaan yang tinggi, Lin Jiang tingkatkan, apalagi dia merasakan kalau dirinya sudah awasi saat ia pertama kali masuk ke dalam hutan yang belum pernah ia datangi itu."Apakah aku sungguh berada di alam roh?" gumam Lin Jiang. Bocah berusia sebelas tahun itu tak terlalu yakin, karena yang ia tahu, alam roh merupakan alam akhir bagi manusia, bukan alam untuk berpetualang lagi.Gresekkkk!Telinga tajam Lin Jiang mendengar suara berisik di sebelah kiri, dan Lin Jiang langsung pegang erat toya setan, karena ia yakin itu b
Lin Jiang memegang erat toya setan yang sudah berhasil ia pergunakan. Wajah Lin Jiang cukup tegang saat tahu tingkatan dari siluman monyet itu berada di atas tingkatan yang ia miliki.Dunia persilatan yang penuh dengan lika-liku, dimana para pendekar berkuasa atas dunia itu. Yang kuat, dia yang jadi raja, dan yang lemah, dia akan jadi budak. Itulah hukum nyata bagi dunia persilatan.Di dunia persilatan, dibagi atas tiga bahagian golongan yang nyata, yaitu, golongan putih, hitam dan netral. Selain itu, di dunia persilatan juga ada tingkatan kependekaran yang menempatkan posisi seorang pendekar. Tingkatkan yang paling rendah, yaitu pendekar pemula. Yang mana ini juga dibagi atas tiga, yaitu, pendekar pemula, pendekat biasa, dan pendekar pemula biasa. Di atas pendekar pemula, adalah pendelar menengah, dan selanjutnya pendekar tinggi. Tiga bahagian kependekaran itu, hanya untuk mereka yang berada di tahap awal-awal dari seorang pendekar. Mereka hanya akan jadi pendekar biasa, jika pu
Hiatttttt!!Baik Lin Jiang dan siluman monyet sama-sama melompat dan mengerahkan sisa tenaga dalam yang mereka miliki. Siluman monyet dengan cakar tajamnya, dan Lin Jiang dengan tusukan toya setan. Dua kekuatan tersisa yang mereka miliki sama-sama digunakan untuk menentukan kelanjutjan hidup mereka. Brakkkkkkk!!Ujung Toya setan yang jauh lebih panjang dari pada cakar siluman monyet, menusuk dada siluman itu. Crasssss!Saking kuatnya dorongan dan tenaga dalam yang Lin Jiang gunakan, dada siluman monyet itu koyak, dan tembus oleh Toya setan di tangan Lin Jiang.Argggggg!!Siluman monyet itu meraung sangat keras, ia merasakan rasa sakit yang tak tertahan di tubuhnya karena tusukan dari toya setan di tangan Lin Jiang."Matilah!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Lin Jiang menarik Toya setan dari dada siluman monyet, dan angkat Toya setan ke atas. "Hantaman dari langit!"Brakkkkkkk!!Kepala siluman monyet pecah karena hantaman dari toya setan, dan itu cukup untuk membunuh siluman yang
Memiliki kitab seribu satu ilmu pengobatan ternyata tak serta merta Lin Jiang mampu meramu obat, bahkan ia tak tahu bagaimana caranya untuk mengobati luka di dadanya. "Mungkin bukan bakatku di ilmu pengobatan!" ucap Lin Jiang dan memutuskan masukkan lagi kitab seribu satu ilmu pengobatan ke dalam cincin ruang. Lin Jiang memilih untuk membiarkan lukanya itu, karena ia yakin luka itu akan sembuh dengan sendirinya. Dengan itu, Lin Jiang memutuskan masuk lagi ke dalam hutan yang dihuni oleh bangsa siluman. Tujuan Lin Jiang sudah jelas, membunuh bangsa siluman sebanyak mungkin. Jeldaarrrr!!Baru saja Lin Jiang tiba di tengah hutan siluman, Lin Jiang sudah mendengar suara ledakan yang sangat keras. Itu menarik perhatian Lin Jiang, dan ia segera mencari dari mana datangnya suara ledakan itu. Saat Lin Jiang tiba, Lin Jiang melihat ada dua orang yang sedang bertarung melawan satu siluman beruang. Keduanya orang itu cukup kuat, dan mampu imbangi kemampuan siluma beruang yang sudah mencapa
Lin Jiang yang termangu karena masuknya cahaya merah dari siluman monyet ke tubuhnya, membuat Kun Liong dan Mi Li, melihat ke arahnya dengan mata yang curiga. "Hei, bodoh, kenapa kau diam?" tanya Kun Liong sambil menepuk pundak Lin Jiang.Plakk!Dengan refleks yang cepat, karena kaget, Lin Jiang menepis tangan Kun Liong, dan itu kagetkan Kun Liong karena reaksi Lin Jiang."Apa yang kau lakukan bodoh?" bentak Kun Liong."Eh, maaf! Maafkan sikap senior!" kata Lin Jiang dengan cepat dan menyatukan dua tangan di hadapan Kun Liong."Apa kau pikir bisa kalahkan kami?" bentak Mi Li."Tidak senior Li, aku tak mampu kalahkan kalian!" Kun Liong yang masih kesal tunjukkan mustika siluman monyet di hadapan Lin Jiang."Apa kau juga inginkan mustika siluman ini?" "Senior yang membunuh siluman monyet itu, jadi mustika siluman itu milik senior!" "Bagus jika kau tahu diri!" kata Kun Liong.Tangan Kun Liong dengan kasar menampar pelan wajah Lin Jiang, dan itu jelas sikap yang menunjukkan kalau kean
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.