"Biarkan aku bicara dengan dia!" kata Lin Jiang."Dia bisu, tuan muda!" kata penjaga penjara itu. "Aku bisa bicara bahasa isyarat, kau pergi saja!" kata Lin Jiang."Baik, tuan muda, jika tuan muda tertarik, silahkan tuan pakai dia, tapi temui dulu kepala penjara, tuan Zung!" "Baik," kata Lin Jiang.Begitu penjaga penjara itu tinggalkan ruangan itu, Lin Jiang segera mendekat ke arah tahanan yang dirantai yang kata penjaga itu sangat liar. Brakkkkkkk!!Dan benar saja, baru saja Lin Jiang berada di hadapannya, tahanan itu langsung hantam tangannya ke jeruji penjara itu. "Tenanglah!" kata Lin Jiang.Namun, tahanan itu semakin marah dan berkali-kali hantam jeruji penjara dengan tangannya."Apakah namamu, Furka?" tanya Lin Jiang dengan bahasa yang dia pelajari dari Dusia, si gadis padang pasir.Mata tahanan itu melotot saat Lin Jiang gunakan bahasa dari bangsa padang pasir, dan ia diam dan menatap Lin Jiang dengan tatapan bingung. "Apa kau kenal ini?" tanya Lin Jiang dan lepaskan gelan
Bammm!!Lin Jiang hantam tengkuk Furka dengan tenaga dalam yang tak sedikit, dan hasilnya, Furka terlempar hingga ke dinding kamar yang mereka sewa."Arggg! Sakit!" teriak Furka meraung sangat keras. Namun setelah itu dia diam, dan menatap Lin Jiang dengan wajah yang cerah berbinar.Huakkk!!Dan darah juga muncrat dari mulutnya, tanda dia alami luka dalam, yang mungkin cukup parah. Namun luka dalam itu dibayar dengan suaranya yang kembali lagi, dia tak merasa menyesal karena luka dalam itu, karena itu telah kembalikan suaranya. "Minum ramuan ini, Furka, ini akan bantu obati luka dalam yang kau derita karena pukulanku tadi!" kata Lin Jiang.Furka yang sepenuhnya sudah percaya pada Lin Jiang menelan ramuan itu hingga tak tersisa sedikit pun. "Apa yang terjadi padamu, Furka? Bagiamana bisa kau kabur dari tangan organisasi sutra?" tanya Lin Jiang.Furka menutup matanya, dan mencoba mengingat semua yang telah terjadi padanya. ***Beberapa tahun yang lalu, rombongan bangsa padang pasir
Setelah kepergian Furka, Lin Jiang memutuskan untuk menuju ke lembah naga, dan memikirkan cara yang tepat untuk masuk ke dalam tambang emas di lembah naga itu.Sebelum Lin Jiang tiba di lembah naga, Lin Jiang melihat ada dua orang yang juga berjalan ke arah tambang itu. "Eh, siapa mereka?" tanya Lin Jiang. Untuk bertemu dengan mereka, Lin Jiang memotong jalan, dan memilih menunggu tak jauh dari hadapan dua orang itu. "Anak muda, siapa kau?" tanya mereka. "Aku seorang pelarian dari kota sebelah paman, dan saat ini aku sedang sembunyi disini!" jawab Lin Jiang. "Apa kau penjahat?""Tidak, aku hanya dituduh, dari pada dihukum aku melarikan diri, dan malah tersesat di hutan ini," jawab Lin Jiang."Ikut saja dengan kami!""Kemana paman?""Kami adalah penambang liar, dan jika kau ikut dengan kami, maka kau bisa dapatkan koin emas," kata mereka."Baik, aku setuju! Aku Lin Jiang!""Aku Du, dan ia adalah Sai!" "Baiklah paman Du, paman Sai, mohon bantuan dari paman!" kata Lin Jiang.Keduan
Saat matahari pagi muncul, semua penambang liar mulai bekerja mengais rezeki untuk dibawa pulang. Namun, belum juga mereka mendapatkan apapun, tiba-tiba saja, datang ratusan orang dengan pakaian prajurit kota Fusan. "Tangkap mereka semua!" teriak pemimpin pasukan kota Fusan itu. Ratusan prajurit itu bergerak, dan menangkap paksa semua penambang liar tanpa ada perlawanan."Aku sudah ijinkan kalian berada disini, namun kalian masih buat masalah dengan kami!" teriak pemimpin pasukan itu."Komandan Su, apa salah kami?""Apa salah kalian?"Plakkkkkk!!Tangan komandan Su memberikan tamparan keras ke wajah orang yang bertanya itu."Kalian belum sadar pada kesalahan kalian?" bentak komandan Su."Kami sungguh tidak tahu!" jawab para penambang liar itu. "Bawa mereka semua ke lembah naga!" teriak Komandan Su."Baik, komandan!"Ratusan pasukan penjaga tambang emas di lembah naga menggiring semua penambang liar itu, termasuk Lin Jiang untuk ikut ke lembah naga. "Akhirnya aku masuk ke lembah n
Haaaaaaaaaaa!!Tanpa ragu Lin Jiang melepaskan tenaga dalam yang besar dan alirkan tenaga dalam ke toya setan.Whusssssssss!!Tanpa ragu, Lin Jiang hentakkan kaki ke lantai gua, dan maju dengan tusukan ke kepala naga hitam itu. Tranggggg!!Naga hitam itu seolah sengaja membiarkan kepalanya ditusuk oleh toya setan, dan benar saja, sedikit pun tidak ada luka pada kepala naga hitam itu. Roaaarrrr!!Naga hitam itu membuka mulutnya lebar, dan api yang besar keluar dari dalam mulutnya, dan datang untuk membakar tubuh Lin Jiang.Lin Jiang memutar tubuhnya di hadapan kepala naga hitam itu, dan setelah itu hantam kembali toya setan ke kepala naga hitam itu. Bammmmmmm!!Kali ini jauh lebih keras, dan naga hitam itu terpukul hingga kepalanya menyentuh tanah."Kurang ajar, dasar manusia keparat!" teriak naga hitam itu. Whusssssssss!!Naga hitam itu menggerakkan ekornya, dan menyerang Lin Jiang dengan ekornya yang besar dan keras. Lin Jiang melompat berkali-kali demi hindari serangan naga hit
"Sialan!" maki Lin Jiang karena serangan itu sudah tak mungkin ia hentikan lagi. Bammmmmmm!!Mau tak mau, Lin Jiang memutar arah serangan, dan tanah di dekat kepala naga hitam itu yang jadi sasaran serangan Lin Jiang.Brakkkkkkk!!Tanah itu langsung jebol, dan menjatuhkan tubuh Lin Jiang dan naga hitam itu ke dalam tanah. "Lin Jiang gunakan ilmu meringankan tubuh, dan mendarat tepat di atas kepala naga hitam itu. "Berikan baju jirah naga itu!" kata Lin Jiang dengan toya setan yang sudah ada di kening naga hitam itu. "Aku sudah mengaku kalah, dan seperti yang aku katakan, aku akan berikan baju jirah naga padamu," kata naga hitam itu. "Bagus!" kata Lin Jiang dan turun dari kepala naga hitam. Naga hitam itu bergerak, dan membuat posisi melingkar di depan Lin Jiang, dan tak berapa lama tubuh naga hitam mengeluarkan cahaya yang terang.Argggggg!!Naga hitam itu meraung seolah menahan rasa sakit di tubuhnya, dan itu mengherankan bagi Lin Jiang.Bukkkk!!Dan, satu sosok naga hitam itu
Seorang lelaki dengan pakaian biksu berjalan masuk ke dalam kota Fusan. Saat ia sampai napasnya melepaskan napas lega karena ia sampai tanpa ada halangan. "Aku harus temukan dimana Lin Jiang berada," kata biksu itu.Dia tak lain adalah biksu Liu yang diutus oleh biksu Fu untuk mencari Lin Jiang yang meninggalkan kuil dewa api. Namun biksu Lui terbuat tiba di kota Fusan karena sebagai seorang biksu dia malah dapatkan masalah selama di perjalanan.Dengan langkah yang ringan biksu Liu masuk ke dalam kota Fusan, dan matanya mencari kesana kemari, mencari wajah Lin Jiang."Apakah ada yang biksu cari di kota ini?" tanya seorang pejalan kaki. "Aku mencari seorang anak muda, mungkin dia singgah di kota ini!" jawab biksu Liu. "Sebaiknya kita bicara sambil minum teh, biksu. Pasti biksu dari perjalanan yang jauh.""Aku dari kuil dewa api!'"Kota Rawei! Itu kota yang jauh!" kata orang itu. Biksu Lui tidak menolak dan ikuti orang itu dan mereka masuk ke dalam sebuah kedai, yang mana biksu Liu
Seorang anak muda berjalan dengan sikap yang sangat angkuh, dan dia melewati kota Rawei tanpa perduli kedamaian yang ada di sekitarnya.Langkah kakinya terhenti saat ia tiba di gerbang kuil dewa api, dan matanya langsung tertuju pada seorang biksu muda yang membersihkan halaman kuil."Hei, kau! Dimana biksu Fu?" tanya anak muda itu. Biksu muda itu mengerutkan dahinya karena pertanyaan kasar dari pemuda berusia tiga puluh tahun itu."Apakah kau tidak bisa bertanya dengan sopan?" tanya biksu muda itu. Whusssssssss!!Pemuda itu bergerak cepat, dan tangannya cengkeraman leher biksu muda itu. Aaaaaaa!!Biksu muda itu menjerit keras, dan di hadapan semua orang, tubuh biksu muda mengering dan seluruh darahnya seolah hilang dihisap angin."Kurang ajar, siapa kau?" teriak biksu muda lain yang melihat kematian rekan mereka. Hiatttttt !!Tanpa aba-aba mereka semua, para biksu muda menyerang lelaki itu, namun lelaki itu tak anggap mereka lawan yang sepadan.Lelaki itu hanya gerakkan tangannya
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.