Dewi iblis yang berada di dalam istana kaget dengan teriakan dari salah satu prajurit bangsa Davina yang ada di luar istana. "Bangsa manusia, menyerang istana ini? Bagaimana mungkin?" kata Dewi iblis dan keluar dari dalam istana. Saat Dewi iblis tiba di teras istana, ia melihat ada ratusan prajurit dengan senjata lengkap berjalan ke arahnya. Matanya menahan kegeraman, namun saat ia melihat Lin Jiang, matanya kagum pada ketampanan wajah Lin Jiang."Dia sangat tampan, sayang sekali jika dibunuh!" ucapnya dan berjalan ke arah Lin Jiang dan pasukan kerajaan negeri sembilan."Apakah kalian datang untuk menyerahkan diri?" tanya Dewi iblis. "Tidak, kami datang untuk antarkan ini!" kata Lin Jiang dan lemparkan kain yang berisi kepala Voks. "Apa ini?" tanya Dewi iblis. "Jika tidak kau buka, maka kau tidak akan tahu apa isinya," kata Lin Jiang.Dengan dahi yang berkerut dan awasi gerakan Lin Jiang, Dewi iblis membuka kain yang berisi kepala Voks itu. "Tidak mungkin!" ucap Dewi iblis saat
"Hahah, aku sudah yakin kalau kau mengenal pusaka ini Dewi iblis!" teriak Lin Jiang yang ada di halaman istana. Mata Lin Jiang tajam menatap ke arah Dewi iblis, dan jelas Lin Jiang sadari kalau Toya setan sangat ditakuti oleh Dewi yang terbuang dari dunia iblis itu. Hiatttttt!!Lin Jiang berteriak keras, dan hentakkan kaki ke tanah, hal itu membuat tubuh Lin Jiang melayang naik ke udara. "Putaran toya kematian!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Lin Jiang maju dengan satu tusukan toya setan ke arah Dewi iblis, dan saat sudah dekat, Lin Jiang mengambil ancang-ancang.Dan setelah itu, bagaikan angin puyuh, Lin Jiang berputar dan menyerang Dewi iblis dengan gerakan yang sangat cepat. Dewi iblis melompat ke sana kemari hanya untuk hindari serangan dari Lin Jiang, dan itu membuat atap istana langsung jebol.Bammmmmmm!!Tapi, secepat apapun Dewi iblis menghindari serangan Lin Jiang, pada akhirnya satu hantaman toya tetap juga mengenai bahunya. Brakkkkkkk!!Atap istana kembali jebol, dan
Lin menatap ke arah tubuh Dewi iblis yang masih berada dalam selubung cahaya hitam, dan ragu untuk mendekat ke arah cahaya itu. Yang jelas Lin Jiang merasakan ada kekuatan yang besar dalam cahaya hitam itu, hal yang membuat Lin Jiang ragu untuk mendekat. Di hadapan Lin Jiang, perlahan-lahan tubuh dewi iblis naik melayang di atas, dan diangkat oleh cahaya hitam itu hingga berada jauh di atas kepala Lin Jiang.Haaaaaaaaaaa!!Tiba-tiba saja Dewi iblis rentangkan kedua tangan, dan gelombang tenaga dalam yang sangat dahsyat meluncur dari tubuh Dewi iblis. Lin Jiang bahkan sampai tersurut dan tedorong ke belakang, hingga Lin Jiang merasa yakin kalau Dewi iblis sungguh akan jadi musuh yang kuat. Mata Dewi iblis menatap tajam ke arah Lin Jiang dengan aura iblis yang terus menerus masih keluar dari tubuhnya."Bocah, suatu saat kita pasti akan bertemu lagi!" teriak Dewi iblis yang masih ada di atas kepala Lin Jiang.Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang menusuk toya setan ke atas, dan cahaya kuning emas
"Panglima, dimana Lin Jiang?" tanya putri Shion pada panglima Juruja. "Iya, dari tadi aku tidak melihat Lin Jiang, aku ingin tanyakan itu, namun putriku lebih dahulu bertanya!' kata raja Santa. "Maafkan aku Yang Mulia, aku pun tidak tahu kemana perginya, tuan Lin Jiang," jawab panglima Juruja. "Apa mungkin dia sudah tinggalkan negeri ini?" tanya Raja Santa. "Itu mungkin saja, Yang Mulia. Namun aku yakin ia masih di wilayah kita ini. Jika ia ingin pergi, pasti dia ke daerah pantai," kata panglima Juruja. "Iya, aku setuju dengan apa yang kau katakan itu, panglima Juruja? Pasti Lin Jiang masih ada di wilayah negeri kita ini!" kata raja Santa. "Apa yang harus aku lakukan, Yang Mulia?" tanya panglima Juruja. "Segera perintahkan prajurit untuk mencari Lin Jiang, dan bawa dia ke istana ini. Bagaimana pun juga dia sudah berjasa untuk negeri ini. Kita harus hormati dia!" kata raja Santa. "Iya, aku setuju. Lin Jiang harus mendapatkan tanda kehormatan dari negeri ini," kata putri Shion.
Dari nelayan yang bawa Lin Jiang dari lautan, ia tahu kalau ia saat ini berada di wilayah kekuasaan kekaisaran Wei, satu dari tiga kekaisaran di negeri Tiongkok.Lin Jiang juga tak bertahan lama di dewa nelayan itu, dan saat tiba dia langsung permisi untuk lanjutkan perjalanan, meskipun ia tak tahu harus melangkah kemana. Nelayan itu masih mencoba untuk menahan Lin Jiang di desa nelayan itu, namun Lin Jiang memilih menolak dan tetap lanjutkan langkah kakinya kemana akan membawa dirinya. "Dari desa nelayan ini, berjarak setengah hari kau akan menemukan sebuah kota," kata nelayan itu pada Lin Jiang.Itulah yang Lin Jiang ikuti saat ini, dan memilih berjalan sambil ikuti jalan yang menuju ke arah kota.Jauh sudah Lin Jiang berjalan, dan di tengah jalan, Lin Jiang melihat di depannya, jauh disana ada satu tubuh yang terbaring di tengah jalan. Lin Jiang segera datangi tubuh yang terbaring itu, dan memeriksa kondisinya. "Dia baik-baik saja, dia hanya kehausan," kata Lin Jiang dan member
Dunia persilatan saat ini sedang gempar karena munculnya kabar kalau pusaka baju jirah naga telah dilepas oleh pemilik sebelumnya.Pusaka itu sudah lama tidak diketahui siapa yang memilikinya, namun dalam beberapa purnama belakangan ini, kabar itu membuat gempar dunia persilatan.Banyak pendekar yang beramai-ramai mencari kebenaran cerita itu, namun hingga saat ini tidak ada kejelasan dari benar atau tidaknya kabar itu. Selain kabar itu membuat gempar, hal itu juga membuat persaingan di kalangan dunia persilatan menjadi semakin terlihat nyata. Pertarungan demi pertarungan terjadi hanya untuk satu kabar yang tak pasti itu, kabar yang jelas-jelas hanya untuk memancing keributan di dunia persilatan.Salah satu Pendekar yang tergiur untuk memiliki pusaka baju jirah naga itu adalah tetua Qun, seorang ketua sekte yang memiliki nama di dunia persilatan.Dia sengaja meninggalkan kota Weilon, kota dimana sekte itu berdiri demi untuk memastikan apakah benar pusaka baju jirah naga telah terlih
Lin Jiang dan Bao Xun tiba di depan sebuah kamar, dan Lin Jiang akan masuk ke dalam kamar itu. "Lin Jiang, namamu bukan?" tanya Bao Xun."Iya, nona Bao! Ada apa?" tanya Lin Jiang."Tidak ada, aku hanya ingin katakan, kau jangan besar kepala hanya karena kau bersama dengan ketua Qun ke sekte ini!" kata Bao Xun."Hahah, nona salah sangka. Jika bukan karena tetua Qun mengajak aku ke sekte ini, aku mungkin tidak akan singgah di sekte ini!" kata Lin Jiang. "Ucapanmu sangat sombong!" ucap Bao Xun."Tidak, kau bisa tanyakan sendiri pada tetua Qun. Dia sendiri yang bawa aku ke sekte ini!" tegas Lin Jiang dan masuk ke dalam kamar itu. "Tunggu!" kata Bao Xun dan menahan daun pintu yang akan ditutup oleh Lin Jiang."Kalau begitu kau bisa tinggalkan sekte ini!" "Baik, tapi aku harap, kau yang menawan tetua Qun jika dia bertanya tentang diriku!" kata Lin Jiang."Itu mudah bagiku!" kata Bao Xun.Lin Jiang pun keluar dari kamar itu dan akan pergi."Apa kau sungguh akan pergi?""Iya, kenapa? Buka
"Tetua, ada yang menyerang kak Cui Yan!" lapor satu murid yang berada dibawah pengawasan ketua dua sekte merpati putih itu. Saat murid itu melapor, pertarungan antara Lin Jiang melawan Cui Yan belum terjadi.Namun saat ketua dua sekte merpati putih itu tiba di halaman depan sekte itu, bertepatan pula tubuh Cui Yan terbang karena tedorong adu tenaga dalam dengan Lin Jiang.Wajah tetua Yu Ta langsung marah karena melihat salah satu murid terbaik yang ia miliki kalah melawan Lin Jiang.Langsung saja ia berjalan ke arah Lin Jiang, dan berdiri tepat di depan wajah Lin Jiang."Apa maksud semua ini anak muda?" tanya tetua Yu Ta."Maafkan aku tetua, tapi semua ini bukan salahku, muridmu yang menantang diriku!" kata Lin Jiang membela diri."Apakah itu benar?" teriak tetua Yu Ta bertanya pada murid-murid yang ada di sekitar Lin Jiang."Tidak ketua, itu tidak benar, dia yang menantang kak Cui Yan untuk berduel!" jawab murid-murid sekte itu. "Hahaha, kalian sungguh lucu, hanya karena ingin jatu
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.