Saat ledakan keras itu terjadi di tubuh Lin Jiang, satu bayangan hitam melesat seperti kilat, dan mengambil tubuh tetua Wu Ti yang terkapar."Lin Jiang, kau tidak apa-apa?" tanya tetua Wa Lein.Lin Jiang tak menjawab pertanyaan tetua Wa Lein dan langsung berdiri tegak sekalian matanya melihat ke arah perginya bayangan yang membawa tubuh tetua Wu Ti."Kita kejar dia!" kata Lin Jiang."Siapa?""Orang yang bawa tetua Wu Ti, jika tidak dia akan jadi masalah di kemudian hari!" kata Lin Jiang.Seketika itu juga kepala tetua Wa Lein melihat ke arah tetua Wu Ti, dan ternyata tetua Wu Ti sudah tak ada di posisinya. "Ikuti aku tetua Wa Lein!" kata Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, dan mengarah ke arah orang yang membawa tubuh tetua Wu Ti pergi. Dan tepat di belakang Lin Jiang, tetua Wa Lein berusaha keras untuk ikuti kecepatan Lin Jiang, namun ia semakin lama semakin tertinggal.Huppppp!!Lin Jiang bersalto beberapa kali di udara, dan setel
Tetua Wu Ti yang dalam kondisi tak sadarkan diri dibawa masuk ke dalam sebuah kamar, dan ia adalah sosok yang dibawa oleh Zho Hu.Zho Hu dan tetua Wu Ti merupakan adik seperguruan, dan guru mereka merupakan sosok yang bertanya saat Zho Hu tiba. "Segera obati luka dalam pada adik seperguruanmu, Zho Hu!""Baik, guru!" kata Zho Hu.Zho Hu segera alirkan hawa murni, dan setelah itu menyiapkan ramuan untuk mengobati luka dalam di tubuh tetua Wu Ti.Orang tua yang ada di samping Zho Hu memeriksa tubuh tetua Wu Ti, dan ia mengerutkan dahi karena luka dan itu."Ini tenaga dalam yang besar, kau pun belum tentu mampu hadapi pemilik tenaga dalam ini, Zho Hu!" katanya. "Benarkah itu, guru?" tanya Zho Hu."Iya, tapi siapa dia?" gumam lelaki itu. Lelaki itu adalah seorang lelaki tua yang usianya tidak bisa ditebak lagi, karena dia sudah terlalu lama hidup. Dia bernama tetua San Dai, yang mana dia sudah memiliki nama yang melegenda di dunia persilatan, khususnya kekaisaran Han."Aku tak tahu kala
"Kakek!" teriak Lily Kai saat melihat kakek, tetua Wa Lein datang ke dalam kamar penginapan bersama dengan Lin Jiang.Tetua Wa Lein memeluk erat tubuh cucunya itu, cucu tersayang yang kini hanya Lily Kai satu-satunya cucu tetua Wa Lein."Kau baik-baik saja, Lily?" tanya tetua Wa Lein."Berkat pengobatan dari kak Lin Jiang, Lily baik-baik saja, kakek!" jawab gadis itu. "Bagus jika kau baik-baik saja!" ucap tetua Wa Lein.Untuk sejenak keadaan cukup hening karena mereka masih saling melepaskan ketakutan yang selama ini berada dalam diri mereka. "Ibu, untuk berjaga segala kemungkinan yang akan terjadi, tetua Wa Lein akan ikut dengan kalian ke kota Linjiang!" kata Lin Jiang."Benarkah itu, kakek?" tanya Lily Kai."Iya, untuk sementara waktu kakek akan berada bersama kalian, dan akan menjaga kalian!" kata tetua Wa Lein."Bagaimana denganmu, Lin Jiang?" tanya Wen Jiang."Aku akan selidiki hal ini, masih ada musuh lain ibu, dan aku tidak ingin mereka ganggu hidup ibu, dan juga kalian!" jaw
Lin Jiang masuk ke dalam hutan dimana dia kehilangan arah dan kehilangan energi dari orang yang membawa tetua Wu Ti.Lin Jiang terus mencari, namun ia tak mendapatkan sedikit pun jejak dari orang yang ia cari itu. "Apa dia memiliki kemampuan yang sangat tinggi hingga aku tak tahu kemana dia?" gumam Lin Jiang.Seluruh area hutan itu sudah Lin Jiang susuri, namun ia tak temukan sedikit pun petunjuk.Bahkan beberapa area yang Lin Jiang yakini sebagai tempat persembunyian mereka, tetap saja Lin Jiang tak temukan mereka.Bahkan Lin Jiang sudah bertanya pada beberapa siluman, namun mereka pun tak tahu siapa orang yang sedang Lin Jiang cari."Artinya mereka tidak masuk ke dalam hutan ini?" kata Lin Jiang.Lin Jiang yakini hal itu karena jawaban dari bangsa siluman itu, dan Lin Jiang memilih untuk percaya pada mereka. "Sebaiknya aku cari di tempat yang lain!" kata Lin Jiang.Lin Jiang tetap mencari karena dia sudah kenal energi orang itu, dan satu lagi dia tak ingin nyawa keluarganya berada
Namun karena hujan semakin deras, mau tak mau tetua Xhi Xhian harus tetap berada di dekat api buatan Lin Jiang, meskipun ia curiga pada anak muda itu. "Bagaimana dengan tetua, apa yang tetua lakukan di sini?" tanya Lin Jiang."Oh sebelumnya, aku tetua Xhi Xhian, dan saat ini sedang mencari pemuda yang bernama Lin Jiang!" "Lin Jiang, untuk apa tetua mencari diriku?" tanya Lin Jiang.Seketika itu juga, perhatian tetua Xhi Xhian tertuju pada Lin Jiang."Kau sungguh Lin Jiang?""Iya, aku di hutan ini untuk menemukan tetua Wu Ti yang dibawa kabur seseorang" kata Lin Jiang."Kau sungguh Lin Jiang?""Iya, tetua! Aku Lin Jiang!" "Hahaah, aku sungguh tak tahu kalau itu dirimu, aku dari tadi meremehkan diriku!" kata tetua Xhi Xhian jujur pada Lin Jiang atas apa yang ada di pikirannya."Hahaah, itu sudah biasa aku terima tetua. Malah itu membuat aku nyaman karena hal itu tidak ada yang anggap aku ada!" kata Lin Jiang."Kau ingin sungguh aneh, bagaimana mungkin ada orang yang tak inginkan nama
Bersama dengan tetua Xhi Xhian, Lin Jiang melesat Dnegan kecepatan yang cukup tinggi, dan pada akhirnya mereka tiba di wilayah hutan yang jadi tempat berdirinya kastil tengkorak darah."Tempat persembunyian mereka ada di dalam hutan ini, Lin Jiang!" kata tetua Xhi Xhian."Apa kau yakin, tetua Xhian?" tanya Lin Jiang."Aku yakin, seperti yang sudah aku katakan, aku sudah selidiki ke hutan ini, dan mereka sungguh ada di dalam hutan ini!" kata tetua Xhi Xhian."Baik, mari kita masuk!" kata Lin Jiang dan buru-buru ingin segera masuk ke dalam hutan itu. "Tunggu dulu, Lin Jiang!" kata tetua Xhi Xhian dan tahan tangan Lin Jiang."Ada apa lagi tetua Xhian?""Di dalam kastil tengkorak darah itu ada dua orang kuat, kau yakin mampu hadapi mereka?""Aku sangat yakin akan hal itu, jika mereka golongan hitam, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk hidup!" kata Lin Jiang dengan penuh keyakinan."Jika kau yakin, mari kita masuk!" kata tetua Xhian. Tetua Xhian menjadi penunjuk jalan, dan mereka mel
Bammmmmmm!!Tetua Zho Hu dan tetua Xhi Xhian beradu kuat lagi, dan tubuh tetua Zho Hu pun terpental ke belakang karena kalah adu kekuatan tenaga dalam. "Cepat katakan, dimana putraku, Ji Xhian?" teriak tetua Xhi Xhian.Api amarah di mata tetua Xhi Xhian sudah tak terpadamkan lagi. Semua itu karena dia sungguh ingin tahu dimana putranya berada. "Dia bersama istri yang kau buang itu, Xhi Xhian!""Apa?' Tetua Xhi Xhian terdiam, terpaku dan tak tahu harus berkata apa karena ucapan tetua Zho Hu."Dia lengah!" gumam tetua Zho Hu.Hiatttttt!!Tetua Zho Hu melesat bak anak panah dan menggunakan kesempatan itu untuk menyerang tetua Xhi Xhian."Jangan jadi pengecut, keparat!" teriak Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang melompat, dan berdiri tepat di hadapan tetua Zho Hu.Bammmmmmm!!Cukup satu tangan saja, serangan tetua Zho Hu berhasil ditahan oleh Lin Jiang, bahkan itu membuat luka dalam bersarang di tubuh tetua Zho Hu.Brukkkkkk!!Tetua Zho Hu terjatuh, dan hanya lutut yang kini menahan tubuh t
Dua tubuh dengan kemampuan yang sangat tinggi melesat menuju ke arah kota Linjiang, keduanya melesat dengan ilmu meringankan tubuh yang membuat mereka melayang seperti angin kencang. Huppppp!!Keduanya mendarat di tengah-tengah kota Linjiang, dan mata mereka nanar menatap ke segala arah. Salah satu dari mereka melesat , dan menangkap leher seseorang yang lewat dari hadapan mereka. "Katakan dimana letak rumah keluarga Jiang?" "Ada di sana, rumah mereka paling besar diantara rumah yang lain!" katanya dengan wajah yang takut. "Bagus!"Brukkkkkk!!Dengan kasar, lelaki tua itu lemparkan orang yang ia cekik itu, dan berjalan ke arah yang ditunjuk orang itu, dan rekannya ikuti dia dari belakang."Kita akan buat memberikan jurus tinju api penggetar langit itu untuk kita, kak Jan Tu!" "Kau benar, San Dai! Jika dia menolak, maka keluarganya akan mati di tangan kita!""Iya, itulah yang aku maksud itu!" kata tetua Jan Tu.Keduanya memang tetua Jan Tu dan tetua San Dai, yang mana saat ini me
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.