Kaisar Yu Tang bersama dengan orang-orang yang ada di ruangan pribadi segera menuju ke taman istana, mereka berniat untuk menemui Lin Jiang dan ucapkan terima kasih.Namun saat mereka tiba, Lin Jiang sudah tak ada di taman istana. Tubuh Lin Jiang telah raib entah kemana. "Kemana dia?" tanya kaisar Yu Tang."Hahah, pemuda itu, dia telah pergi!" kata tetua Song Ru."Pergi?""Iya, sama seperti diriku, dia tak suka hiruk pikuk di dalam istana ini. Aku juga akan pergi," kata tetua Song Ru."Guru sungguh akan pergi?" tanya Du Tang."Iya, aku harus mencari tetua Er Ha, dia sungguh pengecut!" kata tetua Song Ru."Tapi guru, apa guru tidak akan bebaskan tetua Raeki?""Itu tugasmu, guru ada urusan lain!"Huppppp!!Tak ingin berlama-lama di dalam pekarangan istana, tetua Song Ru melesat tinggalkan istana kekaisaran Tang."Jangan lupa untuk melihat diriku kemari, guru!" teriak Du Tang.Tetua Song Ru tersenyum, dan lambaikan tangan setelah itu melesat dengan sangat cepatnya.Tetua Song melesat ke
Daerah pantai selatan, dihuni oleh belasan desa yang mana penduduk desa itu hidup dengan melaut mencari ikan di lautan. Jauh dari ibu kota, membuat mereka tidak memiliki penjagaan dari prajurit propinsi, hingga itu dimanfaatkan oleh bandit hutan harimau untuk menguasai seluruh desa yang ada di pinggiran pantai itu. Setiap purnama mereka akan datang untuk meminta pajak, yang mana jika tidak diberikan maka nyawa jadi taruhannya.Bandit itu tinggal di hutan harimau yang berjarak hanya dua malam dari desa-desa yang ada di pinggiran pantai selatan itu. Melihat itu seorang lelaki yang memiliki sedikit kemampuan merasa kasihan, dia adalah Lei Kang, dan ia seorang pendekar raja langit tahap lima. Meskipun ia tahu kemampuan itu masih tingkat menengah namun demi keamanan dia memilih untuk melatih para pemuda desa dengan ilmu kanuragan, dan berharap itu akan mampu melawan bandit hutan harimau."Aku Lin Jiang, tetua!" "Hahah, jangan panggil aku tetua, aku belum pantas menyandang julukan kata
Dengan menahan rasa malu, Shi Ra kembali ke hutan harimau, dan melaporkan apa yang telah ia alami di desa nelayan.Ketua Ru Qu, menatap sinis pada anak buahnya yang gagal itu, dan ia berjalan ke arah Shi Ra dengan tatapan wajah yang bengis."Tugas semuda itu kau bisa gagal, bagaimana kalau aku berikan tugas yang lain?" kata ketua Ru Qu."Aku bisa atasi semua ini, ketua. Berikan saja aku kesempatan yang kedua," kata Shi Ra dengan wajah yang tertunduk."Kesempatan kedua? Bagaimana kau akan selesaikan masalah itu, Shi Ra?""Berikan aku tambahan anggota, ketua. Aku jamin aku akan melakukan tugas itu dengan baik," kata Shi Ra.Ketua Ru Qu berdiri tepat di hadapan Shi Ra, dan masih menatap dengan sinis, dan tangan kanan ketua bandit yang berada di belakang itu, ambil sesuatu dari balik pakaiannya."Tidak ada tempat untuk orang gagal di kelompok ini," bisik ketua Ru Qu.Crasssssss!!Dan dengan satu hentakan tangan yang kuat, ketua Ru Qu menusuk perut Shi Ra dengan pisau yang sudah ia siapkan
"Tuan Lei Kang, mereka datang!" teriak satu penduduk pada Lei Kang yang duduk bersantai."Haha, berani juga mereka datang," kata Lei Kang dengan sikap yang cukup malas. Dia berdiri dan berjalan ke pintu masuk desa nelayan, dan ia melihat kalau puluhan anggota bandit hutan harimau sudah menunggu disana."Aku ingin tahu, siapa yang telah melukai anggotaku?" teriak ketua Ru Qu yang lagi-lagi dengan suara keras.Lei Kang yang telah jumawa dan yakin pada dirinya berjalan ke depan, dan matanya menatap rendah pada ketua Ru Qu."Aku! Aku orang yang kalahkan anak buahmu, apa yang kau inginkan?" kata Lei Kang.Ketua Ru Qu melihat Lei Kang dari atas sampai ke ujung kakinya, dan ia ingin tertawa saat tahu tingkat kemampuan Lei Kang."Kau yang kalahkan anak buahku? Hahaha, ini sungguh lucu!" teriak ketua Ru Qu."Iya, aku orangnya. Jika kalian masih ingin kuasai desa ini, maka kalian juga akan aku habisi!" teriak Lei Kang sambut ucapan ketua Ru Qu."Cih, dengan kemampuan seperti itu kau ingin mela
Lin Jiang mengawasi air lautan yang bergejolak, dan itu mengherankan bagi Lin Jiang.Orang-orang desa juga merasakan perubahan air lautan, dan fokus mereka kini pada perubahan lautan yang ada di hadapan mereka. Mereka bahkan sampai melupakan anak buah bandit hutan harimau yang memilih kabur setelah kematian ketua bandit dan juga kematian Tin.Melihat ketangguhan Lin Jiang, mereka pun yakin tak mampu hadapi Lin Jiang, dan memilih untuk kabur. Semua penduduk desa nelayan berkumpul di belakang Lin Jiang yang masih berdiri di pasir pantai, dan menatap ke arah lautan yang terus bergejolak.Gelombang yang sangat tinggi, terlihat di kejauhan, dan itu membuat semua penduduk desa ketakutan. Mereka mengira kalau badai tsunami akan melanda desa, dan itu membuat mereka kabur ketakutan.Semua pendduk memilih untuk melarikan diri, kabur dari desa nelayan itu dan hanya menyisakan Lin Jiang di tepian pantai.Berbeda dengan Lin Jiang, pemuda itu yakin kalau air pasang yang tinggi itu bukan air pasa
Lin Jiang merasakan ketidaksukaan panglima itu pada dirinya, dan berjalan ke hadapan panglima itu. "Aku hanya ingin bicara dengan kaisar lautan, ada hal yang penting yang harus aku tanyakan padanya!" kata Lin Jiang."Apa kau pikir kau pantas bicara dengan kaisar?" kata panglima itu. "Oh, apa kepantasan dari seseorang untuk bicara dengan kaisar lautan?" tanya Lin Jiang."Hahaha, lancang juga kau bicara. Jika kau bisa kalahkan aku, maka kau akan aku bawa menemui kaisar lautan!" kata panglima itu. "Jangan paksa aku panglima. Aku tidak ingin membuat keributan di istana laut ini," kata Lin Jiang peringatkan panglima itu. "Dasar sampah!"Hiatttttt!!Panglima itu ayunkan tangan kanan dan memukul ke tubuh Lin Jiang."Jangan panglima!" teriak panglima selatan. Namun peringatan itu sudah terlambat, serangan panglima laut itu sudah datang ke dada Lin Jiang.Bammmmmmm!!Meskipun serangan itu sangat datang dengan tiba-tiba, namun Lin Jiang masih mampu bergerak dan menahan pukulan tangan kanan
"Sebelum aku jawab pertanyanmu, dari mana kau dapatkan toya setan, itu anak muda?" tanya kaisar lautan."Namaku Lin Jiang, aku mendapatkan ini di dunia bawah," jawab Lin Jiang.Sebelum Kaisar lautan bertanya lebih jauh, Lin Jiang menceritakan apa yang telah ia lewati hingga ia sampai di dunia bawah. "Pantas saja aku merasakan kalau kau itu sudah mati, namun memiliki nyawa baru," kata kaisar lautan.Lin Jiang bingung dengan pernyataan kaisar lautan itu, namun Lin Jiang memilih untuk tak bertanya, karena itu hanya akan memperpanjang pembicaraan saja. "Jadi bagaimana dengan pertanyaan ku, tadi kaisar lautan?" tanya Lin Jiang."Tidak ada lagi yang akan kami tutupi darimu, Lin Jiang. Salah satu pecahan pedang setan memang pernah berada di dasar lautan ini, namun itu dahulu!" "Dahulu, apa maksudnya?" tanya Lin Jiang.Kaisar lautan menggerakan tangnnya, dan di hadapan mereka ada satu cahaya yang memperlihatkan seseorang dengan senjata di pinggangnya."Dialah yang memegang pedang naga emas
Lin Jiang mendarat di pulau emas putih, pulau yang berada di tengah lautan dan jauh dari daratan luas, daratan Tiongkok."Aku akan mencari dimana pulau lelaki itu!" kata Lin Jiang.Lin melihat ada jalan di depan matanya, dan jalan itulah yang ia ikuti untuk mencari arah mana yang akan ia temukan demi mencapai pulau seribu lelaki itu. Cukup lama Lin Jiang berjalan, dan Lin Jiang pun melihat sebuah gerbang kota yang cukup tinggi. "Akhirnya aku akan menemukan sebuah petunjuk," kata Lin Jiang.Dengan langkah yang tenang, Lin Jiang masuk ke dalam kota itu, dan keanehan pun mulai terlihat di mata Lin Jiang.Kota itu cukup besar, dan bangunan tinggi menjulang menjadi pemandangan pertama yang Lin Jiang lihat. Namun, keanehan yang membuat Lin Jiang bingung adalah, para lelaki yang berlalu lalang di hadapan Lin Jiang berpakaian sangat indah, dan sangat rapi. Selain itu wajah mereka dirias sedemikian rupa, hingga mereka terlihat seperti lelaki yang cantik. Dan itu semakin nyata saat di tubu
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.