Share

Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh
Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh
Author: Blueroyals

Hukuman

Author: Blueroyals
last update Last Updated: 2023-06-13 08:22:42

Tahun 1050 Y

"Tangkap dia! Jangan biarkan dia melarikan diri! Dia telah melanggar peraturan kami!" teriak para Ansiel sambil mengejar Valviect. Valviect dengan lincah berlari menjauh, melintasi lorong-lorong perpustakaan, melompati rak-rak penuh gulungan kertas, dan menghindari hambatan dengan kecepatan dan ketangkasannya.

Suara ribuan langkah kaki dan teriakan marah bergema di belakangnya saat Ansiel lainnya bergabung dalam pengejaran. 

Ia terus berlari dengan kecepatan penuh, menjauh dari genggaman Ansiel yang semakin dekat. Namun, situasinya semakin sulit ketika mereka mencapai puncak gunung yang tinggi. Di depannya terbentang jurang dalam, menghadang Valviect dengan pilihan yang sulit.

Altair, seorang Patriark, menghentikan langkahnya dengan tatapan tajam, "Inilah Akhir perburuanmu, Valviect! Jika kau terjun ke bawah, kau akan kehilangan segalanya!"

Tetua ras Ansiel melangkah maju dengan langkah mantap, memandang tajam ke arah Valviect yang kini membentangkan sayapnya dengan lebar. Suasana seketika menjadi hening, membiarkan kehadiran Tetua Ansiel mengisi udara dengan aura kuasa yang tegang.

"Valviect Or'goron Silene, sebagai hukuman atas pelanggaran berat yang kamu lakukan dengan masuk ke dalam Perpustakaan Dewa yang terlarang, aku, sebagai seorang tetua ras Ansiel, memberikan kutukan padamu. Kamu akan kehilangan semua ingatan tentang keluargamu dan rasmu yang mulia. Mereka akan menjadi sebentuk kabut yang tak terjangkau di dalam benakmu."

Langit di sekitar mereka berubah menjadi warna kelabu, memantulkan kegelapan yang menghiasi hati Tetua Ansiel. Suara gemuruh dan guntur menggema di kejauhan, sebagai simbol dari kemarahan Tetua Ansiel yang tidak terbendung.

"Ini adalah hukuman yang pantas bagimu. Kamu telah melanggar peraturan ras dan menyentuh wilayah yang tak boleh dijamah. Ingatanmu tentang siapa kamu sebenarnya tidak lagi memiliki tempat di dunia ini."

Dari dalam tanah, terasa getaran yang kuat. Bumi bergoncang dengan lembut, mengirimkan pesan kepada semua yang hadir bahwa keputusan Tetua Ansiel akan memiliki dampak yang dalam dan mengguncangkan. Tanah di sekitar mereka bergetar seolah menari dalam keangkuhan alam, menunjukkan penghormatan pada keputusan yang akan diambil oleh Tetua Ansiel.

Valviect merasakan gumpalan kehangatan yang perlahan memudar dari memori saat dia tersenyum bersama keluarganya. 

Valviect merasakan kelembutan pelukan ibunya yang kini hanya jadi bayangan samar. Suara hatinya bergumam, memohon agar pelukan itu kembali hadir secara nyata. Namun, dengan penuh kelembutan, bayangan ibu menjawab dari balik keabuan yang tak terlihat.

"Aku di sini, Valviect, meskipun tak tampak. Kuatkan hatimu, anakku."

Suara hati Valviect terhanyut dalam kenangan akan kata-kata cinta yang pernah terucap. Seolah angin yang berlalu begitu cepat, kata-kata itu menyisakan kekosongan yang mendalam dalam dirinya. Namun, dengan ketegasan yang menggema, bayangan ayah menunjukkan wajahnya yang samar kepada Valviect.

"Kamu tangguh, Valviect, meski tak terdengar lagi. Jangan biarkan kehilangan melumpuhkanmu!"

Dalam kehampaan yang menyelimuti, Valviect merasa terperangkap dalam dunia tanpa identitas. Seolah menjelma menjadi pengembara tanpa jejak masa lalu, ia merasakan ketidakpastian yang melanda dirinya. Namun, dalam kegelapan itu, bayangan diri sendiri memberikan pesan yang tegas.

"Temukanlah jawabanmu, Valviect. Identitasmu tak hilang, hanya terpendam dalam bayangan ini. Jangan biarkan dirimu tenggelam dalam kebingungan!"

Setelah menghilang dalam kegelapan, Valviect muncul kembali di masa kini sebagai seseorang yang baru. Namun, dia tidak tahu apa yang telah terjadi atau mengapa dia telah dilahirkan kembali. Valviect merasakan getaran aneh dalam dirinya, memanggilnya untuk mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di masa lalu yang kini hilang dari ingatannya.

Anggota ras Ansiel yang dihukum, yang kini mengambil identitas sebagai Valviect yang baru, terbaring di kamar asrama yang megah. Matanya perlahan-lahan terbuka, namun ia sudah tidak ingat apa-apa. Pintu terbuka lebar, memungkinkan segerombolan siswa yang penasaran dan bingung memasuki ruangan. Tatapan mereka dipenuhi dengan tanda tanya yang besar.

Di antara siswa-siswa itu, ada seorang pria dengan rambut berwarna perak yang panjang dan mata biru yang mengintip ke arah Valviect.

Dengan ekspresi bingung, pria tersebut mendekati Valviect dan bertanya, "Maaf, aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kamu siapa?"

Valviect merasa dadanya berdebar ketika semua mata tertuju padanya. Ia mencoba menenangkan diri dan menjawab dengan suara mantap, "Salam, aku Valviect."

Kemudian, seorang siswi dengan rambut hitam panjang mendekat dan menatap Valviect dengan rasa ingin tahu, "Valviect, dari mana kamu berasal? Kenapa kami tidak pernah mendengar tentangmu sebelumnya?"

Valviect menghela nafas dalam-dalam, berusaha mencari alasan yang masuk akal untuk menjelaskan situasinya.

"Aku berasal dari tempat yang jauh. Aku memiliki alasan pribadi untuk bergabung dengan Akademi ini. Mungkin itu sebabnya kamu belum pernah mendengar tentangku sebelumnya."

Siswa-siswa yang berkumpul di sekitar mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang Valviect. Ada yang menunjukkan rasa penasaran, tetapi juga ada yang menunjukkan keraguan dan kecurigaan dalam tatapannya.

Dalam keheningan yang menegangkan, kepala asrama yang dikenal sebagai Yuzuru muncul. Dengan tatapan tajam dan wibawa yang memancar, dia mendekati Valviect.

"Sudahlah, biarkan Valviect beradaptasi dengan lingkungan baru ini. Kita semua pernah menjadi siswa baru di sini."

Suasana yang tadinya tegang perlahan mulai mereda. Siswa-siswa kembali ke urusan masing-masing, meninggalkan Valviect dengan rasa ingin tahu yang masih terasa di udara. Namun, mereka memberinya ruang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Valviect merasa lega dengan sikap toleransi mereka. Meskipun identitasnya yang sebenarnya masih tersembunyi dan tidak diketahui, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjalani kehidupan barunya di Akademi dengan integritas dan dedikasi. Dia bertekad mencari jawaban atas misteri masa lalunya, sambil berusaha menjadi siswa yang baik dan menghormati aturan yang berlaku.

"Aku melihatmu sebagai siswa baru di sini. Jadi, aku ingin memberimu seragam resmi Akademi Thunders Elite." Dia memberikan seragam itu kepada Valviect, memastikan ukurannya pas dengan tubuhnya.

Yuzuru kemudian memberikan satu buku pelajaran kepada Valviect, "Ini buku pelajaran yang kita butuhkan untuk mata pelajaran pertama kita. Aku pikir ini akan membantumu menyesuaikan diri dengan kurikulum di sini. Jika ada yang perlu ditanyakan, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan."

Yuzuru tersenyum ramah kepada Valviect dan memberi ruang untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Setelah mendapatkan bantuan dari Yuzuru, Valviect duduk di ranjangnya sejenak, merenungkan situasi barunya.

“Situasinya cukup sulit bagiku. Aku tidak ingat apa pun selain namaku sendiri,” ucapnya pelan seraya membuka satu persatu halaman di buku pelajaran yang akan ia pelajari sebagai siswa Akademi Thunders Elite.

Trenggg! Trenggg! Trenggg!

Tiba-tiba terdengar bunyi lonceng bahaya yang menggema di seluruh asrama. Bunyi lonceng itu memecah keheningan, seketika membuat semua siswa di kamar asrama berlari keluar dengan kebingungan. Tatapan cemas dan bingung dari siswa-siswa lain semakin membuatnya gelisah.

Valviect tanpa ragu langsung bergabung dengan kerumunan siswa yang berlari menuju pintu keluar. Dia merasa kebingungan karena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Suasana di luar asrama kacau dengan siswa-siswa berhamburan dan berkumpul di halaman akademi.

Ada beberapa guru dan petugas sekolah yang berusaha mengatur keadaan. Valviect memperhatikan wajah-wajah yang penuh kekhawatiran di sekitarnya, tetapi dia tidak memiliki petunjuk apa yang sedang terjadi.

Valviect bergabung dengan kelompok siswa yang berdiri di sekitar dan dengan hati-hati mencoba bertanya kepada seorang siswa di dekatnya, "Maaf, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa semua orang berlari seperti ini?"

Siswa itu, yang tampak sangat cemas, menjawab dengan napas terengah-engah, "Aku juga tidak terlalu yakin. Tiba-tiba bunyi lonceng bahaya terdengar, dan semua orang langsung berlarian keluar. Sepertinya ada situasi darurat di akademi ini. Kita harus tetap tenang dan menunggu petunjuk lebih lanjut."

Valviect berusaha mengumpulkan informasi dari siswa-siswa di sekitarnya. Namun, saat itulah dia melihat sesuatu yang mengguncang hatinya. Di kejauhan, terlihat sebuah cahaya terang yang bergerak dengan cepat menuju arah akademi. Cahaya itu begitu terang sehingga sulit bagi Valviect untuk melihat dengan jelas.

Ada getaran aneh dalam dirinya, seolah ada sesuatu yang menariknya ke arah itu. Tapi apa sebenarnya cahaya itu? Dan apa yang menyebabkan kekacauan ini?

Related chapters

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Serbuan Monster

    Gumpalan asap hitam menggelapkan langit biru cerah saat serbuan monster yang menakutkan terjadi. Dengan ukuran yang mencengangkan dan taring yang tajam, monster-monster itu menyerbu akademi dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya."Ini apa?!" seru Valviect, berusaha menghindari gigitan monster dengan gerakan lincah.Monster ini memiliki bentuk manusia, tetapi kepala anjingnya menyeramkan dan misterius. Dengan tubuh yang kokoh dan postur yang tegap, monster ini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Kepala anjingnya menyeramkan dengan mata tajam dan taring yang mengancam keganasan dan kebrutalan.Nadi Spiritual (Jenis Monster):Energi Hewan: Darah ManusiaInsting Pemangsa: Monster ini memiliki insting pemangsa yang tajam dan terlatihLevel: 50 - Monster Tingkat Penjaga"Jangan biarkan mereka menguasai kita!" teriak Yuzuru, kepala asrama yang tangguh, memimpin pertahanan melawan serbuan monster. Ia melambaikan tangannya, menghasilkan serangkaian serangan energi yang melu

    Last Updated : 2023-06-13
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Esensi Ruh

    Di ruang megah Akademi Thunders Elite, sinar matahari menyinari ruangan yang luas dengan langit-langit yang tinggi. Dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran indah yang mencerminkan kebesaran dan keanggunan akademi tersebut. Perabotan dan furnitur yang elegan terpampang dengan apik, menciptakan atmosfer yang mewah namun terasa nyaman. Di tengah ruangan, Nona Rexana, pemilik Akademi Thunders Elite, berdiri dengan anggun. Tubuhnya yang ramping dan tinggi menunjukkan keturunan ras Nymphys, ras sihir yang mempesona. Gaun yang dikenakannya terbuat dari kain yang cantik dan sensual, mengikuti lekuk tubuhnya yang sempurna. Dengan rambutnya yang panjang dan mengkilap, mengikatnya dengan mahir dalam sanggul yang cantik. Beberapa helai rambut yang lembut terlepas dari sanggulnya, menambah pesona alami pada penampilannya. Di tangan kanannya, Nona Rexana memegang kipas tangan yang bukan sembarang kipas. Kipas tersebut adalah karya seni yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan dihiasi dengan orn

    Last Updated : 2023-06-13
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Fire Tiger

    Terhampar di hadapan mereka adalah lapangan yang luas dan indah. Matahari pagi menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan menarik di permukaan rumput yang hijau.Pada hari itu, lapangan tersebut menjadi tempat latihan bagi para prajurit yang setia. Beberapa kubu berdiri tegak di sepanjang lapangan, mewakili ras yang berbeda dengan gaya bela diri unik yang mereka kuasai.Di kubu pertama, anggota Ras Nymphys berkumpul. Mereka merupakan ras yang terhubung erat dengan sihir. "Panggil elemen air! Tunjukkan kemampuanmu yang mengagumkan!" seru seorang Nymphys sambil berayun lembut dengan tangannya."Aku akan berusaha, tetapi aku masih perlu melatih konsentrasiku," ujar anggota yang lain.Tak jauh dari situ, di kubu kedua, Ras Lunar sedang mengasah keterampilan tombak dan panahan mereka. Pakaian mereka berwarna biru, menyerupai langit pada malam bulan purnama."Aku harus meningkatkan kecepatan menembakku," ujar seorang Lunar sambil memeriksa busurnya dengan cermat. "Kecepatan adalah kunci s

    Last Updated : 2023-06-13
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Pedang Tersembunyi

    Valviect merasa tajamnya nafas harimau abadi yang mengintai di balik setiap sudut. Keringat mengalir di wajahnya yang tegang saat dia bersiap menghadapi serangan yang tak terlihat.Dengan gigi yang digertakkan erat, Valviect melaporkan pada Instruktur Yan yang tubuhnya terhempas jauh, "Instruktur Yan, harimau ini dengan tajam mengincarku. Sepertinya ada yang salah!""Ini tantangan untukmu, Valviect! Kita tidak tahu bahaya apa lagi yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada celah untuk melarikan diri, satu-satunya jalan adalah menghadapinya!"Saat kata-kata Instruktur Yan masih bergema di telinganya, harimau abadi melompat dengan ganas, mencoba mencabik-cabik Valviect dengan cakarnya yang tajam. Valviect berhasil menghindar, tetapi tidak tanpa mendapatkan luka di lengan kirinya.Dalam kesakitan, Valviect mengerang, "Ini adalah makhluk yang benar-benar tak terkendali! Tentu aku tidak akan menyerah begitu saja."Dengan tegas, Instruktur Yan mengangkat pedangnya sambil berkata, "Bersama-s

    Last Updated : 2023-06-14
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Instruktur Yan: Mencari teka-teki Valviect

    Instruktur Yan membungkukkan tubuhnya dengan hormat di hadapan Valviect. Dia menghormati kehadiran dan otoritas Valviect dengan penuh hormat. Gagang pedang berada dalam genggaman erat Valviect, terlihat penuh dengan noda darah yang mengingatkan pada pertempuran yang telah terjadi. Pedang itu menjadi saksi bisu pertarungan. ______ Langit senja menyelimuti perjalanan pulang mereka ke Akademi. Instruktur Yan dan Valviect berjalan beriringan menuju pintu gerbang Akademi. Setelah tiba di halaman Akademi The Thunders Elite, Instruktur Yan memalingkan pandangannya ke arah Valviect "Kembalilah ke asrama dan beristirahat, Valviect," ucap Instruktur Yan dengan suara yang penuh perhatian. Valviect mendengarkan dengan penuh hormat ketika Instruktur Yan memintanya untuk kembali ke asrama dan beristirahat. Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk sebagai tanda pengertian. "Saya mengerti, Instruktur Yan. Saya akan segera kembali ke asrama dan istirahat dengan baik," tutur Valviect s

    Last Updated : 2023-07-11

Latest chapter

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Instruktur Yan: Mencari teka-teki Valviect

    Instruktur Yan membungkukkan tubuhnya dengan hormat di hadapan Valviect. Dia menghormati kehadiran dan otoritas Valviect dengan penuh hormat. Gagang pedang berada dalam genggaman erat Valviect, terlihat penuh dengan noda darah yang mengingatkan pada pertempuran yang telah terjadi. Pedang itu menjadi saksi bisu pertarungan. ______ Langit senja menyelimuti perjalanan pulang mereka ke Akademi. Instruktur Yan dan Valviect berjalan beriringan menuju pintu gerbang Akademi. Setelah tiba di halaman Akademi The Thunders Elite, Instruktur Yan memalingkan pandangannya ke arah Valviect "Kembalilah ke asrama dan beristirahat, Valviect," ucap Instruktur Yan dengan suara yang penuh perhatian. Valviect mendengarkan dengan penuh hormat ketika Instruktur Yan memintanya untuk kembali ke asrama dan beristirahat. Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk sebagai tanda pengertian. "Saya mengerti, Instruktur Yan. Saya akan segera kembali ke asrama dan istirahat dengan baik," tutur Valviect s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Pedang Tersembunyi

    Valviect merasa tajamnya nafas harimau abadi yang mengintai di balik setiap sudut. Keringat mengalir di wajahnya yang tegang saat dia bersiap menghadapi serangan yang tak terlihat.Dengan gigi yang digertakkan erat, Valviect melaporkan pada Instruktur Yan yang tubuhnya terhempas jauh, "Instruktur Yan, harimau ini dengan tajam mengincarku. Sepertinya ada yang salah!""Ini tantangan untukmu, Valviect! Kita tidak tahu bahaya apa lagi yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada celah untuk melarikan diri, satu-satunya jalan adalah menghadapinya!"Saat kata-kata Instruktur Yan masih bergema di telinganya, harimau abadi melompat dengan ganas, mencoba mencabik-cabik Valviect dengan cakarnya yang tajam. Valviect berhasil menghindar, tetapi tidak tanpa mendapatkan luka di lengan kirinya.Dalam kesakitan, Valviect mengerang, "Ini adalah makhluk yang benar-benar tak terkendali! Tentu aku tidak akan menyerah begitu saja."Dengan tegas, Instruktur Yan mengangkat pedangnya sambil berkata, "Bersama-s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Fire Tiger

    Terhampar di hadapan mereka adalah lapangan yang luas dan indah. Matahari pagi menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan menarik di permukaan rumput yang hijau.Pada hari itu, lapangan tersebut menjadi tempat latihan bagi para prajurit yang setia. Beberapa kubu berdiri tegak di sepanjang lapangan, mewakili ras yang berbeda dengan gaya bela diri unik yang mereka kuasai.Di kubu pertama, anggota Ras Nymphys berkumpul. Mereka merupakan ras yang terhubung erat dengan sihir. "Panggil elemen air! Tunjukkan kemampuanmu yang mengagumkan!" seru seorang Nymphys sambil berayun lembut dengan tangannya."Aku akan berusaha, tetapi aku masih perlu melatih konsentrasiku," ujar anggota yang lain.Tak jauh dari situ, di kubu kedua, Ras Lunar sedang mengasah keterampilan tombak dan panahan mereka. Pakaian mereka berwarna biru, menyerupai langit pada malam bulan purnama."Aku harus meningkatkan kecepatan menembakku," ujar seorang Lunar sambil memeriksa busurnya dengan cermat. "Kecepatan adalah kunci s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Esensi Ruh

    Di ruang megah Akademi Thunders Elite, sinar matahari menyinari ruangan yang luas dengan langit-langit yang tinggi. Dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran indah yang mencerminkan kebesaran dan keanggunan akademi tersebut. Perabotan dan furnitur yang elegan terpampang dengan apik, menciptakan atmosfer yang mewah namun terasa nyaman. Di tengah ruangan, Nona Rexana, pemilik Akademi Thunders Elite, berdiri dengan anggun. Tubuhnya yang ramping dan tinggi menunjukkan keturunan ras Nymphys, ras sihir yang mempesona. Gaun yang dikenakannya terbuat dari kain yang cantik dan sensual, mengikuti lekuk tubuhnya yang sempurna. Dengan rambutnya yang panjang dan mengkilap, mengikatnya dengan mahir dalam sanggul yang cantik. Beberapa helai rambut yang lembut terlepas dari sanggulnya, menambah pesona alami pada penampilannya. Di tangan kanannya, Nona Rexana memegang kipas tangan yang bukan sembarang kipas. Kipas tersebut adalah karya seni yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan dihiasi dengan orn

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Serbuan Monster

    Gumpalan asap hitam menggelapkan langit biru cerah saat serbuan monster yang menakutkan terjadi. Dengan ukuran yang mencengangkan dan taring yang tajam, monster-monster itu menyerbu akademi dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya."Ini apa?!" seru Valviect, berusaha menghindari gigitan monster dengan gerakan lincah.Monster ini memiliki bentuk manusia, tetapi kepala anjingnya menyeramkan dan misterius. Dengan tubuh yang kokoh dan postur yang tegap, monster ini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Kepala anjingnya menyeramkan dengan mata tajam dan taring yang mengancam keganasan dan kebrutalan.Nadi Spiritual (Jenis Monster):Energi Hewan: Darah ManusiaInsting Pemangsa: Monster ini memiliki insting pemangsa yang tajam dan terlatihLevel: 50 - Monster Tingkat Penjaga"Jangan biarkan mereka menguasai kita!" teriak Yuzuru, kepala asrama yang tangguh, memimpin pertahanan melawan serbuan monster. Ia melambaikan tangannya, menghasilkan serangkaian serangan energi yang melu

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Hukuman

    Tahun 1050 Y"Tangkap dia! Jangan biarkan dia melarikan diri! Dia telah melanggar peraturan kami!" teriak para Ansiel sambil mengejar Valviect. Valviect dengan lincah berlari menjauh, melintasi lorong-lorong perpustakaan, melompati rak-rak penuh gulungan kertas, dan menghindari hambatan dengan kecepatan dan ketangkasannya.Suara ribuan langkah kaki dan teriakan marah bergema di belakangnya saat Ansiel lainnya bergabung dalam pengejaran. Ia terus berlari dengan kecepatan penuh, menjauh dari genggaman Ansiel yang semakin dekat. Namun, situasinya semakin sulit ketika mereka mencapai puncak gunung yang tinggi. Di depannya terbentang jurang dalam, menghadang Valviect dengan pilihan yang sulit.Altair, seorang Patriark, menghentikan langkahnya dengan tatapan tajam, "Inilah Akhir perburuanmu, Valviect! Jika kau terjun ke bawah, kau akan kehilangan segalanya!"Tetua ras Ansiel melangkah maju dengan langkah mantap, memandang tajam ke arah Valviect yang kini membentangkan sayapnya dengan lebar

DMCA.com Protection Status