Share

Esensi Ruh

Author: Blueroyals
last update Last Updated: 2023-06-13 20:57:45

Di ruang megah Akademi Thunders Elite, sinar matahari menyinari ruangan yang luas dengan langit-langit yang tinggi. Dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran indah yang mencerminkan kebesaran dan keanggunan akademi tersebut. Perabotan dan furnitur yang elegan terpampang dengan apik, menciptakan atmosfer yang mewah namun terasa nyaman.

Di tengah ruangan, Nona Rexana, pemilik Akademi Thunders Elite, berdiri dengan anggun. Tubuhnya yang ramping dan tinggi menunjukkan keturunan ras Nymphys, ras sihir yang mempesona. Gaun yang dikenakannya terbuat dari kain yang cantik dan sensual, mengikuti lekuk tubuhnya yang sempurna.

Dengan rambutnya yang panjang dan mengkilap, mengikatnya dengan mahir dalam sanggul yang cantik. Beberapa helai rambut yang lembut terlepas dari sanggulnya, menambah pesona alami pada penampilannya.

Di tangan kanannya, Nona Rexana memegang kipas tangan yang bukan sembarang kipas. Kipas tersebut adalah karya seni yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan dihiasi dengan ornamen yang halus. Tiap gerakan tangan Nona Rexana dengan kipas tersebut terasa begitu anggun dan terkoordinasi, seolah menari dalam harmoni yang sempurna.

"Rexana, ternyata dugaan kita benar. Valviect berasal dari ras Ansiel yang konon setiap mahluk rasnya memiliki Esensi Ruh. Sepertinya Valviect pun tidak sadar, karena dia juga terkejut saat sayapnya membentang," ujar Hao Chen dengan suara yang penuh keyakinan.

Suasana ruangan Rexana dipenuhi dengan kehadiran yang tegang dan penuh antisipasi. Valviect berdiri di depan pintu, dadanya naik turun dengan cepat karena perasaan gugup dan keingintahuan yang melanda dirinya. Master Hao Chen telah meminta Valviect untuk menemui Rexana, dan sekarang saatnya tiba.

Dengan napas yang dalam, Valviect mengetuk pintu dengan lembut. Seakan-akan seluruh dunia berhenti sejenak saat pintu itu terbuka perlahan. Di baliknya, Rexana muncul dengan senyum hangat yang menyebar ke wajahnya.

"Mari masuk, Valviect," ucapnya dengan suara lembut namun penuh kekuatan.

"Aku telah lama menantimu."

Dengan langkah ragu, Valviect memasuki ruangan itu. Mata Valviect terpesona oleh keindahan ruangan yang memancarkan aura magis dan elegan. Dinding-dindingnya dihiasi dengan artefak-artefak misterius, sementara cahaya lembut memancar dari lentera kristal yang tergantung di langit-langit.

Rexana berdiri di tengah ruangan, memancarkan keanggunan dan kepercayaan diri yang mengesankan. Rambutnya yang disanggul cantik tergerai dengan angin lembut, dan kipas tangannya memberikan sentuhan elegan pada setiap gerakannya.

"Duduklah, Valviect," ucap Rexana seraya menunjuk ke kursi yang nyaman di depan meja kerjanya.

"Valviect, apa yang kau rasakan saat itu? Ketika sayapmu muncul, ketika Esensi Ruhmu terbangun?" tanya Rexana, suaranya penuh dengan kelembutan namun penuh arti.

Valviect menelan ludah. Semua mata terarah padanya, menanti jawabannya. Ketegangan dalam dirinya semakin memuncak.

"Demi kebenaran, aku merasakan sesuatu yang luar biasa. Ada kekuatan yang terbangun di dalam jiwaku tapi aku tidak tahu apa itu Esensi Ruh. Dan... sayapku muncul secara tiba-tiba," ucap Valviect dengan suara bergetar namun penuh dengan kepastian.

Ketika Valviect mencermati wajah Rexana, kepingan memori mulai terjalin dalam benaknya. Dia mengingat momen saat dirinya berada dalam bahaya, terjebak di antara dunia kegelapan. Dan kemudian, seperti kilat yang menyambar, Rexana muncul dengan kekuatan yang tak terduga. Dia melambaikan kipas tangannya dengan elegan, mengeluarkan serangan magis yang memukau, menyelamatkan Valviect dari kejatuhan di tebing yang tinggi.

"Wajahnya tampak tidak begitu asing," gumam Valviect dalam hati.

Namun, pertanyaan lain muncul dalam pikiran Valviect. Apakah ada sesuatu yang ingin diketahui atau dibagikan oleh wanita ini? Rasa ingin tahu menggelora dalam dirinya, mendorongnya untuk mencari jawaban di balik panggilan ini.

Valviect merasa bahwa saat ini ada lebih banyak yang tersembunyi di balik kehadiran Rexana. Dia adalah sosok yang jauh lebih besar dari sekadar seorang wanita anggun dengan kipas tangannya yang memikat. Ada kekuatan dalam dirinya, kekuatan yang telah menyelamatkan Valviect dari kehancuran dan membuka jalan baru dalam hidupnya.

"Perkenalkan, dia adalah Nona Rexana. Pemilik akademi ini sekaligus sosok yang menyelamatkanmu."

Master Hao Chen menyadari bahwa Valviect masih belum menyadari siapa sebenarnya Nona Rexana yang berdiri di hadapannya. Dengan senyuman samar, Hao Chen memutuskan untuk mengungkapkan sebuah fakta menarik kepada Valviect.

"Ini mungkin akan membuatmu terkejut, Valviect," ujar Hao Chen dengan nada sedikit jenaka, mencuri perhatian Valviect.

"Saat kau hendak terjatuh di tebing yang tinggi, beliau menyelamatkanmu dan membawamu ke akademi. Apa kau masih ingat?" tanyanya untuk mencairkan suasana yang membingungkan bagi Valviect.

Valviect tidak menjawabnya.

"Baiklah jika kamu tidak mengingatnya. Jangan terlalu dipaksakan. Aku hanya ingin memperkenalkan sosok penyelamatmu ini."

"Tahukah kamu bahwa Nona Rexana di sini, meskipun tampangnya terlihat begitu muda dan segar, sebenarnya telah hidup selama lebih dari 100 tahun? usianya kini sudah menginjak 200 tahun. Dia sudah sangat tua."

Valviect memandang Rexana dengan keterkejutan dan kebingungan yang jelas tergambar di wajahnya. Bagaimana mungkin seseorang yang terlihat begitu muda itu ternyata berusia 200 tahun?

"200 tahun? Yang benar saja?!" kata Valviect dengan nada kejutnya dalam hati.

Rexana, yang sedari tadi berdiri dengan anggun, tidak bisa menahan tawa kecil. Dia mengangkat bahu dengan santai, "Ya, memang benar," ujarnya dengan nada ringan.

"Aku bisa dibilang memiliki 'umur' yang panjang, Valviect. Tapi jangan khawatir, ini bukan berarti aku akan memberikanmu nasihat tentang perawatan kulit atau ramuan keabadian!"

Master Hao Chen ikut tertawa mendengar kekonyolan Rexana, "Kamu bisa mengandalkan Rexana untuk menyelamatkanmu dari bahaya, Valviect, tapi jangan pernah memintanya untuk memberikan tips tentang awet muda!" tutur Hao Chen dengan nada humor.

"Valviect," ucap Rexana dengan suara lembut, "aku harus memberitahumu sesuatu yang mungkin sulit untuk diterima. Kamu telah kehilangan ingatanmu. Semua kenangan tentang dirimu, rasmu, dan bahkan identitasmu seolah lenyap."

Valviect merasakan kebingungan dan kekhawatiran yang melanda dirinya. Dia memandang Rexana dengan tatapan penuh keraguan, namun juga dengan sedikit harapan.

"Dalam keadaan seperti ini, penting bagimu untuk mengetahui asal usulmu, Valviect," lanjut Rexana dengan lembut.

"Kamu berasal dari ras Ansiel, ras yang memiliki kemampuan magis luar biasa. Salah satu keistimewaan mereka adalah keberadaan 'Esensi Ruh' yang tertanam di dada mereka."

Valviect mendengarkan dengan penuh konsentrasi, mencoba memahami informasi yang diberikan. Esensi Ruh, kata-kata itu mencuri perhatiannya.

"Dalam keadaan seperti ini, aku tidak tahu harus berbuat apa," gumam Valviect, suaranya terdengar terguncang.

"Kehilangan ingatan dan tidak tahu siapa aku sebenarnya... Ras Ansiel, Esensi Ruh... semuanya terdengar begitu asing bagiku."

Tiba-tiba, Rexana mendekat dengan perlahan, matanya memancarkan keanggunan dan kekuatan. Dia meletakkan tangan lembutnya di atas lengan Valviect, membuatnya terkesiap.

"Valviect," ucapnya dengan suara lembut namun penuh kekuatan, "aku memahami rasa kebingungan dan ketakutanmu. Namun, kamu harus percaya bahwa dalam dirimu terdapat potensi besar yang mungkin belum terungkap sepenuhnya. Esensi Ruh dalam dirimu menawarkan kesempatan untuk menemukan kembali jati dirimu yang sejati."

Valviect merasakan ketegangan memenuhi tubuhnya. Ia berjuang antara rasa ingin tahu dan ketakutan akan apa yang mungkin dia temukan jika mengikuti petunjuk Rexana.

Sementara itu, Hao Chen berdiri di sudut ruangan dengan wajah serius. Dia merasa ada suatu rahasia yang belum terungkap sepenuhnya, dan kehadiran Valviect telah membangkitkan kekuatan yang lama terpendam.

Hao Chen melangkah maju dan menyela percakapan mereka. "Rexana, apakah kamu yakin ingin mengungkapkan semua ini pada Valviect? Apa yang ada di balik Esensi Ruh dan rasnya bisa mengancam seluruh dunia ini!"

Wajah Rexana tampak tegas dan penuh keyakinan, sedangkan Hao Chen tetap serius dengan keraguan yang tampak jelas di matanya. Suasana ruangan penuh dengan ketegangan saat mereka saling berhadapan.

Hao Chen melangkah mendekati Rexana, pandangannya menembus matahari yang memancar dari jendela besar. "Rexana, kau tak menyadari apa yang kita hadapi di sini. Esensi Ruh bukanlah hal yang sepele. Itu adalah kekuatan yang bisa menghancurkan maupun menyelamatkan dunia. Apakah kita berhak mempertaruhkan semuanya pada seseorang yang baru saja kita temui?"

Rexana tidak mundur sedikit pun. Dia menatap Hao Chen dengan tatapan yang memancarkan kekuatan. "Hao Chen, aku memahami risikonya. Namun, jika kita tidak berani mengambil langkah maju, bagaimana kita bisa menemukan jawaban yang kita cari selama ini? Valviect bukanlah sembarang orang. Ada kekuatan luar biasa yang tersembunyi dalam dirinya, dan kita harus membantu mengarahkannya."

Hao Chen menggigit bibirnya, masih tidak yakin dengan keputusan yang diambil oleh Rexana. Dia merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang belum mereka ketahui tentang Esensi Ruh dan ras Ansiel.

"Dalam sejarah panjang ras Ansiel, Esensi Ruh selalu menjadi rahasia yang terjaga dengan baik. Apakah kita siap untuk mengungkapkannya pada dunia luar?" tanya Hao Chen dengan nada yang meragukan.

Rexana menghela nafas dalam-dalam. Dia tahu betapa berharganya rahasia ini dan apa yang bisa terjadi jika jatuh ke tangan yang salah. Namun, dia juga meyakini bahwa saatnya telah tiba untuk membuka pintu menuju kebenaran.

"Hao Chen, kita tidak dapat membiarkan rasa takut menghalangi kita untuk maju. Esensi Ruh adalah bagian dari dunia sihir yang harus kita pahami. Kita tidak bisa melindungi apa yang tidak kita mengerti. Valviect adalah kunci untuk mengungkap misteri ini, dan kita harus mempercayainya."

Mata mereka bertemu dalam keheningan yang sarat makna. Rexana dan Hao Chen adalah dua kekuatan besar dalam dunia sihir, namun pandangan mereka tentang Esensi Ruh dan Valviect terbelah.

Rexana merasa panggilan tak terelakkan untuk membantu Valviect memahami dan menguasai kekuatan yang ada padanya. Dia percaya bahwa hanya dengan bimbingan yang tepat, Valviect bisa menjadi pilar kekuatan yang melindungi dunia.

Hao Chen, di sisi lain, masih berpegang pada keraguan dan kehati-hatiannya. Dia ingin melindungi rahasia yang terjaga dengan baik, takut apa yang mungkin terjadi jika kekuatan Esensi Ruh jatuh ke tangan yang salah.

Related chapters

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Fire Tiger

    Terhampar di hadapan mereka adalah lapangan yang luas dan indah. Matahari pagi menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan menarik di permukaan rumput yang hijau.Pada hari itu, lapangan tersebut menjadi tempat latihan bagi para prajurit yang setia. Beberapa kubu berdiri tegak di sepanjang lapangan, mewakili ras yang berbeda dengan gaya bela diri unik yang mereka kuasai.Di kubu pertama, anggota Ras Nymphys berkumpul. Mereka merupakan ras yang terhubung erat dengan sihir. "Panggil elemen air! Tunjukkan kemampuanmu yang mengagumkan!" seru seorang Nymphys sambil berayun lembut dengan tangannya."Aku akan berusaha, tetapi aku masih perlu melatih konsentrasiku," ujar anggota yang lain.Tak jauh dari situ, di kubu kedua, Ras Lunar sedang mengasah keterampilan tombak dan panahan mereka. Pakaian mereka berwarna biru, menyerupai langit pada malam bulan purnama."Aku harus meningkatkan kecepatan menembakku," ujar seorang Lunar sambil memeriksa busurnya dengan cermat. "Kecepatan adalah kunci s

    Last Updated : 2023-06-13
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Pedang Tersembunyi

    Valviect merasa tajamnya nafas harimau abadi yang mengintai di balik setiap sudut. Keringat mengalir di wajahnya yang tegang saat dia bersiap menghadapi serangan yang tak terlihat.Dengan gigi yang digertakkan erat, Valviect melaporkan pada Instruktur Yan yang tubuhnya terhempas jauh, "Instruktur Yan, harimau ini dengan tajam mengincarku. Sepertinya ada yang salah!""Ini tantangan untukmu, Valviect! Kita tidak tahu bahaya apa lagi yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada celah untuk melarikan diri, satu-satunya jalan adalah menghadapinya!"Saat kata-kata Instruktur Yan masih bergema di telinganya, harimau abadi melompat dengan ganas, mencoba mencabik-cabik Valviect dengan cakarnya yang tajam. Valviect berhasil menghindar, tetapi tidak tanpa mendapatkan luka di lengan kirinya.Dalam kesakitan, Valviect mengerang, "Ini adalah makhluk yang benar-benar tak terkendali! Tentu aku tidak akan menyerah begitu saja."Dengan tegas, Instruktur Yan mengangkat pedangnya sambil berkata, "Bersama-s

    Last Updated : 2023-06-14
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Instruktur Yan: Mencari teka-teki Valviect

    Instruktur Yan membungkukkan tubuhnya dengan hormat di hadapan Valviect. Dia menghormati kehadiran dan otoritas Valviect dengan penuh hormat. Gagang pedang berada dalam genggaman erat Valviect, terlihat penuh dengan noda darah yang mengingatkan pada pertempuran yang telah terjadi. Pedang itu menjadi saksi bisu pertarungan. ______ Langit senja menyelimuti perjalanan pulang mereka ke Akademi. Instruktur Yan dan Valviect berjalan beriringan menuju pintu gerbang Akademi. Setelah tiba di halaman Akademi The Thunders Elite, Instruktur Yan memalingkan pandangannya ke arah Valviect "Kembalilah ke asrama dan beristirahat, Valviect," ucap Instruktur Yan dengan suara yang penuh perhatian. Valviect mendengarkan dengan penuh hormat ketika Instruktur Yan memintanya untuk kembali ke asrama dan beristirahat. Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk sebagai tanda pengertian. "Saya mengerti, Instruktur Yan. Saya akan segera kembali ke asrama dan istirahat dengan baik," tutur Valviect s

    Last Updated : 2023-07-11
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Hukuman

    Tahun 1050 Y"Tangkap dia! Jangan biarkan dia melarikan diri! Dia telah melanggar peraturan kami!" teriak para Ansiel sambil mengejar Valviect. Valviect dengan lincah berlari menjauh, melintasi lorong-lorong perpustakaan, melompati rak-rak penuh gulungan kertas, dan menghindari hambatan dengan kecepatan dan ketangkasannya.Suara ribuan langkah kaki dan teriakan marah bergema di belakangnya saat Ansiel lainnya bergabung dalam pengejaran. Ia terus berlari dengan kecepatan penuh, menjauh dari genggaman Ansiel yang semakin dekat. Namun, situasinya semakin sulit ketika mereka mencapai puncak gunung yang tinggi. Di depannya terbentang jurang dalam, menghadang Valviect dengan pilihan yang sulit.Altair, seorang Patriark, menghentikan langkahnya dengan tatapan tajam, "Inilah Akhir perburuanmu, Valviect! Jika kau terjun ke bawah, kau akan kehilangan segalanya!"Tetua ras Ansiel melangkah maju dengan langkah mantap, memandang tajam ke arah Valviect yang kini membentangkan sayapnya dengan lebar

    Last Updated : 2023-06-13
  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Serbuan Monster

    Gumpalan asap hitam menggelapkan langit biru cerah saat serbuan monster yang menakutkan terjadi. Dengan ukuran yang mencengangkan dan taring yang tajam, monster-monster itu menyerbu akademi dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya."Ini apa?!" seru Valviect, berusaha menghindari gigitan monster dengan gerakan lincah.Monster ini memiliki bentuk manusia, tetapi kepala anjingnya menyeramkan dan misterius. Dengan tubuh yang kokoh dan postur yang tegap, monster ini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Kepala anjingnya menyeramkan dengan mata tajam dan taring yang mengancam keganasan dan kebrutalan.Nadi Spiritual (Jenis Monster):Energi Hewan: Darah ManusiaInsting Pemangsa: Monster ini memiliki insting pemangsa yang tajam dan terlatihLevel: 50 - Monster Tingkat Penjaga"Jangan biarkan mereka menguasai kita!" teriak Yuzuru, kepala asrama yang tangguh, memimpin pertahanan melawan serbuan monster. Ia melambaikan tangannya, menghasilkan serangkaian serangan energi yang melu

    Last Updated : 2023-06-13

Latest chapter

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Instruktur Yan: Mencari teka-teki Valviect

    Instruktur Yan membungkukkan tubuhnya dengan hormat di hadapan Valviect. Dia menghormati kehadiran dan otoritas Valviect dengan penuh hormat. Gagang pedang berada dalam genggaman erat Valviect, terlihat penuh dengan noda darah yang mengingatkan pada pertempuran yang telah terjadi. Pedang itu menjadi saksi bisu pertarungan. ______ Langit senja menyelimuti perjalanan pulang mereka ke Akademi. Instruktur Yan dan Valviect berjalan beriringan menuju pintu gerbang Akademi. Setelah tiba di halaman Akademi The Thunders Elite, Instruktur Yan memalingkan pandangannya ke arah Valviect "Kembalilah ke asrama dan beristirahat, Valviect," ucap Instruktur Yan dengan suara yang penuh perhatian. Valviect mendengarkan dengan penuh hormat ketika Instruktur Yan memintanya untuk kembali ke asrama dan beristirahat. Dia merespons dengan sikap yang patuh dan mengangguk sebagai tanda pengertian. "Saya mengerti, Instruktur Yan. Saya akan segera kembali ke asrama dan istirahat dengan baik," tutur Valviect s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Pedang Tersembunyi

    Valviect merasa tajamnya nafas harimau abadi yang mengintai di balik setiap sudut. Keringat mengalir di wajahnya yang tegang saat dia bersiap menghadapi serangan yang tak terlihat.Dengan gigi yang digertakkan erat, Valviect melaporkan pada Instruktur Yan yang tubuhnya terhempas jauh, "Instruktur Yan, harimau ini dengan tajam mengincarku. Sepertinya ada yang salah!""Ini tantangan untukmu, Valviect! Kita tidak tahu bahaya apa lagi yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada celah untuk melarikan diri, satu-satunya jalan adalah menghadapinya!"Saat kata-kata Instruktur Yan masih bergema di telinganya, harimau abadi melompat dengan ganas, mencoba mencabik-cabik Valviect dengan cakarnya yang tajam. Valviect berhasil menghindar, tetapi tidak tanpa mendapatkan luka di lengan kirinya.Dalam kesakitan, Valviect mengerang, "Ini adalah makhluk yang benar-benar tak terkendali! Tentu aku tidak akan menyerah begitu saja."Dengan tegas, Instruktur Yan mengangkat pedangnya sambil berkata, "Bersama-s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Fire Tiger

    Terhampar di hadapan mereka adalah lapangan yang luas dan indah. Matahari pagi menerangi setiap sudut, menciptakan bayangan menarik di permukaan rumput yang hijau.Pada hari itu, lapangan tersebut menjadi tempat latihan bagi para prajurit yang setia. Beberapa kubu berdiri tegak di sepanjang lapangan, mewakili ras yang berbeda dengan gaya bela diri unik yang mereka kuasai.Di kubu pertama, anggota Ras Nymphys berkumpul. Mereka merupakan ras yang terhubung erat dengan sihir. "Panggil elemen air! Tunjukkan kemampuanmu yang mengagumkan!" seru seorang Nymphys sambil berayun lembut dengan tangannya."Aku akan berusaha, tetapi aku masih perlu melatih konsentrasiku," ujar anggota yang lain.Tak jauh dari situ, di kubu kedua, Ras Lunar sedang mengasah keterampilan tombak dan panahan mereka. Pakaian mereka berwarna biru, menyerupai langit pada malam bulan purnama."Aku harus meningkatkan kecepatan menembakku," ujar seorang Lunar sambil memeriksa busurnya dengan cermat. "Kecepatan adalah kunci s

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Esensi Ruh

    Di ruang megah Akademi Thunders Elite, sinar matahari menyinari ruangan yang luas dengan langit-langit yang tinggi. Dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran indah yang mencerminkan kebesaran dan keanggunan akademi tersebut. Perabotan dan furnitur yang elegan terpampang dengan apik, menciptakan atmosfer yang mewah namun terasa nyaman. Di tengah ruangan, Nona Rexana, pemilik Akademi Thunders Elite, berdiri dengan anggun. Tubuhnya yang ramping dan tinggi menunjukkan keturunan ras Nymphys, ras sihir yang mempesona. Gaun yang dikenakannya terbuat dari kain yang cantik dan sensual, mengikuti lekuk tubuhnya yang sempurna. Dengan rambutnya yang panjang dan mengkilap, mengikatnya dengan mahir dalam sanggul yang cantik. Beberapa helai rambut yang lembut terlepas dari sanggulnya, menambah pesona alami pada penampilannya. Di tangan kanannya, Nona Rexana memegang kipas tangan yang bukan sembarang kipas. Kipas tersebut adalah karya seni yang terbuat dari bahan-bahan pilihan dan dihiasi dengan orn

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Serbuan Monster

    Gumpalan asap hitam menggelapkan langit biru cerah saat serbuan monster yang menakutkan terjadi. Dengan ukuran yang mencengangkan dan taring yang tajam, monster-monster itu menyerbu akademi dengan keganasan yang belum pernah terjadi sebelumnya."Ini apa?!" seru Valviect, berusaha menghindari gigitan monster dengan gerakan lincah.Monster ini memiliki bentuk manusia, tetapi kepala anjingnya menyeramkan dan misterius. Dengan tubuh yang kokoh dan postur yang tegap, monster ini memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Kepala anjingnya menyeramkan dengan mata tajam dan taring yang mengancam keganasan dan kebrutalan.Nadi Spiritual (Jenis Monster):Energi Hewan: Darah ManusiaInsting Pemangsa: Monster ini memiliki insting pemangsa yang tajam dan terlatihLevel: 50 - Monster Tingkat Penjaga"Jangan biarkan mereka menguasai kita!" teriak Yuzuru, kepala asrama yang tangguh, memimpin pertahanan melawan serbuan monster. Ia melambaikan tangannya, menghasilkan serangkaian serangan energi yang melu

  • Pedang Kehancuran Malaikat Bersayap Tujuh   Hukuman

    Tahun 1050 Y"Tangkap dia! Jangan biarkan dia melarikan diri! Dia telah melanggar peraturan kami!" teriak para Ansiel sambil mengejar Valviect. Valviect dengan lincah berlari menjauh, melintasi lorong-lorong perpustakaan, melompati rak-rak penuh gulungan kertas, dan menghindari hambatan dengan kecepatan dan ketangkasannya.Suara ribuan langkah kaki dan teriakan marah bergema di belakangnya saat Ansiel lainnya bergabung dalam pengejaran. Ia terus berlari dengan kecepatan penuh, menjauh dari genggaman Ansiel yang semakin dekat. Namun, situasinya semakin sulit ketika mereka mencapai puncak gunung yang tinggi. Di depannya terbentang jurang dalam, menghadang Valviect dengan pilihan yang sulit.Altair, seorang Patriark, menghentikan langkahnya dengan tatapan tajam, "Inilah Akhir perburuanmu, Valviect! Jika kau terjun ke bawah, kau akan kehilangan segalanya!"Tetua ras Ansiel melangkah maju dengan langkah mantap, memandang tajam ke arah Valviect yang kini membentangkan sayapnya dengan lebar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status