Share

Bab 186: Tamu

Author: NACL
last update Last Updated: 2024-11-01 18:16:46

[Kapan kamu ambil alih Bma Corp? Ibu tidak sabar tinggal di mansion.]

[Sekarang dia lebih banyak di Kota Zurich, ini kesempatan emas mengambil perusahaannya. Siapa lagi orang yang bisa dipercaya selain kamu, kakaknya. Berjuanlah, Nak, demi keluarga kita!]

[Kalau sudah kaya raya, kamu bisa menikah lagi. Janeta butuh sosok ibu.]

Kevin mendengus kasar membaca notifikasi pesan beruntun dari sang ibu. Ia meletakan ponselnya di dalam laci meja kerja. Kemudian beranjak menuju ruang manajer sambil membawa laporan hasil penjualan.

Setelah Janeta dinyatakan sehat, Kevin memboyong putri tercinta ke Kota Milan. Ia menyewa pengasuh untuk merawat bayi kecil itu dan tinggal di rumah fasilitas kantor. Ya, sudah sepuluh hari kakak kandung Rosalyn bekerja di Bma sebagai staf pemasaran. Pria itu enggan mendapat posisi tinggi secara Cuma-Cuma, merasa tidak pantas.

Bahkan Kevin mengajukan syarat pada Rosalyn, bersedia bergabung bersama Bma Corp asalkan biaya pengobatan Janeta yang telah lunas dipotong dar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 187: Perubahan Sikap

    Memasuki musim panas, suhu malam hari di permukan bumi menjadi lebih dingin. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Dewa. Setelah makan malam, justru ia melepas kaos putih yang membingkai tubuh atletis, sehingga menampakkan garis-garis tegas terpahat sempurna.Ia duduk di ruang keluarga sembari menemani kedua buah hati menyusun puzzle dinosaurus.“Belum selesai juga?” tanya Dewa lalu geleng-geleng kepala.“Sabar, dong, Pa. Ini ‘kan ada 500 keping!” seloroh Arimbi dengan gaya khasnya yang sangat mirip Rosalyn.“Baik, waktu kalian masih 15 menit lagi. Kalau gagal, liburan musim panas ke Bali dibatalkan, ya,” kata Dewa, menikmati wajah gusar dua buah hati.Tidak lama kemmudian, Rosalyn datang membawa nampan berisi camilan yang menggoda indera penciuman. Ia meletakkan di atas meja, lalu tersenyum melihat keseriusan dua orang anak.“Kamu keterlaluan, bisa-bisanya memberi tantangan seperti itu pada anak kecil.” Rosalyn duduk berseberangan dengan Dewa.“Tidak apa Sayang. Supaya mereka berjuan

    Last Updated : 2024-11-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 188: Permasalahan yang Berbeda

    “Kenapa mukamu kusut?” Fabian menepuk kencang bahu temannya.Dewa hanya menghela napas panjang sambil menatap jejak merah pada sisi jakun pria di depannya. Pemandangan itu sangat menjijikkan … ah, salah tetapi membuat rongga dada bidang merasakan iri. Meskipun sinar matahari sangat terang, berbanding terbalik dengan suasana hati Dewa. Ia malah tidak bersemangat menjalani kegiatan hari ini. Sekarang keduanya berada di kawasan olahraga Well. Tujuannya untuk mengisi waktu dan mencari keringat di pagi hari.“Ada apa? Terjadi sesuatu dengan Kevin? Dia berulah?” berondong Fabian disertai telapak tangan yang menggosok-gosok leher.Entah berniat pamer atau tidak, hal itu memancing kekesalan. Dewa beranjak dari kursi lalu meraih raket dan bola tenis. Ia berjalan menuju lapangan tanpa memedulikan Fabian yang melongo.“Hey, Dewa! Kalau badanmu sakit, sebaiknya pulang saja!” kata teman kecil Rosalyn.Dewa memilih abai dan memukul bola berwarna hijau pada lawan di seberang net. Permainan tenis be

    Last Updated : 2024-11-02
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 189: Memeriksakan Diri

    “Tenanglah, Anna. Jangan gugup!” titah Rosalyn sedikit tegas. Pasalnya, sejak kemarin wanita itu selalu gelisah. Apalagi hari ini ia mengantar temannya mengunjungi klinik yang dimaksud dalam iklan.“Semoga rahimku baik-baik saja, Rosalyn.” Anna menggenggam erat tangan istri Antakadewa.Rosalyn menganguk, sangat yakin apa yang ditakutkan oleh temannya tidak akan terjadi. Mengingat Anna selalu menjalani pola hidup sehat, rasanya mustahil memiliki kelainan.Tiba saatnya Anna dipanggil lalu masuk ruangan dokter, tangan wanita itu berkeringat dingin. Tutur kata lemah lembut Rosalyn yang menenangkan tidak menghilangkan kepanikan. Saking inginnya memiliki keturunan, Anna mengkonsultasikan semuanya, tidak ada yang ditutupi satu pun termasuk frekuensi bercinta bersama Fabian.Istri Fabian menjalani serangkaian tes kesehatan terkait kesuburan. Namun, Anna tidak sabaran untuk mendapatkan hasil. Padahal menurut dokter, dua hari lagi keputusan final dari pemeriksaan dikirim melalui email.“Tidak a

    Last Updated : 2024-11-04
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 190: Hasilnya

    “Ini bukan rekayasa? Asli?” tanya Rosalyn. Ia menatap lekat paras rupawan sang suami yang duduk di sampingnya.Ukiran senyum itu menambah daya kharismatik Dewa. Rangkulan satu tangan kekar membuat hati Rosalyn dipenuhi kehangatan serta genggaman tangan suami mempererat hubungan suami istri.Netra hazel mengembun melihat Dewa mengangguk tegas diikuti kecupan pada pelipis. Tidak hanya itu saja, dokter pun mengiakan pertanyaan Rosalyn.“Kamu hamil, Sayang,” bisik Dewa membuat Rosalyn merinding lalu menangis haru.“Aku tidak menyangka secepat ini. Padahal ….” Bibir merah muda terkatup rapat mengingat peristiwa menegangkan beberapa bulan lalu.Dewa menyeka bulir bening yang jatuh membasahi permukaan kulit pipi. Andai saja tidak ada dokter serta perawat di sini, dapat dipastikan ia memeluk erat tubuh Rosalyn dan mengecup wajahnya.Puas bersipandang dengan manik abu-abu, Rosalyn mengalihkan bola mata pada wanita berjas putih di depannya. Ia mengerutkan kening lantas berujar, “Tapi … kenapa ak

    Last Updated : 2024-11-04
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 191: Diakhiri atau Dilanjut?

    “Dewa?” ucap Rosalyn lagi, tetapi tidak menghentikan gerakan pria itu. Justru Dewa semakin mendekat dan melabuhkan kecupan pada kening.“Terima kasih, Sayang. Kamu cukup pengertian,” kata pria itu. Ia mengulum senyum karena Rosalyn memutuskan tetap di dalam vila. Dewa juga memanggil pengasuh melalui intercom untuk membawa Arimbi keluar dari kamar.Setelah berdua dalam kamar, alih-alih menanggapi ucapan itu, Rosalyn malah memajukan kepala dan mengecup bibir sensual suami. Seakan tidak puas, wanita itu menyesapnya dengan lembut dan perlahan lalu menyapukan lidahnya ke bagian dalam.Tentu saja Dewa terkejut, membolakan kedua mata dan menatap tak percaya wanita yang beberapa detik lalu menolak dekat dengannya menjadi seliar ini. Tidak mau membuang kesempatan, pria itu juga menyambut santapan ini.Satu tangan lebarnya diletakkan di bagian kepala belakang, Dewa meremas halus rambut Rosalyn dan memperdalam pagutan. Sedangkan satu tangannya lagi bergerak menyusuri leher, membuka resleting gau

    Last Updated : 2024-11-04
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 192: Memulai Lebih Dulu

    Sama halnya dengan Dewa dan Rosalyn, di sisi lain sepasang suami istri tengah bergumul di atas pembaringan empuk, hingga kain seprai berantakan dan selimut terjatuh dari atas. “Anna, milikmu membuatku ketagihan,” lenguh Fabian sambil mengambil napas dalam.Beberapa waktu lalu setelah Anna selesai konsultasi dari dokter kandungan di klinik. Wanita itu memutuskan berinisiatif lebih dulu. Ia tahu suaminya sedang sibuk, maka mengunjungi Fabian di kantor. Rasa malu yang semula membingkai, ia hempaskan demi terpacainya tujuan.Bahkan ia juga menggunakan statusnya sebagai Nyonya Arnold, memberitahu sekretaris bahwa Fabian sedang sibuk, tidak dapat diganggu Ya, Anna melakukannya di ruang istirahat presdir. Ia sengaja menyulut gairah Fabian dan sekarang pria itu tidak dapat berhenti menghentak pinggul.“Fabian … uhh.” Anna mencengkeram erat kain seprai biru muda, hentak tubuh yang bergerak maju dan mundur membuatnya takut sewaktu-waktu terjatuh dari ranjanng.“Kamu membangunkan singa yang ti

    Last Updated : 2024-11-05
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 193: Tidak Sesuai Ekspektasi

    Pertama kali dalam sejarah Fabian membeli sendiri pakaian wanita. Biasanya ia ditemani oleh asisten pribadi atau memerintah sekretaris seperti memilihkan gaun untuk Feli. Kali ini ia turun tangan secara langsung mengunjungi butik, mencari gaun serta baju dalam yang sesuai dengan Anna.“Mungkin ini cukup,” kata Fabian sambil mengukur bra menggunakan telapak tangan.Setelahnya, ia bergegas menuju kantor, tidak tega karena Anna hanya memakai handuk kecil. Di dalam ruang presdir, Fabian mereguk saliva ketika Anna berdiri sambil membelakangi pintu. Tatapan nakal pria itu tertuju pada bagian bokong berisi.Fabian tahu handuk yang diberikan pada Anna sangat kecil, dan tidak menyangka wanita itu berani keluar dari kamar mandi. Bagaimana jika ada pegawai yang masuk ke sini?“Anna?” panggil Fabian, suaranya serak.Pria itu memangkas jarak dan mendekati Anna, Fabian menyerahkan paper bag lalu dengan bahasa isyarat memerintah sang istri

    Last Updated : 2024-11-06
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 194: Usaha yang Sia-sia

    “Indah sekali pemandangannya. Kamu hebat mndapatkan kamar di sini, Fabian,” puji Anna sambil menatap pada ujung menara yang hampir menyentuh langit biru.Pukul sebelas siang hari ini pasangan itu tiba di Paris, setelah makan siang di bandara, keduanya bertolak ke hotel untuk mengistirahatkan badan. Namun, Anna takjub pada Menara Eiffel, bahkan beswafoto dengan latar belakang pemandangan menawan.Sedangkan Fabian mengamati tingkah Anna dari atas pembaringan. Pria itu menopang bagian samping kepala menggunakan satu telapak tangan dan menumpu siku pada kasur.“Kamu menyukainya, ya?” tanya Fabian diangguki Anna. “Ini baru kejutan pertama, masih banyak lagi yang lainnya,” sambung pria itu membuat degup jantung Anna tak beraturan dan semburat merah menghiasi pipi.Melihat perubahan rona wajah cantik wanita itu menjadikan Fabian menyeringai jahil dan menatap lekat lekuk tubuh nan menggoda. Sadar arah tatapan pria itu, Anna lantas memutar kaki mengahadap ke luar dinding kaca. Padahal ia seda

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status