Kira-kira kenapa Rosalyn jadi aneh?
“Aku kasihan melihat kondisi Kak Kevin saat ini. Dia berjuang merawat Janeta sendirian tanpa mau meminta tolong,” kata Rosalyn. Ia merebut paksa ponsel dari tangan suami.Dewa tertegun mendengar ucapan berirama sendu itu. Memang beberapa hari ini ia juga menerima informasi bahwa Kevin sulit membayar biaya asuransi kesehatan Janeta. Alhasil pria itu terpaksa menjual sisa barang berharga untuk melunasi pengobatan putri kecilnya.“Selama ini aku tidak membantu Kak Kevin. Apakah Ayah akan marah padaku dari alam kubur? Aku harus bagaimana, Dewa?” Rosalyn mengguncang lengar kekar pria itu.Helaan napas berat keluar dari celah bibir sensual. Dewa mendekap erat tubuh Rosalyn lantas membelai surai panjang nan lembut.“Sepulang dari sini kita membesuk Janeta. Kamu rindu dengannya bukan?”Sebagai tanggapan, Rosalyn mengangguk kecil.Dua hari ini Rosalyn benar-benar sibuk menangani proyek konstruksi serta peluncuran p
[Kapan kamu ambil alih Bma Corp? Ibu tidak sabar tinggal di mansion.][Sekarang dia lebih banyak di Kota Zurich, ini kesempatan emas mengambil perusahaannya. Siapa lagi orang yang bisa dipercaya selain kamu, kakaknya. Berjuanlah, Nak, demi keluarga kita!][Kalau sudah kaya raya, kamu bisa menikah lagi. Janeta butuh sosok ibu.]Kevin mendengus kasar membaca notifikasi pesan beruntun dari sang ibu. Ia meletakan ponselnya di dalam laci meja kerja. Kemudian beranjak menuju ruang manajer sambil membawa laporan hasil penjualan.Setelah Janeta dinyatakan sehat, Kevin memboyong putri tercinta ke Kota Milan. Ia menyewa pengasuh untuk merawat bayi kecil itu dan tinggal di rumah fasilitas kantor. Ya, sudah sepuluh hari kakak kandung Rosalyn bekerja di Bma sebagai staf pemasaran. Pria itu enggan mendapat posisi tinggi secara Cuma-Cuma, merasa tidak pantas.Bahkan Kevin mengajukan syarat pada Rosalyn, bersedia bergabung bersama Bma Corp asalkan biaya pengobatan Janeta yang telah lunas dipotong dar
Memasuki musim panas, suhu malam hari di permukan bumi menjadi lebih dingin. Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi Dewa. Setelah makan malam, justru ia melepas kaos putih yang membingkai tubuh atletis, sehingga menampakkan garis-garis tegas terpahat sempurna.Ia duduk di ruang keluarga sembari menemani kedua buah hati menyusun puzzle dinosaurus.“Belum selesai juga?” tanya Dewa lalu geleng-geleng kepala.“Sabar, dong, Pa. Ini ‘kan ada 500 keping!” seloroh Arimbi dengan gaya khasnya yang sangat mirip Rosalyn.“Baik, waktu kalian masih 15 menit lagi. Kalau gagal, liburan musim panas ke Bali dibatalkan, ya,” kata Dewa, menikmati wajah gusar dua buah hati.Tidak lama kemmudian, Rosalyn datang membawa nampan berisi camilan yang menggoda indera penciuman. Ia meletakkan di atas meja, lalu tersenyum melihat keseriusan dua orang anak.“Kamu keterlaluan, bisa-bisanya memberi tantangan seperti itu pada anak kecil.” Rosalyn duduk berseberangan dengan Dewa.“Tidak apa Sayang. Supaya mereka berjuan
“Kenapa mukamu kusut?” Fabian menepuk kencang bahu temannya.Dewa hanya menghela napas panjang sambil menatap jejak merah pada sisi jakun pria di depannya. Pemandangan itu sangat menjijikkan … ah, salah tetapi membuat rongga dada bidang merasakan iri. Meskipun sinar matahari sangat terang, berbanding terbalik dengan suasana hati Dewa. Ia malah tidak bersemangat menjalani kegiatan hari ini. Sekarang keduanya berada di kawasan olahraga Well. Tujuannya untuk mengisi waktu dan mencari keringat di pagi hari.“Ada apa? Terjadi sesuatu dengan Kevin? Dia berulah?” berondong Fabian disertai telapak tangan yang menggosok-gosok leher.Entah berniat pamer atau tidak, hal itu memancing kekesalan. Dewa beranjak dari kursi lalu meraih raket dan bola tenis. Ia berjalan menuju lapangan tanpa memedulikan Fabian yang melongo.“Hey, Dewa! Kalau badanmu sakit, sebaiknya pulang saja!” kata teman kecil Rosalyn.Dewa memilih abai dan memukul bola berwarna hijau pada lawan di seberang net. Permainan tenis be
“Tenanglah, Anna. Jangan gugup!” titah Rosalyn sedikit tegas. Pasalnya, sejak kemarin wanita itu selalu gelisah. Apalagi hari ini ia mengantar temannya mengunjungi klinik yang dimaksud dalam iklan.“Semoga rahimku baik-baik saja, Rosalyn.” Anna menggenggam erat tangan istri Antakadewa.Rosalyn menganguk, sangat yakin apa yang ditakutkan oleh temannya tidak akan terjadi. Mengingat Anna selalu menjalani pola hidup sehat, rasanya mustahil memiliki kelainan.Tiba saatnya Anna dipanggil lalu masuk ruangan dokter, tangan wanita itu berkeringat dingin. Tutur kata lemah lembut Rosalyn yang menenangkan tidak menghilangkan kepanikan. Saking inginnya memiliki keturunan, Anna mengkonsultasikan semuanya, tidak ada yang ditutupi satu pun termasuk frekuensi bercinta bersama Fabian.Istri Fabian menjalani serangkaian tes kesehatan terkait kesuburan. Namun, Anna tidak sabaran untuk mendapatkan hasil. Padahal menurut dokter, dua hari lagi keputusan final dari pemeriksaan dikirim melalui email.“Tidak a
“Ini bukan rekayasa? Asli?” tanya Rosalyn. Ia menatap lekat paras rupawan sang suami yang duduk di sampingnya.Ukiran senyum itu menambah daya kharismatik Dewa. Rangkulan satu tangan kekar membuat hati Rosalyn dipenuhi kehangatan serta genggaman tangan suami mempererat hubungan suami istri.Netra hazel mengembun melihat Dewa mengangguk tegas diikuti kecupan pada pelipis. Tidak hanya itu saja, dokter pun mengiakan pertanyaan Rosalyn.“Kamu hamil, Sayang,” bisik Dewa membuat Rosalyn merinding lalu menangis haru.“Aku tidak menyangka secepat ini. Padahal ….” Bibir merah muda terkatup rapat mengingat peristiwa menegangkan beberapa bulan lalu.Dewa menyeka bulir bening yang jatuh membasahi permukaan kulit pipi. Andai saja tidak ada dokter serta perawat di sini, dapat dipastikan ia memeluk erat tubuh Rosalyn dan mengecup wajahnya.Puas bersipandang dengan manik abu-abu, Rosalyn mengalihkan bola mata pada wanita berjas putih di depannya. Ia mengerutkan kening lantas berujar, “Tapi … kenapa ak
“Dewa?” ucap Rosalyn lagi, tetapi tidak menghentikan gerakan pria itu. Justru Dewa semakin mendekat dan melabuhkan kecupan pada kening.“Terima kasih, Sayang. Kamu cukup pengertian,” kata pria itu. Ia mengulum senyum karena Rosalyn memutuskan tetap di dalam vila. Dewa juga memanggil pengasuh melalui intercom untuk membawa Arimbi keluar dari kamar.Setelah berdua dalam kamar, alih-alih menanggapi ucapan itu, Rosalyn malah memajukan kepala dan mengecup bibir sensual suami. Seakan tidak puas, wanita itu menyesapnya dengan lembut dan perlahan lalu menyapukan lidahnya ke bagian dalam.Tentu saja Dewa terkejut, membolakan kedua mata dan menatap tak percaya wanita yang beberapa detik lalu menolak dekat dengannya menjadi seliar ini. Tidak mau membuang kesempatan, pria itu juga menyambut santapan ini.Satu tangan lebarnya diletakkan di bagian kepala belakang, Dewa meremas halus rambut Rosalyn dan memperdalam pagutan. Sedangkan satu tangannya lagi bergerak menyusuri leher, membuka resleting gau
Sama halnya dengan Dewa dan Rosalyn, di sisi lain sepasang suami istri tengah bergumul di atas pembaringan empuk, hingga kain seprai berantakan dan selimut terjatuh dari atas. “Anna, milikmu membuatku ketagihan,” lenguh Fabian sambil mengambil napas dalam.Beberapa waktu lalu setelah Anna selesai konsultasi dari dokter kandungan di klinik. Wanita itu memutuskan berinisiatif lebih dulu. Ia tahu suaminya sedang sibuk, maka mengunjungi Fabian di kantor. Rasa malu yang semula membingkai, ia hempaskan demi terpacainya tujuan.Bahkan ia juga menggunakan statusnya sebagai Nyonya Arnold, memberitahu sekretaris bahwa Fabian sedang sibuk, tidak dapat diganggu Ya, Anna melakukannya di ruang istirahat presdir. Ia sengaja menyulut gairah Fabian dan sekarang pria itu tidak dapat berhenti menghentak pinggul.“Fabian … uhh.” Anna mencengkeram erat kain seprai biru muda, hentak tubuh yang bergerak maju dan mundur membuatnya takut sewaktu-waktu terjatuh dari ranjanng.“Kamu membangunkan singa yang ti