Share

Bab 14: Tuan Presdir Merasa Hampa?

“Kapan kamu membuat janji, Fabian?!” Dewa bertanya penuh emosi kepada pengganggunya. Setelah melihat siapa tamunya, tadi ia langsung ke depan gerbang. Garis rahang tegas Dewa semakin mengeras kala mendapati bouquet bunga mawar di tangan Fabian.

“Tuan Caldwell, kami sudah membuat janji dengan Rosalyn.”

“Kami?” Mata Dewa menyipit. Ia hanya melihat Fabian berdiri di depannya tidak ada siapa pun.

Fabian menoleh kepala lalu tersenyum hangat. Saat itu juga Dewa tahu, di dalam mobil ada penumpang lain, dan itu … ibunya Fabian.

Seketika Dewa tertawa mengejek lalu geleng-geleng kepala. Ia menganggap Fabian benar-benar seekor rubah licik yang tidak tahu malu.

“Menggunakan orang tua sebagai jalan alasan,” sindir Dewa.

Sebenarnya, Dewa ingin menendang Fabian dari vilanya. Akan tetapi, ia tidak bisa sekasar itu terhadap wanita terutama sudah berusia lanjut. Setidaknya ia mengingat wajah ibunya.

Melalui isyarat mata yang begitu menakutkan, Dewa memberi izin Fabian masuk ke dalam vila.

Di dalam ruan
NACL

Aduh Dewa keseringan marah bisa darah tinggi lho ....

| 5
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status