Beranda / Rumah Tangga / Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa / Bab 137: Perjanjian Dua Pria Tampan

Share

Bab 137: Perjanjian Dua Pria Tampan

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-04 08:36:07
Selama beberapa hari ini Rosalyn melakukan terapi demi memulihkan mentalnya. Belakangan ia juga baru tahu bahwa sang suami tengah menjalani hal serupa. Kini keduanya baru saja pulang menjalani pengobatan di klinik khusus.

“Jadi kemarin kamu sempat menghilang karena ini?” tanya Rosalyn sambil memandangi wajah Dewa.

“Ya, aku kehabisan cara meluluhkan kamu. Mungkin sikapku tidak baik, makanya memperbaiki diri.” Dewa tersenyum lalu mengusap lembut pipi mulus Rosalyn.

Setelah dua kali pertemuan, Rosalyn menunjukkan perubahan signifikan ditambah dukungan orang-orang sekeliling yang tidak pernah meninggalkannya. Baik itu Feli atau mertua, semua hadir memberi semangat.

Rosalyn mengangguk lalu membuka percakapan lagi, “Ngomong-ngomong siapa pendonor itu? Aku ingin tahu identitasnya.”

Dewa berdeham kecil. “Begini, dia …. Tidak mau identitannya diketahui. Sudahlah biarkan saja.”

Akan tetapi Rosalyn menangkap sebuah kejanggalan pada tingkah Dewa. Tidak biasanya pria itu bertingkah kaku seperti ini
NACL

T_T Kira-kira ada rahasia apa di antara mereka?

| 6
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Imelda
Dewa tuh pendonornya
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
kyaknya pendonor ya dewa
goodnovel comment avatar
NACL
masa kak ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 138: Ide Gila

    “Tentu saja! Aku tidak mungkin membiarkan istriku diambil orang.” Dewa tergelak, lalu Fabian memukul punggung pria itu.“Apa kamu tidak akan hadir di persidangan Vinsensia? Jadwalnya minggu depan.” Fabian menunjukkan layar ponsel berisi jadwal persidangan.“Aku pasti hadir memastikan perempuan itu menerima hukuman setimpal. Bagaimana kandungannya?”Fabian menghela napas lantas merapatkan badan dengan Dewa. Sebenarnya Dewa merasa terganggu, tetapi ia tahu rivalnya ini memiliki informasi penting. Untuk itu ia tidak menjauh.Fabian mendekatkan kepala lalu berbisik, “Anak buahku bilang belakangan ini Vinsensia sering mencari masalah dengan tahanan lain. Beberapa hari lalu, dia mengalami pendarahan dan sekarang kandungannya mengalami malnutrisi. Aku sudah menitipkan pesan pada penjaga agar mengutamakan kehamilannya.”Embusan napas kasar keluar dari sela bibir sensual. Dewa mengeratkan rahang sebab dalam sel tahanan saja mantan kekasihnya masih membuat tingkah. Entah mengapa gadis itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 139: Di Atas Danau

    “Kapan terakhir kali kita melakukannya?” Dewa tersenyum manis.Jujur saja jantung Rosalyn berdetak lebih cepat lantaran memandangi wajah sang suami. Ya ini sama seperti sembilan tahun lalu, di mana ia sangat menyukai Dewa. Hanya saja dahulu senyum yang terukir pada pria itu palsu lantaran Dewa sekadar mengambil gambar kemesraan mereka sebagai bukti kepada orang tua.Sekarang … pria itu mengunggahnya ke akun sosial media pribadinya. Tanpa kata-kata dan hanya symbol hati. Selain itu, Rosalyn dapat melihat ketulusan serta pancaran cinta dari kedua netra abu-abu. Andai saja tidak malu, ingin sekali wanita itu menjerit pada langit bahwa cintanya berbalas.“Kamu melamun apa? Tidak suka?” tanya Dewa melihat Rosalyn diam saja.Sejak duduk dalam helikopter, Rosalyn lebih banyak diam. Dewa tidak tahu apa yang sedang dirasakan Rosalyn saat ini.“Rosalyn?” panggil pria itu.“Y-ya?”“Aku mencintaimu,” kata Dewa dengan suara sedikit serak yang menambah kesan romantis.Mendengar ucapan penuh perasaan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 140: Kencan

    “Ya tentu.” Dewa mengangguk sambil menatap lekat sepasang netra hazel yang sangat indah.“Terima kasih.” Rosalyn mentikkan air mata sambil tersenyum bahagia sebab kehidupannya terasa lengkap dan sempurna.Keduanya menyantap beragam menu makan malam. Nafsu makan Rosalyn yang sebelumnya hilang kini kembali seperti semula.Kegiatan kencan berlanjut, Dewa membawa Rosalyn mengunjungi studio foto. Anehnya tempat itu masih beroperasi padahal hari telah larut malam. Keduanya menggunakan pakaian tradisional lalu seorang photographer mengambil gambar mereka.Selain itu Dewa membeli dua pasang sneakers, ia langgung menggunakannya. Tidak lupa membantu Rosalyn mengganti sepatunya juga.“Tingkahmu seperti remaja.” Rosalyn terkekeh kala Dewa berjongkok di depannya sembari melekatkan alas kaki. “Terima kasih sepatunya.”“Kita masih muda, tidak salah melakukan seperti pasangan lain.”Dewa memangkas jarak dengan Rosalyn. Pria itu mengecup bibir ranum yang selalu menjadi candunya.“Ini tempat umum!” kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 141: Ingkar Janji

    “Pak Fabian … maaf, aku harus pulang.” Anna berlari meninggalkan gedung seusai pagutan liar bersama Fabian.“Berhenti Anna!” titah Fabian. Gadis itu merapikan pakaiannya yang kusut akibat kenakalan tangan Fabian. Hampir saja ia terbuai oleh sentuhan menggelora sang bos dan menyerahkan kesuciannya. Kini Anna berjalan kaki, meskipun pegal menggunakan sepatu hak tinggi, ia tidak peduli.Namun perasaan gadis itu menjadi kecewa kala Fabian tidak mengejarnya. Anna menghela napas di halte bus, memikirkan sikap apa yang harus diambil kelak bila bertemu bos mesumnya itu.Dikarenakan hari telah larut, akhirnya Anna menggunakan jasa taksi online. Lagi pula pakaian pesta yang dibelikan Feli terlalu mencolok. Ia tidak mau mengundang atensi banyak orang.**Hari ini bunga-bunga mulai bermekaran menunjukkan keindahan, suhu udara menghangat dan matahari terbit lebih cepat dibanding sebelumnya.Sejak pagi tadi Rosalyn bersama Feli menunggui Arimbi di ruang persiapan operasi. Sedangkan Brahma dilarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 142: Sebenarnya ….

    Rosalyn mendengar dari anak buahnya tentang kondisi Vinsensia. Ia juga yakin Dewa sedang menepati janji pada Kevin untuk menjaga anak dalam kandungan perempuan itu.“Dia tidak pernah menemui Vinsensia lagi!” ujar Fabian sangat yakin.Seketika sepasang netra hazel memindai gerak serta ekspresi mencurigakan Fabian. Sehingga pria itu salah tingkah dan menghindar.“Fabian? Apa yang kamu ketahui tapi aku tidak? Kalian membuat kesepakatan apa?”“Tidak ada apa-apa, sudahlah Rosalyn sebaiknya kita kembali ke rumah sakit. Kasihan Arimbi.” Gegas Fabian memutar tubuh dan berjalan menuju mobilnya.Ucapan Fabian dibenarkan oleh Rosalyn. Ia mengekor tepat di belakang teman kecilnya.Beberapa saat kemudian keduanya menginjakkan kaki di pusat medis Kota Zurich. Operasi Arimbi belum selesai dan anggota keluarga masih duduk di ruang tunggu. Saat ini bertambah satu personil; Anna.Namun gadis itu langsung memundurkan badan ke sudut ruangan. Anna juga me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 143: Sebenarnya Ada Apa?

    “Kasihan sekali orang itu,” lirih Rosalyn. Saat ini ia menutup mulut menggunakan satu tangan. Paska mendengar penuturan dokter mengenai kondisi ‘pendonor’ perasaan wanita itu menjadi gelisah. Sekarang ia berjalan di tengah koridor—hendak kembali ke kamar Arimbi.Lubuk hati terdalam mengatakan bahwa ia harus menjenguk orang itu. Hanya saja dokter tidak memberitahu di ruangan mana penolongnya itu menginap, bahkan Rosalyn masih belum tahu identitas orang itu.Sebelum masuk ke kamar rawat sang putri, ia menghubungi anak buahnya untuk membantu mencari keberadaan Dewa.Pintu terbuka, tatapan Arimbi langsung tertuju pada Rosalyn.“Di mana Papa, Ma? Kenapa belum datang? Papa ke luar negeri ya?”Setiap celotehan Arimbi tidak dapat dijawab. Rosalyn pun bingung di mana sang suami, bahkan ayah dan ibu mertua saja belum melihat kondisi cucu mereka. Entah ke mana perginya pasangan paruh baya itu.Rosalyn bertanya pada Feli, “Ibu dan ayah belum ke sini?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 144: Merebut Istrimu

    Satu hari sebelumnya.“Kenapa belum bangun? Apa kamu bermimpi indah? Heh buka matamu, Dewa!” sentak Fabian dari balik partisi kaca.Selesai proses operasi, Fabian bergegas menghampiri rival sekaligus teman barunya itu di ruang pemulihan khusus. Jauh hari sebelum operasi, Dewa meminta Fabian menghubungi rumah sakit agar memberikan fasilitas ruang tertutup hanya untuknya.Sekarang seharusnya Dewa telah siuman tetapi pria itu masih betah terbuai bersama larutan obat bius.“Dewa … bangun, Nak. Arimbi dan Brahma membutuhkanmu, Rosalyn juga mencarimu,” lirih seorang wanita paruh baya.“Bibi Claudya ….” Fabian mendekat dan berdiri tepat di samping ibu mertua Rosalyn.Sementara Arjuna sedang menemui tim dokter.“Dia ayah yang luar biasa.” Claudya menyeka air mata.“Ya, dia ayah yang bertanggung jawab,” timpal Fabian, lalu dalam hati bicara, ‘Pantas saja Ros

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 145: Aku Marah!

    “Kenapa kamu ke sini?”Pertanyaan Rosalyn membuat sosok itu kesulitan bicara, bahkan hendak melangkah keluar sebab tidak ingin dihujani kata-kata amarah. Apalagi air muka Rosalyn sangat buas seperti hewan kelaparan yang tidak makan berminggu-minggu.“Aku salah masuk ruangan.”“Fabian tunggu!” panggil Rosalyn. Ia melangkah lebar menyusul teman kecilnya.Tidak lupa ia menutup pintu ruang rawat agar Dewa dapat istirahat dan tidak terganggu oleh kebisingan dari luar.“Jangan marah,” ucap Fabian membuka percakapan.“Kalian berkomplot! Harusnya kamu memberitahu aku. Bukan seperti ini.”Luapan kekecewaan meluncur cepat dari bibir merah muda. Rosalyn memang merasa kesal pada Fabian sebab belakangan ini pria itu membantu Dewa melakukan banyak hal termasuk menutupi rahasia besar.“Iya mau bagaimana lagi, ini semua demi kebaikanmu dan Arimbi. Seandainya kamu tahu, apa bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status