Share

Bab 108: Otakmu Kotor Banget

Author: NACL
last update Last Updated: 2024-09-19 19:10:31
“Padahal … kamu tidak perlu repot begini,” lirih Rosalyn sambil memindai paras tampan yang kini memangkunya ala bridal.

Dikarenakan mesin mobil mati, Dewa dan Rosalyn memutuskan menyusuri jalan untuk mencari penginapan atau rumah warga. Sekitar lima belas menit berada di luar, Dewa langsung menggendong Rosalyn. Pria itu khawatir mantan istri kelelahan.

“Siapa yang repot?” sahut Dewa diakhiri kerlingan sebelah mata.

Rosalyn membolakan mata lalu mengalihkan pandangan ke sisi lain. Mati-matian ia menahan rasa panas pada pipinya.

Mengetahui mantan istri sedang tersipu-sipu, Dewa semakin menggoda wanita itu. Ia sengaja mengecup dan berbisik tepat di daun telinga Rosalyn, “Kamu malu karena digendong? Istriku ini manis banget.”

Rosalyn mengedikkan bahu lalu terdiam.

Setelah berjalan sekitar dua kilometer, keduanya menemukan penginapan. Mereka memesan kamar, dikarenakan hanya tersisa satu ruang kosong, alhasil saat ini Rosalyn berbagi tempat tidur bersama mantan suami.

Wanita itu member
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ayu Anita
si jahat ini belum taubat maunya apa dia ...... bikin susah aja
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
memang ya gak taubat2 si vinsensia ini, laporkan aj Felix sma Dewa biar di bumi hangus kan si ulat keket ini ........., semangat up ny thor .........
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
Nunggu bab yg dah ama baru lanjut baca,gak tega mau ngelanjutin baca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 109: Ingin Melihat dan Mendengar Suaramu

    Saat ini Rosalyn sedang duduk di dalam mobil. Wanita itu memijat celah antar alis, karena kepalanya mendadak pusing. Ia merasa ketika berjauhan dari mantan suami pasti mengalami keluhan.“Apa Nona baik-baik saja?” tanya Lily yang duduk di depan tepat di samping sopir.Rosalyn mengangguk. “Ya tentu saja.”Tiba-tiba telepon genggam Lily berdering, netra asisten itu terpana melihat nama yang tertera pada layar. Lily menolehkan kepala dan menatap Rosalyn dalam diam.“Ada apa?” kata Rosalyn merasa telepon itu sangatlah penting.“Nona … ini Tuan Felix Meyer. Sepertinya terjadi sesuatu dengan Nyonya Mathilda,” ucap Lily, ragu-ragu menerima panggilan masuk.Paska Dorian Keller dinyatakan meninggal dunia dan Rosalyn memalsukan kematiannya, Mathilda menikah lagi bersama Felix Meyer. Namun sebagai putri sambung yang baik, wanita itu tidak pernah melupakan ibu sambungnya.Setelah siuman dan sukses, Rosalyn rutin mengirimkan sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan materi Mathilda. Tentu saja baik F

    Last Updated : 2024-09-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 110: Kamu Pasti Datang

    “A-aku sedang perjalanan bisnis. Sebentar lagi juga pulang, tenang saja.” Rosalyn tersenyum manis, memperlihatkan ekspresi anggun tetapi dadanya bergemuruh hebat.“Aku mau ketemu Mama,” rengek Arimbi.Sambil menggendong Arimbi, Dewa menyahut, “Jangan bohong! Apa yang terjadi?”Lagi, Rosalyn melengkungkan bibir ke atas dan menggerakkan tangan dengan polos seolah-olah hanya masalah kecil. Ketika ia hendak menjawab pertanyaan Dewa, Fabian menyembulkan kepala dari balik pintu. Suara pria itu sangatlah nyaring.“Tuan Felix sudah datang, kamu mau bertemu dengannya sekarang?”Detik itu juga Dewa membeliak dan membuka mulut untuk mencerca Rosalyn dengan pertanyaan. Namun wanita itu langsung mengakhiri panggilan video.Sambil memangkas jarak pada Fabian, Rosalyn menekuk bibir. “Kenapa kamu tidak ketuk pintu dulu?”Fabian mengggaruk tengkuk yang tidak gatal. “Ah, Maaf … ak

    Last Updated : 2024-09-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 111: Jangan Sentuh Anakku!

    Selesai makan malam, tanpa belas kasih Vinsensia kembali mengikat Mathilda. Bahkan perempuan itu meninggalkan Mathilda yang sudah kepayahan dan memerlukan bantuan tenaga medis.Dikarenakan musim dingin, rumah sederhana ini tidak memiliki penghangat ruangan selain perapian. Nahas, Vinsensia lupa menyalakan perapian sehingga Mathilda menggigil kedinginan disertai rasa sakit pada perutnya.**Di Mansion Arnold.Kala ini Rosalyn sedang berdiri memandangi salju yang turun cukup lebat. Ia menggosok-gosok telapak tangan seolah merasakan udara dingin di luar sana padahal suhu dalam ruangan cukup hangat.Tiba-tiba saja perutnya menjadi mual, ia pun bingung karena sudah makan malam dengan porsi yang dianjurkan dokter. Rosalyn berlari menuju kamar mandi, semua makanan yang tadi ditelan kembali keluar.Ketika ia sedang muntah hebat, satu tangan lebar menepuk lembut punggungnya lalu tangan lainnya membantu merapikan rambut agar tidak terkena noda.Setelah berkumur, Rosalyn mengangkat pandangan dan

    Last Updated : 2024-09-20
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 112: Aku Tidak Takut

    Alih-alih terpancing oleh umpan yang diberikan Vinsensia untuk merasa ketakutan, justru Rosalyn bersikap tenang. Meskipun dalam hati, ia sangatlah panik sebab Arimbi ada di tangan perempuan itu.Rosalyn mengangkat dagu sambil menatap tajam pada Vinsensia. “Nona Meyer, aku tidak takut!”“Jadi kamu tidak menyayangi anak sialan ini?!” teriak Vinsensia.Sesungguhnya Rosalyn ingin merobek mulut perempuan itu, hanya saja saat ini dibutuhkan sikap kehati-hatian dan cerdas. Sebab ada dua nyawa yang harus dijaga; Arimbi serta calon anak ketiga mereka.Rosalyn tidak menjawab pertanyaan Vinsensia. Ia malah melontarkan kalimat lain, “Aku berhasil selamat dari maut. Dan … semua itu membuatku mengerti artinya berjuang melawan rasa takut. Terima kasih ya sudah menjadikan seorang Rosalyn jauh lebih kuat.”Vinsensia terbelalak lalu menggeram, “Sombong banget kamu! Heh Rosalyn, kamu itu tidak lebih dari perempuan miskin yang dipungut oleh Dewa.”“Jadi kamu sedang menceritaka diri sendiri?” sahut Rosalyn

    Last Updated : 2024-09-21
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 113: Aku Tidak Sanggup

    “Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja?” Pertanyaan berintonasi cemas itu terlontar dari mulut Fabian.Dokter menghela napas lalu memanggil Fabian ke ruangan lain. Di sana mereka hanya berdua saja. “Kehamilannya masih sangat muda. Saya sarankan Nyonya Caldwell tidak melakukan aktivitas berat atau stress,” ujar dokter.Fabian mengangguk paham, setidaknya pria itu tahu bakal janin masih bersemayam dalam rahim Rosalyn. Ia pun berjanji akan menjaga bayi itu, meskipun bukan darah dagingnya.Namun, Fabian menegaskan pada dokter, “Dia bukan Nyonya Caldwell lagi. Dewa dan Rosalyn sudah bercerai.”Dokter spesialis ginekologi dan obstetri itu mengernyit, kemudian berujar, "Tolong sampaikan pada suaminya." Tenaga medis itu tidak ambil pusing dan enggan terlibat dalam masalah rumah tangga pasiennya.Setelahnya, Fabian keluar dari ruangan. Pria itu berjalan menuju bangsal presidential. Kala tangan Fabian memegang handle pintu, netra cokelatnya melihat sepasang lelaki dan wanita tengah be

    Last Updated : 2024-09-21
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 114: Aku Gila Karena Kamu!

    “Kenapa kamu senyum-senyum terus dari tadi?” Rosalyn menoleh ke samping. Ia mengamati ekspresi menawan sang mantan yang semakin memesona di usia matang.Beruntungnya Rosalyn tidak menginap di rumah sakit, dokter mengizinkan ia pulang karena kondisinya telah membaik. Maka dari itu Dewa segera membawa Rosalyn pergi. Sekarang keduanya tengah duduk di dalam mobil.Sambil menjulurkan tangan dan mengusak puncak rambut Rosalyn, Dewa berujar, “Aku janji tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita akan mulai lagi dari awal ya?” Alih-alih menyetujui saran pria itu, justru Rosalyn menggelengkan kepala dan menjauhkan tangan Dewa dari rambutnya. Sedangkan Dewa tercengang lalu menepikan mobil. Setelah itu ia duduk menghadap Rosalyn, sorot matanya memusatkan perhatian serta pertanyaan tersirat.“Kenapa?” tanya Dewa lemah lembut.“Aku tidak mau mulai dari awal. Itu artinya mengulang masa lalu yang menyedihhkan lagi,” ketus bibir merah muda.Jawaban Rosalyn membuat Dewa mengulum senyum lalu geleng-gel

    Last Updated : 2024-09-22
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 115: Rosalyn Hilang!

    Sudah beberapa hari Rosalyn dilarang keluar rumah oleh Dewa. Pria itu mengatur ini dan itu termasuk makanan yang dikonsumsi oleh Rosalyn. Bahkan Dewa meminta izin Fabian dan Feli untuk bermalam di sini, ia juga membawa koper besar berisi pakaian.Hubungan Dewa dan Fabian pun tampak akrab seperti adik kakak, seperti saat ini keduanya berada di dapur.“Kamu tidak memberitahu Rosalyn?” tegur Fabian melihat Dewa mengupas buah-buahan lalu memotongnya dan menata dengan cantik di atas piring.“Mungkin nanti. Awas saja kalau kamu cerita lebih dulu!” ancam Dewa sembari menyodorkan kulit buah.“Heh, aku bukan penggosip!” protes Fabian sambil melebarkan kelopak mata, lantas tangan pria itu lancang meraih buah jeruk yang telah dikupas oleh Dewa. “Minta satu ya.”Setelah itu Fabian berlari meninggalkan Dewa sendirian di dapur bersih.“Fabian Arnold kurang ajar! Seenaknya saja dia mencuri buah untuk Rosalyn!” seru Dewa sebab isi piringnya menjadi berantakan.Tak mau membuat Rosalyn menunggu lebih l

    Last Updated : 2024-09-22
  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 116:  Menunggu Pertolongan Dewa

    “Tolong cari Kevin. Ibu rindu, katakan padanya Vinsensia sedang hamil dan ambil anak itu, jangan biarkan keturunan kita diasuh oleh perempuan gila sepertinya!” tegas Mathilda membuat Rosalyn tercengang. “Aku akan berusaha mencari Kakak. Sementara ini Ibu jangan banyak pikiran supaya lekas pulih,” tutur Rosalyn sebagaimana seorang anak yang perhatian pada ibunya. Namun Mathilda tidak puas mendengar jawaban Rosalyn, wanita berusia senja itu malah membeliak lalu mendengus kasar. “Kevin itu anak kandungku! Aku tidak mau dia hidup di jalanan!” Suara Mathilda sedikit meninggi, lalu menambahkan, “Dia itu anak laki-laki satu-satunya di keluarga Keller, bagaimanapun dia seorang Tuan Muda dan pewaris, kamu jangan mengambil hak Kevin!” Rosalyn tersenyum getir mendengar penjelasan Mathilda. Ya, benar ibu sambungnya ini kentara sekali membedakan kasih sayang serta status antara Rosalyn dan Kevin. Enggan berdebat, Rosalyn memilih bungkam dan mengupas buah untuk Mathilda. “Ibu dimakan ya bua

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 266: Terima Kasih

    “Bagaimana kondisi Lily, Kak?” tanya Rosalyn sesampainya di rumah sakit.“Air ketubannya pecah. Dia kesakitan.” Kevin tampak gelisah, pria itu masih mengenakan piama dan menutupi tubuh dengan selimut.Rosalyn menuntun Kevin supaya duduk di bangku logam depan ruang bersalin. “Kita berdoa saja semoga Lily dan bayinya selamat.”Ketiga orang itu menanti dengan gelisah. Setelah hampir setengah jam berjalan, seorang dokter menghampiri Kevin dan menjelaskan, “Bayi Nyonya Lily sebentar lagi lahir, jika suaminya ingin melihat proses persalinan, kami persilakan.”Kevin menggeleng. Justru ia mendorong Rosalyn supaya menemani Lily di dalam sana. Sebagai wanita yang pernah melahirkan, ia mencebik melihat dua pria duduk gelisah di kursi. Ia pun mendampingi Lily di ruang bersalin.Rosalyn segera menggenggam tangan iparnya. Lily sedang kesakitan setelah pembukaan jalan lahir melebar sempurna.“Semangat Lily, kamu pasti bisa,” bisik Rosalyn diangguki iparnya.Dengan bimbingan dokter spesialis kandungan

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 265 : Gagal!

    “Kenapa, Bro?” sapa Fabian sambil menyodorkan sekaleng minuman. “Orang bilang ini bagus dan tahan lama,” kata pria itu.Dewa memelotot dan menyambar kaleng, lalu membuangnya ke tempat sampah.“Tidak butuh!” sentak Dewa dengan tatapan menghunus tajam.Fabian menepuk bahu temannya dan berujar, “Jangan marah-marah, kamu bisa darah tinggi!”Dewa mendengkus kasar, baginya kalimat Fabian bukan menenangkan melainkan sebuah ejekan. Pria itu menepis kasar tangan temannya, lalu berjalan mencari Rosalyn ke dalam mansion.Pagi ini, keluarga kecil itu sengaja mengunjungi Mansion Arnold. Tentu saja, karena Tuan Jack dan Feli menitipkan beberapa hadiah untuk Lily dan calon bayinya.Akan tetapi, kening Dewa mengerut dalam ketika melihat Rosalyn berjalan sendirian tanpa keempat anak mereka.“Di mana Brahma, Arimbi, Devendra dan Daneswara?” tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.Mendengar pertanyaan itu tentunya Rosalyn mengulum senyum. Ah, ia memang sengaja menyiapkan kejutan istimewa ini untuk suami p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 264: Iri

    “Halo, Sayang … Papa datang. Janeta sudah mandi, ya? Harum banget.” Kevin menggendong putri kecilnya yang menyambut di balik pintu. Pria itu menciumi puncak kepala Janeta dan mengayun tubuhnya, membuat putri kecil tertawa riang. Namun, di ujung lorong, seorang wanita sedang cemberut menatap ke arah Kevin.“Terima ka—” Ucapan Kevin menggantung karena wanita itu melengos saja ke dapur tanpa mengelurkan sepatah kata.Kevin menurunkan tubuh Janeta dan membiarkannya bermain, lalu ia menyusul pujaan hati yang entah kenapa memasang wajah ketus.“Kamu kenapa?” tanya Kevin.“Menurutmu, kenapa?” ketusnya.“Aku tidak tahu, Lily. Ayo, bilang,” ucap Kevin lagi.Lily menatap tajam ke arah Kevin dan berujar, “Aku bosan seharian di rumah. Aku ini biasa kerja, bukan diam di rumah. Apalagi … ka-mu lebih memperhatikan Janeta dibanding aku.” Pascadinyatakan hamil, Lily diberhentikan oleh Dewa. Wanita itu pun ikut tinggal di Milan. Dia tidak lagi sibuk mengurusi peternakan, karena Dewa berhasil mencari

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 263: Kangen Dipeluk

    “Astaga apa-apaan mereka ini?!” geram Fabian. Ia menatap layar ponsel yang tidak berhenti berpendar sedari tadi. Itu bukan masalah pekerjaan kantor, tetapi … masalah rumah tangga, terutama ranjang. Demi kelangsungan masa depannya. Meskipun sudah mengetahui isinya, tetap saja Kevin mengintip melalui pop up. Dia terbelalak ketika satu pesan kembali masuk dari adik ipar. [Tutorial posisi hubungan intim untuk memiliki keturunan secepatnya.] “Dia pikir aku pria polos? Aku ini lebih berpengalaman darinya!” Kevin melempar telepon genggam ke atas sofa, lantas berdiri sambil memandangi foto pernikahan di atas meja. Lagi, Kevin tetap membaca pesan adik iparnya. Sebagai seorang pria berpengalaman, tentu saja posisi itu tidak asing lagi. Ia pun mereguk saliva, pikirannya berfantasi liar membayangkan Lily. Gairah pria itu tersulut. Hanya saja, ia bingung menyalurkannya, sebab Lily tidak ada di sini. Pasangan itu menjalani hubungan jarak jauh. Terpaksa Kevin bertahan sampai Dewa menemukan p

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 262: Ikat Saja

    “Kevin … anakku apa kabar? Ibu selalu menunggumu setiap hari, Nak. Kenapa baru datang sekarang?” berondong Mathilda dari balik partisi kaca tebal.Wanita paruh baya itu menempelkan tangannya pada penghalang, lalu menggerakkan jemari—seolah membelai pipi putra tunggalnya.“Aku datang ke sini ada perlu. Kuharap Ibu menerimanya,” kata Kevin dengan intonasi dingin dan ekspresi datar.Mathilda mengangguk dan menyahut penuh kasih, “Pasti, Nak. Ibu menerima apa pun yang terbaik untukmu.”Kulit keriput Mathilda tertarik ke atas, ia tersenyum merekah sambil meneteskan bulir bening.Lebih dari semenit keduanya terdiam saling memandangi. Entah apa yang dipikirkan kedua orang itu. Hanya saja Mathila tidak menjauhkan tangannya dari kaca tebal. Kevin pun bisa melihat tangan ibunya berkeringat.“Aku sudah menikah.”Sorot mata Mathilda berbinar. “Benarkah? Siapa gadis beruntung itu? B

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 261: Perhelatan Cinta

    “I-ini masih siang,” gugup Lily. Perempuan itu mengedarkan pandangan ke penjuru kamar. Ada ranjang besar yang disiapkan khusus pengantin baru, sofa panjang serta meja kaca dan cermin besar menggantung di depannya. Sekilas, ini kamar hotel pada umumnya. Namun, Lily dibuat asing dengan status baru ini.Sejak masuk kamar, Kevin memeluk erat tubuh sang istri dari belakang. Pria itu menggesek puncak hidungnya pada tengkuk harum. “Memangnya kenapa kalau siang? Bukahkah itu bagus, kita bisa menikmati siang dan malam di hari yang sama?” Lily mereguk saliva. Walaupun bukan pengalaman pertama berhubungan intim, tetapi … ini pertama kali bersama pria berstatus sebagai suami.“Tapi—”Ucapan Lily tertahan karena Kevin memutar tubuh wanita itu dengan cepat. “Tidak ada tapi. Kamu milikku sekarang dan selamanya.” Lily hendak menunduk, tetapi Kevin mencegahnya. Pria itu menahan dagu sang istri, lalu meraup bibir tipis yang ia rinduka

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 260: Kamu Pasti Bahagia 

    Kevin menghela napas melihat tanggapan Lily. Haruskan ia menyerah dan tenggelam ke dasar lautan patah hati? Ya, mungkin … karena ini bukanlah kali pertama gadis itu menolaknya. Pria itu menarik tangannya. Namun ….“Cincinya kebesaran. Enggak sesuai ukuran jariku,” kata gadis itu menggunakan bahasa informal . Lily mengulurkan tangan kanan, yang menampilkan jemari ramping dan mungil.Seketika Kevin memperhatikan jemari gadis itu, dan pikirannya mencerna maksud ucapan Lily barusan. Bagi seorang pria, tentunya ini merupakan teka-teki. “Umm … maksudmu?” Alis tebal Kevin terangkat.Lily tersenyum jengah mendengar pertanyaan itu. Tanpa banyak bicara, gadis itu mengambil cincin dari tangan Kevin, lalu menyematkan sendiri pada jari manisnya.“Ini kebesaran, lihat bukan?” keluh gadis itu dengan bibir merengut yang sangat menggoda.Melihat cincin pilihannya melingkar pada jari manis sang gadis pujaan hati, membuat pria itu kegirangan. Kevi

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 259: Aku Serius

    Untuk sesaat keduanya membeku di tempat. Tidak ada aksi apa pun selain saling memandang lekat-lekat dengan isi pikiran masing-masing.Lily mereguk saliva karena saat ini tubuhnya hanya tertutupi sehelai handuk putih saja. Ia meremas kain handuk dengan erat, khawatir terjadi hal yang tidak seharusnya.“Maaf, aku lancang ….” Kevin berbalik badan dan menutup pintu.Pria itu bersandar pada pintu sambil mengatur napas. Melihat kemolekan seorang wanita, ditambah memiliki kenangan ranjang membuat nalurinya sebagai lelaki tersulut gairah. Ia ingin menyentuh, membelai dan mengecup setiap jengkal kulit mulus itu. Hanya saja, tidak! Kevin melawan egonya.Pria itu kembali ke kamar. Ia menemani Janeta, dan berupaya menenangkan batita itu.Sedangkan Lily masih berdiri di depan pintu kamar mandi. Namun, napasnya tidak tegang lagi. Ada kelegaan setelah Kevin pergi.“Dia …,” gumam gadis itu sambil mengangguk.Lily menggunakan pakaian serba panjang. Entah mengapa ia teringat pada tatapan Kevin tadi. Set

  • Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa   Bab 258: Perasaan Asing

    Beberapa hari berlalu, Lily tampak kesulitan berpamitan dengan Janeta. Gadis itu selalu menahan diri untuk pulang ke peternakan. Pada akhirnya ia menemani Janeta di vila atau rawat jalan ke rumah sakit. Seperti hari ini, Lily mengantar Janeta bertemu dokter.Akan tetapi, gadis itu tidak menduga Kevin datang menjemputnya. Bahkan mereka makan bertiga di restoran.Setelahnya Kevin membawa Lily dan Janeta pulang.“Kamu yakin bisa sendirian? Janeta berat. Biar aku saja yang gendong,” ujar Kevin.“Saya kuat, Pak.” Lily tidak menggubris ucapan Kevin. Gadis itu merengkuh tubuh batita yang terlelap tidur dari jok belakang, menggendongnya dan membawa ke kamar.Dengan hati-hati, Lily membaringkan Janeta, lantas mengecup kening batita itu. Ia tersenyum sambil menatap wajah polos bocah kecil yang agak mirip dengan Vinsensia.“Mama sayang kamu, Janeta,” gumam Lily.Hingga derit pintu terbuka membuat Lily menoleh

DMCA.com Protection Status