Share

Kejutan

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-03-01 12:12:44

“Kau mau ke mana, Ava?”

“Menyusul Hope. Aku akan membawanya pulang.”

Lengan Avanthe terus bergerak memutar kursi roda. Mengetahui Shilom pulang tanpa Hope bersama wanita itu, rasanya sesuatu dalam diri Avanthe memberontak. Dia tidak bisa membiarkan Hope berlarut lama di mansion yang mentereng. Hores berbahaya, akan selalu meninggalkan rasa takut tak terkendali. Bagaimana jika Hope menangis, dan Hores tidak memiliki kesabaran menghadapi putri kecilnya? Avanthe tidak dapat membayangkan apa yang akan pria itu lakukan.

Mencekik. Mencampak. Atau melempar Hope ke dalam air .... Avanthe sempat melihat kolam besar di halaman mansion Hores.

Itu semacam ancaman terjal yang bergolak liar dalam benak Avanthe. Tak ingin hal demikian terjadi, dia lebih baik mengejar kebutuhannya sekarang. Terima atau tidak, Hores harus mengembalikan Hope, tidak peduli meskipun pria itu seorang ayah biologis.

Avanthe sama sekali tidak mengakui Hores memiliki hak mutlak atas putri mereka. Terserah jika Hores pernah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Siap, Kak. Otw, ya. Love you ....
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Hehe. Nanti kita bikin dia menyesal, Kak. Love you ....
goodnovel comment avatar
acw
mau dong ketemu bapak buntal lagi ayo double up thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kesabaran Nyaris Habis

    Hope masih menolak untuk disusui dengan botol. Tingkat kesabaran Hores teruji hingga dia meletakkan gadis kecilnya di atas ranjang, sengaja menjulang tinggi mengamati mata yag menatap ke arahnya begitu gelisah. “Yakin tidak mau susu, Kue Buntal? Kalau tidak mau biar aku yang minum.”Setelah beberapa saat, Hores akhirnya membuka penutup botol. Mencoba menggoda Hope sembari mendekatkan botol susu ke mulut sendiri. Hanya mencicip sedikit kemudian Hores berdecak. Rasanya lebih enak menyusu langsung dari pabrik.Hores kembali menjatuhkan perhatian ke arah Hope. Satu ide mendesak deras di benaknya. Mungkin dengan cara seperti ini Hope akan tertipu. Perlu menarik bayi lima bulan ini terdahulu. Membawa Hope pergi melihat lampu yang lebih terang. Di sana jauh lebih menarik. Paling tidak, keputusan Hores tidak terlalu buruk. Pelan – pelan, Hope mulai menyesap dengan sorot mata terpaku pada lampu gantung. Tetapi itu merupakan kebebasan sementara, karena selebihnya Hope kembali pada mode menyeba

    Last Updated : 2024-03-01
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Pengganggu

    “Di sini tiba – tiba menjadi sangat rakus,” ucap Hores berkomentar setelah mendengar bunyi menyesap dari mulut kecil Hope yang bergerak cepat. Mata gelap pria itu menatap tajam, alasan paling gila mengapa Avanthe tersentak menghadapinya.Avanthe segera menutup bagian tubuh yang terekspos. Hores tidak punya hak masuk tanpa izin. Apalagi sampai berlagak penting di sini. Perlu Avanthe garis bawahi sesuatu yang terucap dari bibir panas itu.Rakus. Adalah sesuatu yang mengerikan.Dia mengerti sekarang. Jadi Hope menolak untuk makan di gedung besar milik pria kurang ajar ini? Itu sebabnya Hores tak punya alasan, selain membawa Hope kembali? Hores berengsek. Hope dibuat kelaparan, dan dengan santai pria itu berkata mengejek.“Siapa yang mengizinkanmu ada di sini? Keluar!” Avanthe mengangkat satu tangan mengusir. Dia seperti melakukan hal percuma saat Hores bersikap santai, dan jsutru mendorong bahu bersandar di dinding kamar.“Aku tak perlu izin siapa pun untuk berada di tempat yang aku mau.

    Last Updated : 2024-03-02
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kecanduan

    Hope baru saja tertidur dan jari – jari mungil gadis kecil itu segera mengendur. Avanthe tersenyum tipis mengamati setiap detil hal yang ada pada putri kecilnya. Daging di tangan Hope yang padat melipat – lipat menambah aksen menggemaskan, membuat Avanthe tidak akan pernah sedikitpun meninggalkan perhatian di sana.Tadinya dia senang Hope menolak keberadaan Hores, tetapi sepertinya Hope akan segera terbiasa oleh keberadaan makhluk tukang memaksa itu. Hores bisa melakukan apa saja. Termasuk merampas Hope dengan mudah.Sorot mata Avanthe terpaku pada rantai putih di pergelangan tangan dan kaki Hope. Hati – hati dia menyentuh bandul yang bergelantungan. Setidaknya Avanthe mengakui, memang terlihat sangat pas di tangan Hope, meskipun dia masih tidak rela jika Hores mencoba melibatkan kontribusi besar. Efek dari cengkeraman pria itu masih meninggalkan rasa sakit. Avanthe harus berjuang menahan golakan demikian saat dia bergerak melakukan aktivitas.Mulutnya terbuka lebar, menguap. Mulai m

    Last Updated : 2024-03-03
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Makhluk Ajaib

    “Jika kau lapar, Mommy akan ke dapur memanaskan susu untukmu, Hope-Hope ....”Avanthe bergumam setengah sadar saat masih dalam keadaan mengantuk. Dia tak langsung bangun. Mencoba terpejam lebih dalam, tetapi tangan – tangan yang meremas di dadanya, tangan – tangan yang sempat terhenti, sekarang kembali melanjutkan. Avanthe sedikit bergeser mencari posisi lebih baik. Wajahnya miring menghadap samping. Sama sekali tidak memikiran hal lain, dia memang tidak sadar kalau – kalau telah membiarkan Hores bermain – main di dadanya. Masih mencoba kembali tidur selama tak mendengar suara Hope.Sementara, Hores sendiri tidak mengerti mengapa dia harus menahan diri sesaat begitu suara Avanthe sayup – sayup menembus di pendengaran. Menahan diri seperti kucing yang sedang mencuri ikan. Barangkali Hores tak ingin membangunkan Hope, begitu yakin jika Avanthe akan menunjukkan histeria tak terbendung ketika wanita itu sadar apa yang sedang dia lakukan.Hores menggeram samar, meremas gumpalan dada Avanth

    Last Updated : 2024-03-04
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Toping Kopi

    Tidak ada yang lebih indah dari suara ocehan Hope di pagi hari. Avanthe duduk di atas ranjang. Memainkan tangan mungil putri kecilnya yang akan bersiap untuk mandi. Dia masih mengajak Hope berbincang sembari menunggu Shilom kembali masuk ke kamar. Beberapa saat lalu wanita itu berpamitan sekadar memastikan keberadaan Hores. Sekalian Avanthe sepakat meminta Shilom mengusir pria itu pulang. Tidak tahu berita seperti apa yang akan Shilom bawa pulang. Ketika pintu tiba – tiba terbuka, keputusan serius yang Avanthe lakukan adalah menatap Shilom yang menderap pelan mendekati ranjang.“Tuan Roarke baru bangun, Ava. Aku tak berani langsung memintanya pulang.”Tarikan napas Avanthe cukup dalam. Dia mengerti bagaimana posisi Shilom sebenarnya. Tidak akan terlalu memaksa. Kembali menatap Hope yang hanya ditutup dengan handuk kecil melilit di tubuh.Sementara waktu ini Shilom akan selalu membantu memandikan Hope, karena Avanthe sendiri kesulitan sekadar berjongkok atau melipat kakinya untuk mene

    Last Updated : 2024-03-05
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Bajingan Kejam

    “Kau boleh pergi. Untuk kali ini jangan menyentuh apa pun di ruang kerjaku, termasuk membersihkannya.”Hores menatap dingin setelah Shilom mengatakan jawaban mengenai Avanthe dan bagaiaman wanita itu final menolak permintaannya. Kebetulan supir yang biasa menjemput, baru saja tiba; menghentikan mobil di halaman depan, dan merupakan waktu yang tepat bagi Hores mengeksekusi sendiri. Dia berjalan masuk ke dalam kamar diliputi gerakan tangan membanting pintu setelah Shilom meninggalkan rumah. Menyenangkan melihat Avanthe terkejut, tetapi Hores tidak pernah berniat melibatkan Hope yang nyaris menangis, sebelum ibunya dengan sigap menanggapi.Avanthe mendekap Hope. Gadis kecil yang sedang takut karena suara pintu, masih membutuhkan waktu untuk benar – benar bersikap tenang. Dia menatap Hores tajam. Pria itu menjulang dengan wajah tidak berdosa.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya meski sudah mengetahui apa yang Hores inginkan. Memaksanya memakaikan kostum kelinci kepada Hope, begitu k

    Last Updated : 2024-03-06
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kembali Lagi

    “Hei, kau tidak apa – apa?” tanya Kai setelah terburu – buru menyusul Avanthe dengan keadaan masih menelungkup di titik wanita itu terjatuh. Beberapa saat lalu Kai baru saja membuka pintu mobil, berniat melakukan pertemuan penting bersama rekan bisnisnya. Tetapi pemandangan mengejutkan justru menghentikan niat Kai. Dia tidak tega melihat Avanthe terdampak begitu buruk di sini. Cukup khawatir jika terjadi sesuatu yang membahayakan. “Biar aku bantu, Ava.”Saat Avanthe tidak mengatakan apa pun untuk menanggapi, hanya mengatur posisi tubuh duduk di atas aspal diliputi tatapan setengah kosong ke depan. Kai segera mengajukan diri mengangkat Avanthe yang bahkan hanya bisa mencicit, menyebut nama Hope nyaris menyerupai lirih.Mesin mobil Hores telah menyala di sana. Pria itu persis seperti menunggu momen yang tepat menjalankan mobil. Sesuatu di benak Avanthe berharap itu tidak segera terjadi. Ironinya dia harus menelan kenyataan pahit ketika mobil di mana Hope di dalamnya mulai berjalan pela

    Last Updated : 2024-03-07
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Hampir Saja

    Spontanitas wajah Hores yang berpaling ke arahnya sedikit meninggalkan debaran keras. Avanthe nyaris tidak bisa menahan diri. Memaksakan keharusan meraup kewarasan dengan cepat. Dia menahan napas ketika mata tajam itu sedikit menyipit. Cara Hores menatap persis sedang menilai Avanthe dari puncak kepala hingga ujung kaki.Tanpa sadar Avanthe berpegangan erat pada kain di bagian dadanya. Pelan – pelan dia tahu iris gelap Hores berakhir di sana. Bibir pria itu sedikit menipis. Alangkah gilanya ketika Hores berjalan dengan kaki menderap tegas.“Aku penasaran apa saja yang sudah kau lakukan bersama pria itu.”“Apa maksudmu?” tanya Avanthe, bersikap defensif begitu jarak mereka sudah begitu dekat.“Kau dan pria itu ... Kai, pria yang membawamu masuk. Aku ingin tahu apa yang sudah pernah kalian lakukan.”Suara berat dan dalam Hores bergumam nyaris berdecih. Jelas itu sebuah tuduhan serius. Apa yang pernah Avanthe dan Kai lakukan memangnya? Tidak ada. Avanthe bahkan tidak pernah memikirkan se

    Last Updated : 2024-03-08

Latest chapter

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status