Share

Bermain dengan Ibunya

Author: Susi_miu
last update Huling Na-update: 2024-06-12 12:48:28

Hanya ketika putri kecilnya tertidur lelap di dekapan Hores, Avanthe bisa merasakan betapa lelah Hope bermain dengan pria menyebalkan, yang sedang menggendong tubuh montok Hope untuk kemudian diletakkan ke keranjang bayi. Mula – mula dia begitu ingin marah. Tetapi keputusan itu menjadi urung setelah Avanthe menyadarinya, ya, paling tidak Hores mau mengembalikan Hope, alih – alih membawa si kecil meninggalkan rumah Shilom secara diam - diam.

Dia masih mengamati bagaimana cara pria itu memperhatikan bayi yang sedang tidur telentang, yang kadang – kadang tersenyum, mungkin Hope sedang memimpikan sesuatu, hal – hal menyenangkan, dan gadis kecil itu akan selalu menyukainya.

Tanpa sadar Avanthe ikut melakukan tindakan serupa. Hampir melupakan keberadaan Hores, tiba – tiba sesuatu dalam dirinya mengingatkan supaya dia meminta pria itu meninggalkan kamar.

Sambil menahan napas sesaat ketika menengadah ke arah Hores. Avanthe segera memutuskan untuk bicara. “Hope
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Anugrah
cuaca panas....dan mereka malah memanas.... oh no....
goodnovel comment avatar
Violetta
acak2 aja Ava, kudukung banget lohh wkwkwk
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Gaun Merah

    Gumpalan asap berhamburan di udara ketika Avanthe sedang mengaduk – aduk cokelat panas yang sesekali akan dia tiup. Setelah meningggalkan Hope dan Hores berdua saja di kamar, tiba – tiba satu keinginan itu muncul. Rasanya dia semakin takut jika memikirkan kenyataan yang sedang bersarang liar di benaknya. Masih berharap kalau kebutuhan saat ini hanya suatu kebetulan. Bukan hal serius yang akan membuat desakan di kepalanya akan menyengat dengan menyakitkan. Semoga memang bukan hormon kehamilan.Avanthe menggeleng samar dan hampir melebarkan senyum getir di wajah. Tangannya pelan sekali masih mengaduk cokelat panas di cangkir yang dipegangi. Dia memilih duduk melamun di depan rumah Shilom, membiarkan angin terkadang akan menyapu kulit dengan deras, yang juga terkadang akan berupa sayup – sayup. Setidaknya memang tidak terlalu buruk berada di sini. Avanthe dapat menyaksikan beberapa kendaraan—sangat jarang, akan melewati jalanan sepi. Setelah asap tidak lagi mengepul dan p

    Huling Na-update : 2024-06-14
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Tambahkan Cinta

    “Ada apa dengan dinding rumah ini, Ava. Kenapa bisa berlubang dan retak – retak begitu?” Avanthe meringis. Untuk pertama kali, itulah yang dia hadapi dari kepulangan Shilom. Dugaan yang tepat bahwa wanita tersebut akan mempertanyakan hal – hal demikian. Ujung jari Shilom telah menyusuri beberapa bagian, ntah wanita itu berusaha mencari tahu sendiri dan pada akhirnya tidak ada jawaban pasti ditemukan. Avanthe nyaris tidak dapat memikirkan apa pun sekadar mengungkapkan jawaban. Dia takut mengatakan yang sebenarnya, tetapi juga sulit menemukan kebohongan yang sempurna agar tidak menimpali pertanyaan – pertanyaan Shilom yang akan datang dengan kebohongan yang lain. Kontribusi Hores dan kekacauan di sini terlalu mencolok. Rasanya hampir tidak ada kesempatan untuk memperbaiki. Pada saat Shilom menatap ke arahnya, Avanthe masih tidak sanggup mempertimbangkan mana yang lebih baik ataupun tidak. “Berapa harga cat dan dinding rumah-mu? Akan kuganti setelah ini dan Nicky yang akan mengur

    Huling Na-update : 2024-06-15
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Debat Final

    “Setelah memberinya es krim. Jangan coba – coba kau berikan kopi yang kelam, suram sepertimu kepada Hope.”Avanthe tak sanggup menahan diri menyaksikan segelas kopi yang diangkat begitu dekat di wajah Hope, akan segera memberi si kecil itu suatu tujuan. Dia bersyukur telah mengambil keputusan yang tepat untuk menjulang tinggi dengan perasaan jengkel. Pada akhirnya Hores berhenti dan hanya menatap—khas wajah tidak berdosa sepanjang masa. Andai kepalan tangan Avanthe yang mantap dapat melayang di sudut rahang, atau paling menyenangkan adalah mengebom tulang pipi Hores, tetapi itu tidak pernah dia lakukan. Avanthe hanya mengambil Hope, lantas membiarkan pria itu menggeram tertahan. Peduli setan. Avanthe memutuskan pergi ke kamar, membawa Hope di gendongannya, kemudian membuka pintu kamar. Dia menutup kembali saat akan melanjutkan sisa langkah menuju ke arah ranjang. Duduk di pinggir kasur sambil menyeka ujung kain di tubuhnya. Reaksi Hope pertama kali terlihat begitu

    Huling Na-update : 2024-06-16
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Berangkat

    Berulang kali hal yang sama terus dilakukan. Avanthe lamat – lamat mengamati dirinya di depan cermin. Gaun merah yang Kai berikan ternyata cukup terbuka di bagian dada hingga bahu dengan bekas luka cambuk di sana. Tidak tahu harus diapakan rambut panjang yang menjuntai. Avanthe tak yakin jika akan memperlihatkan seberapa kelam, dan sesuatu yang tak pernah terungkap dengan indah.Dia berbalik badan hanya untuk memperhatikan lebih serius bagaimana bekas cambuk memanjang masih serupa hal mengerikan di benaknya. Dengan tangan sedikit bergetar ketika menyapukan ujung jari di bahu sendiri, bibir Avanthe segera melekuk getir. Mungkin tidak. Ya, dia tidak akan menjadikan rambutnya, mengikat, atau membentuk pelbagai jenis mode dengan keadaan gaun seperti ini. Terlalu buruk sekadar mengingatnya. Biarkan helaian panjang itu menjuntai. Avanthe harap Kai tidak keberatan saat mereka bertemu. Dia mengembuskan napas kasar. Kembali mengatur posisi lurus – lurus menghadap cermin. Tidak ada l

    Huling Na-update : 2024-06-18
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kencan Ringan

    “Kau suka pesta-nya?” Avanthe tersenyum menanggapi pertanyan Kai yang tiba – tiba merambat setelah hening beberapa saat. Banyak perisitwa indah di sini. Dia mengagumi detil dari konsep pesta dan pemiliknya yang begitu ramah. Mereka berbicara, tetapi Avanthe tidak ingin bersikap tamak dengan mengambil ruang bagi tamu lainnya. Giliran. Ya, dan sekarang dia hanya duduk menikmati hidangan makan malam. Kai selalu begitu dekat. Pria dengan setelah jas hitam dan kemeja putih yang kontras. Tampan ... mengimbangi mata kebiruan pria itu. “Aku suka,” jawab Avanthe usai melewati waktu beberapa saat. Sudut bibir Kai melekuk dengan tujuan bahwa mereka akan segera menyelesaikan hidangan di atas meja. Begini lebih baik. Avanthe sangat menikmati sentuhan rasa manis dari makanan penutup. Puding yang kenyal dan teksur lembut yang menyeluruh di lidahnya benar – benar menakjubkan. “Sepertinya kau sangat menyukai apa pun yang ada di sini. Lain kali, jika aku mendapat undangan pesta lagi, kau akan kua

    Huling Na-update : 2024-06-19
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dilamar?

    Avanthe pikir Hores akan memberi Hope satu suapan. Tidak. Malahan pria itu seperti hanya menggoda si bayi ketika sudah membuka mulut. Dia segera mengatupkan bibir ketika Hores terkekeh pelan. Pria itu sedang menyaksikan bagaimana mata bulat terang Hope seolah menyimpan sesuatu untuk diasumsikan, persis menatap penuh dendam karena Hores telah mempermainkan keseriusannya. Avanthe tidak tahu harus tersenyum atau merasa kasihan, tetapi dia sedikit lega jika memang Hores tak memiliki niat sekadar memberi Hope puding. Dengan menyaksikan pria itu lagi – lagi membohongi putri kecilnya, lalu tertawa samar – samar, begitu puas, bahkan tampaknya benar – benar terhibur. Avanthe akhirnya mengambil langkah mundur. Kembali duduk di sisi Kai, meski sejak awal tatapan Kai tak pernah meninggalkan setiap apa pun keputusannya. “Anakmu akan baik – baik saja.” Begitu yang Kai bisikkan, terlalu hati – hati hingga Avanthe mengangguk pelan. Dia setuju setelah mengamati cara Hor

    Huling Na-update : 2024-06-20
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dicegat

    “Kau benar, Kai. Aku rasa aku—aku ma—“ “Lebih baik kau selesaikan urusanmu di rumah.” Suara dalam—khas—familiar, menyela-nya. Jawaban Avanthe tergantung di ujung tenggorokan. Dia membeku. Hanya dalam sekejap semua tiba – tiba berhenti seperti sebuah keputusan mutlak. Tidak ada yang menyangka Hores akan muncul seperti penjelmaan yang digariskan. Rahang pria itu bergemelatuk. Bagaimanapun telah berhasil memisahkan tubuh Avanthe dan Kai saat masih dengan posisi berdansa, walau mereka tidak bergerak. “Apa yang kau lakukan di sini?” Keterkejutan menyengat di sekitar mereka. Avanthe tidak bisa membiarkan Hores mengambil peran terlalu jauh. Membawa Hope di tempat ini tanpa izin atau bertanya padanya lebih dulu adalah sesuatu yang keliru, dan sekarang pria itu berusaha menghentikan percakapan yang Kai tawarkan secara serius, supaya kesepakatan menikah tidak pernah terjadi, begitu? Avanthe memiliki banyak hal yang dapat dia ungkapkan. Namun

    Huling Na-update : 2024-06-22
  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Masih Sama

    “Mengapa kau berhenti di sini? Aku tidak mau. Bawa kami pulang ke rumah!”Sejak awal pemikiran itu sudah menyergap di puncak kepala Avanthe. Dia mendeteksi keinginan yang melebar di bahu Hores selama dalam perjalanan menuju pulang. Beberapa tikungan ganjil yang mereka lewati sudah memberitahu, dan sekarang ... di hadapan gedung mentereng, keraguan terungkap jelas di benak Avanthe. Dia hati – hati mengatur posisi tidur Hope ketika Hores bahkan sama sekali tak menaruh minat melirik ke arahnya. Pria itu beranjak keluar dari mobil, tetapi tak dimungkiri bahwa satu tindakan Hores yang jantan adalah membukakan pintu untuknya. Baguslah jika pria itu tahu konsep sederhana mengenai si bayi. Sungguh, mata gelap Hores hanya terpaku pada gadis kecil yang sedang tertidur lelap. Rasanya Avanthe enggan menurut pada keinginan itu, dia ingin menetap di sini, di sandaran jok yang empuk. Ironi. Mengetahui Shilom berada sekian jengkal jarak di antara mereka, segera membuat puncak kepala A

    Huling Na-update : 2024-06-26

Pinakabagong kabanata

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ekstra Part

    “Kau benar – benar akan pergi meninggalkan istana, Hores?” Mata gelap Hores menatap setengah kosong ke depan. Dia telah mengambil keputusan dan menyiapkan segala sesuatu untuk berkelena. Mungkin butuh beberapa waktu sampai benar – benar bisa melupakan kematian Avanthe. Sudah tepat seminggu ... tidak ada petunjuk. Hores tidak sanggup bertahan di sini lebih lama. Dia tak bisa terus dibayangi keberadaan Avanthe di wajah anak – anak. Aceli dan Hope merefleksikan sebuah senyum yang pernah begitu indah. Itu sangat menyakitkan. Hores tidak tahu bagaimana cara melupakan. Berharap dengan berpegian akan menyeretnya keluar dari jurang terjal. Dia ingin menjadi musafir yang lupa arah jalan pulang. Ingin meninggalkan pelbagai macam ingatan di masa lalu, seperti permintaan Avanthe; saat di mana wanita itu pernah begitu ingin agar dia melupakan masa kelam yang menyatukan mereka. Andai saja. Hores menarik napas panjang setelah mengemasi seluruh kebutuhan untuk memulai. Dia menatap Raja V

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ending

    “Sudah tiga hari, Hores. Kau menghabiskan darahmu di sini. Jika kau memang mencintai Ava. Biarkan dia bereinkarnasi, dia akan hidup kembali. Berharaplah akan menjadi manusia. Tapi, dengan menyimpan jasadnya kau tidak akan mendapat apa pun. Selain itu, apa yang kau lakukan bisa membuatmu terbunuh. Kau satu – satunya yang kumiliki. Aku tidak ingin kehilangan dirimu.” Raja Vanderox menjulang tinggi di belakang, menatap sebentuk bahu Hores yang lunglai ketika pria itu bersimpuh di depan peti tembus pandang, sambil meletakkan tangan ke dalam. Darah terus dibiarkan menetes supaya mengisi penuh dan merendam tubuh kaku Avanthe sebagai proses pengawetan. Tidak ada yang tahu kapan semua berakhir seperti semestinya. Sebagian dari mereka menyimpan pengetahuan berani bahwa Avanthe jelas – jelas tidak akan kembali. Tidak termasuk ke dalam pengecualian. Bagaimanapun, Raja Vanderox tak sanggup melihat putranya menderita. Hores seperti hilang arah; tersesat; melupakan bahwa pria

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Dan Paling Akhir

    Avanthe menjulang dengan pandangan lurus ke bawah. Ujung pedang ... menancap di telapak tangan Margarheta Bell kembali ditarik. Wanita itu lagi – lagi mendesis, tetapi dia tak peduli. Tujuannya pasti. Margarheta Bell harus membayar setiap penderitaan Hores, yang menjadi rasa takut terdalam di pikiran pria tersebut. Untuk memusnahkannya; mereka perlu melenyapkan sumber utama. Telah begitu dekat. Hampir. Avanthe menyeringai tipis. “Aku akan membunuhmu,” ucapnya diliputi serangan konkrit dan menghujam perut Margarheta Bell. Dia tak ingin wanita itu terburu mengembuskan napas terakhir. Harus ada penderitaan lain, yang belum terbayarkan. Ingin mendengar teriakan lebih keras ketika Margarheta Bell mengerang kesakitan. Ada kepuasann di mana Avanthe menekan ujung pedang dan membuat wanita itu terlihat diliputi kecenderungan untuk menahan diri, atau memang Margarheta Bell berusaha mengatakan sesuatu. Wanita itu memegangi luka lubang menganga di perutnya sambil mendedika

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Perang Akhir

    Kai .... Pria itu ada di sana, berdiri nyaris tanpa diberi jarak dari Margarheta Bell. Sebuah pemandangan yang membuat perasaan Avanthe seperti ditikam. Dia dirampas, kemudian dilempar ke tepian untuk menyadari bahwa Kai tidak sebaik dari yang pernah dibayangkan. Mengapa seperti ini? Benak Avanthe bertanya – tanya kapan? Apakah ini bagian rencana awal yang tidak sama sekali dia ketahui, bahwa Kai bukan benar – benar seorang teman. Pria itu sama sekali tidak memberi petunjuk. Tak ada yang sanggup menyadarinya atau malah Hores .... Wajah Avanthe berpaling ke arah pria, persis menjulang tinggi di sampingnya. Hores tidak diliputi ekspresi terkejut, atau sebenarnya .... “Kau tahu ini dari awal?” tanya Avanthe nyaris tak percaya. Hores melirik singkat, tetapi anggukan luar biasa samar seperti menamparnya dengan keras. “Mengapa kau tidak sedikitpun bicarakan ini kepadaku?” “Berharap kau akan pe

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Mendekati Akhir

    “Aku tidak menginzinkanmu pergi, Ava. Kau tidak boleh ikut berperang. Ada risiko yang kau tahu kita tak bisa menghindarinya. Aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Kau adikku.”Avanthe tersenyum tipis menanggapi pernyataan Kingston. Dia akan baik – baik saja, meski merasa getir mengenai apa yang menjadi keputusan; menitipkan anak – anak, lalu berniat kembali ke dunia mereka sesungguhnya. Ini sudah termasuk sebagai keputusan yang bulat. Avanthe tahu betapa mereka akan menghadapi risiko riskan, tetapi terus menyaksikan Hores terluka adalah rasa sakit tak terungkap. Makin mencekik jika dia berusaha bersikap tak peduli. Malah, benaknya terus menaruh desakan khawatir mengenai pria itu. Hores sudah menghadapi masa – masa sulit. Dia tidak ingin berakhir terlalu jauh. “Aku akan baik – baik saja. Tidak usah takut. Kau tahu aku tidak lemah, bisa menjaga diriku dengan baik. Hores dan ayahnya mungkin akan kalah pasukan. Kita tidak tahu seberapa jauh Margarheta Bell menyiapkan perang i

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Taktik

    “Hores ...,” panggil Avanthe lirih. Dia dengan gemetar mengusap rahang kasar pria itu. Berharap akan ada prospek bagus, tetapi tidak. Hening terasa penuh gemuruh. Rasanya benar – benar menyakitkan. “Aku bicara denganmu, Hores ....” “Hores tidak akan mendengarmu. Dia sedang masa pemulihan saat ikut berperang. Aku mengingatkannya supaya tidak ikut. Putra-ku sangat keras kepala. Dia tetap melibatkan diri, sampai mereka menemukan kelemahannya dan menghajarnya tanpa ampun.” Kelemahan? Di mana sebenarnya Hores juga sedang terluka? Dan mereka, siapa pun mereka, memanfaatkan situasi ini untuk menikung di belakang? Avanthe mengetatkan pelukan secara naluriah. Dia hanya ingin melarikan diri dari cengkeraman Hores, bukan dengan sengaja membuat pria itu terluka parah. Hores menghadapi risiko besar, karena berusaha memulangkannya ke neraka berbentuk mewah, berusaha mengembalikannya ke Meksiko dan anak – anak akan itu serta. Namun, semua berubah

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Kenyataan yang Tak Terduga

    “Hores?” Seperti ada gemuruh besar dengan segala bentuk sambaran mengerikan. Avanthe menatap wajah Ellordi penuh tanda tanya. Dia tak ingin percaya terhadap apa pun itu. Tidak ada penjelasan gamblang mengenai keadaan Hores saat ini, tetapi mengapa rasanya seperti telah membawa dia menghadapi pendekatan yang jelas, di mana kekhawatiran berakhir sebagai rayuan tidak masuk akal. Hores baik – baik saja ... akan selalu begitu. Pria itu harus kembali untuk anak – anaknya. Bukankah Aceli sudah menunggu? Meminta supaya Avanthe membangunkan ketika Hores datang? Sekarang apa yang bisa dilakukan setelah semua terasa mengejutkan? Avanthe menatap ayahnya sambil menggeleng samar. Bagian paling penting adalah menyingkirkan tumpukan air yang membentuk percikan kaca. Dia melihat semua dengan buram, sama seperti berjuang keras meyakinkan perasaannya, meski tidak ada harapan tersisa. “Jangan katakan itu, Papa,“ ucap Avanthe mendeteksi akan ada suatu informasi u

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Ketakutan

    Pernyataan Hores mengenai perang di wilayah pria itu menjadi suatu bagian paling nyata, bahwa mereka ... meski tidak terlibat; juga mengalami dampak serius. Suara – suara ledakan hingga guncangan yang sesekali terasa begitu keras merupakan prospek terburuk. Avanthe bertanya – tanya pertempuran seperti apa, atau barangkali perebutan hak dari mana sehingga nyaris tidak ada damai di Kerajaan Bawah Tanah. Dia khawatir mengenai Hores, takut jika akan terjadi suatu hal tak diinginkan dan berakibat fatal. Rasanya sesuatu di dalam diri Avanthe seakan ingin memberi petunjuk. Dia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut, hanya tidak tahu bagaimana caranya, tidak tahu apakah seharus ini mendambakan Hores baik – baik saja, maka pria itu akan kembali mendatangi anak – anak, apalagi ... jika secara ajaib mereka bisa berdamai. Membayangkan andai perasaan mereka kembali utuh. Anak – anak juga akan menyukainya; tidak ada pemisahan dan pelbagai hal lain yang menjadi masalah besar.“Mommy,

  • Passionate Devil: Selir yang Terluka   Uraian

    Pernyataan Hores terdengar penuh pengalihan serius. Perkara pancake itu lagi dan permasalahan yang selalu sama ....Avanthe diam beberapa saat, terpaku, memikirkan kembali pengajuan Hores sebagai berikut;Apa yang dia ingin pria itu katakan?Tidak banyak, tetapi Hores telah mengatakannya. Ya, setidaknya Avanthe mengerti ... betapa dia perlu menyadari bentuk kesalahpahaman yang menyemat di sana dengan suatu pengakuan nyata. “Dan kau percaya aku akan melakukannya?” tanyanya sarat ekspresi nanar. Ini lebih buruk dari membayangkan Hores telah sadar dari setiap tindakan buruk. Avanthe ingin tahu, adakah cara ampuh untuk menarik Hores ke permukaan, memberi pria itu petunjuk, atau sejenis lainnya, tetapi bagaimana? Dia belum menemukan cara. Dengan desakan putus asa dalam dirinya, reaksi Avanthe yang paling murni adalah menunduk saat Hores seperti tidak memiliki niat menanggapi. Pria itu selalu percaya terhadap apa yang menurutnya benar, tetapi lupa bahwa logika juga h

DMCA.com Protection Status