Home / Fantasi / Pasangan Berbeda / 5. Misteri Hati

Share

5. Misteri Hati

Author: HMW
last update Last Updated: 2021-08-26 18:07:47

Aku terlalu lama menatap api unggun apalagi tidak ada pembicaraan lanjutan. Roy bahkan lebih sibuk menggosok kayu daripada mengajakku mengobrol lebih lanjut, jari-jarinya bahkan sangat cepat demi menciptakan api. Lambat laun udara di malam ini lebih dingin daripada sebelumnya mungkin efek dari cahaya api yang meredup, itu sebabnya panas semakin menghilang di dekatku. Aku masih memperhatikan tangannya yang berusaha keras menciptakan api. Jika saja pemantik api selalu dikantongku, saat ini juga aku merupakan orang yang paling beruntung karena selalu membawanya, bagaimanapun situasi segenting ini pemantik sangat dibutuhkan setelah ponsel daripada mengharapkan keajaiban dari tangan nya. Ku harap aku tidak mati kedinginan.

Hosh!!! Aku tak kuat dengan kedinginan dan kutepuk-tepuk wajahku berkali-kali sambil menggulung diri sendiri alhasil buntalan acak dari baju Roy telah membentukku seperti kepompong. Roy mendengar suara keributan dari bajuku. Ia menengok dan melihatku, segera ku balas dengan cengiran. 

"Kau kedinginan? Apakah bajuku tidak cukup?"

"Tidak maksudku aku tidak kedinginan." Ia tersenyum sederhana memandangku sambil bersalah entah kenapa menurutku senyum manis itu telah membuat dadaku terasa hangat. 

Lagi-lagi aku baru menyadarinya bahwa  Roy agak bodoh!  Maksudku. Ia bersikeras mencipta api padahal bara api masih menyala, bukannya meniupnya seperti kebanyakan orang kuno dulu justru membiarkannya redup sampai padam dan sibuk mencipta api yang baru, lagipula api juga tak akan cepat padam karena angin disekitar sini normal.

Mungkinkah ini yang disebut berproses?

Atau kebanyakan orang di zaman ini  punya prinsip " jika ada yang mudah,  kenapa mencari yang susah?"

Akupun masih bertanya-tanya mungkinkah pangeran juga bodoh? Namun jika bodoh situasi dibalairung itu bukan kebetulan? Bayangkan seorang pangeran mengadakan pertemuan lalu tiba-tiba rencana melindungiku malah kecolongan berakhir terusir. Bukan, dia tidak bodoh tetapi banyak strategi. Apalagi setelah ini? Apa Roy juga sama-sama berkomplot, dan  tiba-tiba aku memandangnya.

"Dewi aku akan segera menemukannya."  Ia berkata.

"Iya? Menemukan apa?" Ia lagi -lagi menengok  ke arahku.

"Api." Dan menyahutku sambil menunjuk asap di dekat serpihan kayu tersebut, kemudian ia meniupinya sampai cahaya itu benar-benar muncul. Jujur, Roy ini termasuk pria bertanggung jawab dan pekerja keras, tetapi juga pemalu. Jika saja dia lebih percaya diri pada penampilannya aku yakin  di zamanku kelak,  ia  banyak diperebutkan oleh wanita. Aku terlalu lama melamun dan berimajinasi sesukaku pada akhirnya otot tubuh mulai rileks dan mataku ikut terpejam. Sekarang aku tidak menuntut tempat tidur yang nyaman, semua telah  digantikan oleh batang pohon. Aku bersender di depannya.

Setelah lama memandangi dan cahaya semakin sedikit, Roy akhirnya berencana duduk di sampingku. Ia seperti banyak pikiran namun sulit untuk mengungkapkan, kurasa semua orang di zaman dulu memang selalu banyak rahasia. Entah, apa yang ia pikirkan sehingga suka memandang ke atas, sepertinya memandangi cahaya bulan,  tiba-tiba aku lebih nyaman menggunakan bahunya sebagai bantal. Ia sepertinya sukarela memberikan bahu kanannya untukku. Aku jadi merindukan rumah dan bersikap manja di bahu ayahku.

Sial, aku berperilaku selayaknya manusia. Statusku sebagai AI patut dicoreng.  "Kau memang manusia Miranda tidak ada yang mengubahmu menjadi robot sungguhan terkecuali  mengklaim diri sendiri sebagai robot!" Entah, aku selalu ingat kata-kata Erika, Lucas dan Joy sahabatku." Aku berkata sendiri dalam pikiranku. Roy melihat pucuk kepalaku dan menyentuh helaian rambut yang jatuh di wajahku.

"Apakah Roy menyukaiku?"  Aku langsung pura-pura menyender lagi ke batang pohon sambil terpejam.

Tak lama, kemudian pagi buta menyambut kita,  Roy terbangun lebih awal dan melihatku yang masih tertidur. Suara kicau mulai terdengar dari beberapa pohon yang tengah mengelilingi kita. Monyet, tupai dan tikus bahkan anak-anak burung merusak telingaku. Ia bersiul-siul di dahan pohon yang sangat menggangguku dan mataku mendadak melek, ini pagi keduaku terdampar di hutan. Roy sudah dari tadi pergi. 

Krruuk!Aku memeluk perutku dan kali ini bukan suara  lapar, Roy pun tidak ada. Alih-alih aku mendengar suara aneh yang bukan dari perutku. Aku buru-buru memeriksa di balik batang pohon besar itu. Aku mengintip di sana, seorang anak perempuan merintih sakit. "Hai." Ia terkejut melihatku dan buru-buru berlari akupun mengejarnya.

"Hai. Jangan takut. Aku bukan pencuri atau penjahat. Jangan lari kau nanti terjaaaaatuh."

Anak kecil itu menginjak sesuatu.

"Aaaaakh!" 

"Tamatlah riwayatnya!" Sontak aku menutup mulutku dan berhenti di pinggir lubang. Anak kecil itupun kemudian mulai menangis. Suara tangisannya semakin keras.

"Anak kecil apa kamu baik-baik saja?" Aku berjongkok untuk memeriksanya. Ia menatapku kemudian lanjut menangis lagi. Aduh, disaat seperti ini otakku bingung mencari bantuan dan tanpa pikir panjang aku menawarkan bantuan. "Berhenti menangis aku akan cari tali. Kamu akan segera keluar!"Kataku.

"Jangan kemari, kamu harus pergi dan berlari sejauh-jauhnya. Di sini tidak aman."Katanya kepadaku yang terisak.

"Pergi! Pergi!"

"Tetapi bagaimana bisa? Aku..." Bagaimanapun ini tidak baik meninggalkannya sendirian dan ia pasti sangat ketakutan, serta entah mengapa anak itu menyuruhku pergi. Namun aku bukan orang yang cuek, seorang anak sedang terjebak di sana. Bayangkan jika itu terjadi denganku. Itu pasti menjadi momen menakutkan. Apalagi di hutan, ia bisa jadi santapan binatang liar atau sanderaan para pemburu. Di dalam sana pasti lebih banyak serangga beracun.

"Adik tenanglah, aku akan cari bantuan!"

"Tidak tidak kau harus PEEEEEEERGIIIIIIIIIII" 

Suara teriakannya  keras sekali sehingga mengejutkan burung-burung lainnya. Tak lama kemudian suara kuda datang dari arah selatan. "Pergi-pergii-pergiii!"

"Tidak. Ini bantuan kita!" Aku tiba-tiba senang karena mendengar hentakan kaki kuda. Itu pasti Roy tetapi mengapa suara kaki kuda berkali lipat lebih banyak dan seharusnya tidak sebanyak ini. Benar saja ada marabahaya yang sedang mengincarku. Beberapa kuda liar bermata api berdiri di hadapanku.

"Pergi!"

"Oo. Tidak," aku berlari terpingkal sambil menjauhi kehadiran mereka sedangkan mereka mengejarku. Aku hanya berharap semoga Roy segera menyelamatkanku atau aku akan mati dimakan mereka.

"Ro-y. Ka-u di -mana-aah," 

Aku tidak tahu apakah ini berhasil menghindari mereka sementara kecepatan kakiku tidaklah seperti seekor cheetah atau jaguar. 

"Tolong! Akuuuuuuu!"Tiba-tiba lengan besar memelukku dan menyerang kawanan tersebut dengan ksatrianya.

Aku mendongak ke atas, itu adalah...

PANGERAN? APA AKU TIDAK SALAH LIHAT? 

Aku mengucek mataku dan itu bukan pangeran melainkan Roy. Syukurlah, aku halusinasi. 

"Dewi bertahanlah dipunggungku sejenak,"

"Roy! Roy!"

Tanpa aba-aba ia menerobos dan menggulingkan sekawanan kuda liar itu. Terkadang ia juga terkena pukulan di dadanya. Aku bahkan terdorong ke sana-kemari.

"Bertahanlah dewi!" Roy memerintah dengan wajah serius dan ia pun menebas para leher kuda liar di sana hingga darah memuncrat tanpa arah. Setelah bermenit-menit berkelahi akhirnya Roy menang.

Ia menurunkanku."Dewi maaf hamba gagal melindungimu."

"Tidak apa-apa Roy bagaimana dengan anak itu?" Tanpa basa-basi aku bertanya tentang nasib anak itu. Aku buru-buru lari namun lengan Roy menarik pergelangan tanganku.

"Dia baik-baik saja."

"Apanya yang baik-baik saja? Bagaimana jika dimangsa oleh kawanan mereka. Bagaimana jika dia dimakan dan orang tuanya sedang mencarinya? Bagaimana? Bagaimana."

Roy menghela napas berat dan mengangkat daguku dan melihatku dengan intens, "Anak itu baik-baik saja di dalam lubang, seharusnya dewi lebih memikirkan kondisi pakaianmu yang terkoyak oleh kuda liar itu." Aku terdiam sambil melihat kondisi yang berantakan ini. 

"Maaf aku...aku... aku..." rona merah terlintas di pipi Roy dan aku jadi ketularan. " Roy pinjamkan bajumu padaku."

Ia terbatuk lalu melepaskan luaran hanfunya setelah itu membelakangiku.

"Aku ingin lihat anak itu Roy. Apakah dia baik-baik saja."

"Ya, dia baik-baik saja?"

"Kau menyelamatlannya Roy? Bagaimana bisa?" Tanyaku memutar bahunya menghadap kearahku. Ia melipat tangan dan jari telunjuknya mengarah ke atas. Aku mengikuti arahnya dan melihat. "Langit?"  Ia pun menggeleng dan menunjuk lagi.

"Oh. Sudahlah jangan bercanda, Roy. Hahahaha!"

"Burung!" Jawabnya singkat dan membuatku kikuk.

"Ekhm Roy tadi kamu bicara panjang seperti orang lain. Aku pikir kau pangeran tadinya." Ia pun tersenyum dan melangkah maju lalu diikuti olehku.

Ia membawaku ke lubang tadi. "Anak kecil!" Aku tersenyum lebar. "Kau baik-baik saja di dalam?"

Matanya berbinar-binar dengan air mata, "kau baik-baik saja?"

"Huaaa kakakak!!!!" Lalu ia menangis keras.

"Roy bisakah kau mengeluarkannya dari sana? Dia pasti ketakutan!"

"Baik!"

Roy pun melompat ke dalam lubang sementara aku menunggunya diluar. Ia menggendongnya dan melompat ke atas, kau tahu? Bagi ukuran seekor kentauros lubang sebesar ini tak mempan mengurung dirinya, Roy jauh lebih tinggi.

"Huhuhuhu," anak kecil itu masih menangis dan Roy memberikannya padaku. "Uh, uh berat berat." Aku menaikkan alis kiriku karena berat anak kecil ini bukan seukuran anak kecil normal. 

Roy lagi-lagi tersenyum meledek dan mengambilnya dariku. Ia menurunkannya. "Kau sudah aman tidak usah menangis lagi."Katanya. SHIT. Apa yang ia pelajari selama ini di dalam istana? Bagaimana bisa menenangkan seorang anak kecil dengan cara to the point semacam itu? Apakah telinganya bermasalah di istana? Ini yang terjadi jika bergaul dengan orang sarkas dan terang-terangan.

"Katakan dimana rumahmu?" Desaknya ke anak kecil itu.                

"Huaaaaaa!!!" Anak kecil itu merasa terancam dengan desakkan Roy dan akhirnya menangis lagi. "Huaa huaaaa"

"Jangan nangis jangan menangis perempuan tidak boleh cengeng terus- menerus." Ia menggendong dan mengelap pipi anak kecil itu. Aku mendongak lagi untuk mengamatinya, walaupun ia tidak bisa menggunakan kata-kata halus tetapi tindakannya bisa menutupi kekurangannya. Aku memegangi leherku," Roy bisakah kau berubah menjadi manusia saja? Kau terlalu ketinggian untukku!" Tuturku. Ini  Benar, daritadi aku selalu mendongak ke atas menatap lawan bicaraku.

Anak kecil itu berhenti menangis dan menunjukku, "apakah kakak datang menemuiku tadi? Aku kira aku akan mati huaaaaaa!" Ia menangis sesenggukan sambil mengelap pipinya. "Aku kira kakak akan dimakan mereka!" Roy menurunkannya dan berubah menjadi lelaki manusia.

"Iya benar. Kakak datang menemuimu untuk memastikanmu aman! Kau tidak akan kesepian di dalam sana. Bukankah menakutkan di dalam sana?" Anak kecil itu mengangguk sambil mengelap hidungnya ia mulai menyambung lagi.

"Kakak. Kakak terimakasih, aku belum pernah bertemu kakak sebaik  ini. Tidak meninggalkanku begitu saja. Aku senang bertemu kakak."

"Sudah jangan menangis lagi ya! Di mana orang tuamu?" Dan ia kembali merengek.

"Mereka mati dimangsa kuda liar itu." Aku melihat ke arah Roy dengan tatapan tidak tega. Roy akhirnya ikut nyambung, "dia iblis kelinci, buruan predator iblis lainnya."

"Benarkah?" Aku tidak percaya dan anak itu mengangguk. "Jadi kau melarikan diri dari sana? Kau berani juga!"

"Ibu memintaku pergi jauh agar aku bisa hidup dan terus bersembunyi hingga kebenaran terungkap, aku ingin bertemu dewi agar para iblis itu dikurung dan disiksa. Aku ingin dewi mengungkapkan semua kejahatan mereka di balai agung dewa. Supaya iblis kecil tidak jadi bahan tindasan dan santapan mereka."

"Oh, begitu." Lagi-lagi aku spechless mendengar kata kebenaran. "Dewi kebenaran pasti ada kan kak? Itu tidak bohong kan?"

"Iya. Itu...itu pangeran bekerjasama dengannya.Hahahaha," aku berkeringat bingung menjelaskannya.

"Aku juga tidak percaya dewi itu meminum darah manusia atau iblis kecil. Dia kan tidak punya taring dan sayap. Tetapi aku juga tidak percaya  burung bisa minum darah."

"Eh? Anak ini melantur apa?" Aku menjadi berdiri karena bingung.

"Kau tau berita itu darimana?"tanya Roy mengintimidasi dan anak itupun bersembunyi di belakangku. "Kawanan iblis kuda liar." Jawabnya sembari takut-takut.

"Jangan ceritakan yang buruk tentang dewi, karena ia tidak seperti it..."

Ssst! aku menghentikan mulut Roy dan berpura-pura tidak mendengarnya. Lalu aku menimpali jawaban anak itu. "Benar, burung itu bisa menghisap darah manusia tetapi darah yang jahat, yang baik ia tinggalkan."

Roy mengernyit, "omong kosong macam apa itu."

"Wah, burung itu bijak sekali bisa mengenali orang-orang jahat. Aku berharap bisa bertemu dengan dewi sungguhan dan aku akan meminta permohonan agar burung itu menghisap darah para iblis jahat."

Aku mengetuk pelan hidungnya. "Tentu,"

"Tetapi kakak bagaimana kau bisa tahu tentang dewi?"tiba-tiba ia bertanya.

"Hmmh!"aku bingung menjawabnya lalu tiba-tiba Roy menimpali dengan perkataan lain, "kita cari tempat berteduh dan makan. Kau!    anak kecil mau ikut atau tidak itu terserah dirimu."

"A-aku ikut! Tetapi kakiku berdarah!" 

"Oh, iya aku tak menyadarinya. Roy apakah kau bersedia?"aku menyanyakannya. Ia menghela napas berat. "Kalau tidak mau yasudah. Aku bersedia gendong dia?" Aku berencana jongkok namun tangannya menarikku. "Kalian berdua naik ke punggungku."

(Bersambung)

Related chapters

  • Pasangan Berbeda   6. Pergi Mengikuti Roy

    Setelah perjalanan tak tahu arah aku memanggil namanya. "Roy?" Saat tertentu ia tak menjawabku namun tak membuatku kehabisan akal lalu kutarik ekornya, dan tiba-tiba ia pun menjadi berwajah ketus, kali ini apakah ia akan marah? Tanganku bergetar tak karuan khawatir jika dewa setengah kuda ini menjadi tidak terkontrol karena merasa diusik olehku, meskipun ia adalah dewa namun sifat hewan nya pasti tersembunyi di dalamnya, Ia tiba-tiba berhenti setelah berlari kencang mendadak kami berdua terdorong ke depan dan kamipun berusaha berpengangan di punggungnya. Entah ada apa dengannya, terlihat ketus dan sering ngerem mendadak. "Kakak ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti?" pertanyaan itu mewakili jalan pikiranku. "Kita sepertinya salah arah." Kata Roy. Aku berkedip-kedip memahami maknanya lalu menyahut percakapan mereka. "Salah arah?

    Last Updated : 2021-08-26
  • Pasangan Berbeda   7. Ingatan Roy

    Wanita itu memberikan ku pakaian dan membagi menjadi dua kamar, anak kecil tidur bersamaku karena kami sama-sama perempuan sedangkan Roy menempati kamar di sisi kiri wanita baya itu. Ia menempati kamar bekas suaminya, setelah bermenit membicarakan rupa siluman dan perjanjian mereka aku memahami masalahnya. Siluman itu menagih janji pengiriman perempuan untuk diperistrikan namun di sini perempuan cantik yang sehat sudah tak ada lagi. Aku tahu bagaimana ketakutan mereka saat ini jika siluman itu tiba-tiba mendatangkan angin besar atau tsunami karena mengingkari janji , tetapi alasan mereka tak buat aku percaya sepenuhnya karena tak ada detail yang diceritakan oleh mereka tentang perjanjian itu. Di sini lagi-lagi aku mengambil kesempatan menguliknya. "Oh iya Bi boleh tanya sesuatu? Sejak tadi aku penasaran apakah ini? tidak melanggar privasi?" "Jangan sungkan nona tanyakan saja!" Ia meletakkan be

    Last Updated : 2021-08-26
  • Pasangan Berbeda   7.1 Ingatan Roy

    "Tuan. Roy tetapi dia belum menanda tangani gulungan itu." "Berikan gulungan itu biarkan dia menandatangani di ruangan pangeran. Supaya dia tahu rasanya." Firasatku seperti tidak enak saat si Roy ini membicarakan pangeran tersebut. "Eh, apakah pangeran itu akan memakanku?" Aku berbisik kepada kasim yang berada dibelakangku ketika Roy sibuk mengikat dan menarik pergelangan tanganku layaknya tahanan. Si kasim pun menggeleng-geleng dan aku pun terkejut karena Roy langsung mengetuk dahiku. "Omong kosong macam apa yang kau katakan. Pangeran adalah orang yang bijaksana dan baik hati. Sekarang ikuti aku dan pergi ke ruangannya." "Galak sekali,"aku mengelus keningku dan tak selang berapa menit kemudian ia telah membawaku ke dalam ruangan misterius sendirian. Ia juga meninggalkanku bersama gulungan kayu. Di sana ada lelaki tampan duduk tanpa menghiraukanku. Aku melihat sekeliling kamarnya sambil me

    Last Updated : 2021-08-26
  • Pasangan Berbeda   7.2 Ingatan Roy

    Roy berlutut hormat kepada pangeran, "Yang Mulia para pengawal sudah memperketat kamar Dewi," dan saat itu pangeran sedang mengamati kalung emas ditangannya. "Pangeran apakah dewi tidak akan curiga kepadamu karena Anda begitu mengenalnya?" "Justru aku ingin dia mengenaliku, namun aku tidak melihat memori itu, sepertinya ia telah melupakanku." Ia menggenggam kalung tersebut dengan wajah merenung. "Pangeran Anda tidak berencana memberitahunya?" "Bahkan jika aku mengaku orang yang berkali-kali bertemu dan menemaninya di dunia, ia tak akan percaya. Aku hanya menambah sakit kepalanya, lebih baik aku melindunginya dan memberikannya gelar dewi supaya dekat denganku. Beruntung Maha Agung mempertemukanku dengannya di sini. Kebetulan sekali ia membawa paralayang, dan pasti ratu dan pengikutnya sudah tahu itu. Ia pasti mencoba melakukan sesuatu. Mereka pasti akan menya

    Last Updated : 2021-08-26
  • Pasangan Berbeda   8. Pasar Hantu

    Sejak tadi aku kehilangan mereka bahkan siluman liuran tadi rela meninggalkanku, ini sudah berapa kalinya aku sendirian lagi dan mereka lebih suka tak mengajakku. Aku berjalan tanpa tujuan sambil gemetaran menahan nyeri perut, kadang-kadang berjongkok dan berdiri lagi sampai nyeri itu tenang. Sungguh siapa yang tak akan ngedumel? Siapa yang tidak kesal? janjinya mau menjagaku malahan yang terjadi malah sebaliknya, mau tak mau perjalanan ini dipenuhi dumel-dumelan kesal sebelum sampai menemukan mereka aku terkena sial lagi. Kata Ruoran pasar hantu selalu ada tiap pertengahan bulan penuh, biasanya mereka menjual dan kadang berburu manusia. Kali ini pria mabuk menabrakku lalu lari seperti melihat hantu. "Oh!" keluhku yang telah duduk di tanah, sialnya tak ada yang membantu sementara orang-orang yang berlalu - lalangpun lebih sibuk dengan egonya, ini lebih parah dari orang-orang yan

    Last Updated : 2021-08-29
  • Pasangan Berbeda   8.1 Pasar Hantu

    Pertama kali alat retinaku menangkap kebohongan seseorang terlebih lagi peristiwa itu merupakan sebuah kesepakatan bersama. Di sana aku bukan bagian dari pembuat kesepakatan namun tujuan alat ini adalah memberitahukan semua hal yang tersembunyi. Aku merasa heran siapa yang pintar menaruh chip kebohongan di saat aku lengah padahal aku mudah kecewa. Aku berpendapat Alex tidak sepintar itu membuatku kecewa barangkali ini kerjaan Kak Tim. Seolah-olah berpikir menemukan siapa pembuat alat kebohongan ini tanpa menyadari kedatangan pangeran yang tiba-tiba telah menungguku angkat bicara. Sosok tersebut menimbulkan sejumlah peristiwa terpisah antara Roy dengannya. Luar biasa benda ini mengungkap rahasia paling menggelegar di dunia dan Alex jadi pemenangnya. Xiao Bai putra maha raja langit ke- 33 saat itu masih remaja meminta pengawalnya untuk mendatangi kamarnya tengah malam,

    Last Updated : 2021-11-12
  • Pasangan Berbeda   8.2 Pasar Hantu

    "Aku tahu kamu siapa?" potongku. "Eh" pangeran tiba-tiba diam. "Jadi kamu tahu siapa aku?" Diamnya pun berubah menjadi senang. "Si konyol," kataku karena ia masih senang diatas penderitaan orang lain, "Kau itu pencari keuntungan, kau merekrutku untuk keuntungan pribadi. Aku tahu kamu ingin jadi raja yang bijaksana dan diakui oleh negara suatu saat nanti kan? Jadi kamu berusaha rekrut aku dan buat perjanjian denganku dengan alasan bisa beri aku perlindungan dan membantu mencari keluargaku yang hilang. Kamu memberikan harapan dan masa depan yang indah tetapi yang aku tahu kamu tidak bisa melakukannya. Contohnya seperti yang lalu. Kau membuat rencana tetapi gagal namun sebenarnya itu usahamu kan. Aku tahu licikmu dan bagaimanapun aku tidak akan marah lagi, karena itu jadi tujuan dan takdirmu dan setelah peristiwa ini kalau aku berhasil mengumpulkan teman-temanku aku minta perjanjian itu

    Last Updated : 2021-12-07
  • Pasangan Berbeda   9. Pukul tidak ya?

    "Pangeran, kau berniat membunuhku ya? Berapa lapis pakaian yang kau perintahkan kepada bibi?" Aku menyoroti perhatiannya yang kali ini sedang berencana balas dendam. Tetapi itu tak akan berguna kepadaku, baju ini tak akan mempan pada perangkat besi di tubuhku. Sedari tadi kamar ku sudah dipenuhi oleh tiga orang yang telah mengunjungiku rasa kepo yang mereka miliki tentang pernikahan palsu ini lebih besar dari dugaanku. Untuk pangeran buat apa memasuki ke kamar perempuan, toh urat malunya sudah tak ada sekarang. "Aku ingin lihat bagaimana caramu berdandan, Aku ingat terakhir kali kamu menguncir rambutmu seperti buntut Roy. Kali ini bersikaplah feminim, wkwkwk" Dia sengaja, lalu aku melemparinya sepatu nyaris mengenai pucuk kepalanya. "Jangan buang waktu kalau tidak suka!" Bibi tersenyum sambil membawa perlengkapan pernikahan, "melihat pertengkar

    Last Updated : 2021-12-08

Latest chapter

  • Pasangan Berbeda   14. Payung Teduh

    Ruoran melihat tuannya yang sambil bercucuran air mata yang sembari jongkok dan menggigit kipasnya. Ia berlagak seperti kartun melankolis yang ditinggal kekasih. Ia kadang-kadang memeluk kakinya atau bersandar pada dinding gelembung, ia layaknya kehilangan harapan. Xiao Bai mulai tampak berakting aneh. Beruntungnya ia tidak berada di perkotaan yang ramai sehingga tak perlu mendapati rasa malu yang besar. Cukup Roy dan Ruoran saja tau keanehan nya. Haripun semakin sore, gelembung mereka tumpangi pelan - pelan bergerak mengikuti arus air. Kini posisi Roy dan Ruoran duduk tenang bersila sambil memperhatikan tuannya. "Apakah dia sedang bersandiwara lagi?" tanya Ruoran kepada Roy."Aku tidak pernah melihatnya seperti ini." Roy menggelengkan kepala membalas Ruoran."Mungkin dia punya rahasia lain seperti kepribadian ganda." Tuturnya kembali dan alis kanannya mengernyit menatap Roy."Mustahil, aku sudah bersamanya sejak lama. Ini baru pertama kali kulihat keanehannya."Balas Roy membe

  • Pasangan Berbeda   13. Sisi kasihan Ruyi

    Anak kecil itu menguap merasa dirinya telah selesai membalaskan luka yang tersimpan lama di benaknya. Pergelangannya dipenuhi darah sambil mencuci kedua tangannya, bau anyirpun mulai merebak di pencucian piring. Tadinya, sebuah baskom yang jernih berisi air kini berubah kental dan keruh entah sudah berapa banyak korban yang dibunuhnya. Kali ini tangan kecilnya pun mengambil sebilah pisau besar memotong bagian irisan daging menjadi kecil-kecil. Ia tak bersuara sama sekali dan serius, namun kedatangan seseorang telah mengalihkan sebentar, yang tak lain adalah seorang wanita setengah muda, ia mengikat celemeknya dan menghampiri anak kecil itu. "Ruyi apa yang sedang kau lakukan, aku memanggilmu daritadi dan kau tidak menyahutku sama sekali. " Suaranya lembut dan ringan. "Potong daging ikan bu." Jawab Ruyi tanpa menjelaskan lagi. Wanita itu melihat irisan daging kecil lalu alisnya menyatu. "Ruyi... ini kurang pas, bisakah kamu memotongnya dengan benar. Kau tidak dapat jatah mak

  • Pasangan Berbeda   12. Jealous Men.

    Xiaobai tiba-tiba melompat seperti orang cacingan, bergerak dan berpindah semaunya dan sesekali berteriak kecil sehingga kedua orang yang sedang tenang meminum teh menjadi ikut tak karuan, mereka berdua seakan bingung dan cemas takut si tuannya menjadi gila sendirian. Segelintir perasaan tidak mengenakkan di dalam hatinya sedang membakar perasaannya bahkan tak peduli lagi dianggap aneh oleh orang sekelilingnya. Xiaobai kembali duduk dan menuang tehnya sembarangan namun fokus perhatiannya bergerak jauh diambang batas pikiran. Ruoran yang dari tadi tengah memperhatikan kelakuannya akhirnya pun bersuara karena tak tahan. "Tuan pangeran air tehnya sudah penuh." Ruoran memberi seruan kepada tuannya yang melamun sambil mengisi gelas teh. "Tu-an...." Panggilan Ruoran terpotong oleh suara Roy. Ia memberi mimik ekspresi untuk tidak mengganggu tuannya. Sebagai pengawal yang patuh dan cukup mengerti pikiran Xiobai, mereka tak berani mengganggunya. Sinyal otak Xioabai bekerja lebih ce

  • Pasangan Berbeda   11. Siapa kamu?

    Aku pikir hidup ku sudah berakhir dan telah berada di akhirat, tetapi ini tidak adil untukku. Aku tidak dapat bertemu dengan keluargaku sebelum ajal menjemputku. Aku tidak tahu juga kapan aku dibangunkan kembali oleh malaikat, setidaknya ada perkembangan jalan cerita dari semua ini. Tak ada harapan lagi yang ku inginkan, tiba-tiba sebuah tetesan cairan jatuh tepat di depan hidungku. Terlepas dari itu semua, aku terpaksa membuka mataku. Tidak ada yang berbeda dari dunia dengan akhirat. Aku melihat tubuhku yang tergulung kain, siapa yang telah menggulungku seperti ini. Aku seperti sedang tidak bermimpi. Aku mencoba melepas paksa kain selimut yang menggulungku. " Sulit terlepas," bodoh saja kataku, tali pada kain ini tak akan terlepas tanpa ada gesekan benda tajam. Aku mendengar suara orang melangkah dan membuka pintu, dan ku kembalikan ke posisi semula. Aku tahu dua orang itu adalah pria. Terdengar dari suaranya yang mengebas.

  • Pasangan Berbeda   10. Kita akan bertemu lagi

    Perhiasan, gincu dan makhota merah ala pernikahan tradisional negeri China telah terpasang rapi dengan baik. Pernikahan adalah impian dan hari baik yang diinginkan oleh setiap wanita lajang. Hari ini aku tengah berada di dalam kotak tandu sendirian. Aku mengintip dari jendela untuk melihat keluar, ternyata seperti bibi bilang kemarin hari ini aku di antar oleh beberapa perempuan berbadan besar yang mengangkat tanduku dan sisanya mereka itu anggota kepunyaan Xiaobai sendiri, tak lagi ku hitung jumlahnya. Ku perhatikan sesekali tandu ini bergoyang-goyang akibat menginjak batu besar yang acapkali membuat mahkotaku berbenturan dengan langit tandu. Ketika goncangan semakin keras barulah suara bibi terdengar seperti membentak kelompoknya. Hari ini aku gugup padahal ini bukan pernihakan atas dasar cinta. Aku meneliti langit tandu tak lagi bergoyang lagi dan ini mungkin sudah waktunya. Sebelum aku dikirim kemari dan berada di dalam tandu. Kelompok bibi melaku

  • Pasangan Berbeda   XXX. Siapa pencetus buku kuno?

    Anda pasti berpikir buku ini tidak menarik, ceritanya terlalu kompleks. Benar, memang seperti ini alurnya. Tidak ada yang tahu siapa pemeran utama, konflik apa dan siapa pencetus semua ini? Penulis akan beritahu. Xiao Bai putra anak raja langit ke-33 memiliki leluhur bernama dewi kebenaran (Zhenli Nushen) atau Zhenxiang. Dewi kebenaran merupakan perempuan pertama yang menjabat penguasa tinggi. Tersebar berbagai informasi bahwa ia orang yang berasal dari masa depan, orang berhati dingin, tetapi bijak dikalangan manusia. Meninggal di usia 2000 tahun, meninggalkan wasiat yang tertulis di dalam buku kuno. Buku yang berisi semua ajaran sihir, kebijakan, dan keinginannya. Bahkan terhubung dengan masa depan. Xiao Bai yang terlampau mengidamkan kebijakan dan ingin melihat dunia secara luas berharap mempelajari buku kuno, sayangnya buku tersebut tersisa lembaran tentang akan ada

  • Pasangan Berbeda   9. Pukul tidak ya?

    "Pangeran, kau berniat membunuhku ya? Berapa lapis pakaian yang kau perintahkan kepada bibi?" Aku menyoroti perhatiannya yang kali ini sedang berencana balas dendam. Tetapi itu tak akan berguna kepadaku, baju ini tak akan mempan pada perangkat besi di tubuhku. Sedari tadi kamar ku sudah dipenuhi oleh tiga orang yang telah mengunjungiku rasa kepo yang mereka miliki tentang pernikahan palsu ini lebih besar dari dugaanku. Untuk pangeran buat apa memasuki ke kamar perempuan, toh urat malunya sudah tak ada sekarang. "Aku ingin lihat bagaimana caramu berdandan, Aku ingat terakhir kali kamu menguncir rambutmu seperti buntut Roy. Kali ini bersikaplah feminim, wkwkwk" Dia sengaja, lalu aku melemparinya sepatu nyaris mengenai pucuk kepalanya. "Jangan buang waktu kalau tidak suka!" Bibi tersenyum sambil membawa perlengkapan pernikahan, "melihat pertengkar

  • Pasangan Berbeda   8.2 Pasar Hantu

    "Aku tahu kamu siapa?" potongku. "Eh" pangeran tiba-tiba diam. "Jadi kamu tahu siapa aku?" Diamnya pun berubah menjadi senang. "Si konyol," kataku karena ia masih senang diatas penderitaan orang lain, "Kau itu pencari keuntungan, kau merekrutku untuk keuntungan pribadi. Aku tahu kamu ingin jadi raja yang bijaksana dan diakui oleh negara suatu saat nanti kan? Jadi kamu berusaha rekrut aku dan buat perjanjian denganku dengan alasan bisa beri aku perlindungan dan membantu mencari keluargaku yang hilang. Kamu memberikan harapan dan masa depan yang indah tetapi yang aku tahu kamu tidak bisa melakukannya. Contohnya seperti yang lalu. Kau membuat rencana tetapi gagal namun sebenarnya itu usahamu kan. Aku tahu licikmu dan bagaimanapun aku tidak akan marah lagi, karena itu jadi tujuan dan takdirmu dan setelah peristiwa ini kalau aku berhasil mengumpulkan teman-temanku aku minta perjanjian itu

  • Pasangan Berbeda   8.1 Pasar Hantu

    Pertama kali alat retinaku menangkap kebohongan seseorang terlebih lagi peristiwa itu merupakan sebuah kesepakatan bersama. Di sana aku bukan bagian dari pembuat kesepakatan namun tujuan alat ini adalah memberitahukan semua hal yang tersembunyi. Aku merasa heran siapa yang pintar menaruh chip kebohongan di saat aku lengah padahal aku mudah kecewa. Aku berpendapat Alex tidak sepintar itu membuatku kecewa barangkali ini kerjaan Kak Tim. Seolah-olah berpikir menemukan siapa pembuat alat kebohongan ini tanpa menyadari kedatangan pangeran yang tiba-tiba telah menungguku angkat bicara. Sosok tersebut menimbulkan sejumlah peristiwa terpisah antara Roy dengannya. Luar biasa benda ini mengungkap rahasia paling menggelegar di dunia dan Alex jadi pemenangnya. Xiao Bai putra maha raja langit ke- 33 saat itu masih remaja meminta pengawalnya untuk mendatangi kamarnya tengah malam,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status