Beranda / Fantasi / Pasangan Berbeda / 6. Pergi Mengikuti Roy

Share

6. Pergi Mengikuti Roy

Penulis: HMW
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah perjalanan tak tahu arah aku memanggil namanya. "Roy?" Saat tertentu ia tak menjawabku namun  tak membuatku kehabisan akal lalu  kutarik ekornya, dan tiba-tiba  ia pun menjadi berwajah ketus, kali ini apakah ia akan marah?

Tanganku bergetar tak karuan khawatir jika dewa setengah kuda ini menjadi tidak terkontrol karena merasa diusik olehku, meskipun ia adalah dewa namun sifat hewan nya pasti tersembunyi di dalamnya,

Ia tiba-tiba berhenti setelah berlari kencang mendadak kami berdua terdorong ke depan dan  kamipun berusaha berpengangan di punggungnya. Entah ada apa dengannya, terlihat ketus dan sering ngerem mendadak.

"Kakak ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti?" pertanyaan itu mewakili jalan pikiranku.

"Kita  sepertinya salah arah." Kata Roy. Aku berkedip-kedip memahami maknanya lalu menyahut percakapan mereka.

"Salah arah? Memang kita tadi ada di mana?" Kataku dan seketika tubuh anak kecil itu mendadak gemetaran seperti menggigil. "Se-sepertinya ki-kita me-masuk-i..." mendadak ia menjadi gagap. Entah, apa yang membuatnya begitu takut hingga menjadi gugup, dan yang pasti sepertinya bukan kabar baik.

Aku menyentuh kedua bahunya sambil melihat mata anak kecil itu hanya ini yang kulakukan saat seseorang menjadi takut dan cemas berlebihan. 

"Iblis. Wilayah iblis rendahan (siluman)." Katanya Roy kepalaku yang tadinya menunduk menjadi terangkat karenanya.

"Sungguh? Berarti hari ini kita akan  dalam bahaya. Roy apakah tidak ada jalan putar balik untuk kembali ke tempat yang tadi. Maksudku kita cari aman." Kataku dan iapun bernapas berat.

"Tidak bisa, kita akan ketahuan iblis lainnya kalau putar balik? Di sini banyak mata-mata."

"Memangnya kita juga tidak akan ketahuan di sini?" tanyaku.

"Entahlah. Tuk saat ini jalan kita adalah NEKAT!" Roy mengambil persiapan.

"Pegang kuat -kuat punggungku, kita akan berlari sejauh mungkin sampai jejak ku tak terlihat."

"Apah?" Tangan anak kecil itu menarikku untuk mengikuti perintah Roy dan akhirnya Roy berlari terjun ke dalam jurang yang sangat dalam dan aku tak bisa melihat ke jurang karena situasi sangat gelap gulita. Jurang itu seperti lubang lebar yang tak tahu luasnya berapa. Tiba-tiba lagi aku menggigil dan mendengar suara serangga dan binatang di atas daratan yang tadi kami injak kemungkinan mereka melihat kita dan sedang berdiri dipinggiran. Mereka diantaranya berdesis dan mencapit. 

"Aku takut Roy."

"Tutup matamu, dan telingamu. Suara mereka bisa membuatmu pingsan."

"Siapa mereka Roy?"

"Mereka iblis penjaga perbatasan tetapi tenang mereka tidak bisa ikut terjun bersama kita karena mereka takut air." Aku telah menutup telingaku jadi kalimat Roy setelahnya tak bisa ku dengar sehingga informasi penting kulewati. "Kita akan pergi ke bumi kak!" Sahut anak kecil yang telah lebih rileks daripada sebelumnya. Ia terlihat sangat senang. Namun sebaliknya, aku tidak lagi berpikir momen ini menyenangkan malahan sekujur tubuhku seperti digerogoti oleh udara dingin dari  lubang ini  ditambah pula dengan daya tarik gravitasi bumi menyebabkan detak jantungku seperti bermain rollcoaster. Aku pun segera memejamkan mata.

"Tidak aku tidak kuat untuk tak berteriaaaaak. Rooooooooyyy!!!!!!"

"Yeeeey, setidaaaknya kita tidak masuk lebih jauh ke wilayah iblis kak kita akan ke bumiii! Horeeeee!"

"Sebentar, bumi?  Jadi selama ini kita tidak ada di bumi ?" Aku berpikir sejenak tak mengenal arahnya dan khawatir tersesat lagi. Si Roy yang lebih pahampun tak memberitahu arah yang jelas. Pandanganku kembali ke si anak kecil tersebut.

"Nanti kita akan ke bumi yang sebenarnya? Kita akan pergi ke bumi selatan kak, lokasi sangat dekat dengan wilayah iblis." 

Roy pun menanggapi, "jangan banyak bicara perhatikan keamanan kaliaan!"

"Aaaaaaaaaaaaa" aku berteriak karena gravitasinya sedang menarik kedua pipiku.

Anak kecil di depanku tersenyum lalu menoleh kepadaku, "Yuhuuuu."

"Hei, anak kecil kau pikir ini perjalanan yang menyenangkan?" Roy mendesaknya untuk segera diam dan duduk tenang.

"Dew..." aku menepuk punggungnya untuk menghentikan panggilan itu khawatir jika ia keceplosan dan rahasiaku tiba-tiba terbongkar.

"Nona sebaiknya aku harus berubah menjadi manusia supaya tidak telihat mencurigakan."

"Aku juga akan berubah," anak kecil itu menyahut.

"Kalian berdua mau berubah apalagi?"

Tak lama kemudian kakiku merasakan cairan dingin. Kami bertiga masuk ke dalam air, dan cahaya terik telah terlihat diatasanku di dalam air mereka berdua tak  lihai berenang namun aku mulai tak ikut kehabisan cara. Aku menarik dan mendekap mereka diketiakku lalu mendorongnya ke atas sehingga mereka bisa bernapas.  Setelah itu mereka terbatuk menghirup oksigen sepuas-puasnya. "Kenapa tak bilang kalau lubang itu mengarah ke air." Kataku dan mereka tak menanggapiku serta tetap fokus pada batuknya. Aku menantap mereka datar sebagai balasan tak suka diabaikan setelah itu baru anak kecil itu yang membalasku.

"Tn. Uhuk Roy sudah bilang saat kau tutup telinga." 

Aku mengorek telingaku, "benarkah? berarti aku yang tak mendengarnya," 

"Kita ada di mana?" Aku mengalihkan pembicaraan tadi dan melihat mereka yang sibuk memeras baju dan rambut.

"Ini tepian sungai?" Aku menyambung lagi. Bodohnya aku menanyakan hal yang jauh dari topik yang bagus dan menjawab sendiri.

"Roy haruskah kita berpindah?" Aku menunjuk ke depan, perasaanku hari ini seperti korban yang tertekan karena tidak diajak bicara, dan meminta izin pergi.

Aku melangkah ke depan sementara mereka tak menjawabku. "Tunggu!" Roy memerintah sehingga kepalaku menengoknya. "Jalanan ini tidak aman jangan melangkah duluan, kita pergi bersama saja."

"Tetapi kalian masih sibuk, "

"Sudah beres, ikuti aku." Kata Roy sedang berjalan lebih dulu. Tak mau ketinggalan aku langsung menggandeng anak kecil tadi. Kami melewati sungai kecil dan masuk ke dalam perkebunan liar sembari mencari penginapan berbagai macam tanaman berduri yang kami dapatkan saat mencari jalan pintas. Alhasil baju kami kadang ikut tersangkut.

"Matahari sudah mulai..." belum sesaat ucapanku terpotong saat bocah kecil di sampingku berlari lebih dulu lalu melompat kegirangan.

"Kita dapat penginapan yey. Akhirnya tuan Roy lihat itu!" Ia segera mengajak Roy untuk memeriksa kehadiran si pemilik rumah kayu tersebut.

Aku mengikutinya, ku layangkan pandanganku pada sekitar  pagar kayu serta beberapa ternak ayam sederhana tertata rapi  di samping tumpukan kayu bakar.

"Permisi apakah ada orang di sini?"

"Ya tentu," dan pemilik rumah segera keluar dari pintu tersebut. Ia seorang wanita paruh baya yang masih cantik.

"Nyonya kami sedang tersesat dan hari sudah malam bolehkah kami menyewa kamar untuk sehari saja?" Kata si bocah kecil tersebut dengan enteng membicarakan "sewa kamar" padahal salah satu di antara kami tak punya uang untuk bayar sewa. Wanita itu melihatku dan kembali melihat Roy dan si bocah kecil.

Dia seperti takut-takut memberitahu namun sesaat kemudian alis Roy menyatu. Aku menyenggolnya sembari menanyakan sesuatu yang membuatnya begitu waspada melalui gerakan kepalaku, namun sepertinya ia tak sama sekali memahami kode dariku buktinya ia melewatiku.

"Tentu saja, kalian tak perlu menyewa di sini. Kalian hanya boleh tinggal selama tiga atau seminggu sebagai syaratnya karena... karena..."

Kami menunggu lanjutannya, "Aiyoo... bisakah kalian masuk bersamaku saja di sini tak aman!"

"Bukankah itu yang kami tunggu nek. Ini kan rumahmu."

"Ahahaha, iya iya aku melupakannya." Dia tertawa sambil menyuruh kami masuk ke dalam setelah itu ia menutup pintu rapat-rapat dan mematikan lilin. Saat ia mematikan lilin wajah kita tak terlihat sama sekali.

"Nek, apakah kita  bisa bicara tanpa mematikan cahaya lilinnya?" Sekarang aku ikut-ikutan bocah kecil itu memanggilnya nenek.

"Aiyoo aku tak setua itu, panggil saja aku bibi  karena usiaku tiga puluh tahun."

"What?"

Roy dan Bocah kecil itu terkejut lalu melihatku  melalui sumber suaraku. Aku keceplosan berbahasa Inggris dan pastinya mereka tak tahu.

Perempuan itu menyalakan lilinnya lagi kali ini lebih redup hanya satu lilin untuk menyinari satu ruangan saja, setelah menutup semua lubang besar di rumah tersebut sampai tak ada cahaya yang  mencuat ke luar. 

Kami serempak bertanya "Ada apa?"

"Kami takut kalau siluman itu kembali ke mari karena mendengar semuanya. Aku mohon pada kalian untuk bebaskan kami dan penduduk di sini dari siluman. Pendekar Dewa!" Perempuan itu melihat ke Roy mengetahui kalau Roy dapat memusnahkan siluman. Akupun tak paham mengapa wanita itu mengenali Roy yang seorang dewa.

"Kau mengenaliku dengan cepat sepertinya kau seringkali bertemu dengan para dewa sepertiku? "

"Ah, itu suamiku adalah dewa namun memilih menyamar menjadi manusia dan menikahiku. Jadi aku lebih paham penyamaran mereka. Namun ia telah pergi jauh dan menghilang,  sekarang ini ia meninggalkanku bersama anak perempuanku dan ia setengah dewa,  semua orang mengetahuinya."

"Apa kalian tak kena hukuman karena menikah berbeda alam?"

Tiba-tiba suasana menjadi suram ketika dua orang yang ada di kanan kiriku memandangku dengan perasaan menohok.

"Sepertinya Nona  bukan dari dunia ini!" Ia pun tersenyum lalu menjelaskan. "Pernikahan berbeda alam tak lagi menjadi halangan bagi manusia seperti kami. Semua itu tak lagi melanggar hukum hanya saja sebagian orang tidak mengindahkan pernikahan  atau pasangan berbeda. Tak ada lagi hukuman bagi para pelanggar karena kita semua sama-sama berbagi jalan kehidupan."

Aku mengerti maksudnya sekarang anak kecil itu memandangku, "kakak bukan dari dunia ini? Pantas saja kau lebih cantik dari kita semua. Kau pasti..." ia lagi-lagi menerka sendirian sedangkan si Roy mengambil teh yang telah disajikan oleh perempuan tadi lalu meneguknya.

"Kau selir pangeran kan?" 

Buuur! Roy menyemburkan air yang belum sempat masuk ke tenggorokannya. Akupun melongo melihat kelakuannya,  dan si perempuan baya tadi tertawa kecil.

"Benar hanya selir raja atau pangeran yang dibilang dunia lain karena mereka tak boleh keluar atau terlihat oleh kami bahkan mereka tak tahu aturan di dunia ini semuanya telah berubah. Mereka tersembunyi dan keramat." Sambung si anak kecil tadi.

Roy terbatuk-batuk sementara si perempuan baya tadi tertawa kencang namun tak bersuara keras. Ekspresi mereka mengiyakan perkataan si bocah ini, alhasil aku sedikit percaya bagaimanapun dunia ini memang aneh.

"Kakak apakah kau benar selir pangeran?" Bocah kecil itu mendekat ke arahku dengan sigap Roy mendorong bahunya untuk mundur.

"Pendekar aku ingin kau membantuku."  Pinta wanita baya.

Wanita itu memohon pada Roy. Akupun merasa kasihan dengan hidup penduduk di sini yang serba waspada dan ketakutan dan wanita ini juga ditinggalkan oleh suaminya bertahun tahun sampai sekarang pun mereka tak punya pelindung dan tak ada kekuatan yang sebanding melawan siluman itu. 

"Aku setuju!" Ucapku lalu menepuk dada Roy. "Kalau aku setuju dia pasti setuju benarkan Roy?" 

Awalnya ia terlihat ragu namun dengan anggukan kecilnya itu akhirnya dia menuruti kataku. Ya, bagaimanapun ia tetap pengawalku hari ini kalau menolak artinya ia melanggar perintah pangeran.

(Bersambung)

Bab terkait

  • Pasangan Berbeda   7. Ingatan Roy

    Wanita itu memberikan ku pakaian dan membagi menjadi dua kamar, anak kecil tidur bersamaku karena kami sama-sama perempuan sedangkan Roy menempati kamar di sisi kiri wanita baya itu. Ia menempati kamar bekas suaminya, setelah bermenit membicarakan rupa siluman dan perjanjian mereka aku memahami masalahnya. Siluman itu menagih janji pengiriman perempuan untuk diperistrikan namun di sini perempuan cantik yang sehat sudah tak ada lagi. Aku tahu bagaimana ketakutan mereka saat ini jika siluman itu tiba-tiba mendatangkan angin besar atau tsunami karena mengingkari janji , tetapi alasan mereka tak buat aku percaya sepenuhnya karena tak ada detail yang diceritakan oleh mereka tentang perjanjian itu. Di sini lagi-lagi aku mengambil kesempatan menguliknya. "Oh iya Bi boleh tanya sesuatu? Sejak tadi aku penasaran apakah ini? tidak melanggar privasi?" "Jangan sungkan nona tanyakan saja!" Ia meletakkan be

  • Pasangan Berbeda   7.1 Ingatan Roy

    "Tuan. Roy tetapi dia belum menanda tangani gulungan itu." "Berikan gulungan itu biarkan dia menandatangani di ruangan pangeran. Supaya dia tahu rasanya." Firasatku seperti tidak enak saat si Roy ini membicarakan pangeran tersebut. "Eh, apakah pangeran itu akan memakanku?" Aku berbisik kepada kasim yang berada dibelakangku ketika Roy sibuk mengikat dan menarik pergelangan tanganku layaknya tahanan. Si kasim pun menggeleng-geleng dan aku pun terkejut karena Roy langsung mengetuk dahiku. "Omong kosong macam apa yang kau katakan. Pangeran adalah orang yang bijaksana dan baik hati. Sekarang ikuti aku dan pergi ke ruangannya." "Galak sekali,"aku mengelus keningku dan tak selang berapa menit kemudian ia telah membawaku ke dalam ruangan misterius sendirian. Ia juga meninggalkanku bersama gulungan kayu. Di sana ada lelaki tampan duduk tanpa menghiraukanku. Aku melihat sekeliling kamarnya sambil me

  • Pasangan Berbeda   7.2 Ingatan Roy

    Roy berlutut hormat kepada pangeran, "Yang Mulia para pengawal sudah memperketat kamar Dewi," dan saat itu pangeran sedang mengamati kalung emas ditangannya. "Pangeran apakah dewi tidak akan curiga kepadamu karena Anda begitu mengenalnya?" "Justru aku ingin dia mengenaliku, namun aku tidak melihat memori itu, sepertinya ia telah melupakanku." Ia menggenggam kalung tersebut dengan wajah merenung. "Pangeran Anda tidak berencana memberitahunya?" "Bahkan jika aku mengaku orang yang berkali-kali bertemu dan menemaninya di dunia, ia tak akan percaya. Aku hanya menambah sakit kepalanya, lebih baik aku melindunginya dan memberikannya gelar dewi supaya dekat denganku. Beruntung Maha Agung mempertemukanku dengannya di sini. Kebetulan sekali ia membawa paralayang, dan pasti ratu dan pengikutnya sudah tahu itu. Ia pasti mencoba melakukan sesuatu. Mereka pasti akan menya

  • Pasangan Berbeda   8. Pasar Hantu

    Sejak tadi aku kehilangan mereka bahkan siluman liuran tadi rela meninggalkanku, ini sudah berapa kalinya aku sendirian lagi dan mereka lebih suka tak mengajakku. Aku berjalan tanpa tujuan sambil gemetaran menahan nyeri perut, kadang-kadang berjongkok dan berdiri lagi sampai nyeri itu tenang. Sungguh siapa yang tak akan ngedumel? Siapa yang tidak kesal? janjinya mau menjagaku malahan yang terjadi malah sebaliknya, mau tak mau perjalanan ini dipenuhi dumel-dumelan kesal sebelum sampai menemukan mereka aku terkena sial lagi. Kata Ruoran pasar hantu selalu ada tiap pertengahan bulan penuh, biasanya mereka menjual dan kadang berburu manusia. Kali ini pria mabuk menabrakku lalu lari seperti melihat hantu. "Oh!" keluhku yang telah duduk di tanah, sialnya tak ada yang membantu sementara orang-orang yang berlalu - lalangpun lebih sibuk dengan egonya, ini lebih parah dari orang-orang yan

  • Pasangan Berbeda   8.1 Pasar Hantu

    Pertama kali alat retinaku menangkap kebohongan seseorang terlebih lagi peristiwa itu merupakan sebuah kesepakatan bersama. Di sana aku bukan bagian dari pembuat kesepakatan namun tujuan alat ini adalah memberitahukan semua hal yang tersembunyi. Aku merasa heran siapa yang pintar menaruh chip kebohongan di saat aku lengah padahal aku mudah kecewa. Aku berpendapat Alex tidak sepintar itu membuatku kecewa barangkali ini kerjaan Kak Tim. Seolah-olah berpikir menemukan siapa pembuat alat kebohongan ini tanpa menyadari kedatangan pangeran yang tiba-tiba telah menungguku angkat bicara. Sosok tersebut menimbulkan sejumlah peristiwa terpisah antara Roy dengannya. Luar biasa benda ini mengungkap rahasia paling menggelegar di dunia dan Alex jadi pemenangnya. Xiao Bai putra maha raja langit ke- 33 saat itu masih remaja meminta pengawalnya untuk mendatangi kamarnya tengah malam,

  • Pasangan Berbeda   8.2 Pasar Hantu

    "Aku tahu kamu siapa?" potongku. "Eh" pangeran tiba-tiba diam. "Jadi kamu tahu siapa aku?" Diamnya pun berubah menjadi senang. "Si konyol," kataku karena ia masih senang diatas penderitaan orang lain, "Kau itu pencari keuntungan, kau merekrutku untuk keuntungan pribadi. Aku tahu kamu ingin jadi raja yang bijaksana dan diakui oleh negara suatu saat nanti kan? Jadi kamu berusaha rekrut aku dan buat perjanjian denganku dengan alasan bisa beri aku perlindungan dan membantu mencari keluargaku yang hilang. Kamu memberikan harapan dan masa depan yang indah tetapi yang aku tahu kamu tidak bisa melakukannya. Contohnya seperti yang lalu. Kau membuat rencana tetapi gagal namun sebenarnya itu usahamu kan. Aku tahu licikmu dan bagaimanapun aku tidak akan marah lagi, karena itu jadi tujuan dan takdirmu dan setelah peristiwa ini kalau aku berhasil mengumpulkan teman-temanku aku minta perjanjian itu

  • Pasangan Berbeda   9. Pukul tidak ya?

    "Pangeran, kau berniat membunuhku ya? Berapa lapis pakaian yang kau perintahkan kepada bibi?" Aku menyoroti perhatiannya yang kali ini sedang berencana balas dendam. Tetapi itu tak akan berguna kepadaku, baju ini tak akan mempan pada perangkat besi di tubuhku. Sedari tadi kamar ku sudah dipenuhi oleh tiga orang yang telah mengunjungiku rasa kepo yang mereka miliki tentang pernikahan palsu ini lebih besar dari dugaanku. Untuk pangeran buat apa memasuki ke kamar perempuan, toh urat malunya sudah tak ada sekarang. "Aku ingin lihat bagaimana caramu berdandan, Aku ingat terakhir kali kamu menguncir rambutmu seperti buntut Roy. Kali ini bersikaplah feminim, wkwkwk" Dia sengaja, lalu aku melemparinya sepatu nyaris mengenai pucuk kepalanya. "Jangan buang waktu kalau tidak suka!" Bibi tersenyum sambil membawa perlengkapan pernikahan, "melihat pertengkar

  • Pasangan Berbeda   XXX. Siapa pencetus buku kuno?

    Anda pasti berpikir buku ini tidak menarik, ceritanya terlalu kompleks. Benar, memang seperti ini alurnya. Tidak ada yang tahu siapa pemeran utama, konflik apa dan siapa pencetus semua ini? Penulis akan beritahu. Xiao Bai putra anak raja langit ke-33 memiliki leluhur bernama dewi kebenaran (Zhenli Nushen) atau Zhenxiang. Dewi kebenaran merupakan perempuan pertama yang menjabat penguasa tinggi. Tersebar berbagai informasi bahwa ia orang yang berasal dari masa depan, orang berhati dingin, tetapi bijak dikalangan manusia. Meninggal di usia 2000 tahun, meninggalkan wasiat yang tertulis di dalam buku kuno. Buku yang berisi semua ajaran sihir, kebijakan, dan keinginannya. Bahkan terhubung dengan masa depan. Xiao Bai yang terlampau mengidamkan kebijakan dan ingin melihat dunia secara luas berharap mempelajari buku kuno, sayangnya buku tersebut tersisa lembaran tentang akan ada

Bab terbaru

  • Pasangan Berbeda   14. Payung Teduh

    Ruoran melihat tuannya yang sambil bercucuran air mata yang sembari jongkok dan menggigit kipasnya. Ia berlagak seperti kartun melankolis yang ditinggal kekasih. Ia kadang-kadang memeluk kakinya atau bersandar pada dinding gelembung, ia layaknya kehilangan harapan. Xiao Bai mulai tampak berakting aneh. Beruntungnya ia tidak berada di perkotaan yang ramai sehingga tak perlu mendapati rasa malu yang besar. Cukup Roy dan Ruoran saja tau keanehan nya. Haripun semakin sore, gelembung mereka tumpangi pelan - pelan bergerak mengikuti arus air. Kini posisi Roy dan Ruoran duduk tenang bersila sambil memperhatikan tuannya. "Apakah dia sedang bersandiwara lagi?" tanya Ruoran kepada Roy."Aku tidak pernah melihatnya seperti ini." Roy menggelengkan kepala membalas Ruoran."Mungkin dia punya rahasia lain seperti kepribadian ganda." Tuturnya kembali dan alis kanannya mengernyit menatap Roy."Mustahil, aku sudah bersamanya sejak lama. Ini baru pertama kali kulihat keanehannya."Balas Roy membe

  • Pasangan Berbeda   13. Sisi kasihan Ruyi

    Anak kecil itu menguap merasa dirinya telah selesai membalaskan luka yang tersimpan lama di benaknya. Pergelangannya dipenuhi darah sambil mencuci kedua tangannya, bau anyirpun mulai merebak di pencucian piring. Tadinya, sebuah baskom yang jernih berisi air kini berubah kental dan keruh entah sudah berapa banyak korban yang dibunuhnya. Kali ini tangan kecilnya pun mengambil sebilah pisau besar memotong bagian irisan daging menjadi kecil-kecil. Ia tak bersuara sama sekali dan serius, namun kedatangan seseorang telah mengalihkan sebentar, yang tak lain adalah seorang wanita setengah muda, ia mengikat celemeknya dan menghampiri anak kecil itu. "Ruyi apa yang sedang kau lakukan, aku memanggilmu daritadi dan kau tidak menyahutku sama sekali. " Suaranya lembut dan ringan. "Potong daging ikan bu." Jawab Ruyi tanpa menjelaskan lagi. Wanita itu melihat irisan daging kecil lalu alisnya menyatu. "Ruyi... ini kurang pas, bisakah kamu memotongnya dengan benar. Kau tidak dapat jatah mak

  • Pasangan Berbeda   12. Jealous Men.

    Xiaobai tiba-tiba melompat seperti orang cacingan, bergerak dan berpindah semaunya dan sesekali berteriak kecil sehingga kedua orang yang sedang tenang meminum teh menjadi ikut tak karuan, mereka berdua seakan bingung dan cemas takut si tuannya menjadi gila sendirian. Segelintir perasaan tidak mengenakkan di dalam hatinya sedang membakar perasaannya bahkan tak peduli lagi dianggap aneh oleh orang sekelilingnya. Xiaobai kembali duduk dan menuang tehnya sembarangan namun fokus perhatiannya bergerak jauh diambang batas pikiran. Ruoran yang dari tadi tengah memperhatikan kelakuannya akhirnya pun bersuara karena tak tahan. "Tuan pangeran air tehnya sudah penuh." Ruoran memberi seruan kepada tuannya yang melamun sambil mengisi gelas teh. "Tu-an...." Panggilan Ruoran terpotong oleh suara Roy. Ia memberi mimik ekspresi untuk tidak mengganggu tuannya. Sebagai pengawal yang patuh dan cukup mengerti pikiran Xiobai, mereka tak berani mengganggunya. Sinyal otak Xioabai bekerja lebih ce

  • Pasangan Berbeda   11. Siapa kamu?

    Aku pikir hidup ku sudah berakhir dan telah berada di akhirat, tetapi ini tidak adil untukku. Aku tidak dapat bertemu dengan keluargaku sebelum ajal menjemputku. Aku tidak tahu juga kapan aku dibangunkan kembali oleh malaikat, setidaknya ada perkembangan jalan cerita dari semua ini. Tak ada harapan lagi yang ku inginkan, tiba-tiba sebuah tetesan cairan jatuh tepat di depan hidungku. Terlepas dari itu semua, aku terpaksa membuka mataku. Tidak ada yang berbeda dari dunia dengan akhirat. Aku melihat tubuhku yang tergulung kain, siapa yang telah menggulungku seperti ini. Aku seperti sedang tidak bermimpi. Aku mencoba melepas paksa kain selimut yang menggulungku. " Sulit terlepas," bodoh saja kataku, tali pada kain ini tak akan terlepas tanpa ada gesekan benda tajam. Aku mendengar suara orang melangkah dan membuka pintu, dan ku kembalikan ke posisi semula. Aku tahu dua orang itu adalah pria. Terdengar dari suaranya yang mengebas.

  • Pasangan Berbeda   10. Kita akan bertemu lagi

    Perhiasan, gincu dan makhota merah ala pernikahan tradisional negeri China telah terpasang rapi dengan baik. Pernikahan adalah impian dan hari baik yang diinginkan oleh setiap wanita lajang. Hari ini aku tengah berada di dalam kotak tandu sendirian. Aku mengintip dari jendela untuk melihat keluar, ternyata seperti bibi bilang kemarin hari ini aku di antar oleh beberapa perempuan berbadan besar yang mengangkat tanduku dan sisanya mereka itu anggota kepunyaan Xiaobai sendiri, tak lagi ku hitung jumlahnya. Ku perhatikan sesekali tandu ini bergoyang-goyang akibat menginjak batu besar yang acapkali membuat mahkotaku berbenturan dengan langit tandu. Ketika goncangan semakin keras barulah suara bibi terdengar seperti membentak kelompoknya. Hari ini aku gugup padahal ini bukan pernihakan atas dasar cinta. Aku meneliti langit tandu tak lagi bergoyang lagi dan ini mungkin sudah waktunya. Sebelum aku dikirim kemari dan berada di dalam tandu. Kelompok bibi melaku

  • Pasangan Berbeda   XXX. Siapa pencetus buku kuno?

    Anda pasti berpikir buku ini tidak menarik, ceritanya terlalu kompleks. Benar, memang seperti ini alurnya. Tidak ada yang tahu siapa pemeran utama, konflik apa dan siapa pencetus semua ini? Penulis akan beritahu. Xiao Bai putra anak raja langit ke-33 memiliki leluhur bernama dewi kebenaran (Zhenli Nushen) atau Zhenxiang. Dewi kebenaran merupakan perempuan pertama yang menjabat penguasa tinggi. Tersebar berbagai informasi bahwa ia orang yang berasal dari masa depan, orang berhati dingin, tetapi bijak dikalangan manusia. Meninggal di usia 2000 tahun, meninggalkan wasiat yang tertulis di dalam buku kuno. Buku yang berisi semua ajaran sihir, kebijakan, dan keinginannya. Bahkan terhubung dengan masa depan. Xiao Bai yang terlampau mengidamkan kebijakan dan ingin melihat dunia secara luas berharap mempelajari buku kuno, sayangnya buku tersebut tersisa lembaran tentang akan ada

  • Pasangan Berbeda   9. Pukul tidak ya?

    "Pangeran, kau berniat membunuhku ya? Berapa lapis pakaian yang kau perintahkan kepada bibi?" Aku menyoroti perhatiannya yang kali ini sedang berencana balas dendam. Tetapi itu tak akan berguna kepadaku, baju ini tak akan mempan pada perangkat besi di tubuhku. Sedari tadi kamar ku sudah dipenuhi oleh tiga orang yang telah mengunjungiku rasa kepo yang mereka miliki tentang pernikahan palsu ini lebih besar dari dugaanku. Untuk pangeran buat apa memasuki ke kamar perempuan, toh urat malunya sudah tak ada sekarang. "Aku ingin lihat bagaimana caramu berdandan, Aku ingat terakhir kali kamu menguncir rambutmu seperti buntut Roy. Kali ini bersikaplah feminim, wkwkwk" Dia sengaja, lalu aku melemparinya sepatu nyaris mengenai pucuk kepalanya. "Jangan buang waktu kalau tidak suka!" Bibi tersenyum sambil membawa perlengkapan pernikahan, "melihat pertengkar

  • Pasangan Berbeda   8.2 Pasar Hantu

    "Aku tahu kamu siapa?" potongku. "Eh" pangeran tiba-tiba diam. "Jadi kamu tahu siapa aku?" Diamnya pun berubah menjadi senang. "Si konyol," kataku karena ia masih senang diatas penderitaan orang lain, "Kau itu pencari keuntungan, kau merekrutku untuk keuntungan pribadi. Aku tahu kamu ingin jadi raja yang bijaksana dan diakui oleh negara suatu saat nanti kan? Jadi kamu berusaha rekrut aku dan buat perjanjian denganku dengan alasan bisa beri aku perlindungan dan membantu mencari keluargaku yang hilang. Kamu memberikan harapan dan masa depan yang indah tetapi yang aku tahu kamu tidak bisa melakukannya. Contohnya seperti yang lalu. Kau membuat rencana tetapi gagal namun sebenarnya itu usahamu kan. Aku tahu licikmu dan bagaimanapun aku tidak akan marah lagi, karena itu jadi tujuan dan takdirmu dan setelah peristiwa ini kalau aku berhasil mengumpulkan teman-temanku aku minta perjanjian itu

  • Pasangan Berbeda   8.1 Pasar Hantu

    Pertama kali alat retinaku menangkap kebohongan seseorang terlebih lagi peristiwa itu merupakan sebuah kesepakatan bersama. Di sana aku bukan bagian dari pembuat kesepakatan namun tujuan alat ini adalah memberitahukan semua hal yang tersembunyi. Aku merasa heran siapa yang pintar menaruh chip kebohongan di saat aku lengah padahal aku mudah kecewa. Aku berpendapat Alex tidak sepintar itu membuatku kecewa barangkali ini kerjaan Kak Tim. Seolah-olah berpikir menemukan siapa pembuat alat kebohongan ini tanpa menyadari kedatangan pangeran yang tiba-tiba telah menungguku angkat bicara. Sosok tersebut menimbulkan sejumlah peristiwa terpisah antara Roy dengannya. Luar biasa benda ini mengungkap rahasia paling menggelegar di dunia dan Alex jadi pemenangnya. Xiao Bai putra maha raja langit ke- 33 saat itu masih remaja meminta pengawalnya untuk mendatangi kamarnya tengah malam,

DMCA.com Protection Status