Share

Dia Siapa?

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-01 10:46:26

[DIBUTUHKAN GOLONGAN DARAH AB- ATAS NAMA PASIEN ( BASTIAN ) YANG DIRAWAT DI RSUD Dr.H. RIDWAN ANDI. NOMOR WA BISA HUBUNGI 08XXXXXXXXXX.]

Kasih tampak begitu frustrasi karena mencari donor darah untuk anaknya itu. Seandainya saja golongan darah dirinya sama seperti anaknya, mungkin dia tidak mungkin susah-susah seperti ini.

Dokter bilang golongan Bastian kategori cukup langka, jarang sekali ditemukan, jalan satu-satunya agar cepat mendapat golongan darah tersebut adalah keluarga terdekat atau bisa juga orang tua dari anak tersebut.

"Gimana? Udah ada yang hubungi belum?" tanya Kasih pada Bima.

Pria itu menggeleng lemah, dia pun sama frustrasinya dengan Kasih, sudah mencari golongan darah itu ke mana-mana tapi tetap saja tidak ada. Terakhir yang dia lakukan adalah memposting di sosial media, berharap jika ada orang baik yang mau membantu mereka, sayangnya sampai detik ini tidak ada yang menghubungi mereka.

"Kayaknya memang nggak ada jalan lain lagi selain bertemu dengan dia," ucap Kasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Puspa Sella
alurnya bertele herannn aku penulis demen dgn wanita di tindas ayo para penulis stop lah menceritakan kebodohan seorang wanita dan sllu d tindas
goodnovel comment avatar
Yetti Kusmawati
update lagi dong ga pake lama
goodnovel comment avatar
Lina Alif
hanya buat penasaran aja......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Partner di Atas Ranjang   Benarkah Itu Kamu?

    Gilang mencoba meredam emosinya ketika sudah sampai di depan rumahnya. Ingatannya kembali terlempar pada waktu di mana Tiara memperlakukan anaknya semena-mena. Padahal selama ini Gilang menjaga Manda dengan sepenuh hati, dia lebih mementingkan anaknya daripada dirinya sendiri.Ternyata selama ini dia salah karena telah mempekerjakan Tiara untuk mengasuh buah hatinya. Beruntungnya Gilang sudah memasang cctv di area rumahnya itu, jadi jika seandainya Tiara mengelak, Gilang mempunyai bukti. Selain itu Gilang akan membuat Tiara mendekam dipenjara dengan kasus penganiyaan terhadap anak kecil.Ketika emosinya sudah terkontrol, Gilang memutuskan untuk turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah itu. Raut wajahnya berubah menjadi keruh ketika melihat Tiara ada di depan pintu, wanita itu tersenyum lebar, sepertinya tengah mencoba menggoda pria itu lagi. Buktinya saja wanita itu memakai makanan yang menurut Gilang sangat minim. Tanpa sadar pria itu mendengkus keras."Selamat malam, Pak. Anda sud

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Partner di Atas Ranjang   Akhirnya dan Akhirnya.

    "Tiara!""Duh, kenapa lagi sih. Udah malam masih aja teriak-teriak," keluh Tiara.Wanita itu terbangun dari tidurnya karena terkejut mendengar suara Gilang yang meneriaki memanggil namanya.Daripada terkena omel lagi, wanita itu memutuskan langsung mendekati Gilang.Tiara berjalan dengan cepat, hingga pada akhirnya kini wanita itu sudah berada di hadapan Gilang."Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Tiara dengan sopan."Aku mau tanya, apa tadi ada yang datang ke sini?"Mata Tiara melirik ke sana-sini, setahunya tidak ada, selain wanita itu yang Tiara tidak tahu namanya."Tidak ada, Pak," jawab wanita itu pada akhirnya."Benarkah?""Iya, Pak," kata wanita itu yakin.Gilang manggut-manggut. "Tapi tadi kata Manda ada yang datang ke sini, kok kamu bilang nggak ada? Yang benar yang mana?""Mungkin Manda salah lihat kali, Pak," elak Tiara."Begitu ya?""Iya, Pak.""Kalau begitu kamu boleh pergi."'Hah? Cuma gitu doang? Cuma nanya gitu aja kenapa manggil namaku harus teriak-teriak sih, eman

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • Partner di Atas Ranjang   Anak Kamu Juga

    Gilang menatap Kasih dengan sorot mata kecewa. Dia pikir Kasih datang ke sini memang untuk datang menemuinya, nyatanya wanita itu hanya membutuhkan pertolongan darinya saja."Siapa Bastian?" tanya Gilang dengan suara lirih.Kasih menelan salivanya dengan susah payah. Ingin berkata yang sebenarnya, tapi kalau dia melakukan hal itu, akan semakin memperlambat waktu, sedangkan anaknya saat ini sedang terbaring lemah di rumah sakit."Nanti aku akan menjelaskan semuanya ke kamu, Gilang. Untuk saat ini aku mohon sama kamu, tolong bantu aku.""Kenapa nggak kamu jelasin sekarang aja?""Waktunya benar-benar mepet, Gilang. Aku mohon bantu aku, Gilang.""Apa dia anak kamu?""Iya," jawab Kasih dengan tegas.Gilang tersenyum ironi. Anak Kasih? Itu tandanya wanita itu sudah menikah lagi, kan? Apa-apaan ini! Di sini dia mati-matian menahan rindu pada wanita itu, nyatanya wanita yang dia rindukan sama sekali tak pernah mengingatnya. Bahkan dengan tidak malunya saat ini Kasih meminta bantuan padanya ag

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Partner di Atas Ranjang   Nggak Ada yang Gratis

    Gilang dan Kasih saling terdiam. Usai pengakuan Kasih perihal Bastian adalah anaknya, mereka tidak lagi terlibat obrolan."Bastian anak kamu, Gilang," ulang Kasih.Gilang menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tak percaya dengan apa yang wanita itu ucapkan."Nggak mungkin! Bisa jadi kalau ini adalah sebuah akal licikmu supaya aku mau mendonorkan darahku untuk anak itu, kan?" tanya pria itu sinis."Nggak! Bastian memang anak kamu, Gilang," ucap wanita itu meyakinkan."Kalau Bastian anak aku? Terus Manda anak siapa? Apa kamu sengaja menukar Manda dengan Bastian? Apa Manda anak orang lain? Jika iya, jadi selama ini aku menjaga anak orang lain gitu? Kalau memang kenyataannya seperti itu, kamu benar-benar jahat, Kasih. Tidak pernah kusangka ternyata kamu selicik ini. Aku menyayangi Manda dengan setulus hati, tapi ternyata dia bukan anak aku. Kamu jahat, Kasih!"Kasih terus menggelengkan kepalanya, dia tak menyangka jika Gilang akan berpikir seperti itu."Nggak, Gilang. Manda anak kamu ju

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-05
  • Partner di Atas Ranjang   Tidak Nyaman

    Berkali-kali Bima menghela napas berat karena sampai saat ini Kasih belum muncul juga.Pria itu takut kalau usaha Kasih untuk menemui Gilang akan sia-sia. Bima selalu menghubungi nomor wanita itu, tapi sayangnya satupun dari panggilannya tidak ada yang diangkat oleh wanita itu. Itulah yang membuat pria itu cemas.Pria itu takut kalau Kasih kenapa-kenapa di jalan, misal kehabisan uang, atau apapun itu.'Semoga saja wanita itu tidak apa-apa. Kasih, cepatlah kembali. Anak kamu sangat membutuhkan pertolonganmu, dan aku harap kamu datang tidak membawa tangan kosong,' batin Bima.Bima mengernyit heran ketika melihat Dina yang saat ini tampak begitu resah, entah apa yang sedang wanita itu rasakan. Sedari tadi mondar-mandir tak jelas, kadang duduk, kadang berdiri, seperti ada yang wanita itu pikirkan."Kamu ini kenapa?" tanya Bima pada akhirnya. Awalnya pria itu tak ingin ambil pusing, tapi lama-lama penasaran juga dengan tingkah Dina yang tak biasa itu."Nggak apa-apa," jawab wanita itu pela

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Partner di Atas Ranjang   Menikahlah Denganku

    "Dia siapa, Bun?" tanya Bastian seraya melirik ke arah Gilang dengan takut-takut.Baru saja Kasih ingin menjawab, tiba-tiba saja Gilang lebih dulu menyela."Jadi, bunda kamu belum kasih tahu kalau aku ini siapa?" tanya Gilang tak percaya.Bastian menggeleng pelan, membuat Gilang langsung menatap Kasih sambil mendengkus keras."Bisa-bisanya kamu tidak kasih tahu dia kalau aku ini adalah ayahnya. Kamu ini benar-benar ya," geram pria itu pada Kasih.Kasih tak berani menjawab, itu semua memang salahnya, dia sengaja tidak memberitahu pada anaknya agar anaknya tidak selalu merengek ingin bertemu dengan ayahnya. Kalau sampai hal itu terjadi, sama saja Kasih ingkar janji."Kamu juga tidak pernah kasih tahu Manda kalau aku ini bundanya," celetuk wanita itu tanpa sadar.Gilang terkekeh sinis. "Tahu apa kamu, hah? Selama ini aku selalu memperlihatkan wajahmu di depan dia walau hanya sekadar foto," ucap pria itu tak terima karena dituduh seperti itu."Buktinya sekarang Manda sama sekali nggak nge

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Partner di Atas Ranjang   Apa Kamu Bisa Melawan?

    "Apa-apaan ini, Gilang? Kenapa sekarang kamu jadi menekanku? Dari awal aku mencarimu karena membutuhkan bantuanmu, tapi kenapa kamu jadi pamrih seperti ini?" tanya Kasih tak menyangka."Dari awal aku sudah memperingatimu, kalau di dunia ini nggak ada yang gratis. Lagian kita ini sama-sama untung kok. Bastian sudah sembuh karena berkat pertolonganku, dan harusnya aku juga dapat untung, kan? Sebagai imbalannya kamu menikah denganku. Bukankah itu impas?"Kasih mengepalkan tangannya, dia merasa dipermainkan oleh Gilang. Lebih parahnya lagi dia merasakan dejavu, bukankah pria itu dulunya pernah berkata seperti itu, ketika Kasih sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya? Dan sekarang kata-kata itu Kasih dengar lagi karena Gilang berhasil menyembuhkan putranya. Bukan hanya menyembuhkan, tapi juga membayar tagihan rumah sakit."Gilang, Bastian itu anak kamu juga, kenapa kamu jadi itung-itungan kayak gini," kata wanita itu frustrasi."Nggak itung-itungan, aku cuma minta imbalan sama kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Partner di Atas Ranjang   Terlalu Kecintaan

    "Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus minta bantuan lagi ke Bima? Ya, memang dia satu-satunya orang yang mau bantu aku, tapi ... lagi-lagi kendalanya ada di Dina. Argghh! Aku harus bagaimana sekarang? Kenapa Gilang begitu egois sih. Kalau tahu seperti itu, aku nggak bakal minta tolong sama dia. Dan, Bastian? Bisa-bisanya kamu mau ikut dengan pria itu. Ah, ini gimana ceritanya sih," keluh wanita itu seraya mengacak rambutnya frustrasi.Rasanya dia sudah capek menangis hanya karena memikirkan hal itu, yang sialnya sama sekali tak ada solusinya.Kasih tersentak kaget karena tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, dengan cepat dia mengambil ponsel itu."Halo, Bim. Kenapa?""Kamu yang kenapa?" sentak pria itu, membuat kening wanita itu berkerut."Kamu ini kenapa? Nelepon tiba-tiba marah-marah," cetus Kasih."Ya jelas lah aku marah, kamu ini gimana sih, kenapa biarin anak-anak kamu dibawa sama pria itu, hah? Padahal waktu itu aku berharap kamu bisa memanfaatkan peluang, untuk mengajak ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10

Bab terbaru

  • Partner di Atas Ranjang   Perihal Burung

    Tidak ada yang paling membahagiakan menurut Gilang selain menikah dengan orang yang dia cintai.Wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya sudah berada digenggamannya untuk selamanya.Kebahagiaan Gilang terasa sangat lengkap karena kedua anak yang lahir dari perut Kasih, wanita yang dicintainya.Ya, bukankah pria itu dari dulu sangat menginginkan hal itu? Mungkin dulunya Kasih menganggap jika omongan Gilang hanya candaan belaka, tapi tidak menurut Gilang, pria itu benar-benar sangat serius mengatakannya.Dulu, hubungan mereka sangatlah salah, tidak pantas ditiru untuk siapapun. Sebatas partner di atas ranjang, karena dia begitu kesepian, dan dia memanfaatkan Kasih karena wanita itu sangat membutuhkan bantuan.Gilang menggeleng seraya tersenyum kecil ketika mengingat awal pertemuan mereka yang menurut pria itu sangat berkesan."Ngapain senyum-senyum sendiri? Hayo, pasti lagi mikirin sesuatu," celetuk Kasih. Wanita itu menatap suaminya penuh curiga."Iya nih, tahu aj

  • Partner di Atas Ranjang   Permainan yang Sesungguhnya Pun dimulai

    "Selamat ya, akhirnya hari-hari yang kalian tunggu tiba juga," celetuk Fandi seraya menyalami Gilang."Makasih, Bro. Kalau bukan karena kamu, pasti hari ini nggak akan terjadi," ucap Gilang dengan suara tulus.Fandi tertawa kecil. "Habisnya aku greget banget sama hubungan kalian berdua. Sama-sama mau tapi gengsinya gede banget. Wanita itu memang harus digertak, kalau nggak digituin nanti malah teus mengulur waktu. Dan ya ... rencanaku berhasil, kan. Pada dasarnya itu Kasih cinta sama kamu, terlihat begitu jelas dengan tatapan matanya. Cuma ya seperti tadi yang aku bilang, gengsinya wanita itu besar. Yang dia mau lelaki harus berusaha sekuat mungkin berjuang buat meyakinkan dia, kalau sudah dirasa cukup barulah dia nerima kamu. Pikiran wanita itu gampang ditebak," celoteh Fandi panjang lebar."Ya, ya, ya. Terserah kamu bilang apa, intinya aku berterima kasih karena pada akhirnya kami sudah menikah, itu semua berkat kamu."Fandi menepuk pundak Gilang dengan pelan. "Sama-sama, tapi aku y

  • Partner di Atas Ranjang   Sama-sama Janji

    "Apa kamu menyesal karena sudah melakukan kesalahan fatal, Dina?" tanya Bima sinis.Wanita itu tak berani menatap calon suaminya itu, dia benar-benar begitu malu.Karena melihat Dina diam saja, Bima pun duduk di hadapan wanita itu, pria itu menghela napas berat."Sejujurnya aku nggak mau lihat kamu seperti ini, tapi ... kamu memang pantas dihukum seperti ini, karena kesalahanmu itu. Apa sampai saat ini kamu belum menyadari kesalahanmu itu? Apa sampai saat ini kamu masih menyalahkan aku dan Kasih karena kami dekat? Dan masih benci dengan Bastian yang jelas-jelas anak itu tidak memiliki kesalahan apapun? Apa kamu masih mempertahankan egomu itu, Dina?" tanya Bima secara beruntun.Tak lama setelah itu, terdengar suara isak tangis dari wanita itu. Sejujurnya Bima tak tega mendengarnya, ingin sekali memeluk wanita itu, tapi mati-matian ia tahan, dia ingin kalau Dina menyadari kesalahannya."Aku ... aku sangat menyesal, Mas. Aku menyesal. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, aku nggak

  • Partner di Atas Ranjang   Disamakan Seperti Kucing?

    Gilang tersenyum puas karena pada akhirnya Tiara sudah masuk ke dalam penjara. Untuk sebagai bukti yang akan dia tujukan pada calon istrinya itu, Kasih, jadi dia mengambil foto Tiara ketika sedang di dalam penjara."Gimana? Enak, kan, rasanya hidup di sini. Makan gratis, nggak ngapa-ngapain lagi, harusnya kamu berterima kasih sama aku," kata pria itu dengan bangga.Tiara menggerakkan giginya. Rasa amarah dan juga malu menjadi satu.Niatnya ingin memiliki pria itu, malah berakhir seperti ini. Sungguh mengenaskan."Saya mohon, Pak. Tolong bebaskan saya dari sini," mohon wanita itu."Gimana? Kamu minta untuk dibebaskan? Bukannya di sini tempatnya sungguh nyaman?" Lagi-lagi Gilang mengejek wanita itu."Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Tolong keluarkan saya dari penjara ini, Pak. Saya janji akan menuruti semua perintah Anda kalau Anda mau mengeluarkan saya dari sini." Lagi-lagi Tiara memohon ampun.Wanita itu sangat menyesal karena sudah masuk ke dalam kehidupan pria itu. Sungguh, keja

  • Partner di Atas Ranjang   Tubuhmu itu Canduku

    "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, sekarang giliran aku menagih janjimu.""Janji? Emangnya aku punya janji sama kamu?" tanya Kasih heran."Oh, jadi kamu mau melupakan hal itu?""Aku serius!" bantah Kasih."Bukankah kamu yang bilang sendiri kalau aku sudah berhasil memecahkan kasus siapa yang menabrak Bastian, kamu mau menikah denganku? Apa kamu mencoba untuk ingkar janji?" tanya Gilang dengan sorot mata tajam."Oh, yang itu. Aku kira apaan. Masih ada satu lagi yang belum kamu selesaikan.""Mencoba cari alasan lagi?"Kasih menggeleng. "Aku sama sekali nggak cari alasan," bantah wanita itu dengan mata melotot."Ya sudah, katakan saja. Aku harap ini yang terakhir kalinya kamu mencari alasan. Setelah itu, tidak ada lagi yang namanya ngeles, kamu harus menikah denganku secepatnya.""Kenapa harus terburu-buru?" tanya Kasih dengan senyum remeh."Serius kamu bertanya seperti itu? Baiklah, aku akan menjawabnya dengan sejujur-jujurnya. Apa lagi kalau tidak merindukan tubuhmu. Tubuhmu itu ca

  • Partner di Atas Ranjang   Nabung Bayi Dulu

    "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Kasih heran. Bima menghela napas berat, dia melirik ke arah Gilang yang saat ini tengah duduk anteng di dekat Kasih. Tatapan mereka berdua bertemu, Bima memberi kode pada Gilang agar pria itu pergi dari situ, karena Bima ingin berbicara berdua saja dengan Kasih. Sayangnya yang diberi kode sama sekali tak mengerti, lebih tepatnya Gilang pura-pura tidak tahu apa maksud Bima, pria itu malah melengos. "Bim?" panggil Kasih heran karena melihat pria itu tampak diam saja. "Tadi katanya mau ngomong, kok malah diam aja?" "Bisakah hanya kita berdua saja di sini, nggak lama kok," pinta Bima. Gilang mendelik kesal ketika mendengar Bima berbicara seperti itu. Tidak cukup jelaskah kalau tadi Gilang menolak usiran dari pria itu melalui tatapannya? Lantas kenapa harus diperjelas lagi? "Kalian ngobrol aja, anggap aja aku nggak ada di sini. Aku nggak bakalan dengar pembicaraan kalian berdua kok," kata Gilang dengan suara tenang. "Gilang, biarkan kami berdua

  • Partner di Atas Ranjang   Jangan Lihat Covernya Aja, tapi Lihat Isinya Juga

    "Mas aku beneran minta maaf, Mas. Tolong maafin aku, Mas. Please," mohon Dina."Kamu itu salah, Din. Salah besar! Apa pantas aku maafin kamu?" tanya pria itu sinis."Aku benar-benar khilaf, Mas. Aku minta maaf, Mas. Aku harus gimana supaya kamu mau maafin aku?"Bima terus menggeleng. "Aku benar-benar masih nggak nyangka aja, Din. Wanita yang selama ini aku anggap baik, nyatanya aku salah kira. Di depanku aja kamu terlihat begitu baik, tapi di belakangku ... hatimu begitu busuk," desis pria itu."Aku akui kalau aku ini salah, Mas. Aku ini cemburu melihat kedekatan kalian, Mas," kata Dina jujur."Aku selalu meluangkan waktu untukmu, Din. Bahkan aku menemui Kasih dan Bastian itu termasuk jarang, itu semua aku lakukan demi menjaga hati kamu. Tapi apa? Kamu malah egois!" tandas pria itu."Aku nggak egois, Mas. Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita!" kata Dina tak terima.Bima yang melihat sikap arogan Dina pun tertawa sinis."Kamu itu ya, udah tahu salah bukannya minta maaf tapi mal

  • Partner di Atas Ranjang   Nggak Nyangka

    "Iya bentar!" Bima terlihat begitu kesal karena sedari tadi ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan sangat kencang.Pria itu berjalan menuju ke arah pintu dengan terburu-buru, setelah itu dia pun membuka pintu, matanya terbelalak ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya."Selamat siang," sapa pria itu.Bima tak segera menjawab, dia masih kaget dengan kedatangan pria itu."Ehem! Selamat siang," kata pria itu sekali lagi."Siang," jawab Bima kikuk."Apa aku mengganggu waktumu?""Nggak, nggak kok," sahut Bima seraya menggeleng cepat. "Omong-omong ada apa ya datang ke sini, apa ada yang bisa dibantu?""Apa aku tidak dipersilahkan untuk duduk?""Oh, ya, silakan duduk. Tunggu sebentar, aku buatkan minum dulu.""Nggak usah, aku datang ke sini bukan untuk minta minum, tapi ada yang harus aku selesaikan.""Kamu datang ke sini mau cari Kasih? Sorry aja ya, Kasih nggak pernah datang ke sini," jelas Bima, dia mengira kedatangan Gilang ke rumahnya karena ingin mencari wanita itu."Kedatangank

  • Partner di Atas Ranjang   Keceplosan

    "Kasih!" teriak Diana, wanita itu berlari kecil mendekati sahabatnya. "Selama ini kamu ke mana aja sih, kok nggak pernah ada kabar," lanjut wanita itu seraya memeluk erat tubuh Kasih."Pelan-pelan, Di. Aku sesak napas, kamu meluknya kekencengan," keluh wanita itu."Oh, sorry-sorry." Diana pun langsung melepaskan pelukannya itu. "Ke mana aja sih kamu, kok nggak pernah kasih aku kabar. Udah lupa ya sama aku?"Kasih tertawa kecil. "Kalau udah lupa, nggak mungkin aku ngajak kamu ketemu, Di.""Terus selama ini kamu ke mana?" tanya Diana lagi."Nggak ke mana-mana sih, cuma menenangkan diri aja."Diana mendengkus keras. "Nyatanya dirimu nggak bisa tenang, kan, selain di sini?" cibir wanita itu.Lagi-lagi Kasih menanggapinya dengan tawa. "Kok tahu sih?" "Ya tahu lah, secara, kan, pujaan hatimu ada di sini. Gimana? Udah ketemu belum sama dia? Pasti udah dong ya. Omong-omong, si Manda itu anak kamu sama Gilang, kan? Itu beneran nggak sih, takutnya dia bohongin aku, siapa tahu itu anaknya sama

DMCA.com Protection Status