Beranda / Romansa / Partner di Atas Ranjang / Nggak Ada yang Gratis

Share

Nggak Ada yang Gratis

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-05 11:45:01

Gilang dan Kasih saling terdiam. Usai pengakuan Kasih perihal Bastian adalah anaknya, mereka tidak lagi terlibat obrolan.

"Bastian anak kamu, Gilang," ulang Kasih.

Gilang menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tak percaya dengan apa yang wanita itu ucapkan.

"Nggak mungkin! Bisa jadi kalau ini adalah sebuah akal licikmu supaya aku mau mendonorkan darahku untuk anak itu, kan?" tanya pria itu sinis.

"Nggak! Bastian memang anak kamu, Gilang," ucap wanita itu meyakinkan.

"Kalau Bastian anak aku? Terus Manda anak siapa? Apa kamu sengaja menukar Manda dengan Bastian? Apa Manda anak orang lain? Jika iya, jadi selama ini aku menjaga anak orang lain gitu? Kalau memang kenyataannya seperti itu, kamu benar-benar jahat, Kasih. Tidak pernah kusangka ternyata kamu selicik ini. Aku menyayangi Manda dengan setulus hati, tapi ternyata dia bukan anak aku. Kamu jahat, Kasih!"

Kasih terus menggelengkan kepalanya, dia tak menyangka jika Gilang akan berpikir seperti itu.

"Nggak, Gilang. Manda anak kamu ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
eykadin88
akhirnya mereka bersatu semula 🥹🥹🥹
goodnovel comment avatar
Aini Nak Kramat
ampun jd ikut nangis deh aku..
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
lhaa y...seharusnya nemui Bastian dulu yg kritis butuh donor darah ini malah pulang dulu muter² kelamaan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Partner di Atas Ranjang   Tidak Nyaman

    Berkali-kali Bima menghela napas berat karena sampai saat ini Kasih belum muncul juga.Pria itu takut kalau usaha Kasih untuk menemui Gilang akan sia-sia. Bima selalu menghubungi nomor wanita itu, tapi sayangnya satupun dari panggilannya tidak ada yang diangkat oleh wanita itu. Itulah yang membuat pria itu cemas.Pria itu takut kalau Kasih kenapa-kenapa di jalan, misal kehabisan uang, atau apapun itu.'Semoga saja wanita itu tidak apa-apa. Kasih, cepatlah kembali. Anak kamu sangat membutuhkan pertolonganmu, dan aku harap kamu datang tidak membawa tangan kosong,' batin Bima.Bima mengernyit heran ketika melihat Dina yang saat ini tampak begitu resah, entah apa yang sedang wanita itu rasakan. Sedari tadi mondar-mandir tak jelas, kadang duduk, kadang berdiri, seperti ada yang wanita itu pikirkan."Kamu ini kenapa?" tanya Bima pada akhirnya. Awalnya pria itu tak ingin ambil pusing, tapi lama-lama penasaran juga dengan tingkah Dina yang tak biasa itu."Nggak apa-apa," jawab wanita itu pela

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • Partner di Atas Ranjang   Menikahlah Denganku

    "Dia siapa, Bun?" tanya Bastian seraya melirik ke arah Gilang dengan takut-takut.Baru saja Kasih ingin menjawab, tiba-tiba saja Gilang lebih dulu menyela."Jadi, bunda kamu belum kasih tahu kalau aku ini siapa?" tanya Gilang tak percaya.Bastian menggeleng pelan, membuat Gilang langsung menatap Kasih sambil mendengkus keras."Bisa-bisanya kamu tidak kasih tahu dia kalau aku ini adalah ayahnya. Kamu ini benar-benar ya," geram pria itu pada Kasih.Kasih tak berani menjawab, itu semua memang salahnya, dia sengaja tidak memberitahu pada anaknya agar anaknya tidak selalu merengek ingin bertemu dengan ayahnya. Kalau sampai hal itu terjadi, sama saja Kasih ingkar janji."Kamu juga tidak pernah kasih tahu Manda kalau aku ini bundanya," celetuk wanita itu tanpa sadar.Gilang terkekeh sinis. "Tahu apa kamu, hah? Selama ini aku selalu memperlihatkan wajahmu di depan dia walau hanya sekadar foto," ucap pria itu tak terima karena dituduh seperti itu."Buktinya sekarang Manda sama sekali nggak nge

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Partner di Atas Ranjang   Apa Kamu Bisa Melawan?

    "Apa-apaan ini, Gilang? Kenapa sekarang kamu jadi menekanku? Dari awal aku mencarimu karena membutuhkan bantuanmu, tapi kenapa kamu jadi pamrih seperti ini?" tanya Kasih tak menyangka."Dari awal aku sudah memperingatimu, kalau di dunia ini nggak ada yang gratis. Lagian kita ini sama-sama untung kok. Bastian sudah sembuh karena berkat pertolonganku, dan harusnya aku juga dapat untung, kan? Sebagai imbalannya kamu menikah denganku. Bukankah itu impas?"Kasih mengepalkan tangannya, dia merasa dipermainkan oleh Gilang. Lebih parahnya lagi dia merasakan dejavu, bukankah pria itu dulunya pernah berkata seperti itu, ketika Kasih sedang membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya? Dan sekarang kata-kata itu Kasih dengar lagi karena Gilang berhasil menyembuhkan putranya. Bukan hanya menyembuhkan, tapi juga membayar tagihan rumah sakit."Gilang, Bastian itu anak kamu juga, kenapa kamu jadi itung-itungan kayak gini," kata wanita itu frustrasi."Nggak itung-itungan, aku cuma minta imbalan sama kamu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Partner di Atas Ranjang   Terlalu Kecintaan

    "Aku harus bagaimana sekarang? Apa aku harus minta bantuan lagi ke Bima? Ya, memang dia satu-satunya orang yang mau bantu aku, tapi ... lagi-lagi kendalanya ada di Dina. Argghh! Aku harus bagaimana sekarang? Kenapa Gilang begitu egois sih. Kalau tahu seperti itu, aku nggak bakal minta tolong sama dia. Dan, Bastian? Bisa-bisanya kamu mau ikut dengan pria itu. Ah, ini gimana ceritanya sih," keluh wanita itu seraya mengacak rambutnya frustrasi.Rasanya dia sudah capek menangis hanya karena memikirkan hal itu, yang sialnya sama sekali tak ada solusinya.Kasih tersentak kaget karena tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, dengan cepat dia mengambil ponsel itu."Halo, Bim. Kenapa?""Kamu yang kenapa?" sentak pria itu, membuat kening wanita itu berkerut."Kamu ini kenapa? Nelepon tiba-tiba marah-marah," cetus Kasih."Ya jelas lah aku marah, kamu ini gimana sih, kenapa biarin anak-anak kamu dibawa sama pria itu, hah? Padahal waktu itu aku berharap kamu bisa memanfaatkan peluang, untuk mengajak ana

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Partner di Atas Ranjang   Gengsi Kok Dibesarin

    Kasih mencoba menghubungi nomor Gilang, sayangnya pria itu sama sekali tak mengangkat panggilannya."Astaga! Angkat dong, kenapa kamu suka sekali mempersulit hidupku," erang Kasih.Karena sudah berkali-kali menghubungi pria itu, tapi sama sekali tak ada hasil, akhirnya dia memutuskan untuk mengirimi pria itu pesan.[Tolong angkat panggilanku, aku ingin bicara denganmu!]Tak lama setelah itu Gilang membalas pesannya.[Siapa?]Kasih memutar bola matanya malas, menurutnya, pria itu pura-pura tidak tahu, padahal sebenarnya tahu. Jelas saja Kasih bisa menebaknya, karena pria itu sendiri waktu itu yang memberikan nomor pria itu."Halah! Dasar sok kecakepan," cibir wanita itu.[Kasih.]Wanita itu langsung membalas dengan ogah-ogahan.[Oh, aku kira orang iseng. Silakan telepon aku lagi, mumpung aku lagi nggak sibuk.]Mata Kasih membulat. "Idih, selain sok kecakepan ternyata dia sok sibuk juga," cibir wanita itu.[Kalau kamu selalu sibuk, bagaimana caranya kamu mengurus anak-anak?]Kasih memba

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-11
  • Partner di Atas Ranjang   Narsisnya Nggak Ketulungan

    "Kok malah diam, jadi benar ya? Kalau kamu mau menghubungiku itu karena benar-benar merindukan suaraku?"Kasih mendengkus keras. "Hentikan kegeeranmu itu, aku mau tanya gimana kabar anak-anakku?" tanya wanita itu dengan suara sinis."No! Bukan anak-anak kamu, tapi anak kita," koreksi Gilang.Wanita itu memutar bola matanya malas. "Ya, ya, ya. Terserah kamu aja mau bilang apa. Sekali lagi aku tanya, gimana keadaan anak-anak ak-- ehem, maksudnya gimana keadaan anak-anak?""Kalau kamu penasaran atau khawatir dengan Manda dan juga Bastian, kenapa nggak datang ke sini aja."'Itu sih maunya kamu,' cibir Kasih dalam hati."Gilang, aku tanya!" geram wanita itu dengan suara ditekan. "Mereka baik-baik aja, kan? Pasti Bastian di sana rewel, kan? Dia itu nggak bakal betah kalau di tempat asing. Jadi sebaiknya kamu bawa aja dia ke sini," titah wanita itu."Kata siapa dia rewel? Dia anteng banget kok. Tuh, dia malah lagi asyik main sama saudara kembarnya.""Jangan bohong, Gilang!" geram Kasih."Kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-12
  • Partner di Atas Ranjang   Mending Sok Narsis Daripada Sok Jual Mahal

    "Anak siapa lagi yang kamu bawa, Bro?" tanya Fandi penuh keheranan."Anak aku lah," dengkus Gilang.Mulut Fandi menganga begitu lebar. "Tunggu-tunggu, anak kamu?" tanya pria itu balik."Ya.""Ya Tuhan, dari perempuan mana lagi tuh? Kok kamu ini sukanya menabur benih di mana-mana sih," gerutu Fandi seraya geleng-geleng kepala."Sembarangan aja kalau nuduh. Itu anak aku sama Kasih."Mulut Fandi semakin menganga. "Hah? Gimana? Anak kamu sama Kasih? Kalian kapan bikinnya? Bukannya selama ini nggak pernah ketemu ya? Terus kok tiba-tiba anaknya udah besar gitu?" tanya Fandi secara beruntun, membuat Gilang memijat pelipisnya karena terasa berdenyut sakit."Makanya dengar dulu kalau aku lagi ngomong," kata Gilang kesal."Gimana mau dengarin kamu ngomong. Aku dari tadi tanya kamu jawabnya juga dikit-dikit," cibir pria itu.Gilang menghela napas berat. "Ya, intinya dia itu anak aku juga.""Gimana ceritanya?""Kasih waktu itu melahirkan anak kembar.""Hah? Masa?" tanya pria itu tak percaya. "Ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Partner di Atas Ranjang   Jadi Bagaimana?

    "Di mana anak-anak?" tanya wanita itu ketus.Gilang berdecak kesal. "Anak-anak mulu yang dicari, ini tangan aku udah pegal loh, nggak pengin dipeluk?"Kasih mendengkus keras. "Peluk aja tuh pintu, minggir aku mau masuk, mau ketemu sama anak-anak.""Eits! Nggak segampang itu kamu mau masuk ke rumah ini, patuhi dulu aturanku. Peraturannya juga nggak sulit kok, cukup berikan aku pelukan, ciuman atau yang lainnya juga boleh," kata pria itu seraya mengedipkan sebelah matanya.Kasih yang tampak jengah mendengar bualan Gilang pun langsung mendorong tubuh pria itu. Alhasil membuat pria itu jatuh tersungkur.Kasih yang melihatnya tersenyum sinis. "Segitu doang kemampuan kamu? Dasar lemah," ejek wanita itu.Gilang langsung berdiri, dia langsung mendekati wanita itu."Apa kamu bilang? Kamu ngatain aku lemah? Wah, jangan salahkan aku kalau aku nekat, kamu benar-benar melukai harga diriku, Kasih. Awas saja nanti, aku akan mengalahkanmu di ranjang," desis pria itu.Kasih mengedikkan bahunya acuh, p

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-15

Bab terbaru

  • Partner di Atas Ranjang   Perihal Burung

    Tidak ada yang paling membahagiakan menurut Gilang selain menikah dengan orang yang dia cintai.Wanita yang selama ini dia tunggu-tunggu kehadirannya akhirnya sudah berada digenggamannya untuk selamanya.Kebahagiaan Gilang terasa sangat lengkap karena kedua anak yang lahir dari perut Kasih, wanita yang dicintainya.Ya, bukankah pria itu dari dulu sangat menginginkan hal itu? Mungkin dulunya Kasih menganggap jika omongan Gilang hanya candaan belaka, tapi tidak menurut Gilang, pria itu benar-benar sangat serius mengatakannya.Dulu, hubungan mereka sangatlah salah, tidak pantas ditiru untuk siapapun. Sebatas partner di atas ranjang, karena dia begitu kesepian, dan dia memanfaatkan Kasih karena wanita itu sangat membutuhkan bantuan.Gilang menggeleng seraya tersenyum kecil ketika mengingat awal pertemuan mereka yang menurut pria itu sangat berkesan."Ngapain senyum-senyum sendiri? Hayo, pasti lagi mikirin sesuatu," celetuk Kasih. Wanita itu menatap suaminya penuh curiga."Iya nih, tahu aj

  • Partner di Atas Ranjang   Permainan yang Sesungguhnya Pun dimulai

    "Selamat ya, akhirnya hari-hari yang kalian tunggu tiba juga," celetuk Fandi seraya menyalami Gilang."Makasih, Bro. Kalau bukan karena kamu, pasti hari ini nggak akan terjadi," ucap Gilang dengan suara tulus.Fandi tertawa kecil. "Habisnya aku greget banget sama hubungan kalian berdua. Sama-sama mau tapi gengsinya gede banget. Wanita itu memang harus digertak, kalau nggak digituin nanti malah teus mengulur waktu. Dan ya ... rencanaku berhasil, kan. Pada dasarnya itu Kasih cinta sama kamu, terlihat begitu jelas dengan tatapan matanya. Cuma ya seperti tadi yang aku bilang, gengsinya wanita itu besar. Yang dia mau lelaki harus berusaha sekuat mungkin berjuang buat meyakinkan dia, kalau sudah dirasa cukup barulah dia nerima kamu. Pikiran wanita itu gampang ditebak," celoteh Fandi panjang lebar."Ya, ya, ya. Terserah kamu bilang apa, intinya aku berterima kasih karena pada akhirnya kami sudah menikah, itu semua berkat kamu."Fandi menepuk pundak Gilang dengan pelan. "Sama-sama, tapi aku y

  • Partner di Atas Ranjang   Sama-sama Janji

    "Apa kamu menyesal karena sudah melakukan kesalahan fatal, Dina?" tanya Bima sinis.Wanita itu tak berani menatap calon suaminya itu, dia benar-benar begitu malu.Karena melihat Dina diam saja, Bima pun duduk di hadapan wanita itu, pria itu menghela napas berat."Sejujurnya aku nggak mau lihat kamu seperti ini, tapi ... kamu memang pantas dihukum seperti ini, karena kesalahanmu itu. Apa sampai saat ini kamu belum menyadari kesalahanmu itu? Apa sampai saat ini kamu masih menyalahkan aku dan Kasih karena kami dekat? Dan masih benci dengan Bastian yang jelas-jelas anak itu tidak memiliki kesalahan apapun? Apa kamu masih mempertahankan egomu itu, Dina?" tanya Bima secara beruntun.Tak lama setelah itu, terdengar suara isak tangis dari wanita itu. Sejujurnya Bima tak tega mendengarnya, ingin sekali memeluk wanita itu, tapi mati-matian ia tahan, dia ingin kalau Dina menyadari kesalahannya."Aku ... aku sangat menyesal, Mas. Aku menyesal. Seandainya saja waktu bisa diputar kembali, aku nggak

  • Partner di Atas Ranjang   Disamakan Seperti Kucing?

    Gilang tersenyum puas karena pada akhirnya Tiara sudah masuk ke dalam penjara. Untuk sebagai bukti yang akan dia tujukan pada calon istrinya itu, Kasih, jadi dia mengambil foto Tiara ketika sedang di dalam penjara."Gimana? Enak, kan, rasanya hidup di sini. Makan gratis, nggak ngapa-ngapain lagi, harusnya kamu berterima kasih sama aku," kata pria itu dengan bangga.Tiara menggerakkan giginya. Rasa amarah dan juga malu menjadi satu.Niatnya ingin memiliki pria itu, malah berakhir seperti ini. Sungguh mengenaskan."Saya mohon, Pak. Tolong bebaskan saya dari sini," mohon wanita itu."Gimana? Kamu minta untuk dibebaskan? Bukannya di sini tempatnya sungguh nyaman?" Lagi-lagi Gilang mengejek wanita itu."Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Tolong keluarkan saya dari penjara ini, Pak. Saya janji akan menuruti semua perintah Anda kalau Anda mau mengeluarkan saya dari sini." Lagi-lagi Tiara memohon ampun.Wanita itu sangat menyesal karena sudah masuk ke dalam kehidupan pria itu. Sungguh, keja

  • Partner di Atas Ranjang   Tubuhmu itu Canduku

    "Aku sudah menuruti semua keinginanmu, sekarang giliran aku menagih janjimu.""Janji? Emangnya aku punya janji sama kamu?" tanya Kasih heran."Oh, jadi kamu mau melupakan hal itu?""Aku serius!" bantah Kasih."Bukankah kamu yang bilang sendiri kalau aku sudah berhasil memecahkan kasus siapa yang menabrak Bastian, kamu mau menikah denganku? Apa kamu mencoba untuk ingkar janji?" tanya Gilang dengan sorot mata tajam."Oh, yang itu. Aku kira apaan. Masih ada satu lagi yang belum kamu selesaikan.""Mencoba cari alasan lagi?"Kasih menggeleng. "Aku sama sekali nggak cari alasan," bantah wanita itu dengan mata melotot."Ya sudah, katakan saja. Aku harap ini yang terakhir kalinya kamu mencari alasan. Setelah itu, tidak ada lagi yang namanya ngeles, kamu harus menikah denganku secepatnya.""Kenapa harus terburu-buru?" tanya Kasih dengan senyum remeh."Serius kamu bertanya seperti itu? Baiklah, aku akan menjawabnya dengan sejujur-jujurnya. Apa lagi kalau tidak merindukan tubuhmu. Tubuhmu itu ca

  • Partner di Atas Ranjang   Nabung Bayi Dulu

    "Untuk apa kamu datang ke sini?" tanya Kasih heran. Bima menghela napas berat, dia melirik ke arah Gilang yang saat ini tengah duduk anteng di dekat Kasih. Tatapan mereka berdua bertemu, Bima memberi kode pada Gilang agar pria itu pergi dari situ, karena Bima ingin berbicara berdua saja dengan Kasih. Sayangnya yang diberi kode sama sekali tak mengerti, lebih tepatnya Gilang pura-pura tidak tahu apa maksud Bima, pria itu malah melengos. "Bim?" panggil Kasih heran karena melihat pria itu tampak diam saja. "Tadi katanya mau ngomong, kok malah diam aja?" "Bisakah hanya kita berdua saja di sini, nggak lama kok," pinta Bima. Gilang mendelik kesal ketika mendengar Bima berbicara seperti itu. Tidak cukup jelaskah kalau tadi Gilang menolak usiran dari pria itu melalui tatapannya? Lantas kenapa harus diperjelas lagi? "Kalian ngobrol aja, anggap aja aku nggak ada di sini. Aku nggak bakalan dengar pembicaraan kalian berdua kok," kata Gilang dengan suara tenang. "Gilang, biarkan kami berdua

  • Partner di Atas Ranjang   Jangan Lihat Covernya Aja, tapi Lihat Isinya Juga

    "Mas aku beneran minta maaf, Mas. Tolong maafin aku, Mas. Please," mohon Dina."Kamu itu salah, Din. Salah besar! Apa pantas aku maafin kamu?" tanya pria itu sinis."Aku benar-benar khilaf, Mas. Aku minta maaf, Mas. Aku harus gimana supaya kamu mau maafin aku?"Bima terus menggeleng. "Aku benar-benar masih nggak nyangka aja, Din. Wanita yang selama ini aku anggap baik, nyatanya aku salah kira. Di depanku aja kamu terlihat begitu baik, tapi di belakangku ... hatimu begitu busuk," desis pria itu."Aku akui kalau aku ini salah, Mas. Aku ini cemburu melihat kedekatan kalian, Mas," kata Dina jujur."Aku selalu meluangkan waktu untukmu, Din. Bahkan aku menemui Kasih dan Bastian itu termasuk jarang, itu semua aku lakukan demi menjaga hati kamu. Tapi apa? Kamu malah egois!" tandas pria itu."Aku nggak egois, Mas. Aku hanya ingin mempertahankan hubungan kita!" kata Dina tak terima.Bima yang melihat sikap arogan Dina pun tertawa sinis."Kamu itu ya, udah tahu salah bukannya minta maaf tapi mal

  • Partner di Atas Ranjang   Nggak Nyangka

    "Iya bentar!" Bima terlihat begitu kesal karena sedari tadi ada yang mengetuk pintu rumahnya dengan sangat kencang.Pria itu berjalan menuju ke arah pintu dengan terburu-buru, setelah itu dia pun membuka pintu, matanya terbelalak ketika melihat siapa yang datang ke rumahnya."Selamat siang," sapa pria itu.Bima tak segera menjawab, dia masih kaget dengan kedatangan pria itu."Ehem! Selamat siang," kata pria itu sekali lagi."Siang," jawab Bima kikuk."Apa aku mengganggu waktumu?""Nggak, nggak kok," sahut Bima seraya menggeleng cepat. "Omong-omong ada apa ya datang ke sini, apa ada yang bisa dibantu?""Apa aku tidak dipersilahkan untuk duduk?""Oh, ya, silakan duduk. Tunggu sebentar, aku buatkan minum dulu.""Nggak usah, aku datang ke sini bukan untuk minta minum, tapi ada yang harus aku selesaikan.""Kamu datang ke sini mau cari Kasih? Sorry aja ya, Kasih nggak pernah datang ke sini," jelas Bima, dia mengira kedatangan Gilang ke rumahnya karena ingin mencari wanita itu."Kedatangank

  • Partner di Atas Ranjang   Keceplosan

    "Kasih!" teriak Diana, wanita itu berlari kecil mendekati sahabatnya. "Selama ini kamu ke mana aja sih, kok nggak pernah ada kabar," lanjut wanita itu seraya memeluk erat tubuh Kasih."Pelan-pelan, Di. Aku sesak napas, kamu meluknya kekencengan," keluh wanita itu."Oh, sorry-sorry." Diana pun langsung melepaskan pelukannya itu. "Ke mana aja sih kamu, kok nggak pernah kasih aku kabar. Udah lupa ya sama aku?"Kasih tertawa kecil. "Kalau udah lupa, nggak mungkin aku ngajak kamu ketemu, Di.""Terus selama ini kamu ke mana?" tanya Diana lagi."Nggak ke mana-mana sih, cuma menenangkan diri aja."Diana mendengkus keras. "Nyatanya dirimu nggak bisa tenang, kan, selain di sini?" cibir wanita itu.Lagi-lagi Kasih menanggapinya dengan tawa. "Kok tahu sih?" "Ya tahu lah, secara, kan, pujaan hatimu ada di sini. Gimana? Udah ketemu belum sama dia? Pasti udah dong ya. Omong-omong, si Manda itu anak kamu sama Gilang, kan? Itu beneran nggak sih, takutnya dia bohongin aku, siapa tahu itu anaknya sama

DMCA.com Protection Status