Share

Bab 15| Cincin Pernikahan

Penulis: Arta Pradjinta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak bisa, kamu yang terpenting bagiku saat ini, Alessa," ucap Jovian.

Alessa mendesah pelan. Pagi-pagi sudah bertemu Ibu Mertua yang menjengkelkannya. Alessa menggoyangkan tangannya yang sedang digenggam oleh Jovian. "Tuan ... apa aku salah?" bisik Alessa.

"Jo, sejak menikah sama dia, kamu jadi menjauhi Ibu," cetus Julia.

Beruntung saat itu ada Tuan Sebastian yang baru tiba. Pria paruh baya itu memengang pundak istrinya. "Julia relakan anak kita sudah menikah dengan wanita pilihannya, nanti weekends kita liburan ke Peru bagaimana?" bujuk Sebastian sekaligus menawarkan sogokan pada Julia.

Tatapan Julia masih sinis pada Alessa. "Ya, sudah ... aku juga gerah di rumah karena ada orang tak diundang," sindir Julia. Julia bahkan berlalu meninggal Alessa dan Jovian.

"Maaf ya, Nak, sejak dulu Julia memang memanjakan Jovian jadi disaat Jovian menikah denganmu dia jadi tidak rela," ucap Tuan Sebastian.

"Baik, Tuan ... tidak apa-apa saya mengerti." Alessa menyahut sembari tersenyum ceria.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 16 | Jalan Pintas Para Pembenci

    "Jadi kamu mau aku bagaimana agar bisa dekat denganmu?" Alessa saat itu hendak meminum jus jeruknya. Ia sampai harus tersedak usai mendengar pertanyaan dari Jovian yang ada di depan dirinya itu. "Uhuk ... maaf." Alessa segera meletakkan gelas berisi jus jeruk itu. Jovian memberikan sapu tangan yang ia ambil dari saku jasnya. "Maaf, kurasa bercandaku kelewatan," ucap Jovian. "T-terima kasih," sahut Alessa sembari meraih sapu tangan itu kemudian mengelap ujung bibirnya. Jadi cuman bercanda, ya? batin Alessa. Tatapannya sendu tapi Alessa memilih menunduk untuk menatap piring berisi makanan yang baru saja ia pesan dan segelas jus jeruk. Mendadak nafsu makan Alessa hilang.Jovian yang duduk di depan Alessa menatapnya dengan lama. "Alessa ... aku tidak bercanda," ucap Jovian. Pria itu menyodorkan sebuah kotak perhiasan. "Perlu kupertegas jika aku akan menanggung hidupmu sejak kita menyepakati kesepakatan ini." Jovian beranjak berdiri dari kursi. "Akan aku jemput," ucap Jovian dengan tega

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 17 | Tanpa Perasaan Justru Mudah Disentuh

    "Maaf jika setibanya di rumah kamu akan merasa tak nyaman karena Ibu membawa Gadis yang mau dijodohkan padaku," ucap Jovian sembari menyetir mobilnya.Alessa sedang mencerna ucapan Jovian. Jelas jika kedatangan Wanita yang ingin dijodohkan dengan Jovian pasti akan membuat Alessa terjerumus dalam masalah. "Tidak apa, lagipula kita hanya nikah kontrak tapi jika Tuan mau bersamanya juga, itu tak masalah," sahut Alessa lugas. Julia merupakan wanita yang membuat Alessa dendam kesumat. Alessa tak akan pernah melupakan perbuatan Julia yang menjebaknya sampai keguguran. Kedua tangan Alessa mengepal karena dendamnya menumpuk di hati. "Alessa ... meski hubungan ini tanpa terlibatnya hati, kuharap aku bisa menyelamatkanmu dari kesalahpahaman ibuku," ucap Jovian. Kedua mata birunya menatap lurus ke depan. Menatap jalanan raya yang tak menarik tapi ia tahu jika menoleh menatap Alessa yang kini tampak sedang kesal. Fitnah ibumu mungkin, batin Alessa. Ia menyahuti ucapan Jovian dalam batin tapi t

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 18 | Kehangatan Satu Mangkuk

    "Bagaimana kau bisa memintaku permintaan egois seperti itu sementara kau tampaknya lupa dengan malam yang sudah kita lalui," ucap Jovian dengan sorot mata tajamnya.Alessa menegak salivanya sendiri. Rasa gugup seketika menyelimuti sekujur dirinya. Alessa mendadak tidak dapat bergerak kemudian mematung. Apakah dia tengah marah padaku? batin Alessa. Alessa tak bergeming walaupun satu senti pun."Maafkan aku." Jovian berucap sembari mendeham. Ia baru menyadari jika Alessa diam tak bergeming dengan tatapan takutnya. Jovian menarik tangan Alessa untuk masuk ke dalam mobil. "Masuklah, malam ini kita tidur di apartemen," ucap Jovian.Alessa mengangguk kecil. Dia tak mau membantah Jovian jika nantinya harus menerima tatapan tajam dari kedua mata birunya itu. "Ternyata Tuan ada apartemen lain ya?" tanya Alessa memecah keheningan. Jovian sembari menyetir pun mengangguk. "Dulu dipakai saat masih kuliah, apa kamu lapar?" tanya Jovian.Alessa secara spontan memengangi perutnya yang terasa lapar.

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 19| Saingan Cinta

    "Jo, jadi dia benar istrimu ya?" Jovian menatap datar sosok Georgina yang tengah berdiri di lobi apartemen. Jovian sebenarnya sudah menduga jika Georgina akan mengekorinya. "Hubungan kita sudah lama berakhir Gina," ucap Jovian menegaskan perkara hubungan mereka. Diantara wanita-wanita yang sudah Jovian kencani, Georgina yang paling terobsesi padanya."Jo, kamu bisa ceraikan dia kan? ingat kamu itu cuman cinta padaku," sahut Georgina."Sejak dulu aku tak pernah merasakannya," tegas Jovian. Pria bermata biru yang tengah menggendong Alessa yang tengah tidur itu lebih memilih melintasi Georgina dengan tak acuh. "Lupakan masa lalu kita, Ibu mendukungmu karena kau anak teman baiknya." Jovian beranjak meninggalkan Georgina.Jovian memang hidup bergemilang harta dan belum lagi dia dengan mudah menaklukkan wanita-wanita. Kali ini dia sudah bosan dengan gaya hidup lamanya. "Merepotkan jika terlibat hubungan dengan orang lain," ucap Jovian. Pria itu masuk ke unit apartemennya kemudian meletakka

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 20 | Godaan Penggoda

    "Kalau begitu, aku akan senang untuk menantikan makan masakanmu, Alessa," ucap Jovian.Alessa langsung termangun. Dia menatap Jovian sang suami kontraknya yang rupawan itu memakan dengan lahap masakannya. Jovian menyantap dengan tenang terakhir dia mengelap ujung bibirnya sendiri. Alessa mendeham untuk mengalihkan tatapannya. Pria elegan yang kaya raya menyantap sup dan omelete miskinku dengan lahap, batin Alessa. "Alessa, masakanmu enak sekali," puji Jovian.Alessa tersenyum hambar. "Masa? itu cuman sayur-sayur biasa bukan bahan premium bahkan aku pakai telur ayam biasa, Kak Jovian," ucap Alessa."Kamu mau bilang jika makanan ini beda dengan yang biasanya aku makan?" tanya Jovian.Alessa langsung menjawab. "Yak, betul." Jovian menggeleng. "Intinya masakanmu enak, aku suka," sahut Jovian. Pria itu beranjak berdiri sembari membawa piring-piring kosong. "Aku akan kembali ke kantor, bisa jadi pulang larut malam jadi kamu bisa pergi ke Rumah Sakit sendiri?" tanya Jovian."Kak Jovian, se

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 21 | Wanita Masa Lalu

    "Ibu mau makan kalau besok kamu menggantikan Ibu bersama Georgina pergi ke pelelangan," rajuk Julia.Julia akan melakukan semua cara agar bisa menjauhkan Jovian dari Alessa. Julia bahkan tidak ragu untuk mempermainkan rasa kasihan dari anaknya. Dia tahu walaupun Jovian kerap kali dingin padanya namun Jovian tak akan mengabaikan ibunya itu."Ibu, aku mohon apapun asalkan jangan menemani Georgina," ucap Jovian. "Mengertilah ... aku sudah menikah, Bu." Jovian berkata dengan tangan yang ia lipatkan di depan dada bidangnya. Jovian tahu jika ini tak lebih dari akal-akalan ibunya tapi melihat bibir kering Julia, Jovian juga tahu jika ibunya nekat dengan sengaja. "Ayolah Jo, kasian Mama Julia, kamu mau lihat ibumu sakit? turuti saja deh, lagipula kamu hanya harus duduk manis menemaniku," bujuk Georgina. Jovian dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Dia tahu ibunya juga keras kepala tapi menyetujui ajakan Georgina juga bukan keinginannya. "Terserah kalian saja." Jovian berucap sambil beranjak

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 22 | Hubungan Ambigu dan Perasaan yang Bias

    "Ayo, kita batalkan saja kontrak pernikahan ini," ucap Alessa. Jovian menghela napas. Dia meraih tubuh Alessa kemudian memeluknya. "Maaf Alessa, jika apa yang kamu lihat malah menyakitkan perasaanmu." Jovian memeluk Alessa sembari mengusap-usap rambut panjangnya Alessa.Terus lakukan, buat dirimu merasa bersalah atas kebodohanmu, batin Alessa. Ketika Jovian memeluknya dengan lembut. Alessa malah merasakan kehangatan darinya. "Kenapa Kak Jovian memelukku?" tanya Alessa. Tadinya hendak sakit hati, menangis atau merutuki Jovian tapi kini perasaannya jadi damai seketika. "Karena aku ingin," jawab Jovian. Pria itu meletakkan kepalanya dipuncak kepala Alessa yang tercium aroma wangi yang manis seperti buah-buahan ceri."Kenapa Kak Jovian meminta maaf? bukannya kita hanya nikah kontrak?" tanya Alessa.Jovian kali ini tak langsung menjawab malah terdiam sejenak. "Karena aku sadar sudah melukaimu," ucap Jovian.Alessa langsung menanggahkan kepalanya untuk menatap Jovian. Paras rupawan Jovian

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 23 | Cinta itu Sakit

    "Tunggu saja, kau pasti akan menderita untuk kedua kalinya, Wanita penjilat!" Julia melotot sementara dadanya naik turun karena murka. Julia mengepalkan kedua tangannya karena betapa kesalnya ia dengan sosok Alessa yang kini senantiasa bersama Jovian. "Bagaimana bisa sih wanita itu hidup kembali?" tanya Julia. Otaknya saat ini sibuk memikirkan rencana untuk memberi Alessa pembalasan agar Alessa jera bersama Jovian. Julia menggeleng-geleng sendiri. "Tidak bisa, ini tak bisa dibiarkan ... Georgina satu-satunya perempuan yang cocok dengan Jovian," ucap Julia. Kembalinya Alessa jadi mimpi buruk bagi Julia. Apalagi Jovian tampak begitu dengan Alessa. Jovian tak jarang bersama Alessa. Julia pun meraih ponselnya kemudian tampak menekan nomor ponsel Georgina. Bukan Julia namanya jika tak memiliki rencana keji. Lama menunggu akhirnya teleponnya pun tersambung. Julia tersenyum cerah kala mendengar suara Georgina menyapanya. "Nak, tolong Mama deh nanti pas kalian usai pesta," ucap Julia te

Bab terbaru

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 122 | End

    Alessa baru saja memasak nasi goreng, dia merasa sedikit nasi gorengnya kemudian dirasa kurang cukup jika tak ditaburi oleh bawang goreng. Lantas, dia pun menjinjit untuk menggapai lemari atas yang lumayan tinggi dari tinggi badannya. “Ah~ kenapa tinggi tubuhku ini.” Alessa menggerutu berusaha menggapai lemari atas itu. Sebuah tangan kanan meraih wadah berisi bawang goreng kemudian memberikannya kepada Alessa. “Mama, mau mengambil bawang goreng bukan?” tanya Seorang remaja pria bersurai pirang yang baru berusia lima belas tahun itu tersenyum kepadanya. Putera Jovian Arsenio Heide dan Alessa Camelia Amarei. Si mata Aquamarine, Elio Heide. “Elio, membantu banyak!” Alessa meraih wadah itu dari Elio kemudian mengusap-usap puncak kepalanya, walaupun Elio harus menunduk agar sang Mommy bisa menggapainya. Elio tersenyum dengan lembut, sifatnya yang tenang dan serius menuruni sang ayah. Omong-omong, Elio ini terlahir lahir lima menita setelah saudara kembarnya. “MAMA! Lihat, Ayah membelika

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 121 | Wedding

    Gugup. Tentu saja, itulah yang dirasakan Mina Harun saat ini. Gaun putih yang dikenakannya itu begitu pas pada tubuh langsingnya, Mina ini masih bersiap-siap di ruang rias, selagi dirias di sampingnya Alessa tersenyum-senyum sendiri.“Kak Mina cantik," puji Alessa sembari tersenyum.Sebaliknya Mina juga mengangumi kecantikannya Alessa. Tak tampak seperti ibu dengan dua anak. “A-ah itu, terima kasih.” Mina berucap sembari mengangguk gugup. Dia bukan seseorang yang pandai menguasai situasi berbeda dengan si mata lelehan madu yang ceria dan lemah lembut.Mina tak lama merasa jika tangannya terasa digenggam. “Tenang saja, Kenzo itu benar-benar mencintaimu juga. Terus ... dia itu pencemburu akut loh~” Gadis itu mengedipkan matanya, dia tersenyum dengan ringan."Aku kadang iri padamu Alessa, dibandingkan aku, kamu lebih hebat bahkan sudah jadi sosok ibu yang baik bahkan aku takut menikah karena aku takut jika aku tak bisa jadi ibu yang baik," ucap Mina gusar.Alessa mengangguk paham, kini

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 120 | Gangguan Kecil

    "Baiklah, besok pagi kita jemput Si Kembar ya, karena sebenarnya lusa Mina dan Kenzo akan menikah," ucap Jovian. Malamnya Alessa dan Jovian masih bersantai di hotel. Alessa menatap Jovian yang saat itu sedang berkutat dengan laptopnya. Alessa mendekati suaminya dan memeluk Jovian. Alessa menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jovian kemudian berbaring dengan santai di sana.Jovian sama sekali tak terganggu dengan kehadiran Alessa yang lebih manja itu. Jovian melirik jam dinding yang menunjukkan pukul delapan malam. Ia melirik Alessa kemudian mematikan laptopnya. "Kamu sedang mau makan apa?" tanya Jovian."Kakak sungguhan bertanya padaku?" Alessa balik bertanya heran karena suaminya yang super kaku itu bisa bertanya padanya. Alessa tersenyum kecil karena menatap wajah heran Jovian.Alessa tampak menimbang sebentar isi kepalanya. "Aku pengen makan burger, fries dan ayam, apa boleh?" "Ayo, kita pergi cari makanan yang kamu mau," ajak Jovian. Malam itu Alessa dan Jovian sama-sama perg

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 119 | Heaven

    Alessa tengah duduk di sebuah sofa, dia tampak kesulitan mengikat tali sepatu heels rendah itu. Alessa pun menghela napas dan menyerah, ia memilih bersandar pada sofa yang empuk itu sembaru mengusap-usap perutnya yang bundar."Lelahnya," gumam Alessa.Jovian baru masuk ke dalam ruang tamu, sedang mengancingi ujung lengan kemeja putihnya. Ia tersenyum melihat ibu hamil yang sedang menyerah itu. Jovian menatap kedua sepatu heels Alessa yang sudah dipasang cuman belum diikat. "Kamu padahal bisa memakai sepatu lain, Alessa," ucap Jovian sembari berlutut untuk mengikatkan kedua tali sepatu Alessa. Alessa mengerucutkan bibirnya. Tidak senang dengan ucapan suaminya itu. "Kan aku sedang mau memakai sepatu itu, ish Kak Jovian tahu memberi anak saja," celetuk Alessa sebal. "Baiklah, maaf," sahut Jovian usai mengikat tali sepatunya Alessa kemudian duduk di sebelahnya. Jovian langsung melihat Alessa yang mendekati tubuh kekarnya dan melingkari kedua tangannya di dada Jovian. Alessa kini bersan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 118 | Dear Old Friend

    "Selamat pagi Alessa, selamat kamu hamil enam minggu," ucap Mina."Kakak bercanda," elak Alessa masih tak menyangka.Mina menggeleng. "Benar Lessa, rahimmu yang terkena luka peluru ternyata belum diangkat namun hanya dijahit tapi tampaknya ada kesalahan saat penyampaian mengenai prosedur ini, tapi beruntungnya rahimmu bertahun-tahun lamanya pulih dan bisa mengandung bayi lagi meski nanti kamu harus operasi caesar agar mengurangi resikonya," ucap Mina menjelaskan. "Ini keajaiban Alessa, selamat untuk kalian berdua," ucap Mina tersenyum. Mina terhanyut menatap Alessa yang menangis dengan pelukan Jovian yang menyambutnya. Ia pun beranjak keluar dari ruangan itu untuk memberi waktu luang bagi Alessa dan Jovian.Mina Harun, dokter berdedikasi tinggi teman dekatnya Jovian dan Eidar sejak remaja. Mina jadi satu-satunya perempuan yang menjaga persahabatan kedua Pria itu. Mina bahkan masih rela membantu urusan Alessa dan Georgina dalam urusan kehamilan. Usai menyelesaikan visite dari ruangan

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 117 | Kenangan dan Keajaiban

    "Alessa, kaukah itu?"Alessa menoleh mendapati seorang Wanita sedang menggengam tangan mungil gadis cilik yang cantik jelita. Wanita itu menatap Alessa dengan tatapan berkaca-kaca. Ia hendak mendekati Alessa namun mengurungkan niatnya. Alessa tersenyum kecil dan berlari kecil mendatangi Wanita itu. "Apa kabarmu, Gina?" tanya Alessa riang.Georgina tersentak kaget. Ia sangka Alessa akan menolak menyapanya, mengingat dosa dan kesalahannya pada Alessa begitu fatal. Georgina tersenyum kecil kemudian mengangguk. "Aku baik-baik saja, kamu semakin cantik," puji Georgina. "Haha jadi malu dipuji oleh seorang model," kekeh Alessa. Alessa pun melirik pada sosok gadis cilik yag malu-malu menatapnya, Alessa pun menunduk untuk menyetarakan tingginya. Ia pun tersenyum pada Anak Kecil itu. "Kamu mirip seseorang, siapa namamu, Cantik?" tanya Alessa."Emily," gumam Anak itu.Alessa pun tersenyum sembari mengusap puncak kepala Anak itu. "Anakmu dan Kak Eidar ya?" tanya Alessa. Georgina pun mengangguk

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 116 | Hari Baru

    “Lessa, apakah kau bahagia bersamaku?”Alessamenoleh, pada pria yang ada disampingnya itu. Mereka baru saja mengantri membeli Poffertjes pada sebuah restoran cepat saji, Alessa masih memengang Poffertjes yang dibungkus kertas cokelat itu. Bahkan dia baru saja mengigit Poffertjes. “Ha?! Kau berbicara apa, kak Jev?”Sebelah alis Alessamenaik.“Tidak, bukan apa-apa.” Pria pirang itu menoleh, dia mengelap ujung bibir Alessa yang terdapat gula halus dari Poffertjes yang tengah dimakannya itu “Mau kemana lagi?”Ujar Jovian dengan lembut.Alessa tampak berpikir sejenak “Aku sukanya pantai sih, tapi kalau mengunjungi pantai saat malam hari rasanya tidak enak. Apa kau memiliki rekomendasi?”“Nonton?”“Tch. Film yang Kak Jo pasti pilih film-filem yang temanya serius.”Jovian terkekeh pelan, dia mengakui hal itu. “Jarang-jarang bisa santai seperti ini tanpa Si Kembar bukan?”Alessa mengangguk saja tanpa menggubris Jovian karena sibuk mengunyah makanan manisnya. Sulit bagi Alessa berpaling dari mak

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 115 | Hidup Berdampingan

    Alessa termangun, sejak kemarin duduk menemani Aji Santoso yang terbaring tak sadarkan diri. Kedua tangannya yang di perban kini sudah diganti dengan perban yang lebih kecil. Alessa menunggui Aji menemui keajaibannya, meski rasanya percuma karena alat-alat penunjang hidup Pria itu sudah memeluk hidupnya sejak kemarin.Alessa melamun dengan tatapan datar yang sendu, dia tak menangis karena air matanya terasa sudah terkuras habis. Alessa hanya diam duduk di samping Aji Santoso, bapaknya kemudian mengingat momen-momen ketika ia kecil, remaja hingga dewasa. Alessa menghela napas cukup panjang usai mendengar bunyi monitor disampingnya berbunyi setiap detik seiras dengan pernapasannya yang juga harus ditunjang. Alessa tahu hidup bapaknya bisa saja berakhir sebentar atau di waktu yang tidak ia duga-duga jadi Alessa memilih tidak beranjak sama sekali. Alessa menyentuh permukaan punggung tangan bapaknya itu. Tangan yang dulu Pria itu gunakan untuk memukulnya bahkan buah karya tangannya menye

  • Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak   Bab 114 | Membencimu Bukan Pilihanku

    "Tuan, Pak Aji Santoso pingsan dan kini sedang gawat," beritahu Kenzo. Alessa terperanjat kaget begitu juga dengan Jovian. Keduanya buru-buru mendatangi ruang gawat darurat. Alessa tak menyangka bapaknya menderita congestive heart failure. Selama ini yang Alessa tahu bapaknya yang hobi judi dan mabuk-mabukan itu terlepas dari semua penyakit."Pak AJi Santoso menderita gagal jantung, kami berhasil memberi perawatan intensif namun tampaknya membutuhkan perawatan yang maksimal," ucap Dokter.Alessa hanya mengangguk sementara ibunya, Rinka sudah terisak oleh tangisnya. Alessa gantian menatap Jovian kemudian Pria itu mengelus puncak kepalanya. Memberi ketennangan dan kehangatan di sana."Alessa, semuanya akan baik-baik saja," ucap Jovian menenangkan Alessa.Bukan itu yang jadi alasan Alessa terdiam pada perasaannya sendiri, melainkan masa lalu yang terus terbayang-bayang olehnya. Alessa segera menggeleng kemudian membalikkan tubuhnya membiarkan sosok Aji Santoso yang terbaring di atas ran

DMCA.com Protection Status