"Tiga.“ Jari ketiga dari anak buahnya Johnny yang sedang datang mendekati dengan berdiri sudah terangkat sebagai tanda kalau mereka bertiga akan segera menyerang Ken.Tapi, mereka tidak tahu kalau Ken sudah bersiap sejak tadi. Ken yang sebelumnya sempat tidak bisa menggunakan kekuatannya, kini sudah kembali bisa menggunakan kekuatannya.Ken sudah tahu gerakan ketiga orang yang mendatanginya ini dan dia sudah bersiap untuk menghadapi mereka.Saat ke tiga anak buahnya Johnny ini baru saja hendak maju mendekati posisinya Ken untuk menembak Ken, dengan cepat telah merampas senjata api di tangan anak buahnya Johnny yang datang dengan cara berjongkok.Setelah itu, dengan cepatnya, Ken gunakan senjata api itu untuk menembak ke 3 arah. Ken melakukan 3 tembakan beruntun sepersekian detik lebih cepat dari gerakan lawan. Tidak ada satu pun dari 3 orang itu yang berhasil menembak karena mereka sudah duluan tertembak karena kalah cepat oleh kecepatan gerakan yang dilakukan Ken tadi.Setelah itu, K
Saat ini, Ken hanya membawa satu buah senjata api yang dia ambil dari salah satu anak buahnya Johnny yang tadi dia bunuh. Ken memegang senjata apinya yang terisi penuh oleh peluru ini dan mulai mendengar suara nafas setiap musuh di atas sana.Ada 4 orang yang berada di atas. Dari hembusan nafas mereka, Ken sudah tahu dimana saja posisi mereka dan dia tahu kalau sedikit saja kepalanya terlihat menaiki tangga, maka dia akan segera menjadi sasaran empuk 4 orang itu.Ken tidak takut, tapi, Ken lebih memilih untuk tidak terkena tembakan lawan. Karena itu, Ken mulai mengatur strategi terbaik untuk menghabisi musuh tanpa perlu terkena tembakan lawan.Saat ini, Ken masih berada di anak tangga ketiga dari tangga menuju ke lantai atas. Bagian atas dari tangga ini terbuka. Kalau dia naik dua anak tangga lagi, maka, kepala Ken akan terlihat oleh mereka yang berada di atas dan pastinya akan langsung menjadi sasaran tembakan lawan dan Ken tidak mau hal itu terjadi.Karena itu, Ken mulai fokus denga
"Hmmm. Siapa itu Jack? Sebutkan nama lengkapnya. Aku akan mencari semua data-datanya,” geram Ken.“Fotonya dan namanya ada di handphoneku, Master Wing. Handphonenya di atas meja sana.” Pandangan mata Johnny tertuju ke suatu arah. Johnny tidak bisa lagi menunjuk karena itu, dia cuma menatap ke suatu arah untuk menunjukkan sesuatu.Ken mengikuti arah pandangan mata Johnny itu untuk mengambil handphone yang dimaksud Johnny. Ken juga meminta Lidya untuk keluar dari balik persembunyian di balik ranjang.Sedari tadi Ken sudah mendengar suara nafas Lidya dan kini setelah dia merasa Lidya tidak terancam bahaya lagi, barulah dia memanggil Lidya keluar.“Ken … please … adikku dan Silvia jatuh dari--”“Aku sudah tahu, Lidya.” Ken memotong perkataan Lidya.“Kamu sudah tahu?”“Ya. Saat mereka berdua terjatuh, Felix, anak buahku, telah mengatakannya padaku. Karena itu, begitu helikopter menurunkan aku di kapal ini, aku langsung menyuruh pilot helikopter untuk mencari Silvia dan Gerry di belakang sa
"Bagaimana?" tanya Ken sesaat setelah dia melihat dilayar handphone-nya, siapa orang yang menelponnya pada saat ini.Sambil menelpon, Ken menekan loudspeaker agar supaya pembicaraan Ken dengan orang yang menelponnya ini bisa didengar juga oleh Lidya."Tuan muda, aku telah menemukan profil tentang Jack ini ternyata dia adalah seorang berandalan yang suka menipu banyak wanita di aplikasi tinder atau aplikasi-aplikasi semacam itu," jawab suara di ujung sana yang ternyata adalah Felix itu."Apa saja yang dia lakukan?""Dia menipu banyak uang dari beberapa janda kaya dan juga dicurigai, dia adalah orang dibalik menghilangnya beberapa gadis muda dan cantik setelah dia kencan dengan gadis-gadis itu.""Itulah yang terjadi padaku," timpal Lidya."Gadis-gadis muda itu kemudian dia jual di situs perdagangan wanita internasional dan dibeli oleh orang-orang kaya dari berbagai negara," lanjut Felix."Bangsattt orang itu!" geram Ken."Kejahatannya itu sudah dilaporkan di berbagai negara tapi karena
Ibu suri yang biasanya sangat angkuh dan sok berkuasa di rumah ini, kini terlihat menyedihkan.Makeup mahal Joune sudah agak luntur karena dia sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi, sejak dia diperdengarkan rekaman suara yang jelas-jelas memperdengarkan aksinya menyewa pembunuh untuk membunuh Ken.Sejak tadi Joune sudah meminta-minta ampun kepada Alvin karena dia ketakutan akan tindakan Alvin selanjutnya kepadanya."Kamu kira aku akan mengampuni kamu, hah?!" Aku tidak akan mengampuni kamu, perbuatan kamu yang berusaha membunuh cucuku, tidak akan bisa aku ampuni!"Joune kembali menangis dengan sedihnya. Kemudian, dia berusaha mengingatkan Alvin akan semua yang dia lakukan kepada Alvin."Ingat, sayang. Saat kamu sakit, aku yang selalu ada di dekatmu. Iya kan? Aku yang selalu merawat kamu, aku tidak pernah meninggalkan kamu. So, please ... jangan lupakan itu. Please.""Kamu keterlaluan, Joune. Kamu berani membayar orang untuk membunuh darah dagingku sendiri, cucumu juga! Huh! Tapi meman
Saat ini, helikopter yang dikendarai oleh Ken, dengan Lidya duduk di sampingnya Ken, sudah mulai memasuki Hongkong. Saat itulah sebuah panggilan telepon masuk ke handphonenya Ken."Halo.""Halo, Tuan Muda Ken. Ini Kurt yang bicara.""Oke. Ada apa, Kurt?""Begini, sang kaisar ingin Tuan Muda Ken untuk segera menuju ke rumah kekaisaran dan dari rumah kekaisaran, tuan muda dan sang kaisar akan sama-sama menuju ke kantor pusat Diamond Group untuk mengikuti rapat.""Rapat apa?""Tentu saja rapat umum pemegang saham. Sang kaisar ingin segera mengambil alih kekuasaan dari tangan Ricky dan memberikannya kepada, tuan muda. Karena sang kaisar tidak mau lagi Ricky menjual anak perusahaan Diamond Grup.""Apakah harus sekarang? Soalnya aku harus ke rumah sakit untuk melihat Silvia, adiknya Andreas, yang terluka saat menolong calon istriku.""Harus sekarang, Tuan Muda Ken, karena para pemegang saham sudah berada di kantor Diamond Group untuk mengikuti rapat yang digagas sang kaisar. Tuan muda harus
Ken dan Lidya yang sebelumnya berjalan ke arah bawah bersama Kurt, dicegat oleh Romel dan Esy.Romel dan Esy sangat bahagia melihat Lidya sehat dan tidak kurang suatu apapun.Romel dan Esy meminta-minta maaf pada Ken karena semua kesalahan yang mereka lakukan selama ini.Ken langsung bilang kalau dia sudah memaafkan semuanya. Romel dan Esy jadi lega mendengar kata-kata Ken itu."Bagaimana dengan Garry?" tanya Esy kepada Lidya dengan wajah khawatir karena dia tidak melihat Gerry bersama Lidya."Gerry sedang berada di rumah sakit tapi dia tidak apa-apa. Hanya ada luka-luka pukul saat dia berusaha menolongku. Karena itu, untuk sementara dia dirawat di rumah sakit," jawab Lidya."Di rumah sakit mana?" tanya Romel.Mendengar itu, Ken segera memanggil salah seorang pelayan di rumah kekaisaran ini dan meminta pelayan itu untuk mengambil mobil dan mengantarkan Romel dan Esy menuju ke rumah sakit yang dibilang Ken kepada pelayan itu.Setelah Romel dan Esy pergi, Ken dan Lidya segera menuju kel
Alvin masih sibuk marah-marah kepada Joune saat mobil sudah semakin menjauhi rombongan yang dipimpin oleh Ken.Alvin melampiaskan semua kekesalannya kepada Joune. Info-info terbaru yang didapat Kurt tentang Joune yang berusaha menguasai beberapa anak perusahaan Diamond Group, membuat Alvin emosi tinggi.Karena itu, di depan Lidya, Alvin terus mencecar Joune, membeberkan semua kesalahan Joune dari mulai tahun-tahun pertama pernikahan hingga mencapai puncaknya saat Ricky menjadi pemimpin Diamond Grup."Seharusnya aku sadar sejak dulu tentang cara-cara licikmu itu, Joune!" sembur Alvin.Joune cuma tersenyum mengejek, "apa maksudmu, kaisar?" tanya Joune sambil mencondongkan tubuhnya ke belakang dan berbisik meminta Rudolf, sang supir untuk berhenti sejenak.Mobil ini langsung berhenti. Joune menyuruh sopir membuka pintu depan yang berada di samping supir.Tanpa curiga, Rudolph membuka pintu. Seseorang naik ke atas mobil dan langsung duduk di samping Rudolf sambil menodongkan senjata api d