Saat Ken kembali menghadapi ancaman tembakan lawan, sebenarnya Ken sudah siap untuk melakukan cara yang sama seperti sebelumnya. Ken sudah siap untuk menepis peluru yang datang dengan tongkat bisbol di tangannya.Ken sudah siap untuk mementalkan peluru yang datang supaya kejadian seperti sebelumnya bisa terjadi lagi, dimana peluru-peluru itu akan memantul yang pada akhirnya akan kembali mengenai si penembak.Tapi, gerakan Lidya yang tiba-tiba melompat ke arah Ken, justru membuat rencana Ken menjadi kacau. Ken tidak bisa melakukan gerakan memutar tongkat bisbol untuk mementalkan peluru, karen agerakan itu membutuhkan tenaga kuat yang nantinya tenaga itu akan bisa mengenai tubuh Lidya sendiri yang sedang mendatangi Ken dan Ken tidak mau mencelakai Lidya.Karena itu, Ken terpaksa melempar tongkat bisbolnya ke depan dengan asal-asalan, menghentikan aliran tenaga dalamnya agar supaya tidak mengenai Lidya dan melompat untul menyambut tubuh Lidya.Ken langsung menutup tubuh Lidya dengan tubu
"Tiga.“ Jari ketiga dari anak buahnya Johnny yang sedang datang mendekati dengan berdiri sudah terangkat sebagai tanda kalau mereka bertiga akan segera menyerang Ken.Tapi, mereka tidak tahu kalau Ken sudah bersiap sejak tadi. Ken yang sebelumnya sempat tidak bisa menggunakan kekuatannya, kini sudah kembali bisa menggunakan kekuatannya.Ken sudah tahu gerakan ketiga orang yang mendatanginya ini dan dia sudah bersiap untuk menghadapi mereka.Saat ke tiga anak buahnya Johnny ini baru saja hendak maju mendekati posisinya Ken untuk menembak Ken, dengan cepat telah merampas senjata api di tangan anak buahnya Johnny yang datang dengan cara berjongkok.Setelah itu, dengan cepatnya, Ken gunakan senjata api itu untuk menembak ke 3 arah. Ken melakukan 3 tembakan beruntun sepersekian detik lebih cepat dari gerakan lawan. Tidak ada satu pun dari 3 orang itu yang berhasil menembak karena mereka sudah duluan tertembak karena kalah cepat oleh kecepatan gerakan yang dilakukan Ken tadi.Setelah itu, K
Saat ini, Ken hanya membawa satu buah senjata api yang dia ambil dari salah satu anak buahnya Johnny yang tadi dia bunuh. Ken memegang senjata apinya yang terisi penuh oleh peluru ini dan mulai mendengar suara nafas setiap musuh di atas sana.Ada 4 orang yang berada di atas. Dari hembusan nafas mereka, Ken sudah tahu dimana saja posisi mereka dan dia tahu kalau sedikit saja kepalanya terlihat menaiki tangga, maka dia akan segera menjadi sasaran empuk 4 orang itu.Ken tidak takut, tapi, Ken lebih memilih untuk tidak terkena tembakan lawan. Karena itu, Ken mulai mengatur strategi terbaik untuk menghabisi musuh tanpa perlu terkena tembakan lawan.Saat ini, Ken masih berada di anak tangga ketiga dari tangga menuju ke lantai atas. Bagian atas dari tangga ini terbuka. Kalau dia naik dua anak tangga lagi, maka, kepala Ken akan terlihat oleh mereka yang berada di atas dan pastinya akan langsung menjadi sasaran tembakan lawan dan Ken tidak mau hal itu terjadi.Karena itu, Ken mulai fokus denga
"Hmmm. Siapa itu Jack? Sebutkan nama lengkapnya. Aku akan mencari semua data-datanya,” geram Ken.“Fotonya dan namanya ada di handphoneku, Master Wing. Handphonenya di atas meja sana.” Pandangan mata Johnny tertuju ke suatu arah. Johnny tidak bisa lagi menunjuk karena itu, dia cuma menatap ke suatu arah untuk menunjukkan sesuatu.Ken mengikuti arah pandangan mata Johnny itu untuk mengambil handphone yang dimaksud Johnny. Ken juga meminta Lidya untuk keluar dari balik persembunyian di balik ranjang.Sedari tadi Ken sudah mendengar suara nafas Lidya dan kini setelah dia merasa Lidya tidak terancam bahaya lagi, barulah dia memanggil Lidya keluar.“Ken … please … adikku dan Silvia jatuh dari--”“Aku sudah tahu, Lidya.” Ken memotong perkataan Lidya.“Kamu sudah tahu?”“Ya. Saat mereka berdua terjatuh, Felix, anak buahku, telah mengatakannya padaku. Karena itu, begitu helikopter menurunkan aku di kapal ini, aku langsung menyuruh pilot helikopter untuk mencari Silvia dan Gerry di belakang sa
"Bagaimana?" tanya Ken sesaat setelah dia melihat dilayar handphone-nya, siapa orang yang menelponnya pada saat ini.Sambil menelpon, Ken menekan loudspeaker agar supaya pembicaraan Ken dengan orang yang menelponnya ini bisa didengar juga oleh Lidya."Tuan muda, aku telah menemukan profil tentang Jack ini ternyata dia adalah seorang berandalan yang suka menipu banyak wanita di aplikasi tinder atau aplikasi-aplikasi semacam itu," jawab suara di ujung sana yang ternyata adalah Felix itu."Apa saja yang dia lakukan?""Dia menipu banyak uang dari beberapa janda kaya dan juga dicurigai, dia adalah orang dibalik menghilangnya beberapa gadis muda dan cantik setelah dia kencan dengan gadis-gadis itu.""Itulah yang terjadi padaku," timpal Lidya."Gadis-gadis muda itu kemudian dia jual di situs perdagangan wanita internasional dan dibeli oleh orang-orang kaya dari berbagai negara," lanjut Felix."Bangsattt orang itu!" geram Ken."Kejahatannya itu sudah dilaporkan di berbagai negara tapi karena
Ibu suri yang biasanya sangat angkuh dan sok berkuasa di rumah ini, kini terlihat menyedihkan.Makeup mahal Joune sudah agak luntur karena dia sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi, sejak dia diperdengarkan rekaman suara yang jelas-jelas memperdengarkan aksinya menyewa pembunuh untuk membunuh Ken.Sejak tadi Joune sudah meminta-minta ampun kepada Alvin karena dia ketakutan akan tindakan Alvin selanjutnya kepadanya."Kamu kira aku akan mengampuni kamu, hah?!" Aku tidak akan mengampuni kamu, perbuatan kamu yang berusaha membunuh cucuku, tidak akan bisa aku ampuni!"Joune kembali menangis dengan sedihnya. Kemudian, dia berusaha mengingatkan Alvin akan semua yang dia lakukan kepada Alvin."Ingat, sayang. Saat kamu sakit, aku yang selalu ada di dekatmu. Iya kan? Aku yang selalu merawat kamu, aku tidak pernah meninggalkan kamu. So, please ... jangan lupakan itu. Please.""Kamu keterlaluan, Joune. Kamu berani membayar orang untuk membunuh darah dagingku sendiri, cucumu juga! Huh! Tapi meman
Saat ini, helikopter yang dikendarai oleh Ken, dengan Lidya duduk di sampingnya Ken, sudah mulai memasuki Hongkong. Saat itulah sebuah panggilan telepon masuk ke handphonenya Ken."Halo.""Halo, Tuan Muda Ken. Ini Kurt yang bicara.""Oke. Ada apa, Kurt?""Begini, sang kaisar ingin Tuan Muda Ken untuk segera menuju ke rumah kekaisaran dan dari rumah kekaisaran, tuan muda dan sang kaisar akan sama-sama menuju ke kantor pusat Diamond Group untuk mengikuti rapat.""Rapat apa?""Tentu saja rapat umum pemegang saham. Sang kaisar ingin segera mengambil alih kekuasaan dari tangan Ricky dan memberikannya kepada, tuan muda. Karena sang kaisar tidak mau lagi Ricky menjual anak perusahaan Diamond Grup.""Apakah harus sekarang? Soalnya aku harus ke rumah sakit untuk melihat Silvia, adiknya Andreas, yang terluka saat menolong calon istriku.""Harus sekarang, Tuan Muda Ken, karena para pemegang saham sudah berada di kantor Diamond Group untuk mengikuti rapat yang digagas sang kaisar. Tuan muda harus
Ken dan Lidya yang sebelumnya berjalan ke arah bawah bersama Kurt, dicegat oleh Romel dan Esy.Romel dan Esy sangat bahagia melihat Lidya sehat dan tidak kurang suatu apapun.Romel dan Esy meminta-minta maaf pada Ken karena semua kesalahan yang mereka lakukan selama ini.Ken langsung bilang kalau dia sudah memaafkan semuanya. Romel dan Esy jadi lega mendengar kata-kata Ken itu."Bagaimana dengan Garry?" tanya Esy kepada Lidya dengan wajah khawatir karena dia tidak melihat Gerry bersama Lidya."Gerry sedang berada di rumah sakit tapi dia tidak apa-apa. Hanya ada luka-luka pukul saat dia berusaha menolongku. Karena itu, untuk sementara dia dirawat di rumah sakit," jawab Lidya."Di rumah sakit mana?" tanya Romel.Mendengar itu, Ken segera memanggil salah seorang pelayan di rumah kekaisaran ini dan meminta pelayan itu untuk mengambil mobil dan mengantarkan Romel dan Esy menuju ke rumah sakit yang dibilang Ken kepada pelayan itu.Setelah Romel dan Esy pergi, Ken dan Lidya segera menuju kel
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv