"Hmmm. Siapa itu Jack? Sebutkan nama lengkapnya. Aku akan mencari semua data-datanya,” geram Ken.“Fotonya dan namanya ada di handphoneku, Master Wing. Handphonenya di atas meja sana.” Pandangan mata Johnny tertuju ke suatu arah. Johnny tidak bisa lagi menunjuk karena itu, dia cuma menatap ke suatu arah untuk menunjukkan sesuatu.Ken mengikuti arah pandangan mata Johnny itu untuk mengambil handphone yang dimaksud Johnny. Ken juga meminta Lidya untuk keluar dari balik persembunyian di balik ranjang.Sedari tadi Ken sudah mendengar suara nafas Lidya dan kini setelah dia merasa Lidya tidak terancam bahaya lagi, barulah dia memanggil Lidya keluar.“Ken … please … adikku dan Silvia jatuh dari--”“Aku sudah tahu, Lidya.” Ken memotong perkataan Lidya.“Kamu sudah tahu?”“Ya. Saat mereka berdua terjatuh, Felix, anak buahku, telah mengatakannya padaku. Karena itu, begitu helikopter menurunkan aku di kapal ini, aku langsung menyuruh pilot helikopter untuk mencari Silvia dan Gerry di belakang sa
"Bagaimana?" tanya Ken sesaat setelah dia melihat dilayar handphone-nya, siapa orang yang menelponnya pada saat ini.Sambil menelpon, Ken menekan loudspeaker agar supaya pembicaraan Ken dengan orang yang menelponnya ini bisa didengar juga oleh Lidya."Tuan muda, aku telah menemukan profil tentang Jack ini ternyata dia adalah seorang berandalan yang suka menipu banyak wanita di aplikasi tinder atau aplikasi-aplikasi semacam itu," jawab suara di ujung sana yang ternyata adalah Felix itu."Apa saja yang dia lakukan?""Dia menipu banyak uang dari beberapa janda kaya dan juga dicurigai, dia adalah orang dibalik menghilangnya beberapa gadis muda dan cantik setelah dia kencan dengan gadis-gadis itu.""Itulah yang terjadi padaku," timpal Lidya."Gadis-gadis muda itu kemudian dia jual di situs perdagangan wanita internasional dan dibeli oleh orang-orang kaya dari berbagai negara," lanjut Felix."Bangsattt orang itu!" geram Ken."Kejahatannya itu sudah dilaporkan di berbagai negara tapi karena
Ibu suri yang biasanya sangat angkuh dan sok berkuasa di rumah ini, kini terlihat menyedihkan.Makeup mahal Joune sudah agak luntur karena dia sudah menangis tersedu-sedu sejak tadi, sejak dia diperdengarkan rekaman suara yang jelas-jelas memperdengarkan aksinya menyewa pembunuh untuk membunuh Ken.Sejak tadi Joune sudah meminta-minta ampun kepada Alvin karena dia ketakutan akan tindakan Alvin selanjutnya kepadanya."Kamu kira aku akan mengampuni kamu, hah?!" Aku tidak akan mengampuni kamu, perbuatan kamu yang berusaha membunuh cucuku, tidak akan bisa aku ampuni!"Joune kembali menangis dengan sedihnya. Kemudian, dia berusaha mengingatkan Alvin akan semua yang dia lakukan kepada Alvin."Ingat, sayang. Saat kamu sakit, aku yang selalu ada di dekatmu. Iya kan? Aku yang selalu merawat kamu, aku tidak pernah meninggalkan kamu. So, please ... jangan lupakan itu. Please.""Kamu keterlaluan, Joune. Kamu berani membayar orang untuk membunuh darah dagingku sendiri, cucumu juga! Huh! Tapi meman
Saat ini, helikopter yang dikendarai oleh Ken, dengan Lidya duduk di sampingnya Ken, sudah mulai memasuki Hongkong. Saat itulah sebuah panggilan telepon masuk ke handphonenya Ken."Halo.""Halo, Tuan Muda Ken. Ini Kurt yang bicara.""Oke. Ada apa, Kurt?""Begini, sang kaisar ingin Tuan Muda Ken untuk segera menuju ke rumah kekaisaran dan dari rumah kekaisaran, tuan muda dan sang kaisar akan sama-sama menuju ke kantor pusat Diamond Group untuk mengikuti rapat.""Rapat apa?""Tentu saja rapat umum pemegang saham. Sang kaisar ingin segera mengambil alih kekuasaan dari tangan Ricky dan memberikannya kepada, tuan muda. Karena sang kaisar tidak mau lagi Ricky menjual anak perusahaan Diamond Grup.""Apakah harus sekarang? Soalnya aku harus ke rumah sakit untuk melihat Silvia, adiknya Andreas, yang terluka saat menolong calon istriku.""Harus sekarang, Tuan Muda Ken, karena para pemegang saham sudah berada di kantor Diamond Group untuk mengikuti rapat yang digagas sang kaisar. Tuan muda harus
Ken dan Lidya yang sebelumnya berjalan ke arah bawah bersama Kurt, dicegat oleh Romel dan Esy.Romel dan Esy sangat bahagia melihat Lidya sehat dan tidak kurang suatu apapun.Romel dan Esy meminta-minta maaf pada Ken karena semua kesalahan yang mereka lakukan selama ini.Ken langsung bilang kalau dia sudah memaafkan semuanya. Romel dan Esy jadi lega mendengar kata-kata Ken itu."Bagaimana dengan Garry?" tanya Esy kepada Lidya dengan wajah khawatir karena dia tidak melihat Gerry bersama Lidya."Gerry sedang berada di rumah sakit tapi dia tidak apa-apa. Hanya ada luka-luka pukul saat dia berusaha menolongku. Karena itu, untuk sementara dia dirawat di rumah sakit," jawab Lidya."Di rumah sakit mana?" tanya Romel.Mendengar itu, Ken segera memanggil salah seorang pelayan di rumah kekaisaran ini dan meminta pelayan itu untuk mengambil mobil dan mengantarkan Romel dan Esy menuju ke rumah sakit yang dibilang Ken kepada pelayan itu.Setelah Romel dan Esy pergi, Ken dan Lidya segera menuju kel
Alvin masih sibuk marah-marah kepada Joune saat mobil sudah semakin menjauhi rombongan yang dipimpin oleh Ken.Alvin melampiaskan semua kekesalannya kepada Joune. Info-info terbaru yang didapat Kurt tentang Joune yang berusaha menguasai beberapa anak perusahaan Diamond Group, membuat Alvin emosi tinggi.Karena itu, di depan Lidya, Alvin terus mencecar Joune, membeberkan semua kesalahan Joune dari mulai tahun-tahun pertama pernikahan hingga mencapai puncaknya saat Ricky menjadi pemimpin Diamond Grup."Seharusnya aku sadar sejak dulu tentang cara-cara licikmu itu, Joune!" sembur Alvin.Joune cuma tersenyum mengejek, "apa maksudmu, kaisar?" tanya Joune sambil mencondongkan tubuhnya ke belakang dan berbisik meminta Rudolf, sang supir untuk berhenti sejenak.Mobil ini langsung berhenti. Joune menyuruh sopir membuka pintu depan yang berada di samping supir.Tanpa curiga, Rudolph membuka pintu. Seseorang naik ke atas mobil dan langsung duduk di samping Rudolf sambil menodongkan senjata api d
Pada saat Joune menyuruh pembunuh bayaran untuk menembak Alvin, sebenarnya Alvin sudah pasrah.Alvin menatap kedua mata pembunuh bayaran itu. Dia ingin memperlihatkan hati singanya di saat terakhir hidupnya.Alvin cuma tidak pernah menyangka kalau istrinya sendiri yang akan menjadi pembunuhnya.Alvin tidak menyangka kalau dari mulut Joune itu, akan keluar perintah untuk membunuhnya. Dari mulut yang selama ini selalu mencumbunya, memuji-muji dirinya dan melayani Alvin dengan lembut.Karena itu dalam rasa sakit hatinya yang bercampur dengan penyesalannya karena pernah memilih Joune sebagai istrinya, lahirlah kepasrahan dalam hati Alvin untuk tegar menatap orang yang mengacungkan senjata api ke arahnya.Alvin juga ingin memperlihatkan hati singanya yang di masa mudanya pernah mengalahkan banyak kompetitor bisnis, bahkan di masa mudanya pernah berhadapan dan menaklukkan geng mafia terkenal di San Fransisco Amerika serikat.Alvin yang merasa sudah tua dan sudah cukup merasakan kenikmatan d
Dengan cemas Ken terus menunggu di depan pintu emergency room pertama kedua matanya terus menatap ke arah pintu emergency room yang untuk saat ini dikhususkan untuk menangani Lidya dan AlvinTidak ada yang boleh keluar masuk selain para dokter dan perawat yang diawasi langsung oleh kepala perawat dan kepala rumah sakitIni sudah ditekankan oleh Ken sebelumnya kepada Andreas karena Kevin takut ancaman pembunuh bayaran bisa saja masih ada dan menyamar menjadi perawat atau dokter untuk menghabisi Alvin dan Lidya.Andreas dan juga Tonny, sebagai asistennya Ken, sudah menekankan apa yang diinginkan Ken itu kepada kepala rumah sakit.Karena itu emergency room rumah sakit ini yang terdiri dari empat bagian dan memiliki sekitar 32 kamar ini ada satu bagian yang dikhususkan untuk menangani Alvin dan Lidya dan tidak boleh ada pasien lain di emergency room ini, pasien lain hanya bisa masuk di emergency room yang lain.Tiba-tiba handphone berdering, Ken langsung mengangkat telepon. "Bagaimana?""