Saat ini, suasana sangat menunjang. Daniel melamar Wilona di sebuah restoran mewah, karena itu, tidak ada lagi alasan bagi Wilona untuk tidak menjawab.Apalagi, Wilona memang sangat mencintai Daniel. Masa bertahun-tahun tanpa tahu kabar berita dari Daniel yang dia alami, membuat Wilona tidak mau menjawab tidak atau menggelengkan kepalanya. Karena itu, dengan pastinya, Wilona langsung mengangguk. "Ya. Aku menerimamu, kak."Daniel mengepalkan tangannya ke atas. "Terimakasih, Wilona. Terimakasih karena kamu menjadikan aku sebagai pria yang paling berbahagia di dunia ini.""Aku juga bahagia karena kamu memilih aku, kak." Wilona mengembangkan senyuman manisnya kepada Daniel.Keduanya saling tatap mesra, saling berpandangan hingga akhirnya keduanya putuskan untuk meninggalkan restoran ini.Sesampainya di parkiran, Wilona yang kedinginan tampak menyandarkan kepalanya ke bahu Daniel, sambil memegang lengan kiri Daniel. Sesudah itu, mereka berjalan menuju mobil.Saat ini, Daniel merasa benar-b
"Tentu saja boleh. Dan aku sangat tersanjung karena kau memilihku." Daniel menatap wajah Wilona mesra dan tersenyum serta bersyukur dalam hatinya karena cinta Wilona kepadanya."Aku gak suka cowok pembohong dan suka mempermainkan perasaan perempuan," tandas Wilona."Kayak Pangeran William, kan?""Iya. kayak Pangeran William. Aku gak suka tukang selingkuh dan pembohong kayak Pangeran William," kata Wilona, yang terlihat sangat tidak suka kepada William, cowok yang selalu mengejar-ngejarnya itu.Tapi Daniel tahu kalau di depan Wiliam, Wilona tidak boleh memperlihatkan rasa tidak sukanya pada William, karena sebagai warga kerajaan, Bianca harus menghormati seorang pangeran seperti William.Daniel merasa miris, karena, Daniel dan anak buahnya harus berjibaku di medan perang. Daniel beberapa kali terluka dan bahkan ada banyak anak buahnya yang tewas di medan perang dan semua itu, demi membebaskan kerajaan Hawking dari penjajahan Negara Falcon.Daniel memang rela berjuang untuk sang raja N
"Tentu saja bisa. karena itulah, sejak pertama masuk ke restoran itu, aku sudah menyukai Terompet ungu ini," jawab Wilona sambil memandangi terompet ungu yang sedang dipegangnya ini."Kalau gitu, aku ingin melihatmu memainkannya," kata Daniel antusias, sambil membukakan pintu mobil untuk Wilona."Oke. siapa takut. aku sebenarnya sudah masuk jadi pemain dalam sebuah orkestra loh.""Hah? benarkah?" takjub Daniel. Dulunya saat masih tinggal di rumahnya Wilona, Daniel memang tahu kalau Wilona sering kursus berbagai alat musik, tapi, Daniel tidak tahu kalau belakangan, Daniel sudah masuk dalam sebuah orkestra."Ya. tapi, aku bukan pemain Terompet, tapi aku pemain biola, tapi, aku juga pernah belajar meniup terompet dan saxaphone.""Aku suka melihat pemain biola.""Kalau gitu, suatu hari, kamu harus melihat konserku.""Aku pasti datang.""Oke. Tapi ... mungkin masih agak lama. Team-ku lagi vakum soalnya. Maklum, amatiran," kata Wilona sambil tertawa renyah, hingga membuat Daniel yang baru s
Besok paginya, setelah mandi, Daniel bergegas untuk menuju ke tempat akan diadakannya eksekusi kepada jenderal musuh tapi baru saja dia hendak keluar dari pintu rumah, tiba-tiba handphone berdering.Ternyata ada telpon dari Juno. Daniel segera menaruh earphone di telinganya dan tetap keluar dari pintu apartemennya untuk menuju ke pintu lift. "Ada apa, Juno?""Wilona keluar rumah dengan diantar ibu tirinya, jenderal.""Ikuti dia. Ingat, dengan kekuatan penuh. Jangan biarkan sehelai rambutnya jatuh.""Baik, jenderal. Jangan khawatir, jenderal. Kami akan menjaganya, jenderal.""Bagus." Sebenarnya Daniel sangat khawatir akan Wilona, tapi, mengingat apa yang akan dikerjakannya sangatlah penting, maka, Daniel mempercayakan keselamatan Wilona pada Thomas, Juno dan yang lainnya.Saat Daniel sedang menunggu lift terbuka bersama satu keluarga yang terdiri dari seorang bapak, seorang istri dan dua anak yang berusia remaja, tiba-tiba sang bapak jatuh ke lantai depan lift dengan tubuh kelojotan.I
Saat ini yang ada di pikiran Daniel hanyalah menyelamatkan Wilona, dia tidak lagi memperhitungkan kesempatan bagi negaranya untuk bisa menghabisi Jenderal Lenderman karena nyatanya ada Wilona yang berada ditempat kejadian yang bisa menjadi korban dari aksi Vigo, orang kepercayaan terhebat yang pernah dilatih Daniel.Sebelumnya, Daniel memang agak tidak terlalu konsern dengan keselamatan warga yang bersama dengan Jenderal Lenderman itu, karena dia pikir, warga yang bersama Jenderal Lenderman itu, pastilah adalah warga yang mungkin saja menjadi sekutunya negara Falcon.Tapi setelah tahu kalau wanita yang menjadi rekan bisnis Jenderal Lenderman adalah Wilona, Daniel menjadi panik dan segera berlari untuk menuju ke tempat Vigo beraksi.Daniel tahu betul siapa itu Vigo. Vigo adalah seorang prajurit terbaik yang naik jenjang dari jenjang terendah hingga menjadi perwira muda dengan cepat. Saat melamar menjadi prajurit, Vigo memilih untuk tidak masuk jalur penerimaan perwira, tapi dia sengaja
"Aku tidak tahu soal ini," jawab Daniel.Kemudian, Daniel teringat kalau saat dia masih tinggal di rumahnya Frans, Frans memang memang memiliki hubungan baik dengan banyak anggota militer dari Negara Falcon yang dulunya menjajah negara Hawking."Ternyata dia masih berhubungan dengan mereka dan menjadi mata-mata untuk Falcon saat aku mulai berperang untuk membebaskan Negara Hawking dari Negara Falcon," batin Daniel."Lalu bagaimana sekarang, jenderal setelah jenderal tahu kalau teman spesial jenderal itu ternyata adalah anak dari orang yang sangat kita curigai terlibat dalam peristiwa pembokongan yang dilakukan para prajurit Negara Falcon kepada orang kita yang menyebabkan banyak korban?" tanya Vigo sambil menatap tajam kearah Daniel.Daniel berpikir sebentar kemudian dia berkata, "bagaimanapun, dia tidak terlibat dalam hal ini, dia hanya anak, dia tidak terlibat dalam peristiwa yang lalu, lagipula. Soal ayahnya, masih harus kita buktikan lebih jauh, Iya kan? Kita cuma punya kecurigaan
"Kita mau kemana nih?" tanya Wilona kepada Daniel. Saat ini, keduanya masih berada di atas motor, membelah jalanan Kota Auburn."Bagaimana kalau ke Tugu Tua," jawab Daniel."Oke," jawab Wilona."Bagaimana keadaan ayah?""Masih seperti sebelumnya.""Kamu jangan khawatir, Wilona. Ayah pasti akan sembuh seperti sedia kala.""Aku berharap begitu."Sebenarnya, Daniel bisa membawa Wilona untuk kencan ke tempat yang mewah, bahkan, Daniel saat ini juga, bisa membawa Wilona naik ke pesawat jet pribadinya yang masih standby di bandara Kota Auburn ini, karena diinstruksikan Daniel, untuk menunggu Daniel, kapanpun Daniel ingin pergi ke ibukota atau ke luar negeri.Dengan jet pribadinya itu, Daniel bisa membawa Wilona ke tempat eksotis atau tempat paling mewah atau kemana saja yang Daniel mau.Tapi, Daniel tidak melakukan semua hal mewah itu. Daniel memilih untuk kencan seperti orang kebanyakan, Daniel memilih untuk membawa Wilona kencan di tempat yang harga tiketnya terjangkau bagi orang kebanyak
"Aku bahkan menyimpan lukisan-lukisan ku di studio kecilku di rumah ku," lanjut Wilona lagi."Aku ingin melihatnya, suatu hari nanti," kata Daniel antusias."Oke. tapi jangan sekarang, ya. Sekarang ini, papa masih sakit dan Mama Norma belum menerimamu. Berikan dia waktu. Oke?""Oke."Sesudah itu, mereka berdua menghabiskan waktu untuk melihat lukisan-lukisan yang ada di sana, tak lupa juga, Wilona menjelaskan lukisan-lukisan yang ada disana kepada Daniel.Daniel dan Wilona terus berada di kompleks Tugu Tua itu hingga menjelang malam. Setelah itu, Wilona mengajak Daniel pergi dari kompleks Tugu Tua itu."Aku ingin mengajakmu makan malam dulu sebelum mengantarmu pulang. Oke?" tanya Daniel saat Wilona baru saja duduk di boncengan motornya."No. Aku ingin traktir kamu, kak. Kita ke restoran favoritku. Oke?" pinta Wilona."Oke."Wilona mengajak Daniel untuk makan di sebuah restoran mewah. Tapi, ternyata restoran ini memiliki antrian sehingga Daniel dan Wilona harus duduk dulu menunggu di t