"Bagus, kalau begitu, bilang dia, untuk menyediakan sebuah meja secepatnya untuk ku. tapi, jangan sebut siapa aku. bilang saja, seseorang dari perusahaan kita, oke?" kata Daniel.Di masa lalu, saat Daniel hampir mati oleh pengeroyokan yang dilakukan oleh Pedro, Beto dan Vito, seseorang menyelamatkan Daniel. Bukan hanya menolomg Daniel dan mengajarkan special power kepadaa Daniel, tapi, dia juga mewariskan sebuah perusahaan besar untuk Daniel.Daniel mengelola perusahaan itu sambil tetap aktif di militer. Ada beberapa orang dari militer yang direkrut ke dalam perusahaan warisan yang dikelola Daniel itu dan salah satu dari orang militer itu adalah Thomas."Iya, jenderal. Tapi, ehm.... pemilik restoran itu belum mengangkat telepon dariku," kata Thomas agak panik."Coba terus!""Iya, jenderal."Sementara itu, keadaan semakin panas. Wilona tidak mau menyerahkan mejanya karena dia merasa dia yang lebih berhak untuk duduk di meja berikut, karena, dia sudah antri menunggu."WOY! KALIAN JANGAN
"Bagus. bilang dia untuk menghajar istrinya disini, di depan Wilona-ku. Kalau perlu, permalukan istri tidak tahu dirinya ini, kalau tidak jabatan nya di perusahaan-ku terancam. Istrinya telah menghinaku. Suruh dia untuk menghina istrinya!" kata Daniel kepada Thomas lewat telepon."Baik, jenderal."Sementara itu, keadaan di meja, masih terlihat kacau. Nurul dan dua temannya semakin ngotot mempertahankan meja mereka. Mereka merasa dipermalukan oleh pemilik restoran.Pemilik restoran sudah menyuruh pelayan untuk mengangkat minuman ke tiga wanita itu, tapi, temannya Nurul, ngotot mempertahankan minuman mereka untuk tetap di meja itu.Tiba-tiba, terdengar suara bunyi telpon. Awalnya tidak ada yang menggubris bunyi telpon itu, karena Nurul sedang adu argumen dengan pemilik restoran bernama Ricko itu, hingga akhirnya, salah satu temannya Nurul menunjuk ke tas-nya Nurul."Itu telpon kamu," kata temannya Nurul. Sambil tetap ngoceh ke arah Ricko. Nurul pun mengambil Handphone-nya dari tasnya."
"Kok gitu sih? aku bikin rugi dong," kata Wilona merasa bersalah."No ... kami tidak rugi. Sama sekali tidak. Ini memang sesuatu yang wajar di restoran ini. Kalau karyawan kami melakukan kesalahan kepada tamu kami, maka, tamu kami berhak makan gratis dengan menu terbaik di restoran ini. Kami cuma berharap supaya, sesudah peristiwa tadi, anda berdua tidak kapok untuk mengunjungi restoran kami ini di masa depan. Itu saja harapan kami," kata Ricko kalem."Tentu saja. di masa depan, kami berdua pasti akan kesini lagi," jawab Wilona."Bagus lah kalau begitu. Di masa depan, kami menantikan kunjungan anda berdua. Sekarang, aku permisi dulu," kata Ricko sambil menyatukan tangannya di depan dadanya."Silahkan pak," kata Daniel dan Wilona hampir bersamaan."Makanan enak segini banyak dan gratis. Wah ... mimpi apa aku semalam?" kata Wilona sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih takjub dengan keadaan yang terjadi."Ya wajar, sih. Ingat dengan sebuah istilah yang mengatakan, pembeli adala
Saat ini, suasana sangat menunjang. Daniel melamar Wilona di sebuah restoran mewah, karena itu, tidak ada lagi alasan bagi Wilona untuk tidak menjawab.Apalagi, Wilona memang sangat mencintai Daniel. Masa bertahun-tahun tanpa tahu kabar berita dari Daniel yang dia alami, membuat Wilona tidak mau menjawab tidak atau menggelengkan kepalanya. Karena itu, dengan pastinya, Wilona langsung mengangguk. "Ya. Aku menerimamu, kak."Daniel mengepalkan tangannya ke atas. "Terimakasih, Wilona. Terimakasih karena kamu menjadikan aku sebagai pria yang paling berbahagia di dunia ini.""Aku juga bahagia karena kamu memilih aku, kak." Wilona mengembangkan senyuman manisnya kepada Daniel.Keduanya saling tatap mesra, saling berpandangan hingga akhirnya keduanya putuskan untuk meninggalkan restoran ini.Sesampainya di parkiran, Wilona yang kedinginan tampak menyandarkan kepalanya ke bahu Daniel, sambil memegang lengan kiri Daniel. Sesudah itu, mereka berjalan menuju mobil.Saat ini, Daniel merasa benar-b
"Tentu saja boleh. Dan aku sangat tersanjung karena kau memilihku." Daniel menatap wajah Wilona mesra dan tersenyum serta bersyukur dalam hatinya karena cinta Wilona kepadanya."Aku gak suka cowok pembohong dan suka mempermainkan perasaan perempuan," tandas Wilona."Kayak Pangeran William, kan?""Iya. kayak Pangeran William. Aku gak suka tukang selingkuh dan pembohong kayak Pangeran William," kata Wilona, yang terlihat sangat tidak suka kepada William, cowok yang selalu mengejar-ngejarnya itu.Tapi Daniel tahu kalau di depan Wiliam, Wilona tidak boleh memperlihatkan rasa tidak sukanya pada William, karena sebagai warga kerajaan, Bianca harus menghormati seorang pangeran seperti William.Daniel merasa miris, karena, Daniel dan anak buahnya harus berjibaku di medan perang. Daniel beberapa kali terluka dan bahkan ada banyak anak buahnya yang tewas di medan perang dan semua itu, demi membebaskan kerajaan Hawking dari penjajahan Negara Falcon.Daniel memang rela berjuang untuk sang raja N
"Tentu saja bisa. karena itulah, sejak pertama masuk ke restoran itu, aku sudah menyukai Terompet ungu ini," jawab Wilona sambil memandangi terompet ungu yang sedang dipegangnya ini."Kalau gitu, aku ingin melihatmu memainkannya," kata Daniel antusias, sambil membukakan pintu mobil untuk Wilona."Oke. siapa takut. aku sebenarnya sudah masuk jadi pemain dalam sebuah orkestra loh.""Hah? benarkah?" takjub Daniel. Dulunya saat masih tinggal di rumahnya Wilona, Daniel memang tahu kalau Wilona sering kursus berbagai alat musik, tapi, Daniel tidak tahu kalau belakangan, Daniel sudah masuk dalam sebuah orkestra."Ya. tapi, aku bukan pemain Terompet, tapi aku pemain biola, tapi, aku juga pernah belajar meniup terompet dan saxaphone.""Aku suka melihat pemain biola.""Kalau gitu, suatu hari, kamu harus melihat konserku.""Aku pasti datang.""Oke. Tapi ... mungkin masih agak lama. Team-ku lagi vakum soalnya. Maklum, amatiran," kata Wilona sambil tertawa renyah, hingga membuat Daniel yang baru s
Besok paginya, setelah mandi, Daniel bergegas untuk menuju ke tempat akan diadakannya eksekusi kepada jenderal musuh tapi baru saja dia hendak keluar dari pintu rumah, tiba-tiba handphone berdering.Ternyata ada telpon dari Juno. Daniel segera menaruh earphone di telinganya dan tetap keluar dari pintu apartemennya untuk menuju ke pintu lift. "Ada apa, Juno?""Wilona keluar rumah dengan diantar ibu tirinya, jenderal.""Ikuti dia. Ingat, dengan kekuatan penuh. Jangan biarkan sehelai rambutnya jatuh.""Baik, jenderal. Jangan khawatir, jenderal. Kami akan menjaganya, jenderal.""Bagus." Sebenarnya Daniel sangat khawatir akan Wilona, tapi, mengingat apa yang akan dikerjakannya sangatlah penting, maka, Daniel mempercayakan keselamatan Wilona pada Thomas, Juno dan yang lainnya.Saat Daniel sedang menunggu lift terbuka bersama satu keluarga yang terdiri dari seorang bapak, seorang istri dan dua anak yang berusia remaja, tiba-tiba sang bapak jatuh ke lantai depan lift dengan tubuh kelojotan.I
Saat ini yang ada di pikiran Daniel hanyalah menyelamatkan Wilona, dia tidak lagi memperhitungkan kesempatan bagi negaranya untuk bisa menghabisi Jenderal Lenderman karena nyatanya ada Wilona yang berada ditempat kejadian yang bisa menjadi korban dari aksi Vigo, orang kepercayaan terhebat yang pernah dilatih Daniel.Sebelumnya, Daniel memang agak tidak terlalu konsern dengan keselamatan warga yang bersama dengan Jenderal Lenderman itu, karena dia pikir, warga yang bersama Jenderal Lenderman itu, pastilah adalah warga yang mungkin saja menjadi sekutunya negara Falcon.Tapi setelah tahu kalau wanita yang menjadi rekan bisnis Jenderal Lenderman adalah Wilona, Daniel menjadi panik dan segera berlari untuk menuju ke tempat Vigo beraksi.Daniel tahu betul siapa itu Vigo. Vigo adalah seorang prajurit terbaik yang naik jenjang dari jenjang terendah hingga menjadi perwira muda dengan cepat. Saat melamar menjadi prajurit, Vigo memilih untuk tidak masuk jalur penerimaan perwira, tapi dia sengaja