Para pengawal mengangguk dan mulai mengambil tempat mereka masing-masing, ada yang bersembunyi di balik pohon, ada juga yang naik ke atas pohon sementara beberapa lagi, memilih untuk berlindung di balik batu besar.Selesai Daniel mengatur orang-orangnya di pepohonan, Daniel teringat sesuatu, kemudian dia menelpon Matias," Matias, kamu jatuhkan bom-bom kecil dari dronemu untuk menghabisi tentara musuh yang akan segera datang.""Baik, brother. Segera aku siapkan."Beberapa saat kemudian, Peter yang sempat mendekati A Hua, salah satu temannya yang masih berada di mobil, kini kembali kepada Daniel, kemudian dia berkata," militer akan segera datang kesini, Matias bilang, mereka akan muncul di depan sana sekitar dua puluh menit lagi," kata Peter kepada Daniel."Oke, semua siap-siap, kita pergunakan medan yang tersembunyi ini yang penuh pohon ini untuk bersembunyi dan menembak mereka yang berada di tempat yang terbuka," kata Daniel bersemangat."Tapi, bagaimana kalau mereka mencecar kita den
Daniel masih menunggu hingga rombongan militer itu sampai di jarak yang tidak terlalu jauh dari teman-temannya yang berada di bawah, setelah jarak terpangkas hingga hanya sekitar 50 meter dari teman-temannya di bawah, Daniel mulai menembak.Daniel menembak sasaran yang berada di paling belakang dari iring-iringan mobil-mobil itu satu, dua, bahkan tiga kali tembakan dari Daniel berhasil mengenai sasarannya.Tiga orang terbunuh dalam jarak yang cukup berdekatan dan tembakan Daniel itu membuat para pengawal Daniel yang berada di bawah, mulai melakukan tembakan ke arah mobil dan truk militer yang berada di paling depan karena memang Daniel sudah menginstruksikan kepada Peter sebelumnya, untuk mulai menembak setelah Daniel menembak.Beberapa saat kemudian, drone dari Matias juga mulai bergerak menembak anggota militer yang berada di baris paling belakang.Melihat hal itu, Daniel mulai mencari sasaran di bagian tengah dari rombongan itu, satu target untuk satu peluru, karena Daniel tidak i
Perkiraan Daniel ternyata betul adanya, saat drone dari Matias melemparkan granat ke truk yang ada di bawah sana, tiba-tiba beberapa orang anggota militer musuh, lari keluar dari truk-truk itu untuk menghindar dari ledakan granat yang di lemparkan oleh Matias itu.Begitu mereka keluar, Daniel langsung menembak anggota militer itu satu persatu, tidak ada yang tersisa karena kecepatan tangan yang dimiliki Daniel, sehingga dia bisa membuat tembakan-tembakan dengan cepat dan akurat.Bersamaan dengan itu, terdengar ledakan keras dari truk yang dilempar granat oleh Drone milik Matias itu. Setelah itu, Drone milik Matias itu, mulai mendekati truk yang kedua, lagi-lagi Drone itu, mencari celah dulu sebelum melemparkan granat lewat pintu belakang yang memang ada celahnya itu.Sama seperti di truk yang pertama, setelah granat dilempar ke dalam, orang-orang yang bersembunyi di truk kedua ini, juga berhamburan keluar saat menyadari ada granat yang dilempar ke dalam truk mereka ini.Hampir bersam
Daniel naik ke atas untuk menjumpai semua prajuritnya.Setelah semua berkumpul Daniel berkata, "pergilah ke terowongan itu dan pergi dengan cepat. Ingat, misi kita untuk melumpuhkan rudal Patron itu, tergantung pada kalian.""Kalau begitu, mari kita pergi, jenderal," kata Peter kepada Daniel."Kamu duluan. Kamu yang pimpin prajurit kita untuk menyusup lewat terowongan. Aku akan berjaga di sini. Nanti aku menyusul kalian."Peter mengangguk. Sejenak dia menatap Daniel. Kemudian dia mengajak para prajuritnya pergi.Para prajurit mengangguk ke arah Daniel dan mulai mengikuti Peter untuk pergi menuju ke arah terowongan.Daniel memperhatikan hingga semua prajuritnya telah hilang dari pandangannya setelah itu, Daniel mulai turun ke bawah untuk menuju ke tempat dia berperang tadi.Daniel berpapasan dengan A Hua saat dia menuju ke bawah."Hah? Kamu tidak ke terowongan?""Aku ingin ikut bersamamu biarkan aku ikut bersamamu, jenderal. Aku bisa membantumu dengan, jenderal," kata A Hua sambil leb
A Hua masih tetap menatap ke bawah lewat teropong di senapan snipernya. A Hua menghawatirkan Daniel, jenderal besarnya yang sedang berada di bawah sana, seorang diri di padang rumput yang sedikit lagi akan kembali menjadi medan pertempuran.A Hua dulunya adalah seorang Sniper terbaik di Banteng Raiders, salah satu kesatuan elite di militer Negara Hawking. Dia sempat berhenti dari militer karena suatu hari seorang temannya gugur, saat berhadapan dengan Genk Macan Tutul, sebuah genk preman yang sedang melakukan perampokan.Setelah peristiwa itu, A Hua mencoba mengajak beberapa rekannya untuk menyerang markas Genk Macan Tutul untuk membalaskan kematian temannya.Tindakannya itu diketahui atasannya sehingga dia diskors karena saat itu, militer masih sedang berperang dengan Negara Fandor.Tapi A Hua malah meletakkan jabatannya dan memilih mundur dari militer.Sejak itulah dia menjadi hakim jalanan untuk mencari keberadaan genk macam Tutul dan akhirnya dia dapat kesempatan untuk menghabisi
Saat ini, mengingat kekuatan yang dimilikinya saat ini, mengingat special powernya yang meningkat pesat, maka Daniel mendapatkan sebuah ide.Daniel langsung mencari-cari batu di tanah di bawahnya. Daniel menemukan apa yang dia cari, setelah itu dengan tenaga special power yang dimilikinya, tanpa melihat ke arah musuhnya dan hanya berbekal mendengar gerakan musuh yang menembaknya dari rumputan tadi, Daniel mulai melempar kearah rumputan itu dengan tenaga special powernya tanpa perlu berdiri ke atas.Setelah itu, terdengar jerit kematian di tempat Daniel melempar batunya tadi, karena itu, Daniel tahu kalau batu yang dilemparnya telah menemukan sasarannya dan dia pun tahu, kalau dia betul-betul sudah memiliki kekuatan special power yang kuat.Daniel kembali ke senjata mesinnya dan mulai mengarahkan senjata mesinnya ke arah truk-truk di depan sana yang terus melaju mendekati posisinya.Sekitar 3 truk lagi meledak, setelah terkena senjata mesin yang dibombardir oleh Daniel itu, tapi truk-t
Saat ini, tembakan-tembakan dari helikopter itu, kini sedang mendekatinya. Daniel masih sempat bertahan dengan menembak satu helikopter dengan memakai senjata mesin di bagian kirinya, sehingga helikopter itu meledak di udara.Tapi saat Daniel melihat lima helikopter lainnya menerjang ke arahnya dengan peluru-peluru yang dilepaskan menuju kearahnya, Daniel tahu kalau dia harus berlari menjauh dari tempatnya berada saat ini.Di tempat lain, A Hua telah berhasil membunuh semua lawan-lawannya yang berada di satu truk yang tadi terus mengganggunya itu.Sekarang ini, A Hua kembali fokus untuk membantu Daniel, A Hua sempat kaget saat melihat Davin berhasil menghancurkan sebagian besar musuhnya bahkan mungkin hampir semua musuh telah berhasil dibunuh oleh Daniel, namun sesudah itu A Hua sangat kaget saat melihat ada sekitar lima helikopter yang sedang menuju ke arah Daniel.Daniel langsung berlari. Dia menuju ke arah salah satu mobil prajuritnya, mobil yang sebelumnya mengangkut RPG (senjata
Saat ini, Daniel masih sedang mengumpankan dirinya sendiri supaya helikopter yang tersisa ini mengejarnya.Daniel berdiri di depan sebuah pohon menunggu kedatangan helikopter itu yang datang ke arahnya dengan menyemburkan tembakan-tembakannya dan terus melaju ke arah Daniel berdiri.Dengan cara ini, Daniel yakin, A Hua akan mendapatkan kesempatan atau mendapatkan timing yang pas untuk melakukan tembakan RPGnya.Daniel juga yakin kalau para penumpang dan pilot di helikopter terakhir ini, pasti akan memusatkan perhatian mereka kepada Daniel sehingga mereka tidak akan sadar kalau ada orang lain yang sedang menargetkan mereka.Perkiraan Daniel terjadi dengan sangat tepat, saat helikopter terakhir ini datang memburu ke arah Daniel, tiba-tiba sebuah RPG launcher meluncur dengan deras langsung ke arah helikopter itu dan membuat helikopter itu langsung meledak di udara.Helikopter itu tidak pernah sampai ke tempat Daniel berada karena sudah hancur oleh RPG di tangan A Hua.Setelah helikopter
Posisi Lidya masih sangat jauh dari Ken tapi Ken sudah melihatnya.Lidya sudah mendatangi Ken didampingi oleh Romel yang berjalan dengan bantuan tongkatnya.Tidak ada cadar yang menutupi bagian wajah Lidya, cadar sudah diangkat ke atas sehingga wajah cantiknya terlihat dengan sangat jelas. Ken bisa melihat wajah Lidya dari jauh.Ken tersenyum. Ada rasa syukur di dalam dadanya karena sebentar lagi dia akan memiliki pujaan hatinya yang sebentar lagi akan secara resmi jadi istri, pendamping hidupnya yang nantinya akan melahirkan anak-anak untuk Ken.Ada rasa bahagia yang tidak bisa Ken ungkapkan saking besarnya dan saking dalamnya rasa yang Ken rasa dengan kenyataan kalau dia akan segera menikah dengan Lidya.Selangkah demi selangkah, dengan diiringi lagu 'Beautiful in White' Lidya berjalan melewati banyak tamu di lorong yang tadi sempat dilewati juga oleh Ken.Wajah Lidya merona dalam kebahagiaan karena sebentar lagi dia akan dipersunting oleh lelaki yang menjadi pujaan hatinya itu.Berb
Ken tahu kalau dia tidak bisa membiarkan senjata ditangan Lenny ini menyentuh tubuhnya, karena pisau itu adalah senjata terkuat bagi seorang yang yang ahli tenaga dalam seperti Ken.Karena itu, begitu melihat pergerakan Lenny yang sebelumnya menyasar anak kecil itu kini beralih kepadanya maka Ken langsung mengerahkan tenaga dalamnya untuk memukul ke arah lantaiIni adalah salah satu jurus miliknya yang jarang sekali dia pakai yaitu jurus Memukul Bumi Menembus Awan.Prinsip dari jurus ini adalah memukulkan tenaga dalam ke arah bawah untuk membuat Ken bisa mencelat naik tinggi ke atas untuk membuat tubuhnya terbang untuk beberapa saat dengan gerakan sangat cepat.Hal ini berguna untuk menghindari serangan ke arahnya yang dilakukan Lenny.Karena walaupun Lenny hanya gadis biasa yang tidak mengerti tenaga dalam, tapi, saat Lenny membeli pisau itu pada pemilik pisau itu sebelumnya, si pemilik sebelumnya itu, telah mengajari cara menyatu dengan pisau ini.Dengan menyatukan diri dengan Pisau
Saat ini, orang yang memegang Pisau Pemutus Langit sudah menunggu dengan kebencian yang meluap-luap di dalam dadanya.Dia menunggu sambil berdiri bersama orang-orang yang membentuk pagar hidup bersama para undangan di acara pernikahan Ken dan Lidya ini.Saat ini, dia langsung menundukkan kepalanya karena dia melihat Victor dan Meggie sedang berjalan dan semakin mendekati posisinya. Dia tahu kalau sampai dia mengangkat kepalanya dan saling tatap dengan Victor atau Meggie, maka mereka berdua akan mengenalinya.Orang ini menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga akhirnya dia hanya bisa melihat kedua kaki Victor yang di depannya yang melewatinya bersama Meggie.Setelah Victor dan Meggie lewat, dia tahu kalau sedikit lagi Ken akan lewat di depannya dan saat itulah dia akan beraksi.Dia tahu kalau untuk bisa menikam Ken, maka mungkin dia hanya bisa memiliki satu kesempatan. Mungkin tidak akan ada kesempatan kedua karena begitu dia menikam Ken di kesempatan pertama, maka akan ada banyak orang
Seseorang tiba-tiba datang merangkul Ken dari belakang dan masuk di antara Ken dan orang yang mengincar Ken.“Ed Van Horn. Ternyata kamu datang juga?” sapa Ken kepada orang yang merangkulnya dari belakang ini.“Tentu saja, Ken. Kita sudah berteman baik sejak lama, tentu saja aku tidak akan mungkin melewatkan pernikahanmu ini. Aku sampai cancel perjalananku ke Amerika Selatan untuk acaramu ini. Hahaha.” Ed Van Horn berjalan cepat sehingga Ken ikut-ikutan berjalan cepat masuk ke dalam hotel.Orang yang ingin membunuh Ken, terpaksa melepaskan tangannya dari pisaunya. Dia kemudian mengikuti dari belakang. Saat di pintu masuk hotel, ada banyak orang yang kini menghalangi langkah pembunuh itu karena semuanya ingin masuk ke dalam setelah melihat Ken sudah masuk menyusul Victor dan Maggie yang sudah masuk duluan.Kini, langkah orang ini benar-benar terhenti. Dia hanya bisa memaki-maki dalam hatinya kepada orang-orang yang menghalangi langkahnya. Dia semaki marah saat dia melihat Ken dan Ed Va
Sesampainya di hotel, Ken beserta Victor dan Maggie sudah disambut oleh banyak orang di depan pintu masuk hotel. Ada dewan direksi dan dewan manager Diamond Group, ada para CEO anak perusahaan Diamond Group, juga ada para relasi dan pejabat di Hongkong dan bahkan beberapa duta besar dan partner bisnis dari berbagai negara yang khusus datang untuk mengikuti acara ini.Sebagian direksi bahkan baru kembali menjabat setelah sempat dinonaktifkan oleh Ricky di masa pemerintahan Ricky sebelumnya. Demikian juga sebagian CEO yang sempat dipecat Ricky dan bahkan anak perusahaan yang mereka pinpin itu, sempat pindah tangan setelah dijual Ricky.Tapi setelah Ken naik tahta menjadi Presiden direktur Diamond Group ditambah dengan sokongan pengaruh yang kuat dari Lidya sebagai pemegang saham terbanyak, maka, dalam waktu singkat, Ken kembali berhasil membuat Diamond Group yang sempat oleng di tangan Ricky, membaik kembali.Karena itu, hampir semua karyawan Diamond Group yang hadir di tempat ini, seng
Lidya berhasil mendapatkan puncaknya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken. Tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Ketegangan selama beberapa hari ini dari mulai memutuskan untuk berpisah dengan Ken dan berlanjut dengan penculikan yang dilakukan Jack serta percobaan perkosaan yang dua kali terjadi padanya membuat dia sangat lelah.Sebelumnya Lidya tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan Ken yang mengadakan pertemuan berbahaya dengan pimpinan dari 3 kelompok mafia besar dan bahkan Ken sempat terlihat khawatir sesaat sebelum pergi ke pertemuan itu.Akhirnya sekarang ini, setelah Lidya bertemu Ken dan sempat melewati rapat Diamond Group dan diteruskan dengan berhubungan dengan Ken dan mencapai satu kali puncak, kini, rasa kantuk yang amat hebat menyerang Lidya sehingga dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tubuh Ken.Lidya lupa kalau Ken sempat ditusuk di dada sehingga beberapa saat kemudian, Ken langsung mengeluh sakit.Lidya terbangun dan melihat Ken memegang dadanya ya
Ken menghela nafas berat dan berkata, "bakal susah, sih. Tapi, aku suka banget." Ken menatap Lidya penuh arti."Apa bisa nunggu sampai kamu sembuh dulu?" tanya Lidya sambil menatap Ken penuh selidik.Ken kembali menghela nafas berat. "Saat dalam pertempuran, bercumbu denganmu adalah semangatku untuk menang dan lolos dari sana."Kali ini Lidya yang menghela nafas. "Baiklah tunggu disini, ya?"Setelah itu, Lidya berjalan ke arah pintu kamar tempat Ken dirawat yang sehari-hari yang memang adalah kamarnya Ken itu.Lidya menutup dan langsung mengunci pintu. Setelah itu, dia kembali mendekati Ken dan kembali menghela nafas."Kamu kenapa?" tanya Ken sambil menatap penuh selidik ke arah Lidya."Aku maunya kan kita melakukan ini kalau kita sudah resmi menikah.""Kan kamu yang duluan meminta ini. Iya kan?""Iya, sih. Tapi waktu itu, karena aku ingin kita akan segera terpisah untuk selamanya. Makanya aku ingin kenangan terakhir yang indah denganmu.""Sekarang aku sudah terlanjur ketagihan, Lidya
Saat Ricky berusaha mengarahkan senjatanya ke arah Ken, Ken sudah mengetahuinya, pendengaran tajamnya berhasil mencium pergerakan tidak wajar Ricky tanpa Ken perlu untuk melihatnya.Ditambah dengan teriakan beberapa CEO yang melihat Ricky menarik senjata sehingga Ken segera mengibaskan tangannya ke arah belakang tanpa perlu melihat ke belakang atau membalikkan tubuhnya.Hasilnya, senjata api di tangan Ricky itu terlempar ke udara dan jatuh ke atas meja. Senjata api itu langsung diamankan seorang satpam.Ken sebenarnya bisa melakukan sesuatu yang lebih pada Ricky, tapi, dia tidak melakukannya. Dia cuma meminta anak buahnya Lee Lien Chieh untuk menjaga Ricky.Lee Lien Chieh sendiri sejak tadi sudah ditangani oleh dua dokter yang sejak tadi mengikuti Alvin dan sekarang ini, Lee Lien Chieh yang sudah mendapatkan pertolongan pertama, langsung dibawa oleh beberapa satpam untuk dibawa ke rumah sakit.Acara penggantian pemimpin Diamond Group, kini kembali diteruskan. Alvin meresmikan Ken seba
Melihat Ricky mengeluarkan senjata api, Alvin langsung membentak Ricky, “mau apa kamu, hah?!”Ricky mendelik dan mengarahkan senjata apinya ke arah Alvin. Lee Lien Chieh berusaha merampas senjata api di tangan Ricky tapi tidak berhasil. Kemudian suara tembakan terdengar.Banyak orang yang berteriak saat Ricky menembak. Sebelumnya ada yang mengira Ricky hanya akan menggertak dan tidak akan berani menembak dengan senjata apinya tapi setelah Ricky benar-benar menembak, keadaan betul-betul berubah.Hampir semua orang langsung tiarap ke lantai, ada yang merangkak dan membuka pintu untuk keluar secara diam-diam dari ruang rapat ini. Yang masih duduk hanya beberapa direksi senior. Beberapa CEO yang masih berusia muda, memutuskan untuk berdiri dan melindungi Alvin, tapi, ada beberapa di antaranya yang langsung didorong oleh anak buahnya Ricky.Lee Lien Chieh tersungkur di lantai sambil memegang perutnya yang terkena timah panas hasil tembakan Ricky tadi. Lee Lien Chieh berhasil melindungi Alv