Daniel masih merenung sambil menatap ke arah bawah, ke arah pantai, di mana pantai Hawking itu sudah penuh dengan kapal-kapal perang yang memuat banyak sekali prajurit hingga tak terhitung lagi jumlahnya itu.Daniel dan Brigjen James terus termenung bingung. Mereka berdua benar-benar tidak habis pikir bagaimana strateginya untuk mengalahkan musuh sebanyak itu.Kegalauan mereka berdua semakin menjadi-jadi saat mereka mendengar kabar kalau pasukan musuh sudah mulai turun dari kapal mereka, naik ke daratan dan menyebar ke tembok di sekeliling Hawking dan mulai mengepung Hawking.Selama 1 jam, Daniel dan Brigjen James masih terdiam di atas menara. Mereka berdua masih bingung untuk menerapkan strategi.Apalagi saat ini, musuh yang jumlahnya sangat besar itu sudah praktis mengepung seluruh negara Hawking ini hingga mungkin yang tidak mereka ganggu hanya masyarakat Hawking yang berada di pegunungan di perbatasan dengan Fandor dan Krimea yang letaknya memang agak jauh dari tembok ibukota Hawk
"Baiklah. Nampaknya itu memang harus terjadi. Berikan strategi gerilya A kepada pasukan Letjen Kalashnikov itu supaya mereka mulai bersiap. Tapi, bilang dia, untuk menunggu aba-aba dari kita dulu sebelum bertindak," kata Daniel akhirnya."Siap, jenderal. Aku akan sampaikan kepadanya," kata Brigjen James.Sesudah itu, rapat militer dilanjutkan yang dihadiri oleh banyak sekali petinggi militer Hawking.Tapi, karena Daniel juga masih buntu pikirannya untuk menentukan strategi perang yang terbaik, maka, dia biarkan para penasehat militernya untuk mengungkapkan ide-ide mereka ataupun strategi mereka tetapi pada akhirnya setelah berembuk berjam-jam tetap saja belum ada ide cemerlang yang bisa mereka lakukan untuk mulai menyerang. Kebanyakan lebih memilih untuk bertahan di dalam benteng."Bagaimana dengan simpanan bahan makanan kita?" tanya Daniel kepada menteri bagian logistik yang memang diminta Daniel untuk ikut rapat pada saat ini."Dengan tidak adanya pasokan bahan makanan dari pegunung
Bagi Daniel, nyawa setiap prajurit itu sangat berarti jadi dia akan selalu menolong prajuritnya yang terancam bahaya kecuali kalau dia memang tidak tahu atau tidak melihat saat prajuritnya terancam bahaya, seperti saat beberapa prajuritnya yang tewas saat menyerang menyerang kapal perang musuh kemarin.Tetapi karena kali ini di depan matanya sendiri, Daniel melihat seorang prajuritnya menuju ke bawah karena drone-nya rusak, karena itu, tanpa pikir panjang lagi, Daniel langsung meluncur dengan talinya ke arah bawah.Dengan cepatnya Daniel sudah turun meluncur ke bawah membiarkan dirinya terjun ke bawah dengan cepat agar supaya peluru musuh tidak mengenainya.Daniel hanya berpegangan sedikit pada tali, setelah di bawah, dia langsung mengambil senjata musuh dan menembaki musuh. Ini dia lakukan agar supaya perhatian musuh teralihkan dari prajuritnya yang saat ini sedang meluncur ke bawah dengan drone rusak itu.Vigo dan seorang temannya yang selama ini mengawal Daniel untuk naik ke atas m
"Apa yang kamu maksudkan?" tanya Daniel sambil menatap lekat-lekat ke arah Mathias."Kamu akan melihatnya nanti. Kamu akan tahu nanti saat kamu melihatnya," jawab Mathias."Saat ini aku mulai curiga. Aku teringat akan nama seseorang yang tidak boleh disebut selama 12 tahun di Hawking, karena dia pernah mendatangkan bencana besar di Hawking. Apakah yang kamu maksudkan si ilmuwan gila itu?""Dia tidak gila, Daniel. Dia hanya terlalu ambisius dengan proyek persenjataannya hingga akhirnya dia melakukan kesalahan.""Kesalahan yang pernah merenggut nyawa 1300 prajurit dan 28 perwira terbaik Hawking. Itu yang kamu bilang kalau dia cuma terlalu ambisius, begitu?"Mathias terdiam setelah mendengar kata-kata Daniel ini."Berarti dia yang kamu maksudkan, kan?" tanya Daniel untuk memastikan.Mathias tidak langsung menjawab dia hanya terdiam sambil menatap Daniel.Daniel teringat dengan seseorang bernama Professor Kirby, seorang ilmuwan yang sebelumnya menjadi penasehat persenjataan militer Hawkin
Melihat perubahan di wajah Jenderal Shichenko ini, Daniel langsung merasakan ada sesuatu yang terjadi karena itu dia bertanya, "mengapa? Ada masalah apa? Apakah musuh akan mulai menyerang kita? Apa mereka mulai melakukan formasi penyerangan?""Tidak, jenderal. Bahkan mereka terlihat santai. Para prajurit cuma mengelu-elukan satu nama beberapa menit belakangan ini.""Satu nama?""Ya. Karena itu berhubungan dengan kedatangan sebuah kapal yang baru saja sandar di pelabuhan dan bergabung dengan pasukan musuh dan salah satu dari orang yang berada di kapal itu yang sedang dielu-elukan oleh banyak prajurit musuh.""Memang kenapa? Siapa dia?""Mata-mata kita yang menyusup di antara prajurit musuh bilang kalau dia adalah Achilles, pahlawan terhebat dari bangsa Romana, salah satu dari 10 negara yang sedang mengepung kita."Achilles," gumam Daniel. "Si algojo yang dibilang orang-orang, sebagai raksasa yang tidak punya lawan kalau bertempur satu lawan satu itu, kan? Bahkan kudengar dia pernah sen
Sebelumnya, saat melihat Daniel yang terus dipukuli oleh si raksasa, Wilona tidak berani melihat ke arah TV. Saat ini di kamarnya, Wilona sedang ditemani oleh Margareth yang juga mengajak Helena untuk menemani Wilona menonton TV, untuk menyaksikan pertarungan antara Daniel melawan Achilles.Wilona tidak mau melihat pertarungan Daniel itu apalagi saat dia mengintip ke layar TV, dia melihat Daniel sedang dipukuli oleh si raksasa.Wilona terus menyembunyikan wajahnya di dalam selimut sementara Margareth terus menepuk-nepuk pundak Wilona untuk menghibur Wilona dari kesedihan hatinya saat ini.Tapi sebenarnya Margareth juga menggunakan kesempatan untuk menepuk pundak Wilona ini supaya dia tidak perlu melihat ke arah layar TV, karena sebagai seorang ibu, walaupun hanya ibu angkat, tapi dia sudah menganggap Daniel sebagai anak kandungnya.Karena itu, Margaret tidak tega melihat anaknya dipukuli orang, apalagi anaknya itu terlihat kecil di hadapan raksasa seperti Achilles itu.Margareth takut
Wilona langsung menubruk Daniel, menenggelamkan tubuhnya di dalam pelukan Daniel bahkan belakangan, dia mulai menangis di dalam pelukan Daniel."Kok nangis, sih, sayang?""Aku ketakutan. Aku sempat berpikir kamu akan diremukkan raksasa itu. Huhuhu.""Oh, ternyata begitu. Ternyata ada yang ketakutan. Senang banget loh aku karena ada yang mengkhawatirkanku.""Kamu jangan jahat! Jangan menggoda aku seperti ini. Aku betul-betul khawatir, tahu!""Iya, iya. Aku tahu. Aku cuma senang aja melihat kamu mengkhawatirkan aku. Tetapi itu juga berarti, kamu tidak mempercayai suamimu sendiri. Tidak mungkin aku biarkan diriku dihabisi orang karena aku ingin sekali kembali menemui wajah cantikmu, memelukmu erat, bercengkrama denganmu, menatap wajahmu karena kamu adalah sesuatu yang paling indah dalam hidupku, yang selalu membuat aku semangat untuk menjalani hidup, kamu adalah api yang menyemangatiku walaupun aku sedang berada di perang yang sangat sulit."Wilona diam-diam meresapi kata-kata Daniel in
Senjata pemusnah massal ciptaan Profesor Kirby masih terus memakan korban.Setiap kali Daniel menembakkan tembakan laser bertenaga dahsyat itu, selalu ada korban hingga mencapai ratusan ribu orang di pihak musuh karena jangkauan tembakan dari senjata itu memang betul-betul luar biasa merusak sehingga pasukan musuh betul-betul ketakutan dan tidak bisa berlari menghindar dari tembakan itu karena jangkauan tembakan itu sangat luas mencapai hingga satu kilometer lebih setiap kali tembakan.Sementara itu, prajurit musuh yang lain yang tidak terjangkau oleh tembakan Daniel, menjadi sasaran tembakan senjata mesin yang berada di tangan Vigo dan juga di mobil-mobil lapis baja lainnya.Boleh dibilang Daniel dan kawan-kawannya betul-betul menghabisi banyak sekali musuh dalam perjalanan mereka menuju lokasinya Letjen Kalashnikov hingga sudah mencapai jutaan orang prajurit musuh yang dihabisi Daniel dan kawan-kawannya ini.Posisi Letjen Kalashnikov dan pasukannya itu, sudah mendekati gerbang Hawki