"Apa yang kamu maksudkan?" tanya Daniel sambil menatap lekat-lekat ke arah Mathias."Kamu akan melihatnya nanti. Kamu akan tahu nanti saat kamu melihatnya," jawab Mathias."Saat ini aku mulai curiga. Aku teringat akan nama seseorang yang tidak boleh disebut selama 12 tahun di Hawking, karena dia pernah mendatangkan bencana besar di Hawking. Apakah yang kamu maksudkan si ilmuwan gila itu?""Dia tidak gila, Daniel. Dia hanya terlalu ambisius dengan proyek persenjataannya hingga akhirnya dia melakukan kesalahan.""Kesalahan yang pernah merenggut nyawa 1300 prajurit dan 28 perwira terbaik Hawking. Itu yang kamu bilang kalau dia cuma terlalu ambisius, begitu?"Mathias terdiam setelah mendengar kata-kata Daniel ini."Berarti dia yang kamu maksudkan, kan?" tanya Daniel untuk memastikan.Mathias tidak langsung menjawab dia hanya terdiam sambil menatap Daniel.Daniel teringat dengan seseorang bernama Professor Kirby, seorang ilmuwan yang sebelumnya menjadi penasehat persenjataan militer Hawkin
Melihat perubahan di wajah Jenderal Shichenko ini, Daniel langsung merasakan ada sesuatu yang terjadi karena itu dia bertanya, "mengapa? Ada masalah apa? Apakah musuh akan mulai menyerang kita? Apa mereka mulai melakukan formasi penyerangan?""Tidak, jenderal. Bahkan mereka terlihat santai. Para prajurit cuma mengelu-elukan satu nama beberapa menit belakangan ini.""Satu nama?""Ya. Karena itu berhubungan dengan kedatangan sebuah kapal yang baru saja sandar di pelabuhan dan bergabung dengan pasukan musuh dan salah satu dari orang yang berada di kapal itu yang sedang dielu-elukan oleh banyak prajurit musuh.""Memang kenapa? Siapa dia?""Mata-mata kita yang menyusup di antara prajurit musuh bilang kalau dia adalah Achilles, pahlawan terhebat dari bangsa Romana, salah satu dari 10 negara yang sedang mengepung kita."Achilles," gumam Daniel. "Si algojo yang dibilang orang-orang, sebagai raksasa yang tidak punya lawan kalau bertempur satu lawan satu itu, kan? Bahkan kudengar dia pernah sen
Sebelumnya, saat melihat Daniel yang terus dipukuli oleh si raksasa, Wilona tidak berani melihat ke arah TV. Saat ini di kamarnya, Wilona sedang ditemani oleh Margareth yang juga mengajak Helena untuk menemani Wilona menonton TV, untuk menyaksikan pertarungan antara Daniel melawan Achilles.Wilona tidak mau melihat pertarungan Daniel itu apalagi saat dia mengintip ke layar TV, dia melihat Daniel sedang dipukuli oleh si raksasa.Wilona terus menyembunyikan wajahnya di dalam selimut sementara Margareth terus menepuk-nepuk pundak Wilona untuk menghibur Wilona dari kesedihan hatinya saat ini.Tapi sebenarnya Margareth juga menggunakan kesempatan untuk menepuk pundak Wilona ini supaya dia tidak perlu melihat ke arah layar TV, karena sebagai seorang ibu, walaupun hanya ibu angkat, tapi dia sudah menganggap Daniel sebagai anak kandungnya.Karena itu, Margaret tidak tega melihat anaknya dipukuli orang, apalagi anaknya itu terlihat kecil di hadapan raksasa seperti Achilles itu.Margareth takut
Wilona langsung menubruk Daniel, menenggelamkan tubuhnya di dalam pelukan Daniel bahkan belakangan, dia mulai menangis di dalam pelukan Daniel."Kok nangis, sih, sayang?""Aku ketakutan. Aku sempat berpikir kamu akan diremukkan raksasa itu. Huhuhu.""Oh, ternyata begitu. Ternyata ada yang ketakutan. Senang banget loh aku karena ada yang mengkhawatirkanku.""Kamu jangan jahat! Jangan menggoda aku seperti ini. Aku betul-betul khawatir, tahu!""Iya, iya. Aku tahu. Aku cuma senang aja melihat kamu mengkhawatirkan aku. Tetapi itu juga berarti, kamu tidak mempercayai suamimu sendiri. Tidak mungkin aku biarkan diriku dihabisi orang karena aku ingin sekali kembali menemui wajah cantikmu, memelukmu erat, bercengkrama denganmu, menatap wajahmu karena kamu adalah sesuatu yang paling indah dalam hidupku, yang selalu membuat aku semangat untuk menjalani hidup, kamu adalah api yang menyemangatiku walaupun aku sedang berada di perang yang sangat sulit."Wilona diam-diam meresapi kata-kata Daniel in
Senjata pemusnah massal ciptaan Profesor Kirby masih terus memakan korban.Setiap kali Daniel menembakkan tembakan laser bertenaga dahsyat itu, selalu ada korban hingga mencapai ratusan ribu orang di pihak musuh karena jangkauan tembakan dari senjata itu memang betul-betul luar biasa merusak sehingga pasukan musuh betul-betul ketakutan dan tidak bisa berlari menghindar dari tembakan itu karena jangkauan tembakan itu sangat luas mencapai hingga satu kilometer lebih setiap kali tembakan.Sementara itu, prajurit musuh yang lain yang tidak terjangkau oleh tembakan Daniel, menjadi sasaran tembakan senjata mesin yang berada di tangan Vigo dan juga di mobil-mobil lapis baja lainnya.Boleh dibilang Daniel dan kawan-kawannya betul-betul menghabisi banyak sekali musuh dalam perjalanan mereka menuju lokasinya Letjen Kalashnikov hingga sudah mencapai jutaan orang prajurit musuh yang dihabisi Daniel dan kawan-kawannya ini.Posisi Letjen Kalashnikov dan pasukannya itu, sudah mendekati gerbang Hawki
Mendengar teriakan beberapa prajurit kalau ada bom yang sedang tertuju ke arah posisinya, Daniel langsung bergerak secepat mungkin untuk menjauhi posisinya dengan tetap membawa senjata pemusnah massal yang sangat berat itu.Daniel harus membawa senjata itu karena dia khawatir kalau senjata itu terkena bom, akibatnya mungkin akan tidak baik bagi benteng ini dan juga karena senjata ini adalah kunci bagi Daniel untuk memenangkan peperangan ini.Senjata ini telah banyak membuat kejayaan bagi pasukannya karena itu walaupun berat dia tetap memaksakan diri untuk membawa senjata ini tanpa memperdulikan keselamatan dirinya.Daniel berlari menuju ke arah kanan dan tepat saat itulah bom meledak hingga menghancurkan pijakan beton yang ada di atas tembok itu. Beberapa prajurit jatuh ke bawah bersama pijakan yang hancur itu. Beberapa prajurit ini adalah prajurit yang sebelumnya berada di dekat Daniel.Daniel sendiri hampir saja jatuh ke bawah sana. Kalau saja dia tidak membawa senjata ini, dia past
"Aku punya jalannya, Daniel," kata Mathias."Apa maksudmu?""Aku sudah meminta Profesor Kirby untuk membawa sebuah alat yang bisa melumpuhkan mereka semua yang berada di dalam sana.""Kalau begitu, bagus. Suruh dia kemari.""Tapi Profesor Kirby masih takut akan keselamatannya. Dia takut ditangkap lagi karena walau bagaimanapun dia masih menjadi buronan negeri kita, Daniel.""Aku jamin keselamatannya. Senjatanya baru saja membuat Hawking memenangkan perang. Jadi, siapapun yang berani menangkapnya, akan berhadapan denganku! Bilang itu kepadanya. Bilang untuk tidak ragu datang kepadaku, aku akan melindunginya dan bilang untuk dia bawa alat pelumpuh itu."Mathias tampak menelpon seseorang kemudian Mathias berkata, "ternyata dia sudah berada di dekat istana dengan senjata itu."Daniel yang melihat Vigo, kini meminta Vigo untuk mencari dan mengawal Profesor Kirby datang ke istana bahkan datang ke depan kamarnya Helena ini."Profesor Kirby? Bukankah dia adalah buronan negeri kita?""Buronan
Setelah sehari penuh memimpin rapat kabinet untuk rencana belanja negara untuk setahun ke depan, maka saat ini, Daniel sangat merindukan Wilona.Ada kondisi rindu yang tak tertahankan dalam diri Daniel. Karena itu, begitu sampai di istana perdana menteri, Daniel langsung menuju ke kamar istri tercintanya itu.Wilona yang juga merindukan Daniel, langsung menyambut kedatangan Daniel ini.Wilona menatap Daniel tanpa kata-kata. Sebenarnya Wilona ingin bertanya tentang kegiatan Daniel sepanjang hari ini.Wilona ingin bertanya tentang apa yang terjadi selama rapat tapi, Wilona mengurungkan niatnya untuk menanyakan hal itu.Karena, Wilona yang sudah semakin mengenal suaminya ini, maka,Wilona tahu kalau suaminya ini sedang menginginkan sesuatu darinya."Oh," jerit Wilona di dalam hatinya. Dia merasa tersanjung tapi, dia berusaha untuk tidak memperlihatkan apa yang bergejolak di dalam hatinya saat ini."Kenapa, sayang?" tanya Daniel yang mulai merasakan suatu perubahan di wajah Vania."Enggak.