Wilona menatap wajah Daniel dan berkata, "tapi aku tidak rela berpisah denganmu. Aku takut terjadi apa-apa denganmu. Aku mungkin akan menangis kalau sesuatu terjadi pada ayahku tapi aku juga takut kalau kamu menambah rasa sedihku. Bagaimana kalau aku kehilangan kalian semua?" tanya Wilona sendu."Itu tidak akan terjadi, sayang. Aku berjanji. Aku akan berusaha kembali kepadamu. Aku tidak akan bisa melupakan wajah cantikmu, bibir tipismu, suara merdumu dan semua yang ada di dalam kamu. Aku tidak akan mampu meninggalkan semua itu, karena itu, aku berjanji, tidak akan ada lagi peluru yang akan masuk ke dalam tubuhku. Aku berjanji kepadamu." Dengan tangannya, Daniel menghapus air mata yang terus mengalir di pipi Wilona."Aku tidak mampu mengijinkan kamu pergi, huhuhu." Setelah berkata seperti itu, Wilona kembali menubruk Daniel. Wajahnya kembali mendekati wajah Daniel sehingga bibir mereka kembali bertemu, lidah mereka kembali saling taut, saling hisap. Saat ini, mereka berusaha melupakan
Tepat di waktu yang ditentukan, Jenderal Besar Raven segera menyuruh pasukannya untuk bergerak di posisi masing-masing yang sudah ditentukannya.Setelah itu, Jenderal Besar Raven mulai bergerak menuju ke arah depan dengan satu peleton yang mengikutinya dari belakang.Saat ini, Jenderal Besar Raven dan pasukannya sama sekali tidak memperlihatkan senjata mereka, mereka mendekati pasukan pengawal perdana menteri dengan kewaspadaan tinggi.**Pasukan pengawal perdana menteri ini, ingin menebus dosa karena sebelumnya mereka tidak berhasil tiba tepat waktu di gedung parlemen untuk menolong perdana menteri Gerga yang tewas diamuk massa.Saat itu, pasukan pengawal perdana menteri ini, tidak bisa keluar dari istana perdana menteri karena ditahan oleh pasukan militer yang posisinya memang bersebelahan dengan markas militer Negara Hawking.Militer Hawking sengaja menahan mereka dan baru melepas mereka setelah Gerga tewas. Di bawah perintah dari Wakil Perdana menteri, pasukan pengawal perdana men
"Bantuan dari Istana perdana menteri, jenderal. Sebelumnya dari 35 persen personil pengawal perdana menteri, ternyata hanya sebagian yang berada di depan markas bekas kepolisian, sebagian lainnya yang justru memiliki persenjataan lebih canggih, berada di sekitar rumah wakil Perdana menteri untuk melindungi wakil Perdana menteri dan kroni-kroninya dari para demonstran yang mengepung istana sejak beberapa hari yang lalu," jawab Mathias."Jadi, sekarang ini, militer yang melindungi presiden tidak lagi melindungi presiden, begitu? Apa itu maksudmu?" tanya Jenderal Besar Raven lagi."Info yang kudapat dari Mathias, Presiden Alfonso sendiri yang ngotot dikawal keluar dari istana presiden untuk menuju ke arah markas kepolisian sini, dia dengan seluruh kekuatan militer pro dirinya, kini sedang menuju ke arah markas utama kepolisian sini, mereka bahkan datang dengan tank-tank, mereka sedang bergerak ke arah kita, jenderal.""Oke oke." Jenderal Besar Raven segera memutuskan hubungan telepon kar
Setelah itu, Jenderal Besar Raven kembali menunduk dan pindah posisi dan setelah mendengar peluru-peluru yang diluar tidak tertuju lagi ke arah posisinya berada, dia segera melompat tinggi melompati pagar tembok dan berlari secepat mungkin ke arah para prajurit musuh.Jenderal Besar Raven ingin melakukan rencananya sebelumnya yaitu masuk ke dalam barisan musuh dan menembak sebanyak-banyaknya ke arah pasukan musuh sambil berharap pasukan musuh saling menembak untuk menembaknya saat dia berada di tengah-tengah mereka.Tentu saja Jenderal Besar Raven tidak cuma bermodalkan nekad dalam melakukan rencananya ini, tetapi, dia tentu saja punya kemampuan untuk itu. Dengan lompatan cepat dan pendengaran tajam darinya, Jenderal Besar Raven berusaha untuk tidak terkena peluru musuh dan berharap peluru itu mengenai sesama prajurit musuh.Jenderal Besar Raven sengaja tidak mengganti seragamnya dengan seragam prajurit Pengawal perdana menteri karena kalau dia akan memakai seragam prajurit pengawal p
Senapan mesin itu menyemburkan ribuan peluru hanya dalam waktu beberapa saat saja, peluru-peluru itu mencari sasarannya, mencecar dengan cepat ke arah Jenderal Besar Raven dan teman-temannya.Jenderal Besar Raven melompat ke dalam sebuah gang kecil sehingga dia luput dari tembakan senapan mesin itu tetapi ada 2 anggotanya terbunuh oleh senapan mesin itu, 2 anggota yang sementara membawa RPG, sehingga tidak mampu untuk melompat menjauh dari serangan senjata mesin itu.Melihat itu, hati Jenderal Besar Raven menjadi terluka, dia berteriak-teriak di ujung gang tetapi dia belum bisa maju karena tembakan-tembakan dari senjata mesin itu masih belum berhenti dan terus mengejar ke arah Jenderal Besar Raven dan prajuritnya..Saat ini, Jenderal Besar Raven bahkan tidak tahu nasib Vigo, apakah terkena peluru dari senjata mesin yang terus berdesing itu atau tidak, demikian juga Letnan Doni dan yang lainnya.Jenderal Besar Raven cuma berharap mereka bisa lolos, tidak seperti dua orang prajuritnya y
Hingga suatu saat, Jenderal Besar Raven mendengar suara pin granat dibuka.Tanpa melihat, Jenderal Besar Raven segera tahu dari arah mana suara itu berasal dan dia segera tahu kalau granat itu akan segera dilempar ke arah mana, karena itu, dia segera melompat sangat jauh.Lompatan yang dilakukan Jenderal Besar Raven, mencapai 3 meter, supaya dia bisa jauh keluar dari situ karena granat itu dilemparkan dengan begitu cepat, sehingga dia lebih memilih melompat daripada mengambil benda untuk melempar ke arah granat itu.Terjadi ledakan yang sangat keras di tempat di mana Jenderal Besar Raven berada sebelumnya.Setelah mendarat di posisi baru, Jenderal Besar Raven tidak bisa santai-santai karena sudah ada serangan lain yang datang ke arahnya, serangan dari tembakan senjata api otomatis.Jenderal Besar Raven segera melompat lagi dan karena senjatanya terjatuh saat dia melompat tinggi tadi, maka saat ini Jenderal Besar Raven melompat mengambil sebuah senjata api otomatis yang tergeletak begi
Saat ini, saat Jenderal Besar Raven, Vigo yang diikuti oleh Doni dan beberapa anak buahnya masuk ke dalam ruangan yang penuh asap, ruangan yang sangat besar dan sangat luas, mereka melihat pemandangan yang menakutkan.Jenderal Besar Raven melihat sisa-sisa pasukan wakil Perdana menteri dengan memakai rompi yang dipenuhi bom sedang memegangi beberapa petinggi kepolisian dan pemimpin partai yang pro Jenderal Hernandez.Tinggal ada sekitar 3 orang anggota pasukan pengawal Perdana menteri yang berada dalam ruangan ini dan mereka sudah melepas senjata mereka tetapi mereka memiliki rompi anti peluru yang memiliki bahan peledak yang terlihat sangat menakutkan, mereka mengancam para petinggi militer dengan setiap orang mengancam 5-6 orang petinggi kepolisian dan pemimpin partai pro Jendral Hernandez.Terlihat ketakutan yang amat sangat di wajah para petinggi partai dan kepolisian Pro Jenderal Hernandez ini, mereka tidak berani melarikan diri karena diancam oleh pengawal wakil Perdana menteri,
Wilona menangis menjerit-jerit dan keluar dari mobil saat dia melihat gedung markas utama kepolisian itu hancur.Wilona berlari ke depan markas utama kepolisian, menerobos ribuan orang dengan dikawal oleh Kristoff, Edward dan Vincente.Ada fisarat buruk di hati Wilona apalagi dia tahu kalau Daniel masih berada di gedung itu.Saat Wilona sudah berada di barisan paling depan, Wilona yang masih menjerit-jerit itu langsung dihadapi Jenderal Hernandez.Melihat Hernandez, Wilona jadi agak lega. "Semua selamat, kan? Iya kan, jenderal?" tanya Wilona agak lega saat dia melihat Jenderal Hernandez, Sofia bersama dua anak Jenderal Hernandez yaitu Lauren serta Gerald di sana tapi terlihat Lauren nampak menangis tersedu-sedu.Walaupun tidak mengenal Keluarga Hernandez ini secara langsung, tapi, Wilona banyak mengikuti berita tentang Jenderal Hernandez dan keluarganya ini, apalagi Wilona adalah salah satu pendukung dan pemilih Jenderal Hernandez saat pemilu lalu, jadi dia tahu tentang Jenderal Herna